QUR’ANI
Dosen Pengampu:
M.Taufiq,S.HI.,M.SI
Disusun oleh
AZIZ ALFISYAHRI
NIM. 5180411375
MUH RIZKY SUBARDJO
NIM. 5180411376
RIZKI ANDRE FIRMANSYAH
NIM. 5180411377
FAJAR AJI PAMUNGKAS
NIM. 5180411379
AFIF AULIA NUR
NIM. 5180411380
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
dalam mata pelajaran Agama Islam dengan judul “Membangun Paradigma Qur’ani”.
Akhir kata, penyusun sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk
memperbaiki karya kami selanjutnya.
Penulis
Materi Pembahasan
Pengertian Paradigma Qur’ani
Secara Etimologis kata Paradigma dari bahasa Yunani yang paradigma Qur’ani yang
asal katanya adalah para dan digma. Para mengandung arti “di samping,di sebelah,
dan keadaan lingkungan”. Digma berarti “sudut pandang , teladan, ideal”. Dapat
dikatakan bahwa paradigma Qur’ani adalah cara pandang dan cara berpikir tentang
suatu permasalahan berdasarkan alqur’an karena mengandung gagas yang sempurna
mengenai kehidupan dan dapat dirumuskan menjadi teori-teori yang empiris dan
rasional.
Dalam upaya menguatkan kemuliaan manusia, pada empat bela abad silam,
Al-Quran telah menetapkan hak-hak asasi manusia sebagaimana yang menjadi
“nyanyian” kelompok yang menamakan diri pejuang hak asasi manusia sekarang
ini.hak hak lainya adalah hak hidup: QS Al-An’am/6:151, QS Al-Isra‘/17:33, QS Al-
Ma’idah/5:31 dll.
Dalam sejarah peradaban ada suatu masa yang disebut masa keemasan islam.
Disebut demikian karena umat islam berada dalam puncak kemajuan berbagai aspek
kehidupan (ideologi politik,ekonomi, teknologi, budaya dan pertahanan keamanan).
Faktor faktor yang menyebabkan umat islam bisa berada dalam puncak
kejayaannya dalam waktu yang lama karena umat islam menjadikan Al-Qur’an
sebagai paradigma kehidupan. Al_Quran dihadirkan untuk mengatasi berbagai
masalah kehidupan umat islam pada saat itu.
Aisyah r.a. mengatakan bahwa “akhlak Rasulullah saw adalah alquran”. Ini
berarti perilaku rasulullah saw adalah aktualisasi alquran. Para sahabat menjadikan
rasulullah saw sebagai panutan. Setiap perbuatan yang rasulullah kerjakan maka
merekapun melaksanakannya dan setiap larangan yang rasulullah tinggalkan maka
merekapun meninggalkannya. Dengan demikian patutlah para sahabat adalah sebaik
baiknya generasi.
Tidak sedikit orang berpandangan bahwa untuk maju justru mereka harus
meniggalkan ajaran agama mereka sehingga mereka harus mengembangkan budaya
sekuler dalam segala segi kehidupan. Sementara bagi umat islam,untuk maju tidak
perlu mengambil sekulerisasi, malah sebaliknya, harusberkomitmen terhadap
ajarannya. Mengapa umat islam untuk dapat maju tidak perlu mengambil jalan
sekulerisasi?
Jawabannya tentu saja, pertama, karena ajaran Islam yang sumbernya Al-Quran
danhadis bersifatsyumulartinya mencakup segala aspek kehidupan. Kedua, ajaran
Islam bersifatrasional, artinya sejalan dengan nalar manusia sehingga tidak
bertentangan dengan Iptek.Ketiga, ajaran Islam berkaraktertadarrujartinya bertahap
dalamwurūddanimplementasinya. Keempat, ajaran Islam bersifattaqlilat-
takaalifartinya tidak banyak bebankarena beragama itu memang mudah, dalam arti
untuk melaksanakannya berada dalam batas-batas.
Ciri utama kehidupan modern adalah adanya pembangunan yang berhasil dan
membawa kemajuan, kemakmuran, dan pemerataan. Pembangunan yang
berkesinambungan yang berimplikasi terhadap perubahan pola hidup masyarakat ke
arah kemajuan, dan kesejahteraan itu merupakan bagian dari indikator kehidupan
modern. Nurcholis madjid (2008) menyatakan bahwa tolok ukur pembangunan yang
berhasil adalah sebagai berikut.
1. Tingkat produksi dan pendapatan lebih tinggi.
2. Kemajuan dalam pemerintahan sendiri yang demkratis, mantap, dan sekaligus
tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan dan kehendak-kehendak rakyat
3. Pertumbuhan hubungan sosial yang demokratis, termasuk kebebasan yang luas,
kesempatan-kesempatan untuk pengembangan diri, dan penghormatan kepada
kepribadian individu.
4. Tidak mudah terkena komunisme dan totaliarianisme lainnya, karena alasan-alasan
tersebut.
Seseorang bernama Ismail Razi al-Faruqi menyebutkan bahwa kunci sukses dunia
islam adalah kembali kepada Al-Quran. Langkah-langkahnya sebagai berikut: