DIREKTORAT JENDERAL
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
Daftar Isi
KATA SAMBUTAN
PERDIRJEN KSDAE NOMOR : P.
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENENTUAN AREAL BERNILAI KONSERVASI TINGGI iii
DI LUAR KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
I. PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 3
C. RUANG LINGKUP 3
vi II. BATASAN DAN PENGERTIAN 4
III. JENIS DAN FUNGSI ABKT 6
A. JENIS ABKT 6
B. FUNGSI ABKT 9
C. KATEGORI MASING-MASING ABKT 9
IV. PANDUAN IDENTIFIKASI ABKT 16
A. PRINSIP PENILAIAN DALAM IDENTIFIKASI ABKT 16
B. METODE IDENTIFIKASI ABKT 21
V. PELAPORAN 37
A. PELAPORAN 37
B. FORMAT LAPORAN 37
C. FORMAT RINGKASAN KAJIAN PUBLIK LAPORAN 38
Daftar
DaftarTabel
Isi
Tabel 1. Keterlibatan Para Pihak dalam Penilaian ABKT 19
Tabel 2. Kebutuhan Peta untuk Kepentingan Identifikasi ABKT 23
Tabel 3. Data dan Sumber Data yang Diperlukan untuk Mendukung Penilaian
24
Jasa Ekosistem
Tabel 4. Daftar Indikatif Ekosistem yang Langka atau Terancam di Kalimantan dan Indikasi
32
Kelas RePProT Dimana Ekosistem Tersebut Terdapat
Tabel 5. Daftar Indikatif Ekosistem yang Langka atau Terancam di Sumatera dan Indikasi
34
Kelas RePProT Dimana Ekosistem Tersebut Terdapat
vii
© Anthony Greer
Kawasan konservasi merupakan area khusus yang dialokasikan sebagai
perlindungan lingkungan khususnya keanekaragaman hayati dan sistem
penyangga kehidupan. Kawasan konservasi di Indonesia dipandang masih
belum cukup untuk memberikan ruang perlindungan bagi keanekaragaman
hayati di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya jenis satwa
dan/ atau tumbuhan penting yang masih dapat dijumpai di area non kawasan
konservasi. Menilik fakta di atas, maka pemerintah telah memberikan ruang
perlindungan dan pengelolaan area tersebut sesuai dengan UU Nomor 23
Tahun 2014 yang mengamanatkan adanya perlindungan terhadap ekosistem
penting oleh pemerintah daerah. Salah satu area yang dimaksud dalam dua
terminologi tersebut adalah areal yang bernilai konservasi tinggi (ABKT).
© Danau Sentarum
7. Lansekap atau Bentang Alam adalah mosaik geografis dari
ekosistem-ekosistem atau sub-komponen daripadanya yang
saling berinteraksi dimana susunan secara spasial serta
modus interaksinya mencerminkan pengaruh dari kondisi
geologi, iklim, topografi, tanah, biota dan aktivitas manusia.
8. Masyarakat Lokal adalah sekelompok orang yang telah
tinggal dalam tenggang waktu yang cukup lama di suatu
tempat atau daerah sehingga dapat dipandang sebagai satu
kesatuan dengan lingkungannya.
9. Simpanan Karbon Tinggi adalah area dengan tutupan lahan
hutan yang memiliki cadangan karbon tinggi yang berperan
penting dalam mengendalikan peningkatan emisi.
10. Subsisten adalah kegiatan non komersil dalam pemanfaatan
sumber daya hutan yang bertujuan untuk pemenuhan
kebutuhan untuk konsumsi pribadi dan / atau satu keluarga.
4. Ikan (sebagai sumber protein utama) dan spesies air tawar lainnya
yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal
7. Sumber air yang penting untuk air minum dan sanitasi; dan
15
c. Prinsip Kehati-hatian
18
a. Persiapan Studi
Persiapan studi merupakan kegiatan awal yang terdiri atas pengumpulan
data dan informasi sekunder, analisis terhadap data dan informasi tersebut,
penentuan pendekatan serta metoda yang dipakai dalam melakukan
penilaian terhadap suatu kawasan. Data dan informasi ini meliputi aspek-
aspek fisik kawasan, keanekaragaman hayati, nilai jasa lingkungan, sosial
ekonomi dan budaya masyarakat. Data dan informasi tersebut dapat
diperoleh dari berbagai dokumen, baik dokumen dari pihak perusahaan,
instansi pemerintah, lembaga penelitian, universitas atau lembaga
swadaya masyarakat maupun literatur lainnya yang terkait hasil analisis
peta. Jenis data dan informasi penting yang harus diperoleh adalah sebagai
berikut:
i. Pengumpulan informasi fisik kawasan; Data dan informasi yang
berhubungan dengan fisik kawasan dapat diperoleh dari berbagai
sumber, diantaranya peta-peta, laporan hasil penelitian, dokumen
tentang profil perusahaan, serta laporan lain yang mendukung seperti 21
laporan AMDAL. Adapun peta yang diperlukan antara lain peta biofisik,
peta penyebaran ekosistem dan flora dan fauna, peta administrasi, peta
sosial ekonomi, peta budaya dan bahasa, peta desa/demografi
penduduk, peta administrasi (desa, kecamatan, kabupaten), peta
jaringan jalan, peta daerah aliran sungai (DAS), peta rencana tata
ruang wilayah (RTRWK/P), peta topografi, tutupan lahan serta peta
RePPProT dan tanah (Tabel 2). Data lain yang dibutuhkan adalah data
kampung, iklim dan tanah.
22
© Mongabay Indonesia
23
Tabel 3. Data dan sumber data yang diperlukan untuk mendukung penilaian jasa ekosistem
24
Dari data di atas kemudian dilakukan verifikasi dan analisis data. Verifikasi
dilakukan untuk menguji kebenaran dan keabsahan data dan informasi yang
diperoleh, sedangkan analisis data dilakukan untuk mendapatkan gambaran
umum mengenai area studi dan potensi kawasan bernilai konservasi tinggi
secara tentatif yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam penentuan
metoda pengambilan data di lapangan. Tahapan terakhir dari persiapan studi
adalah pemetaan potensi BKT sementara dan peta lokasi pengambilan data
dengan bantuan SIG (Sistem Informasi Geografi) serta metoda pengambilan
data lapangan seperti pengambilan data untuk flora dan fauna, jasa
lingkungan dan sosial budaya masyarakat.
c. Analisis Data
(c) Area yang Berisi Ekosistem Unik, Langka, Rentan atau Terancam
Terdapat 2 prinsip yang dilakukan dalam analisis ABKT ini, yakni
analisis proxies (penilaian didasarkan atas berbagai ukuran
pendekatan) dan precautionary caution (prinsip pencegahan).
Terdapat beberapa tahapan di dalam analisis ABKT ini, yakni:
29
1. Tentukan tipe ekosistem di dalam wilayah studi.
e. Konsultasi Publik
© Konsultasi Publik
38