Anda di halaman 1dari 12

4.

Focus Group Discussion (FGD)


Focus Group Discussion (FGD) adalah suatu proses pengumpulan
informasi satu masalah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok (Irwanto, 1998). FGD dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 23
Desember 2016 pukul 13.30 WIB di Balai Kelurahan Baran. FGD dihadiri
oleh 43 orang selama (…..) menit. Materi yang menjadi bahan FGD adalah 3
prioritas masalah yaitu ASI Eksklusif, pengelolaan sampah, bahaya perokok
pasif. Dari hasil FGD yang dilaksanakan didapatkan hasil prioritas utama
yaitu Pengelolaan Sampah, namun ada usulan dari key person di Kelurahan
Baran yaitu Ibu Bidan bahwa Asi Eksklusif juga merupakan hal yang penting,
sehingga pada saat kegiatan Intervensi disisipkan materi tentang Asi Ekskusif.
Hal ini sesuai dengan hasil survei yang telah dilakukan tentang ASI Eksklusif
dengan presentase 144 (56.9 %), dan Asi Tidak Eksklusif 105 (43.08 %),
berdasarkan data tersebut hampir 50 % balita di Kelurahan Baran tidak di
berikan Asi Eksklusif sehingga perlu disisipkan materi tentang Asi Eksklusif.
Intervensi pertama dilakukan pada 7 RW dengan sasaran ibu-ibu
Kader. (RW1, RW2, RW3, RW4,RW5, RW6, dan RW7) Kelurahan Baran
yang dilaksanakan pada 27 Desember 2016 pukul 14.00 WIB dengan tema
“Kreasi Sampah Rejeki Nambah”, dengan kegiatan penyuluhan tentang
pengelolaan sampah dan praktek pembuatan pupuk kompos dari sampah
organic rumah tangga serta kerajinan tangan yang berasal dari sampah
anorganik.
Intervensi kedua dilakukan pada tanggal 29 Desember 2016 pukul
09.00 dengan tema “Hidup Sehat Dengan Kreasi Sampah Anorganik dan Asi
Eksklusif” dengan kegiatan senam sehat, penyuluhan dengan Tema Asi
Eksklusif, pengumuman hasil lomba kerajinan tangan dari sampah Anorganik.
5. Penentuan Penyebab Masalah (Diagnosa Perilaku)
Pada tahap selanjutnya adalah menentukan penyebab masalah yang sudah
diprioritaskan, yaitu dengan menggunakan diagnosa prilaku dimana pada
tahap ini mengidentifikasasi secara sistematis praktik kesehatan yang
mempunyai hubungan kausal dengan masalah kesehatan atau masalah yang
ditemukan didalam diagnosa epidemiologi.
Tabel 3.18 Penentuan penyebab masalah prilaku masyarakat dalam
pengelolaan sampah baik faktor perilaku maupun non perilaku di kelurahan
Baran.
Faktor Perilaku Faktor Non Perilaku
Pengelolaan sampak organik dan Pekerja
anorganik
Membuang sampah pada tempatnya Pendidikan yang masih rendah
Cara pengelolaan sampah Kurangnya dukungan dari stake
holder

Langkah selanjutnya adalah memilih faktor prilaku yang lebih mengarah


preventif untuk terjadinya masalah kesehatan yang dprioritaskan. Dari faktor
perilaku yang lebih kearah preventif dianalisa dalam importance (penting) dan
changeability (dapat diubah), sehingga muncul kuadran sebagai berikut.
Tabel 3.19 Aspek dalam importance (penting) dan changeability (dapat
diubah) di Kelurahan Baran.
More importance Less importance
More changeability Pengelolaan sampah Membuang sampah
organik dan anorganik pada tempatnya
Less ahangeability Cara pengelolaan
sampah

Berdasarkan kuadran diatas prilaku yang di intervensi adalah meningkatkan


kesadaran masyarakat tentang pentingnya pentingnya pengelolana sampah
organic dan anorganik sampah rumah tangga. Tahap akhir dari diagnosa
prilaku adalah pengembangan objekctive goals dari prioritas prilaku yang
sudah ditetapkan dengan memperhatikan syarat 4 W (Who, What, Where,
When) dan 1 H (How) serta memperhatikan unsure SMART ( Spesific,
Measurabel, Achievable, Reasonable, Tangible), yaitu sebagai berikut :
a. Who : Seluruh warga Kelurahan Baran
b. What : Pengelolaan sampah organik dan anorganik
c. Where : Kelurahan Baran
d. When : Akhir bulan Desember 2016
e. How much : 75% seluruh Kelurahan Baran melakukan
pengelolaan sampah organik dan anorganik
f. Objectif goal : Pada Akhir bulan Desember 2016 sebanyak 75%
seluruh warga di Kelurahan Baran melakukan
pengelolaan sampah organik dan anorganik
6. Penyusunan Strategi (Diagnosa Pendidikan)
Pada tahap ini mengidentifikasi kondisi-kondisi perilaku dan lingkungan yang
berhubungan dengan status kesehatan dengan memperhatikan faktor-faktor
penyebabnya, mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat yang harus diubah
untuk kelangsungan perubahan perilaku.
Faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku adalah :
a. Faktor predisposing adalah faktor yang mempermudah dan mendasari
untuk terjadinya perilaku tertentu.
b. Faktor enabling adalah faktor yang memungkinkan untuk terjadinya
perilaku tertentu.
c. Faktor reinforcing adalah faktor yang memperkuat untuk terjadinya
perilaku tertentu.

Gambar 3.2 faktor yang mempengaruhi ibu tidak melakukan pengelolaan


sampah rumah tangga.
Faktor Predisposing

1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk


memilah sampah organic dan anorganik
rumah tangga.
2. Rendahnya pengetahuan tentang
pemilahan sampah organic dan
anorganik rumah tangga
3. Persepsi individu tentang sampah

Faktor Enabling
Perilaku Pengelolaan
1. Ketersediaan tempat sampah organic
Sampah
dan anorganik.

Faktor Reinforcing

1. Kurangnya peran stake holder dalam


mempromosikan sampah organic dan
anorganik.

Sumber : Modifikasi L. W. Green (1980)


Tabel 3.20 faktor yang paling dominan dan perlu ditangani (Priority Among
Categories ) Kelurahan Baran tahun 2016

Nama Faktor
Predisposing Enabling Reinforcing
Anik
Doni
Mala
Nani
Triyani
Ulya
Umi
Jumlah

Kriteria nilai untuk faktor penentu diatas adalah:

1. Sangat tidak berperan


2. Tidak berperan
3. Kurang berperan
4. Berperan
5. Sangat berperan

Berdasarkan penentuan priority among category didapatkan faktor yang paling


dominan dan perlu diprbaiki lebih dahulu adalah faktor predisposing yaitu:

1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah organic dan


anorganik rumah tangga.
2. Rendahnya pengetahuan tentang pemilahan sampah organic dan anorganik
rumah tangga yang benar.
Menentukan faktor yang diprioritaskan untuk diintervensi (priority within
category ) dengan menganalisa melalui “importance” dan “changeability”.

Tabel 3.21 Aspek importance dan changeability pada priority within categories di
Kelurahan Baran tahun 2016

More important
Less important
More changeable Kurangnya pengetahuan -
tentang pemilahan sampah
organic dan anorganik
rumah tangga yang benar
Less changeable Kurangnya kesadaran -
masyarakat untuk memilah
sampah organik dan
anorganik rumah tangga

Berdasarkan kriteria diatas faktor predisposisi yang akan diintervensi adalah


kurangnya pengetahuan tentang pemilahan sampah organik dan anorganik rumah
tangga dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah organik dan
anorganik rumah tangga.

Penentuan Objective Goals

Objective goals dari diagnosis pendidikan dengan yang memenuhi syarat 4 W (Who,
What, Where, When) dan 1 H ( How) serta memperhatikan unsure SMART(Specific,
Measurable, Achievable, Reasonable, Tangiable) yaitu sebagai berikut :

a. Who : Ibu-ibu Kader


b. What : Pengetahuan tentang pengelolaan sampah organik dan anorganik
c. Where : Kelurahan Baran Kecamatan Ambarawa
d. When : Akhir bulan Desember 2016
e. How Much :75% Ibu mengetahui tentang pentingnya sampah organik dan
anorganik
Objective goal : Pada akhir bulan Desember 2016 sebanyak 75% Ibu-ibu di
Kelurahan Baran meningkat pengetahuannnya tentang pengelolaan sampah
organic dan anorganik

7. Penyusunan Rencana Strategi Dan Operasional


Merupakan fase dimana metode-metode yang akan digunakan/dipilih.
Pemilihan metode ini, tergantung pada objective goals yang telah dibuat pada
fase diagnosa pendidikan .

Tabel 3.22 Metode Rencana dan Strategi Operasional Intervensi di Kelurahan


Baran
No Metode Sasaran Materi Pelaksana Media Tempat
1. Ceramah Ibu-ibu 1. Pengertian 1. Nani Booklet Balai
sampah Septiratn Keluraha
2. Jenis asari n Baran
sampah 2. Doni
3. Pengelolaa Yogasap
n sampah utra
Upaya 3. Umi Nur
pengelolaa Fadhillah
n sampah
2. Pembagi Ibu-ibu Langkah- 1. Mala Booklet Balai
an langkah dalam Ulfiati Keluraha
Booklet pengelolaan 2. Triyani n Baran
sampah yang 3. Rosidah
benar Ayu
Mayangs
ari
3. Tanya Ibu-ibu Langkah- 1. Nani Booklet Balai
jawab langkah dalam Septiratn Keluraha
pengelolaan asari n Baran
sampah yang 2. Fany
benar Kurniaw
ati

Tabel 3.23 Metode Rencana dan Strategi Operasional Intervensi di Kelurahan


Baran
No Metode Sasaran Materi Pelaksana Media Tempat
1. Ceramah Ibu-ibu 1. Pengertian 1. Anik leaflet Balai
ASI Yuliyanti Kelurahan
2. Jenis ASI 2. Nani Baran
3. Kandungan Septi
Nutrisi dalam Ratnasari
ASI
4. Manfaat ASI
5. Alasan
pemberian
ASI segera
setelah Bayi
Lahir
6. Keunggulan
ASI
Eksklusif
dibandingkan
Susu
Formula
7. Upaya
memperbany
ak ASI
8. Makanan
untuk
memperbany
ak ASI
9. Mitos-mitos
seputar
pemberian
ASI
10. Cara
penyimpanan
ASI
2. Tanya Ibu-ibu Seputar ASI 1. Anik leaflet Balai
jawab Yuliyanti Kelurahan
Baran

6. Diagnosa Administrasi
Untuk dapat mencapai hal tersebut diatas perlu dilakukan tahap-tahap analisa
sebagai berikut:
a. Within Program Analysis
Kegiatan pendidikan kesehatan masyarkat (PKM) untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pengelolaan sampah di Keluraha Baran.
Intervensi tersebut diletakkan pada program Praktek Pengalaman
Belajar Lapangan oleh mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran. Pendanaan yang digunakan berasal dari subsidi kampus dan
swadaya mahasiswa.
b. Within Organisational Analysis
Kegiatan bisa dilakukan kerjasama lintas program yang ada, pada
kegiatan PKM ini dapat dilakukan oleh program pengabdian
masyarakat oleh Program Studi Kesehatan Masyarakat.
c. Inter Organizational Analysis
Kegiatan yang bisa dilakukan dengan sector lain, baik sector
pemerintah maupun non pemerintah. Kegiatan PKM perlu
mengadakan kerja sama dengan sector lain yaoitu :
1. Puskesmas ambarawa
2. Perangkat desa
3. Kader posyandu

Setelah menganalisis ketiga tahap tersebut kemudian di buat rencana


jadwal kegiatan intervensi dengan menetapkan jenis dan urutan
kegiatan serta rencana intervensi. Jenis dan urutan Kegiatan (Pert
Analysiis):

2. Alokasi waktu
Alokasi waktu menurut…..
Table 3.24 Alokasi waktu kegiatan Praktek Pengalaman Belajar Lapangan di
Kelurahan Baran
Minggu pertama Minggu kedua Minggu ketiga Minggu keempat
1. Pengambilan 1. Pengelolaan 1. FGD 1. Pelaksanana
data dan Analisis 2. Dinas di Intervensi
2. Pembuatan Data Puskesmas dan 2. Penarikan
rencana 2. Pembuatan di Kelurahan
kegiatan Problem
3. Penyuluhan di Solving Cycle
Posyandu, 3. Dinas di
Dasawisma Puskesmas
3. Jadwal kegiatan
Pembuatan jadwal kegiatan dilakukan dengan memperhatikan :
a. Kegiatan
b. Sasaran
c. Pelaksanaan
d. Waktu Pelaksanaan
e. Tempat Kegiatan
f. Indicator Keberhasilan

Table 3.25 Jadwal Kegiatan Intervensi tentang pengelolaan sampah di


Kelurahan Baran tahun 2016

No Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Indikator


Keberhasilan
1. Ceramah Ibu-ibu Selasa,27 Balai 75% Peserta
desember Kelurahan yang datang
2016 Baran berpartisiipasi
Jam 14.00- aktif dalam
15.30 kegiatan
penyuluhan
2. Pembagian Ibu-ibu Selasa,27 Balai 75% Peserta
Booklet desember Kelurahan yang datang
2016 Baran berpartisiipasi
Jam 14.00- aktif dalam
15.30 kegiatan
penyuluhan
3. Tanya jawab Ibu-ibu Selasa,27 Balai 90% peserta
desember Kelurahan yang datang
2016 Baran berpartisipasi
Jam 14.00-
15.30
4. Evaluasi Pelaksana Sebelum Balai 75% peserta
dan sesudah Kelurahan yang
kegiatan Baran diundang
hadir

Anda mungkin juga menyukai