Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan dan dapat menyusun makalah tentang “Perencanaan Promosi Kesehatan di
Kampung Pelangi”. Guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Elida Ulfiana,
S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pengampu yang telah membimbing kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik membangun yang ditujukan demi kesempurnan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
REFERENSI.............................................................................................................................12
iii
BAB I ANALISA DATA
Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan umum dari sosialisi pengolahan sampah adalah untuk memberikan informasi
kepada individu, keluarga, maupun kelompok di Kampung pelangi, Sidoarjo tentang
pengolahan sampah agar tercipta lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman serta
lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut.
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang pengolahan sampah.
iv
b. Meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dengan menjaga kebersihan
lingkungannya.
c. Mengembangkan upaya kebersihan dan kesehatan pada lingkungan
masyarakat.
d. Mengetahui jenis-jenis sampah dan pencemarannya terhadap lingkungan.
e. Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mendaur ulang sampah.
Sasaran
Kebersihan lingkungan menjadi hal yang sangat penting dan tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia. Menjaga kebersihan lingkungan diartikan sama dengan menciptakan
lingkungan yang sehat dan bersih atau terbebas dari kotoran, seperti sampah. Sampah
menjadi salah satu permasalahan yang paling sering ditemui di Indonesia. Jumlah penduduk
yang begitu besar menghasilkan timbulan sampah yang besar pula. Oleh karena itu, menjaga
kebersihan lingkungan sangatlah berguna untuk kita semua karena dapat menciptakan
kehidupan yang aman, bersih, sejuk dan sehat.
1. Terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan dari lingkungan yang tidak sehat.
2. Lingkungan menjadi lebih sejuk, sehat, dan indah.
3. Terbebas dari polusi udara.
4. Air menjadi lebih bersih dan aman untuk di minum.
5. Lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.
Salah satu cara menjaga kebersihan lingkungan adalah dengan mengolah sampah secara
efektif, yaitu:
v
Memisahkan antara sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun)
1) Sampah Organik
Sampah organik basah memiliki kandungan air yang tinggi, contohnya adalah
sisa sayuran, kulit buah, daging, dan sisa makanan. Sedangkan sampah
organik kering memiliki kandungan air yang relatif lebih sedikit, contohnya
adalah kayu, ranting pohon, dedaunan kering, jerami,
2) Sampah Anorganik
Sampah Anorganik adalah sampah yang tidak bisa terurai oleh proses biologi.
Sampah ini dapat terurai secara alami namun dalam waktu yang sangat lama.
Jenis-jenis sampah anorganik diantaranya adalah plastik, puntung rokok,
sterofoam, alumunium, kantung plastik, dan lainnya.
3) Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Sampah B3 meengandung bahan berbahaya dan beracun. Selain itu, juga
memiliki karakteristik muda meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, infeksius, dan bersifat korosif. Jenis-jenis sampah B3 diantaranya
baterai bekas, pestisida, hairspray, deterjen, pembersih lantai, jarum suntik,
dan lainnya.
vi
kamu tidak suka berkebun, kamu tetap bisa menyumbangkan kompos
kepada organisasi yang bergerak di bidang perkebunan, nantinya
sampah-sampah ini akan lebih bermanfaat
2. Pengolahan sampah anorganik
Sampah anorganik biasanya berupa botol, kertas, plastik, kaleng, dan lain-
lain. Sifatnya sukar diurai oleh mikroorganisme, sehingga akan bertahan lama
menjadi sampah. Untuk mengatasi masalah sampah anorganik, dapat
dilakukan dengan metode 3R, yaitu:
Reduce (Mengurangi Penggunaan)
Mengurangi sampah bisa dilakukan, yaitu dengan menerapkan pola
hidup sederhana dimana selalu memperhatikan hal-hal berikut:
1) Menentukan prioritas sebelum membeli barang.
2) Mengurangi atau menghindari konsumsi/penggunaan barang
yang tidak dapat didaur ulang oleh alam.
3) Membeli produk yang tahan lama.
4) Menggunakan produk selama mungkin, tidak terlalu menganut
mode.
Reuse (Menggunakan Kembali)
Menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai juga
merupakan salah satu perilaku yang menguntungkan, baik secara
ekonomis maupun ekologis, misalnya botol minuman, sirup dan alat
elektronik. Sampah alat elektronik bisa dijual kepada tukang barang
bekas ataupun toko servis alat-alat elektronik, karena memang
biasanya terdapat komponen yang masih layak untuk digunakan.
Recycle (Mendaur Ulang)
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Material
yang dapat didaur ulang di antaranya:
1) Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi; baik yang
putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca
yang tebal.
2) Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus
kecuali kertas yang berlapis (minyak atau plastik).
vii
3) Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue,
rangka meja, besi rangka beton.
4) Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jerigen, ember.
3. Pengolahan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah bahan berbahaya dan beracun atau yang disingkat dengan B3,
diartikan sebagai sisa atau limbah yang dihasilkan dari proses produksi dengan
kandungan bahan berbahaya dan beracun karena memiliki jumlah dan
konsentrasi toxicity, reactivity, flammability dan corrosivity yang mampu
mencemari dan merusak lingkungan, serta membahayakan kesehatan manusia
(BAPEDAL, 1995). Karena keberadaannya yang mengancam ekosistem di
sekitarnya, limbah B3 harus ditangani dengan tepat agar tidak merusak dan
membahayakan.
Melalui metode kimia, akan terjadi beberapa proses seperti stabilisasi atau
solidifikasi, reduksi—oksidasi, absorpsi, prolisa, penukaran ion, pengendapan,
elektrolisasi, dan netralisasi.
viii
Secara keseluruhan, pengelolaan limbah B3 secara fisik dan kimia yang paling
umum digunakan adalah stabilisasi atau solidifikasi. Sebuah proses yang
memungkinkan terjadinya perubahan sifat kimia dan bentuk fisik melalui tambahan
senyawa pereaksi atau bahan peningkat tertentu yang bisa digunakan untuk
membatasi dan memperkecil pelarutan, penyebaran kadar atau daya racun limbah.
Proses ini biasanya ditemukan pada bahan seperti termoplastik, kapur (CaOH2), serta
semen.
• Kebutuhan lahan
• Mampu menjadi solusi penanganan limbah B3 tanpa dampak yang berbahaya bagi
lingkungan
Selain dikelola dengan 3 cara di atas, limbah B3 juga bisa dibuang di tempat dan metode
tertentu, seperti yang akan dijabarkan dalam penjelasan di bawah ini.
1. Kolam Penyimpanan
ix
Khusus untuk limbah B3 jenis cair, kolam diperbolehkan sebagai tempat untuk
menampungnya. Asalkan telah diberikan lapisan pelindung yang berfungsi untuk
mencegah adanya perembesan limbah. Saat limbah cair mulai menguap, akan diikuti
dengan senyawa B3 yang terkonsentrasi lalu menjadi endapan di dasar. Proses ini
adalah titik lemahnya karena bisa memakan lahan akibat limbah yang terus tertimbun.
Sehingga, rawan terjadi kebocoran pada lapisan pelindung kolam yang diikuti dengan
penguapan senyawa B3 dan mengakibatkan pencemaran udara.
Secara teori, kinerja pembuangan limbah pada sumur injeksi akan membuatnya
terperangkap di dalam lapisan dan meminimalisir resiko pencemaran tanah dan air.
Karena adanya proses pompa limbah melalui pipa yang dialirkan ke lapisan batuan di
bawah air tanah dalam dan dangkal Tapi, tetap ada resiko yang mungkin terjadi yaitu
bocor atau korosi pada pipa (lapisan batuan pecah) yang diakibatkan oleh gempa dan
membuat limbah akan merembes ke lapisan luar tanah.
Limbah B3 akan dimasukkan ke dalam tong atau drum yang dikubur ke dalam
landfill khusus. Dilengkapi dengan berbagai peralatan moditoring guna mengontrol
dan mengawasi kondisi limbah B3. Karena penanganannya yang ekstra khusus ini,
membuang limbah di landfill membutuhkan biaya operasi tinggi. Tapi jika dilakukan
dengan tepat, hasilnya sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Meski pada
akhirnya limbah akan terus menumpuk dan tidak bisa dijadikan sebagai solusi untuk
jangka panjang.
Metode ini dipakai untuk mengurangi volume 90% dan massa limbah 75 % yang
membutuhkan pengawasan ketat selama proses berlangsung untuk memastikan tidak
terjadi pencemaran udara akibat pembakaran gas beracun.
x
2) Chemical Conditioning
Metode ini bertujuan untuk:
1. Mendestruksi senyawa atau organisme pathogen,
2. Memastikan keamanan lumur yang dilepas dapat diterima dengan baik di
lingkungan,
3. Lumpur memiliki kandungan senyawa organik yang harus distabilkan,
4. Mereduksi volume,
5. Memanfaatkan efek samping yang dihasilkan karena punya nilai ekonomi (gas
methane).
3) Solidification atau Stabilization
Stabilisasi yaitu proses mencampur limbah dan bahan aditif yang berfungsi untuk
mengurangi laju migrasi dari bahan pencemar pada limbah, serta sebagai upaya untuk
mengurangi jumlah racun di dalamnya. Solidifikasi yaitu proses memadatkan bahan
berbahaya melalui penambahan aditif. Kedua hal tersebut sangat berkaitan dan
seringkali disamakan artinya. Berdasarkan mekanismenya, kedua proses di atas
diklasifikasikan menjadi 6 golongan sebagai berikut.
3. Precipitation
xi
4.1 Metode Promosi Kesehatan
Metode dalam promosi kesehatan yang kita gunakan adalah pemasangan poster di
sekitar lingkungan tersebut. Disini metode poster sangat mempermudah pemahaman
masyarakat karena tentu saja dalam poster pesan yang disajikan begitu singkat dan mudah
dipahami, yang mana poster tersebut nantinya akan ditempelkan pada sudut-sudut jalan
lingkungan tersebut, dan juga di sekitar tempat pembuangan sampah, agar ketika masyarakat
yang hendak membuang sampah dapat membaca dan juga memahami pentingnya membuang
sampah pada tempatnya.
Selain dengan metode poster, metode penyuluhan kepada masyarakat harus kita galakkan
dengan memberikan informasi terkait pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan juga
pendekatan kepada masyarakat agar kita dapat memantau dan memberikan ajaran kepada
mereka bagaimana kita mengolah sampah yang masih dapat di daur ulang, tetapi juga kita
mengajari tentang pola hidup sehat dan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan nyaman.
Metode penyuluhan ini kita dapat lakukan dengan cara online, yaitu dengan mengupload
poster tersebut di akun media sosial kita, seperti instagram, whatsapp, dan lainnya.
Media yang kita gunakan dalam promosi kesehatan ini adalah poster. Kita memilih poster
karena media ini dinilai dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman masyarakat
terhadap pesan yang disajikan serta dilengkapi gambar yang unik dengan warna yang
menarik sehingga membuat masyarakat lebih tertarik untuk melihat dan membacanya. Selain
itu, pembuatan poster juga terbilang mudah dan bentuknya yang sederhana membuat media
ini mudah ditempatkan dimanapun. Meskipun mengandung pesan yang disajikan dengan
tulisan, poster tidak membuat masyarakat tidak mengerti karena tulisan yang disajikan
menggunakan kalimat yang singkat, jelas, dan mudah dipahami.
xii
BAB V PERENCANAAN EVALUASI
xiii
sampah pelangi gerobak pengumpulan
sampah)
- Identifikasi kepatuhan
warga dalam
pengelolaan sampah
- Identifikasi petugas
kebersihan dalam
melaksanakan
tugasnya
REFERENSI
xiv
BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_6_PENGELO
LAAN_SAMPAH.pdf&ved=2ahUKEwix54CNmMzsAhU28HMBHcWVCMsQFjADegQIB
BAB&usg=AOvVaw1A-spQzmtmYk0RWjUlrUY5 pada tanggal 24 Oktober 2020.
xv