Makalah Proses Pembuatan NaOH
Makalah Proses Pembuatan NaOH
1. Latar Belakang
Natrium, seperti unsur radioaktif lainnya, tidak pernah ditemukan tersendiri di alam.
Natrium adalah logam keperak-perakan yang lembut dan mengapung di atas air. Tergantung pada
jumlah oksida dan logam yang terkekspos pada air, natrium dapat terbakar secara spontanitas.
Lazimnya unsur ini tidak terbakar pada suhu dibawah 115 derajat Celcius
Dalam sebuah industri, khususnya industri kimia kaustik soda atau NaOH memiliki
peranan yang sangat penting dalam proses produksi. Dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air
minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia.
Kostik soda juga di kenal dengan NaOH merupakan basa kuat, natrium hidroksida murni
berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%.
Ciri ciri fisik nya adalah: Δ H° -44.45 kJ / mol. Pada suhu 12,3-61,8 ° C, mengkristal di monohidrat,
dengan titik lebur 65,1 ° C dan densitas 1,829 g / cm 3. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas, sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika
dilarutkan dan juga larut dalam etanol dan metanol, tetapi tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-
polar lainnya.
1. Garam
2. Air
3. Listrik
b. Proses pembuatan NaOH melalui beberapa tahap, yaitu:
Garam (97,7%) dilarutkan bersama air proses dan garam lemah recycle pada suhu 90,6°C ke
dalam tangki pencampur untuk mendapatkan larutan garam konsentrasi 27%. Larutan garam jenuh
keluar dari tangki pencampur memiliki suhu 67,1°C memasuki tangki pengendap, suhu operasi yang
baik untuk pengendapan adalah diatas 60°C.
Larutan garam dari tangki pencampur memasuki tangki pengendap untuk diendapkan
pengotornya, diantaranya CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2 menggunakan Na2CO3 dan NaOH
dengan reaksi sebagai berikut:
Reagen dan pengotor bereaksi membentuk endapan dan dikeluarkan dari dasar tangki.
Pemberian reagen dilakukan dengan kadar berlebih untuk mendapatkan hasil yang optimum.
Pemberian reagen NaOH dilakukan dengan excess 0,01 g NaOH per liter larutan garam, untuk
Na2CO3 0,15 g per liter larutan garam. Pada kondisi ini ion Ca2+ yang bereaksi 88,6% dan ion Mg2+
67,6%. Sekitar 60% dari pengotor yang mengendap keluar dari bagian bawah tangki pengendap,
sedangkan larutan lainya keluar dari bagian atas menuju ke filter.
Filtrasi (Penyaringan)
Selama proses sedimentasi, masih terdapat ion-ion yang masih lolos sehingga diperlukan
perlakuan lebih lanjut dengan melewatkanya pada resin penukar ion. Reaksi penukaran ion yang
terjadi adalah:
Proses diatas terjadi secara reversible sehingga bila resin sudah jenuh, atau tidak bisa
menangkap atau mengikat ion mineral positif/negative, bisa diregenerasi kembali. Regenerasi
dilakukan dengan mereaksikan kembali resin dengan asam-basa yaitu NaOH dan H2SO4 sehingga ion
mineral positif yang sudah terikat di resin akan terlepas lagi. Reaksi regenerasi sebagai berikut:
Proses yang terjadi dalam unit ini adalah kation dan anion yang terlarut dalam air umpan akan
terserap oleh resin secara bersama-sama. Indikasinya adalah apabila konduktivitas rendah berarti
padatan atau mineral yang terlarut di dalamnya juga rendah.
2. Proses Utama
Penambahan HCl dilakukan untuk mengurangi terjadinya pembentukan chlorate pada sel
elektrolisa, larutan masuk anoda diasamkan hingga ph 4.
Elektrolisa
Larutan keluar dari resin penukar ion sebelum memasuki sel elektrolisa dipanaskan terlebih
dahulu hingga suhu 87°C dengan steam. Pada proses elektrolisa menggunakan anoda dan katoda yang
dialiri arus DC(direct current) sebagai sumber energy. Elektrolisa ini menggunakan nikel sebagai sel
katoda dan titanium sebagai sel anoda. Reaksi utama yang terjadi dalam elektrolisa :
Pada elektrolisa ini juga terjadi berbagai reaksi samping. Reaksi samping yang terjadi yaitu
pembentukan Chlorate (NaClO3) reaksi pembentukan chlorate :
Perpindahan ion yang terjadi dalam elektrolisa juga tidak sempurna, sekitar 5% ion Cl- lolos
menuju katoda, dan sekitar 5% ion OH- lolos menuju anoda, membentuk NaOH dan kemudian
membentuk chlorate.
Reaksi samping lain yang terjadi adalah sebagian dari H2O di anoda juga teroksidasi dengan reaksi:
H2O → 2H+ + O2 + 2e
Reaksi ini menghasilkan gas O2 yang akan keluar dari bagian atas anoda, dan ion H+ yang
akan menuju ke katoda, kemudian ion H+ bereaksi dengan OH- manjadi H2O (back mixing).
3. Finishing
Evaporasi
NaOH 32% yang keluar dari sel elektrolisa memasuki evaporator untuk dipekatkan menjadi
50% NaOH. NaOH di evaporasi menggunakan steam sehingga NaOH 50% keluar memiliki suhu
144°C. NaOH 50% kemudian didinginkan melalui beberapa tahap pendinginan, pertama ditukarkan
panasnya dengan feed katoda sehingga suhunya menjadi 110,7°C, larutan ini kemudian didinginkan
kembali menggunakan air pendingin hingga suhunya mencapai 45°C dan ditampung ke dalam tangki
penampung.
3. Flow Sheet Pembuatan NaOH
Natrium Hidroksida
Sifat
bahruddin,2003
othmer,2000
Elliot,1999