Oleh
Denny Alexander Immanuel Paat
19202109006
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan pertolongannya yang telah
memberikan saya kekuatan dan kemampuan sehingga dalam penyusunan konsep proposan ini
dapat selesai dengan begitu baik.
Penulisan tugas ini bertujuan sebagai prasyarat untuk menyelesaikan mata kuliah Metode
Penelitian dan Statistika Lanjut Semester I di Teknik Sipil Program Pasca Sarjana Universitas
Sam Ratulangi Manado, dengan judul “Pemerataan Sumber Daya Proyek“ .
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalam penulisan yang
disebabkan karena terbatasnya kemampuan penulis, untuk itu masukan berupa saran dan
perbaikan sangat penulis harapkan untuk lebih baiknya tulisan ini dan semoga tulisan ini akan
bermanfaat bagi kita sekalian.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Pembatasan masalah ...................................................................... 3
1.4 Tujuan Penulisan ........................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Dasar .................................................................................... 4
2.2 Sumber Daya ................................................................................. 4
2.3 Pemerataan Sumber Daya .............................................................. 8
2.4 Elemen-elemen Penting Dalam Pemerataan Sumber Daya ........... 8
2.5 Contoh ............................................................................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
PERENCANAAN PENGORGANISA
MANAJEME
PLANNING SIAN
KEGIATAN
PROYEK
FUNGSI
ORGANIZING
N
PELAKSANAAN PENGENDALIAN
ACTUATING CONTROLLING
MANAJEMEN MANAJEMEN
AREA MANAJEMEN
BIAYA SUMBER
DAYA
MANAJEMEN MANAJEMEN
PROYEK
MUTU LINGKUNGAN
MANAJEMEN MANAJEMEN
WAKTU RISIKO
MANAJEMEN MANAJEMEN
K3 SISTIM
INFORMASI
KINERJA PROYEK
EFEKTIVITAS FUNGSI/K3
EFISIENSI BIAYA
KETEPATAN
WAKTU/FUNGSI
JAMINAN MUTU
Sehingga manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk
memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Menurut Schwalbe (2000,p4), proyek ialah usaha temporer yang dilakukan untuk
menyelesaikan suatu tujuan yang unik.
2
Dapat mengendalikan dan merencanakan komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis
pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ini akan dibahas Manajemen Pemerataan Sumber Daya dalam suatu
proyek
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.2 Uang
Uang merupakan sumber daya sangat penting dalam manajemen proyek.
Ketidakcukupan uang, sulit untuk mengharapkan penyelenggaraan manajemen proyek
sesuai dengan ikatan kontrak yang disepakati antara para pihak yang menandatangani
perjanjian kontrak. Seluruh kegiatan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi pada seluruh
kelompok yang terlibat, memerlukan biaya yang besarnya telah disepakati di dalam surat
perjanjian kontrak. Jika terjadi ketidaksepakatan (dispute) dalam pelaksanaan pekerjaan,
4
biasanya berdampak pada “nilai uang” yang harus disepakati, dokumen kontrak telah
mengatur tata cara penyelesaian hukum yang harus ditempuh.
Uang sangat penting karena seluruh kegiatan pekerjaan konstruksi memerlukan
pembiayaan, menyangkut : rekruitmen manusia (tenaga kerja); penggunaan jasa tenaga
kerja (tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga non skill); penggunaan peralatan (alat-alat berat
maupun alat-alat laboratorium); pembelian bahan dan material, pengolahan bahan dan
material, baik bagi kelompok pengguna jasa maupun penyedia jasa. Jadi pengertian
“uang” di dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi (civil works) bukan semata-mata
untuk pembiayaan pelaksanaan konstruksi oleh kontraktor, tetapi juga termasuk biaya
yang harus dikeluarkan untuk konsultan perencana, konsultan pengawas dan untuk
pengguna jasa dalam suatu kurun waktu yang telah disepakati.
2.2.3 Peralatan
Peralatan dalam pekerjaan konstruksi diartikan sebagai alat lapangan (alat berat),
peralatan laboratorium, peralatan kantor (misalnya computer), dan peralatan lainnya.
Dengan menggunakan peralatan yang sesuai sasaran pekerjaan dapat dicapai dengan
ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah
dipersyaratkan.
5
Tabel 2.1. Jenis peralatan dan penggunaannya
6
Tabel 2.2. Jenis Pengujian dan Alat yang digunakan
2.2.3 Bahan
Bahan diartikan sebagai bahan baku natural maupun melalui pengolahan, dan
setelah diproses ditetapkan menjadi item pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam
dokumen kontrak. Bahan baku (tanah, batu, aspal, semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan
olahan (agregat, adukan beton, pofil baja dll.) merupakan sumber daya yang harus
diperhitungkan secara cermat, karena pengaruhnya di dalam perhitungan biaya pekerjaan
konstruksi sangat besar. Oleh karena itu lokasi bahan baku perlu secara cermat ditetapkan
berdasar jarak dan volume yang tersedia, memenuhi syarat menjadi bahan olahan. Survai
untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku perlu dilakukan, guna mendapatkan data
7
akurat sebagai masukan bagi kontraktor dalam menyiapkan penawaran, maupun pada
tahap pelaksanaan pekerjaan.
8
2.4.2 Metode Critical Path Method (CPM) atau Lintasan Kritis
Pada metode Critical Path Method (CPM) dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur
yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu
terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian terpendek. Jalur kritis ini terdiri dari
rangkaian kegiatan kritis dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir
proyek. Dengan Penggunaan CPM maka kita akan mendapatkan dimana jalur-jalur
kegiatan nonkritis yang mempuyai float sebagai jangkauan resource leveling.
2.4.3 Float
Float didefinisikan sebagai sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan
sehingga memungkinkan kegiatan tersebut dapat ditunda atau diperlambat secara sengaja
atau tidak disengaja. Tetapi, penundaan tersebut tidak menyebabkan proyek menjadi
terlambat. Float dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
- Total float : sejumlah waktu yang tersedia untuk terlambat atau diperlambatnya
pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi selesainya proyek secara
keseluruhan.
- Free Float : sejumlah waktu yang tersedia untuk terlambat atau diperlambatnya
pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi dimulainya kegiatan yang
langsung mengikutinya.
Dalam metode Resource Leveling sangat dipengaruhi oleh ketersediaan float
dalam suatu kegiatan dimana waktu Float dapat diisi suatu kegiatan setelah dipindahkan
waktu pelaksanaanya.
2.5. Contoh
2.5.1. Penyajian grafis.
Pemerataan sumber daya dengan CPM dapat dikerjakan dengan cara grafis.
Pertama – tama membuat koordinat y dan x, pada y dicantumkan sumber daya, misalnya
9
tenaga kerja, sedangkan sumbu x menunjukan kurun waktu. Dicari jalur kritis dan float
jaringan kerja dan proyek yang diteliti, kemudian komponen – komponen kegiatan proyek
digambarkan pada koordinat yang telah disiapkan. Komponen kegiatan non kritis diatur
dengan menggeser – geser ( sebatas float yang tersedia ) dan mengusahakan untuk tidak
terjadi fluktuasi yang tajam.
f=3h
2 5
a=6h (35) g=3h
(5)
(20)
b=3h e=3h
1 4 6
(15) (15)
c=3h
d=3h
(15)
(10)
3
Keterangan:
: garis kritis
: garis non kritis (tersedia float)
10
Gambar 2.1. Proyek terdiri dari 7 pekerjaan dalam diagram CPM
Jaringan kerja ini digambarkan dengan skala waktu dan memakai ES ( Early
Start ) Untuk tiap kegiatan, sehingga akan diperoleh seperti gambar 2.2.
1 a 2 f 5 g
(20) (35) (5)
1 b 4 e 6
(15) (float) (15) (float)
1 c 3 d
(15) (10) (float)
0 2 4 6 8 10 12
Skala waktu (hari)
Gambar 2.2. Jaringan kerja berskala waktu untuk proyek gbr. 2.1
11
70
60
Batas Jumlah tenaga kerja
50
b e
40
30 c
d
20 f
10 a
g
0
0 2 4 6 8 10 12
Skala waktu (hari)
Gambar 2.3. Susunan Pekerjaan sebelum dilakukan Resource Leveling
Hasil pemaparan pertama menunjukan terjadinya keadaan naik turun yang tajam
( setelah hari ke – 3 terjadi penurunan sejumlah 20 dari total perencanaan 50 tenaga kerja
atau 40 persen yang berlangsung 3 hari kemudian, naik lagi sebesar 40 persen ). Hal ini
diperbaiki dengan menggeser kegiatan – kegiatan b, d, dan e yang dimungkinkan karena
memiliki float – float sebesar didaftar tersebut seperti pada gambar 2.4. Dengan demikian,
keperluan tenaga kerja lebih merata dan tidak terjadi fluktuasi secara tajam juga kita dapat
mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan sampai 35 pekerja dari total 50 pekerja yang
direncanakan sehingga dapat mengurangi biaya pengeluaran pada kegiatan proyek.
70
60
Jumlah tenaga kerja sebelum leveling
50
-(15)
40 Jumlah tenaga kerja sesudah leveling
30 c b
e
20 f
10 a d
g
0
0 2 4 6 8 10 12
Skala waktu (hari)
Gambar 2.4. Susunan Pekerjaan Setelah dilakukan Resource Leveling.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Dari hasil Resource Leveling yang dilakukan pada Contoh aplikasi melalui ilustrasi
grafis, Kita mendapatkan hasil yang lebih efisien dalam penggunaan sumber daya
pekerja, selain jadwal alokasinya lebih merata, juga kita dapat menghemat biaya
tenaga kerja, dimana yang awalnya jumlah total pekerja 50 orang dapat dikurangi
menjadi 30 orang.
2. Dalam Penyusunan jadwal proyek, pemakaian sumber daya secara efisien
menjadi faktor yang wajib. Dimana dengan mengatur ulang Pemakaian sumber
daya yang terlalu berfluktuatif menjadi merata akan berdampak pada optimalisasi
keuangan proyek sehingga menyebabkan penghematan biaya lembur, biaya
mobilisasi peralatan dan efisiensi penggunaan kapasitas peralatan. Yaitu dengan
langkah-langkah metode Resource Leveling.
3. Metode Resource Leveling atau pemerataan sumber daya adalah dengan cara
mengatur kembali kegiatan non kritis pada kegiatan dengan cara mendistribusikan
durasi kegiatan pada beberapa waktu-waktu yang mungkin berbeda sebatas float
atau waktu senggang yang tersedia.
4. Resource Leveling selain dapat lebih meratakan penggunaan tenaga kerja pada
jadwal kegiatan proyek, dapat juga mencari nilai paling efektif dalam penggunaan
sumber daya serta mencegah adanya Overlocated atau kelebihan sumber daya
dari standard sumber daya yang tersedia.
13
DAFTAR PUSTAKA
14