Anda di halaman 1dari 4

MODUL 11 SPEKTROFOTOMETRI:

PENGUKURAN KADAR FE DALAM AIR RUMAH TANGGA

1. PENDAHULUAN

Spektrofotometri sinar tampak merupakan metoda analisis kuantitatif yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis pada suatu lajur sampel pada panjang gelombang sinar
tampak (400-800 nm). Kuantifikasi konsentrasi analit didasarkan atas interaksi serapan analit dengan
cahaya yang ditransmisikan melewati sampel tersebut (Gambar 1) . Prinsip kuantifikasi dilakukan
menurut Hukum Lambert-Beer berikut: “Jika suatu cahaya dengan kekuatan Po dilewatkan secara
tegak lurus ke sebuah balok/bidang ruang yang memiliki ketebalan b dan mengandung n partikel
pengasorbsi, maka kekuatan cahaya menurun menjadi P.”

Gambar 1. Interaksi Serapan Analit

Secara matematis, Hukum Lambert-Beer dinyatakan sebagai berikut:

dengan

P : Intensitas cahaya awal


Po : Intensitas cahaya setelah melewati sampel
T : Tranmisi (cahaya yang diteruskan, T = P/P o)
A : Absorbansi (cahaya yang diserap, A = - Log T)
a : Koefisien absorbtivitas (M-1 cm-1) atau (ppm-1 cm-1)
b : Tebal media/kuvet (cm)
c : Konsentrasi analit (ppm atau M)

2. PERALATAN SPEKTROFOTOMETER

Pada dasarnya bagian-bagian utama dari spektrofotometer (Gambar 2) adalah


(1) Sumber cahaya yang memiliki pancaran energi yang stabil dengan intensitas tinggi.
(2) Monokromator yang terdiri atas prisma, kisi difraksi, celah optis, dan filter yang secara berturut
berfungsi untuk mendispersikan radiasi polikromatis agar diperoleh resolusi yang baik,
mendispersikan sebaran sinar secara merata, mengarahkan sinar monokromatis yang
diharapkan, dan menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan merupakan
cahaya dengan panjang gelombang yang diatur.

1/4
(3) Sel sampel yang berfungsi menampung sampel dan dapat meneruskan energi cahaya pada
darerah spektral yang diatur.
(4) Detektor yang berfungsi untuk menerima dan mencatat intensitas sinar setelah melewati sel
sampel.
Hubungan ke-empat komponen utama tersebut dapat dilihat pada rangkaian alat dalam Gambar 2.

Gambar2. Diagram skematik prinsip kerja spektrofotometer

3. TUJUAN PERCOBAAN

Setiap kelompok praktikan diberi tiga cuplikan (sampel) air dari beragam sumber dan diminta untuk
menentukan secara kuantitatif kadar besi dari cuplikan yang diberikan tersebut.

4. PERCOBAAN

Kadar besi dalam air tanah dapat ditentukan dengan menggunakan metode spektrofotometer sinar
tampak. Ion besi (II) akan membuat larutan berwarna merah ketika direaksikan dengan 1,10-
fenantrolin. Pembentukan warna ini terjadi karena terbentuknya senyawa kompleks antar besi dan
fenantrolin menurut reaksi berikut:

2/4
Metode ini dapat digunakan untuk menguantifikasi secara akurat larutan yang mengandung besi
sebanyak 5 ppm atau kurang.

Jika ion besi (III) yang terdapat dalam larutan, seluruh ion besi (III) harus direduksi menjadi besi (II)
sebelum reaksi pembentukan kompleks. Hal ini bisa dilakukuan dengan mereaksikan ion besi (III)
dengan hidroksilaminklorida sebagai berikut:

Langkah percobaan diatur sebagai berikut:

A. Pembuatan Larutan untuk Kurva Baku ([Fe(II)]: 0,1,2,3,4,5 ppm)


1. Siapkan larutan standar 100 ppm Fe (II) sebanyak 25 ml. Larutan Na-asetat 0,2 M,
larutan hidroksilaminklorida 10%, dan larutan fenantroilin 0,25% disediakan.
2. Ambil sejumlah larutan baku Fe(II) 100 ppm dengan pipet ukur sesuai dengan
konsentrasi larutan baku yang hendak diukur absorbansinya. Masukkan larutan baku
tersebut ke dalam labu ukur 10 ml. Tambahkan satu tetes larutan Na-asetat 0,2 M, 0,5
ml larutan larutan hidroksilaminklorida 10%, 0,5 ml larutan fenantrolin 0,25% ke dalam
labu takar. Kemudian larutan di dalam labu takar ditambahkan air demin sampai dengan
tanda batas.
3. Lakukan langkah diatas untuk penyiapan seluruh larutan baku yang digunakan dalam
pembuatan kurva baku.
B. Preparasi Sampel
1. Anda akan menerima tiga sampel air rumah tangga dengan konsentrasi kadar besi yang
berbeda.
2. Ambillah sejumlah 2,5 ml sampel air dengan pipet volum/ukur dan masukkan dalam labu
takar 10 ml.
3. Tambahkan satu tetes larutan Na-asetat 0,2 M, 0,5 ml larutan larutan
hidroksilaminklorida 10%, 0,5 ml larutan fenantrolin 0,25% ditambahkan ke dalam labu
takar. Kemudian larutan di dalam labu takar ditambahkan air demin sampai dengan
tanda batas.
4. Lakukan langkah serupa untuk preparasi sampel lainnya.
C. Penentuan Panjang Gelombang Kerja
1. Cara pengoperasian alat spektrofotometer dapat dibaca pada dokumen Working
Instruction Peralatan yang tersedia di Lab.
2. Evaluasilan panjang gelombang operasi spektrofotometer sampel anda dari rentang 490-
520 nm.
3. Anda dapat memilih satu dari larutan baku atau sampel Anda untuk penentuan panjang
gelombang maksimum. Catatlah absorbansi yang terukur dari setiap sampel. Setiap kali
berganti panjang gelombang, setiap pengukuran harus diawali dengan pengukuran
menggunakan larutan blanko.
Panjang gelombang Absorbansi
490
495
500
505
510
515
520

3/4
4. Dari hasil pengukuran ini, pilihlah satu panjang gelombang kerja yang akan Anda
gunakan dalam pengukuran larutan baku dan larutan standar.

D. Pengukuran absorbansi larutan baku dan sampel


1. Atur panjang gelombang kerja sesuai dengan hasil yang anda peroleh pada Tahap C.
2. Ukurlah absorbansi larutan baku dan sampel dengan spektrofotometer. Lakukan
pengukuran absorbansi secara duplo untuk setiap larutan.
Larutan Absorbansi
1 2
Blanko
Baku 1 (Fe 1 ppm)
Baku 2 (Fe 2 ppm)
Baku 3 (Fe 3 ppm)
Baku 4 (Fe 4 ppm)
Baku 5(Fe 5 ppm)
Sampel A
Sampel B
Sampel C

5. PENGOLAHAN DATA
A. Buatlah kurva baku yang menunjukkan relasi konsentrasi Fe (x) dan absorbansi (y). Lakukanlah
teknik regresi linear untuk mendapatkan persamaan matematika absorbansi sebagai fungsi dari
konsentrasi Fe.
B. Tentukan konsentrasi besi pada sampel A, B, dan C berdasarkan absorbansi terukur dengan
kurva baku yang telah dipersiapkan.

4/4

Anda mungkin juga menyukai