I. Pendahuluan
Seperti kita ketahui bahwa proses pencairan gas alam di kilang PT. Badak – NGL
adalah dengan cara mendinginkan gas umpan hingga mencapai temperatur sekitar
-150C. Untuk itu perlu adanya media pendingin agar proses pencairan gas tersebut
dapat berjalan dengan baik. Sistem pendingin yang digunakan di Plant 4 ini ada dua (2)
yaitu : Propane Refrigerant dan Multi Component Refrigerant (MCR).
Untuk memperoleh pendingin yang sesuai dengan kebutuhan proses maka tiap-
tiap sistem, baik itu pendingin propane maupun MCR harus melalui siklus yang
berlangsung secara tertutup dan terus-menerus. Siklus tersebut adalah kompresi,
kondensasi dan evaporasi.
Selanjutnya penjelasan akan dibagi berdasarkan komponen atau sistem
pendinginnya, yaitu :
A. Sistem Pendinginan Propane (Propane Refrigeration System)
B. Sistem Pendinginan MCR (MCR Refrigeration System)
1
4. Mendinginkan Produksi LPG Propane dan LPG Buthane di 3E-12 & 3E-13
sebelum dikirim ke Plant 15 (Storage & Loading Section).
Sistem pendinginan Propane merupakan sistem pendinginan dengan siklus
tertutup dimana propane melalui beberapa siklus seperti evaporasi, kompresi (4K-1)
untuk menaikkan tekanannya, setelah itu uap propane panas didinginkan dan di
kondensasi (4E-1A/B & 4E-2A~F) dengan media pendingin air laut kemudian kembali
ke siklus evaporasi ,kompresi ,kondensasi dan begitu seterusnya.
2
gas yang berasal dari 4C-1 juga untuk menerima uap propane dari 4E-10 dan
4E-7 dan untuk mendistribusikan propane cair ke 4E-8 dan 4E-12.
3
propane uap sebelum propane cairnya dialirkan ke dalam Feed Low Level
Propane Evaporator (4E-13).
4
Merupakan suatu alat penukar panas tipe Kettle dengan Shell & Tube dengan
media pendingin berupa propane cair pada bagian shell. Berfungsi untuk
mendinginkan Multi Component Refrigerant (MCR) tahap kedua dari suhu
18C menjadi sekitar -6C.
5
mengkondensasikan steam sisa yang telah digunakan untuk menggerakkan
turbine.
6
dialirkan melalui kontrol valve 4HV-35 ke Propane High Level K.O Pot atau yang sering
disebut juga sebagai 4K-1 Propane Compressor 3rd Stage Suction Drum (4C-12) untuk
dipisahkan lagi antara propane cair dan uap propane sebelum uapnya ditarik oleh
kompresor pendingin propane 4K-1 pada tingkat 3. Tekanannya sekitar 7 kg/cm2
dengan temperatur 16C.
Propane cair dari 4C-2 didistribusikan ke MCR Medium Level Propane
Evaporator (4E-8) melalui kontrol valve 4LV-10 dan ke Feed Medium Level Propane
Evaporator (4E-12) melalui kontrol valve 4LV-6.
Cairan propane yang masuk ke dalam evaporator 4E-8 pada bagian shell
digunakan untuk pendinginan MCR tahap kedua yang masuk pada bagian tube dengan
suhu 18C menjadi sekitar -6C. Karena terjadi pertukaran panas maka sebagian
besar propane cair akan menguap. Uap ini kemudian dialirkan ke Medium Level
Propane Flash Drum (4C-3) melalui kontrol valve 4HV-34, sedangkan propane yang
tidak teruapkan sebagian akan dialirkan ke 4E-9 Propane Flash Drum (4C-19) melalui
kontrol valve 4LV-12.
Cairan propane yang masuk ke 4C-19 ini kemudian diflashkan agar terpisah lagi
fase cair dan fase uap. Selanjutnya cairan propane dari bagian bawah 4C-19 dialirkan
ke MCR Low Level Propane Evaporator (4E-9) pada bagian shell untuk mendinginkan
MCR keluaran 4E-8 dari temperatur sekitar -6C menjadi sekitar -34C sebelum masuk
ke High Pressure MCR Separator (5C-1) di Plant 5. Karena terjadi pertukaran panas di
4E-9 antara MCR dan cairan propane maka sebagian besar propane cair akan
menguap. Uap ini kemudian dialirkan bersama-sama dengan uap yang berasal dari
puncak 4C-19 ke Low Level Propane Flash Drum (4C-4).
Cairan propane yang masuk ke dalam evaporator 4E-12 pada bagian shell
digunakan untuk mendinginkan gas umpan keluaran dari Mercury Removal After Filter
(2Y-1B) di Plant 2 dengan suhu sekitar 19.5C menjadi sekitar -5C sebelum
dikondensasikan di 4E-13. Karena terjadi pertukaran panas maka sebagian besar
propane cair akan menguap. Uap ini kemudian dialirkan ke Medium Level Propane
Flash Drum (4C-3), sedangkan propane yang tidak teruapkan sebagian akan dialirkan
ke 4E-13 Propane Flash Drum (4C-20) melalui kontrol valve 4LV-5, ke 4E-14 Propane
Flash Drum (4C-21) melalui kontrol valve 4LV-7, ke Fractionation Area Propane
Refrigeration Drum (3C-10) melalui kontrol valve 3LV-8 dan sebagian lagi ke 4C-5.
Uap Propane yang berasal dari 4E-8 dan 4E-12 dialirkan melalui kontrol valve
4HV-34 ke Medium Level Propane Flash Drum atau yang sering disebut sebagai 4K-1
7
Propane Compressor 2nd Stage Suction Drum (4C-3) agar cairan propane dan uapnya
dapat dipisahkan sebelum uap propane tersebut diisap oleh kompresor pendingin
propane 4K-1 pada tingkat 2.
Cairan Propane yang masuk ke 4C-20 kemudian terpisah lagi antara fase uap
dan cairannya, dimana cairan propane akan dialirkan ke Feed Low Level Propane
Evaporator (4E-13) pada bagian shell untuk mendinginkan gas umpan keluaran Feed
Medium Level Propane Evaporator (4E-12) dari temperatur -6C menjadi sekitar -28C
sebelum masuk ke Scrub Colum (3C-1). Karena terjadi pertukaran panas di 4E-13 maka
sebagian besar propane cair akan menguap. Uap ini kemudian dialirkan ke Low Level
Propane Flash Drum (4C-4) bersama-sama dengan uap propane yang berasal dari
puncak 4C-20.
Cairan Propane yang masuk ke 4C-21 kemudian dipisahkan lebih lanjut antara
fase cair dan uapnya. Propane cair dari bagian bawah 4C-21 ini dialirkan ke Scrub
Column Overhead Condenser (4E-14) pada bagian shell untuk mendinginkan dan
mengkondensasikan gas umpan keluaran puncak Scrub Column (3C-1) agar HC berat
dapat terkondensasi dan dipisahkan lebih lanjut di 3C-2. Karena terjadi pertukaran
panas di 4E-14 maka sebagian besar propane cair akan menguap. Uap ini kemudian
dialirkan ke Low Level Propane Flash Drum (4C-4) bersama-sama dengan uap propane
yang berasal dari puncak 4C-21.
Uap propane yang berasal dari evaporator 4E-9, 4E-13, 4E-14 dan flash drum
4C-19, 4C-20, 4C-21 serta uap propane dari 3C-10 kemudian dialirkan melalui kontrol
valve 4HV-2 untuk dipisahkan lebih lanjut di Low Level Propane Flash Drum (4C-4) atau
sering disebut sebagai 4K-1 Propane Compressor 1st Stage Suction Drum antara fase
cair dan uap dari propane sebelum uap propane tersebut diisap oleh kompresor
pendingin porpane pada tingkat 1.
8
B. MCR REFRIGERATION SYSTEM
I. Gambaran Umum
Sistem pendinginan MCR (Multi Component Refrigerant) adalah sistem
pendinginan dengan menggunakan campuran beberapa komponen sebagai media
pendingin. Komposisi dari MCR ini sendiri adalah :
1. Nitrogen (N2) = 3.0 ~ 3.5 %Mol
2. Methane (C1) = 40 ~ 45 %Mol
3. Ethane (C2) = 48 ~ 50 %Mol
4. Propane (C3) = 5.0 ~ 8.0 %Mol
MCR ini sendiri didinginkan oleh pendingin propane (propane refrigerant) di tiga (3) buah
MCR Evaporator sebelum dialirkan ke 5C-1 untuk digunakan sebagai pendingin gas
umpan (feed gas) di dalam Main Heat Exchanger (5E-1) pada Plant 5.
Sama halnya dengan propane refrigerant system, maka di sistem pendingin
MCR ini juga melalui beberapa siklus, yaitu :
a. Siklus Evaporasi Terjadi di Main Heat Exchanger (5E-1) karena MCR
mengambil panas dari gas umpan yang masuk MHE sehingga MCR akan
menguap sedangkan gas umpan akan dingin dan terkondensasi/mencair.
b. Siklus Kompresi Terjadi di dua (2) unit kompresor MCR yang bekerja secara
seri sehingga memperoleh tekanan MCR yang mencukupi untuk dicairkan di
dalam MCR Evaporator.
c. Siklus Kondensasi Siklus kondensasi MCR terjadi di beberapa tempat dengan
media pendingin yang berbeda pula, yaitu di :
4E-5A/B dan 4E-6A/B dengan media pendingin berupa air laut (cooling
water).
4E-7/8/9 dengan media pendingin berupa propane cair.
Siklus ini merupakan siklus tertutup dan akan berlangsung terus-menerus.
Walaupun secara teoritis siklus tertutup berarti bahwa tidak ada refrigerant yang
terbuang/hilang namun kenyataannya kehilangan MCR refrigerant dalam sistem selalu
ada, maka perlu dilakukan make-up MCR refrigerant dengan komposisi masing-masing
komponen sesuai dengan kondisi operasi yang sedang berlangsung. Kehilangan MCR
refrigerant ini bisa melalui bocoran di kontrol-kontrol valve, seal kompresor MCR dan
lain-lainnya.
9
II. Peralatan, Kode dan Fungsinya
1. MCR 1st Stage Compressor (4K-2)
Merupakan kompresor sentrifugal dengan penggerak steam turbine, operating
speed sekitar 4500 RPM, critical speed 2600 RPM, BHP 26.7 MW. Berfungsi
untuk menaikkan tekanan uap MCR yang berasal dari puncak 4C-7 dari tekanan
sekitar 3.5 kg/cm2 (50 psig) menjadi sekitar 15.5 kg/cm2 (220 psig).
2. MCR 1st Stage Compressor Turbine Driver (4KT-2)
Merupakan penggerak utama kompresor 4K-2, jenis Steam Condensing Turbine
yang menggunakan HP Steam (steam 850#).
3. MCR 1st Stage Suction Drum (4C-7)
Adalah sebuah bejana tegak, dengan tinggi 4.572 m, berdiameter 7.620 m,
tekanan desain 4.2 kg/cm2 (60 psig). Berfungsi memisahkan uap MCR dari fase
cairnya sebelum uap MCR ditarik oleh kompresor 4K-2.
4. MCR Compressor Inter Coller (4E-5A/B)
Merupakan suatu alat penukar panas tipe Shell & Tube yang menggunakan
media pendingin berupa air laut (cooling water) pada bagian tube. Berfungsi
untuk mendinginkan uap MCR yang keluar dari discharge 4K-2.
5. MCR 2nd Stage Compressor (4K-3)
Merupakan kompresor sentrifugal dengan penggerak steam turbine, operating
speed 4500 RPM, BHP 26.7 MW. Berfungsi untuk menaikkan lagi tekanan dari
uap MCR keluaran kompresor 4K-2 dari tekanan sekitar 15.5 kg/cm2 (220 psig)
menjadi 48 kg/cm2 (680 psig), agar MCR lebih mudah untuk terkondensasi
pada temperatur yang lebih tinggi.
6. MCR 2nd Stage Compressor Turbine Driver (4KT-3)
Merupakan penggerak utama kompresor 4K-3, jenis Steam Condensing Turbine
yang menggunakan HP Steam (steam 850#).
7. MCR 2nd Stage Suction Drum (4C-8)
Adalah sebuah bejana vertikal, dengan tinggi 4.572 m, berdiameter 5.029 m,
tekanan desain 28.1 kg/cm2 (400 psig). Berfungsi untuk memisahkan cairan dan
fase uap dari MCR sebelum uapnya ditarik oleh kompresor 4K-3.
8. MCR Compressor After Cooler (4E-6A/B)
10
Merupakan suatu alat penukar panas tipe Shell & Tube yang menggunkan air
laut (cooling water) sebagai media pendingin pada bagian tube. Berfungsi untuk
mendinginkan uap MCR keluaran dari kompresor 4K-3.
11
Peralatan lain yang masih berhubungan dengan sistem pendingin MCR yang berada di
Plant 4. Peralatan tersebut yaitu :
12
halnya dengan 4C-7, maka di 4C-8 ini juga dipasang pengaman untuk menjaga tekanan
berlebih dalam vessel berupa Pressure Safety Valve, yaitu 4PSV-25A~E dengan set
point 28.1 kg/cm2 untuk 4PSV-25A/B/C/E dan set point 27.8 kg/cm2 untuk 4PSV-25D.
Pada kondisi normal tekanan operasi di dalam 4C-8 berkisar antara 14.5 ~ 15 kg/cm2
dengan temperatur 34C.
Uap MCR dari puncak 4C-8 kemudian ditarik oleh kompresor 4K-3 sebagai
kompresor MCR tingkat kedua untuk menaikkan tekanannya hingga sekitar 48 ~ 50
kg/cm2 dengan temperatur discharge 120C. Untuk menjaga tekanan di pipa
discharge kompresor 4K-3 sebelum masuk ke after cooler 4E-6A/B maka dipasang
pengaman berupa Pressure Safety Valve yaitu 4PSV-27A~G dengan set point 56.2
kg/cm2 untuk 4PSV-27F/G, 57.6 kg/cm2 untuk 4PSV-27C/D/E dan set point 59.07
kg/cm2 untuk 4PSV-27A/B. Sebagian uap MCR keluaran kompresor 4K-3 dapat
dialirkan kembali ke 4C-8 sebagai recycle kompresor 4K-3 melalui kontrol valve 4UV-54
bila tekanan turun atau flow discharge rendah.
Setelah keluar dari after cooler 4E-6A/B dengan temperatur sekitar 34C, maka
uap MCR akan dialirkan ke tiga (3) buah MCR Evaporator melalui kontrol valve 4HV-10
untuk didinginkan dan dikondensasikan. Rangkaian evaporator ini disusun secara seri
sehingga proses pendinginan dan kondensasi MCR ini berlangsung secara bertahap.
Tahap awal pendinginan MCR adalah di MCR High Level Propane Evaporator
(4E-7). Disini MCR diinginkan dari suhu sekitar 34C menjadi 18~19C, dengan
menggunakan media pendingin berupa propane pada bagian shell, sedangkan uap
MCR pada bagian tube. Setelah keluar dari 4E-7, maka uap MCR dialirkan ke MCR
Medium Level Propane Evaporator (4E-8). Disini MCR juga didinginkan oleh media
pendingin berupa propane cair pada bagian shell sedangkan MCR dilewatkan pada
bagian tube hingga mencapai temperatur sekitar -6C. Tahap akhir pendinginan MCR ini
terjadi di MCR Low Level Propane Evaporator (4E-9) dengan media pendingin berupa
propane cair pada bagian shell dan MCR uap dilewatkan bagian tube. Suhu akhir
keluaran 4E-9 adalah sekitar -34C dan menyebabkan sebagian MCR sudah mencair.
Selanjutnya MCR yang menjadi dua (2) fase ini dialirkan ke High Pressure MCR
Separator (5C-1) untuk dipisahkan. MCR yang cair umumnya berasal dari komponen
MCR fraksi berat (berada pada bagian dasar 5C-1), sedangkan yang tidak mencair
(uap) merupakan komponen MCR fraksi ringan (berada pada bagian atas). Dari 5C-1
inilah kemudian baik MCR cair maupun uap dialirkan ke Main Heat Exchanger (5E-1)
untuk digunakan sebagai media pendingin (refrigerant) untuk mencairkan gas alam.
13
Karena di 5E-1 MCR digunakan untuk mendinginkan gas alam, maka terjadi
pertukaran panas antara MCR dan gas alam, dimana MCR menerima panas dari gas
alam, sehingga MCR keluaran dari 5E-1 ini akan berupa uap, dan selanjutnya akan
dikembalikan lagi untuk siklus kompresi dan seterusnya.
14