Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm.

36-46

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA MALFORMASI ARTERI VENA (AVM ) SEREBRAL

DIAGNOSIS AND MANAGEMENT CEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION (AVM ):


A Case Report

Windi M1, Sekplin S2, Gilbert T2

sinapsunsrat@gmail.com

1Resident, Departement of Neurology, Prof R D Kandou Hospital, Manado, Indonesia


2Staff, Departement of Neurology, Prof R D Kandou Hospital, Manado, Indonesia

ABSTRAK
Malformasi arteri – vena serebral ( AVM ) merupakan suatu kelainan pembuluh darah, terjadi karena kekusutan
antara arteri, vena dan pembuluh darah kapiler, sehingga terjadi gangguan aliran darah dan merupakan suatu
prediksi untuk terjadinya perdarahan intrakranial. Sering pada laki-laki usia muda. AVM sering muncul dengan
klinis nyeri kepala, kejang, defisit neurologi dan perdarahan intrakranial. Diagnosis pasti AVM dengan melakukan
Digital substraction angiography (DSA).

Kata Kunci: AVM, DSA, Angioarchitecture

ABSTRACT
Central nervous system arteriovenous malformation (AVM) is a vascular malformation of the brain and involves
entanglement of veins and arteries without an intervening capillary bed. Affecting predominantly young male
patients, AVM presents with different clinical manifestations namely headache, seizures, neurological deficit and
intracranial haemorrhage. The gold standart for AVM is digital subtraction angiography.

Keywords: AVM, DSA, Angioarchitecture

PENDAHULUAN Laporan Kasus


Tahun 1996 McCormick, Russell and Laki-laki usia 35 tahun dengan keluhan utama
Rubenstein mendeskripsikan 4 tipe malformasi rasa baal pada telapak tangan kanan sejak 4
dari vaskularisasi. Klasifikasi tersebut tahun dan semakin memberat. Nyeri kepala
berdasarkan gambaran histopatologi: dirasakan seperti berdenyut dan tidak memberat.
arteriovenous malformation (AVM), venous Riwayat Kejang juga ditemukan. Tekanan darah
angioma, cavernous malformation, and : 150/90mmHg, pemeriksaan neurologi dalam
capillary telangiectasia. Peneliti beranggapan batas normal. Laboratorium lengkap normal,
bahwa AVM merupakan malformasi Anti HIV nonreaktif, PT 1,03x, APTT 0,87x,
embriogenik saat perkembangan janin.Berikut INR 1.05, HbsAg non reaktif, elektrokardiografi
kami laporkan sebuah kasus yang diduga faktor normal, electroencephalograpy (EEG) disfungsi
embriogenik. kortikal fokal frontal kiri. Dilakukan
pemeriksaan MRI kepala tanpa dan dengan
kontras dan Digital Subtraction Angiography

36
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm. 36-46

(DSA). Saat rawat jalan pasien diberi terapi


dengan fenitoin 3x100mg, asam folat 2x1tab dan
Amlodipine 1x10mg dan Valsartan 1x80mg.

Gambar 1. Pemeriksaan imejing MRI otak polos tampak adanya suatu perifokal edema di sekitar
(A dan B) dan dengan pemberian kontras lesi. Tidak nampak adanya suatu pergeseran
Gadolinium (C). Pada MRI otak sekuens T1 midline. Pada MRI otak dengan pemberian
(Gambar 1A) menunjukkan adanya suatu lesi kontras (gambar 1C) tampak adanya
hipointens yang homogen di gyrus post sentralis penyangatan kontras sehingga lesi homogen di
kiri berukuran besar. Pada sekuens T2 (Gambar T1 menjadi lesi yang heterogen. Gambaran MRI
1 B) menunjukkan lesi yang hipodens di T1 otak ini menunjukkan suatu gambaran
tetap hipodens dengan adanya suatu gambaran malformasi arteri-vena di gyrus post sentralis
“flow-voids” di dalam lesi tersebut. Tidak

37
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm. 36-46

Gambar 2. Pemeriksaan angiografi serebral Gambar 2C dan 2D merupakan


DSA. Gambar 2A dan 2B merupakan angiografi angiografi arteri vertebralis kiri dengan proyeksi
arteri karotis interna kanan dengan proyeksi antero-posterior (2C) dan proyeksi lateral (2D).
antero-posterior (2A) dan proyeksi lateral (2B). Tampak sirkulasi pada vertebrobasilar baik
Tampak adanya aliran ke kontralateral melalui dengan adanya suatu opasifikasi dari malformasi
arteri komunikans anterior. Tampak adanya arteri-vena yang menerima suplai dari arteri
suplai ke lesi malformasi vaskular oleh arteri serebri anterior kiri (tanda panah putus-putus)
serebri anterior kiri (tanda panah) oleh arteri melalui arteri komunikans posterior kiri (tanda
parasentralis (cabang dari arteri panah).
callosomarginal), dan cabang distal dari arteri
pericallosal.

38
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm. 36-46

Gambar 2E merupakan angiografi arteri dengan tidak tampak adanya suatu suplai ke lesi
karotis eksterna kiri dengan proyeksi lateral, malformasi arteri-vena.

Gambar 3. Angiografi arteri karotis interna kiri didominasi oleh komponen fistulous. Gambar
dengan proyeksi lateral (A-D) dan proyeksi 3C merupakan fase akhir dari arteri. Tampak
lateral (E-F). Angioarsitektur pada lesi adanya kemunculan dari pembuangan vena.
malformasi vascular tampak lesi dengan tipe Gambaran ini menunjukkan aliran yang tinggi
sulcal-gyral berukuran besar di gyrus post dengan komponen fistulous dari nidus. Pada
sentralis kiri yang beraliran tinggi dengan suplai system pembuangan vena melibatkan vena
utama oleh arteri postsentralis kiri cabang dari kortikal superfisial yang bermuara pada sinus
arteri serebri media kiri (anak panah pada sagitalis superior (tanda panah putus-putus).
gambar 3A). Gambar 3A dan 3B menunjukkan Tampak pula adanya suatu vena yang
angiografi fase arteri. Tampak nidus (tanda mengalami ectasia pada segmen proksimal dari
panah) yang muncul sesaat injeksi kontras system pembuangan vena (tanda panah).
dilakukan. Tampak pula adanya dilatasi dari Gambar 3D dan 3F menunjukkan angiografi fase
suplai utama pembuluh darah ke lesi malformasi vena. Tampak adanya penyaluran yang dominan
vascular (tanda anak panah). Morfologi nidus ke sinus tranversus kanan (tanda anak panah
yang muncul merupakan fistulo-plexiform yang putus-putus) dengan adanya bendungan vena

39
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm. 36-46

kortikal di sisi kiri. Gambar 3E menunjukkan (vascular endothelial growth factor). Dalam satu
adanya suatu steal phenomenon ke lesi studi mengatakan, istilah date of presentation
malformasi vascular yang nampak dari (DOP) adalah waktu mulai munculnya gejala
berkurangnya opasifikasi arteri serebri anterior klinis awal yang dihubungkan dengan riwayat
kiri (tanda panah) jika dibandingkan dengan perjalanan klinik (natural history) serta resiko
angiografi arteri karotis interna kanan (Gambar terapi AVM2,5.
2A). Tampak pula berkurangnya opasifikasi dari Studi membuktikan hanya sekitar 8-12%
teritori arteri serebri media kiri (tanda panah). yang memberikan gejala. Kejang merupakan
gejala klinis yang sering muncul, sekitar 15-53%
PEMBAHASAN pasien dengan AVM. Gejala kedua yang sering
Malformasi arteri – vena biasanya merupakan muncul adalah nyeri kepala, kadang disertai
penyebab perdarahan intrakranial pada orang dengan gejala berupa migren dengan atau tanpa
yang berumur kurang dari 35 tahun, laki – laki aura.2
dan perempuan memiliki angka kejadian yang Penegakan diagnosis AVM berdasarkan
sama. AVM terjadi pada 1,3 per 100.000 orang klinis dan pemeriksaan neuroimaging seperti
dewasa per tahun. Sampai saat ini belum computed tomography (CT), magnetic
diketahui secara pasti etiologi dari AVM. Studi resonance imaging (MRI), beserta pemeriksaan
untuk mengetahui etiologi AVM juga masih angiografi berupa CT Angiography (CTA), MR-
sangat terbatas. Pada saat terjadi proses Angiografi, dan DSA. Digital substraction
embriogenesis, terjadi kelainan sistem vena angiography (DSA) menjadi standar emas dalam
serebrovaskular, seperti oklusi vena,stenosis penegakan diagnosis dan merencanakan suatu
atau agenesis. Jika keadaan ini terjadi terapi dengan metode endovaskular3
mengakibatkan hipertensi vena dan berpotensi Angioarsitektur AVM serebral sangat
timbulnya AVM. Hipertensi vena kronis penting dan berperan dalam menentukan
mengakibatkan tekanan intraluminal yang perjalanan penyakit. dan tatalaksana.
meningkat, pengurangan perfusi jaringan dan Angioarsitektur tersebut meliputi:1). Lokasi dan
terjadi iskemik jaringan sehingga terjadi proses ukuran, 2). Drainase Vena , 3). Suplai arteri,
angiogenesis yang melibatkan mediator- yaitu Feeding Arteries.dan Aneurism
mediator inflamasi, mengaktifkan VEGF

40
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm. 36-46

Gambar 4. Ukuran AVM dengan posisi A-P (anteroposterior) dan lateral pada cerebral
angiography25

Gambar 5.A.Drainase vena superfisial dan profunda;B,Drainage vena


periventrikuler;C,Drainase vena superfisial multipel;D, Venous ectasia dan stenosis dan
E, Aliran masuk dan aliran keluar vena retrograde.25

41
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm. 36-46

Gambar .6 A.Distal flow-related aneurysm; C, nidal aneurysm;D, proximal flow


related aneurysm; and E, non–flow-related aneurysm2

42
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm. 36-46

Pemeriksaaan penunjang dibutuhkan pada aneurisma;lokasi bisa jauh dari AVM, di feeding
kasus - kasus kecurigaan AVM. Pemeriksaan artery maupun nidus ), feeding artery, ada atau
brain computed tomography (CT) , magnetic tidakanya obstruksi outflow vena, dan pola
resonance imaging (MRI), Magnetic Resonance drainage vena. Dengan mengetahui morfologi
angiography (MRA), computed tomography AVM dapat memutuskan jenis terapi apa yang
angiography (CTA ) dan digital subtraction sebaiknya diberikan.17,18
angiography (DSA ) memiliki keunggulan Tujuan utama penatalaksanaan AVM
masing-masing. Brain CT merupakan untuk mencegah terjadinya perdarahan,
pemeriksaan penunjang yang sangat baik pada mengontrol kejang dan mencegah adanya defisit
kasus-kasus kedaruratan untuk menidentifikasi neurologi progresif lainnya serta meningkatkan
perdarahan akut. Tetapi pada CT Scan tidak kelangsungan hidup dengan morbiditas paling
dapat mengggambarkan secara spesifik struktur rendah. Meskipun demikian resiko terapi
AVM. Dengan MRI kepala, AVM serebri konservatif versus tindakan invasif juga perlu
tampak sebagai massa ireguler/globoid yang bisa dipertimbangkan. Dari beberapa studi acak,
ditemukan pada hemisfer atau batang otak. penatalaksanaan AVM dengan partial treatment
AVM akan terlihat pada T1, T2 weight, FLAIR justru tidak bermanfaat, justru akan
dengan gambaran berupa “flow voids” dari meningkatkan resiko perdarahan.21,22 Kadang-
feeding arteries, aneurisma intranidal atau kadang partial treatment sangat bermanfaat pada
drainase vena. Dengan MRA mengidentifikasi kasus : 1. Ukuran AVM yang besar (giant AVM)
AVM dengan ukuran diameterer <1 cm, namun dengan faktor resiko aneurisma
tidak dapat menujukkan morfologi dengan intranidal,2.Defisit neurologi progresif yang
lengkap dari AVM seperti feeding arteri dan berhubungan dengan efek sekunder dari high
drainase vena, bahkan aneurisma ukuran kecil flow fistula,3. Nyeri kepala yang hebat.
dapat tidak terlihat. Pada pemeriksaan CTA Sebelum menentukan modalitas terapi
memberikan detail vaskular yang lebih baik nonfarmakologi, terlebih dahulu menentukan
dibandingkan MRA, sebaliknya MRI dan MRA karateristik struktur AVM11. Indikasi tindakan
memberikan visualisasi lebih baik dari hubungan bedah pada kasus AVM terutama tergantung
suatu malformasi AVM serebri dengan struktur pada ukuran, lokasi, perlekatan, dengan daerah
otak disekitarnya. Standar emas pemeriksaaan sekitarnya, serta konfigurasi vascular
penunjang untuk AVM adalah digital menentukan pertimbangan perlunya intervensi
subtraction angiography (DSA ) untuk bedah12. Suatu studi tentang angioarsitektur
mendiagnosis secara tepat lokasi anatomi AVM ( ukuran nidus, lokasi AVM dan venous
malformasi, termasuk ada atau tidaknya drainage) menyatakan bahwa ukuran nidus yang
aneurisma ( 10-58% pasien AVM memiliki kecil, letak lesi yang dalam dan deep seated

43
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm. 36-46

venous drainage memilki resiko besar terjadinya DAFTAR PUSTAKA


perdarahan intrakranial. Ukuran nidus kecil 2,7 1. Kim H, Pawlikowska L, Chen Y, Su H,
kali beresiko terjadinya perdarahan intrakranial Yang GY, Young WL. Dalam:Brain
dibandingkan dengan ukuran nidus besar dan Arteriovenous Malformation Biology
lokasi AVM yang dalam ( deep location ) Relevant to Hemorrhage and Implication
memiliki resiko 0,2 kali terjadinya resiko for Therapeutic Development. Stroke;2009.
12
perdarahan intrakranial . h.95-97.
Modalitas terapi pasien dengan AVM 2. Rangel CL, Russin JJ, Martinez CE,
yaitu: 1.Surgical treatment,2.Endovascular Soriano BH,Spetzler RF, Nakaji P. Dalam:
therapy, 3.Radiosurgery. Ketiga modalitas terapi Molecular and cellular biology of cerebral
ini memiliki kelebihan dan kekuragan masing - arteriovenous malformations: a review of
masing. Pada kasus ini pengobatan simtomatis current concepts and future trends in
farmakologis berupa fenitoin 100mg tiap 8 jam, treatment, Neurosurgery Focus;2014,(37).
amlodipin 10mg tiap 24 jam, valsartan 80mg h.1-7.
tiap 24 jam dan asam folat 40 mg tiap 24 jam. 3. Kim H, Su H, Weinsheimer S,
Pasien direncanakan terapi embolisasi secara Pawlikowska L, Young WL. Dalam : Brain
elektif. Terapi ini dipilih atas dasar Arteriovenous Malformation Pathogenesis:
angioarchitectural factors, yaitu :1. Lokasi A Response-to-Injury Paradigm, Acta
AVM pada girus postsentralis di lobus parietal Neuroarchitecture Suppl;2011.h.83-92.
kiri dengan ukuran besar beraliran tinggi. 2. 4. Carhuapoma JR, Mayer SA, Hanley DF.
Suplai arteri utama oleh arteri postsentralis kiri Dalam: Intracerebral Hemorrhage. America
cabang dari arteri serebri media kiri. 3.Nidus Cambridge University Press;2010.h. 71-83.
dengan komponen fistulo-plexiform. 4.Vena 5. Friedlander RM. Dalam : Arteriovenous
ectasia/dilatasi. 5.Drainase vena kortikal Malformation of the Brain. N Engl J Med;
superfisial yang bermuara pada sinus sagitalis 2007, h.356-390.
superior dan sinus transversus kanan,disertai 6. Ropper, Allan H. Cerebral Arteriovenous
flow steal phenomenon. 6. Adanya gejala defisit Malformation. Dalam: Adams and Victor's
20,21,22
neurologi progresif . 7.Usia 35tahun. principles of neurology. 10th Edition. New
Dengan alasan tersebut diatas dapat disimpulkan York: McGraw-Hill Medical, 2015. h. 155-
bahwa pasien ini memiliki resiko terjadinya 157.
perdarahan yang tinggi, sehingga pilihan terapi 7. Bickle I, Gailard F, et al. Dalam: Cerebral
berupa embolisasi sangat efektif. Arteriovenous Malformation. 2016.h.456-
459

44
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm. 36-46

8. Osborn AG .Dalam : Intracranial vascular 15. Glantz, J. Michael, Edwards R.Keith. The
malformations Diagnostic Epidemiology and Management of Seizures
Neuroradiology.2009.p. 284–301. in Patients with Cancer. Dalam: Cancer
9. Glantz, J. Michael, Edwards R.Keith. The Neurology in Clinical Practice. New Jersey:
Epidemiology and Management of Seizures Humana Press; 2003. h. 9-13.
in Patients with Cancer. Dalam : Cancer 16. Siraj M.Husain, Peter A. Forsyth. Headache
Neurology in Clinical Practice. New Jersey Associated with Intracranial Neoplasms.
Humana Press; 2003. h. 9-13. Dalam: Cancer Neurology in Clinical
10. Brown Jr, Wiebers DO, Torner JC, Practice. New Jersey: Humana Press. 2003.
O'Fallon WM. Dalam: Frequency of h. 23-36.
intracranial hemorrhage as a presenting 17. D’Aliberti G, Longoni M, Motto C, Oppo
symptom and subtype analysis: a V, Perini V et al. Dalam : Hemorrhagic
population-based study of intracranial Stroke. Switzerland: Springer
vascular malformations in Olmsted County, International;2017. h.17-22.
Minnesota Journal of 18. Anthony Behin, Jean-Yves Delattre.
Neurosurgery.1996(85).h. 29–32. Neurology Sequele of Radiotherapy on the
11. Da Costa, MC. Wallace KGT, Brugge CO, Nervous System. Dalam: Cancer Neurology
Kelly RA, Willinsky, Tymianski M. Dalam in Clinical Practice. New Jersey: Humana
: The natural history and predictive features Press; 2003. h. 173-191.
of hemorrhage from brain arteriovenous 19. David N. Louis, Arie Perry, Guido
malformations.2009( 40).p. 100–105. Reifenberger, Andreas von Deiming,
12. Shibani K, Mohd SA, Nyi Nyi N. Dalam : Dominique Figarella, Webster Cavenee, et
Angioarchitecture Brain Arteriovenous al. The 2016 World Health Organization
Malformation And The Risk Bleeding : Classification of Tumors of the Central
Analisis of Patient in Nortthen Nervous System: a summary. Review Acta
Malaysia.2009.17(1) p. 44-48. Neuropathol; 2016.
13. Jeremy H. Rees, Patrick Y. Wen. Pathology 20. Mitchel S. Berger, Michael D. Prados.
and Molecular Genetics of Common Brain Oligodendroglial Tumors. Dalam:
Tumors. Dalam: Neuro-oncology: Blue Textbook of Neuro-oncology. Philadelphia:
Books of Neurology Series. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005. h. 167-168.
Elseviers Saunders; 2010. h. 19-21. 21. Jay S. Loeffler Orrin D., Mark D. Dalam:
14. Friedlander RM.Dalam: Arteriovenous Neuroanatomy and Assesment of
Mlformation of The Brain.N Engl J Cognitive- Behavioral Function and
Med;2007.h.354-355. Neurology of Cognitive and Behavioral

45
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 2 (2018), hlm. 36-46

Disorder. New York. Oxford University Development of a Cerebral Arteriovenous


Press, Inc; 2004. h. 1-18. Malformation Following Radiation
22. Anne G. Osborn. Arteriovenous Therapy: Case Report and an Update to
Malformation. Dalam: Diagnostic Imaging Classical Arteriovenous Malformation
Brain. Canada: Amirsys Inc; 2004. h. 396- Nomenclature. Philadelphia: Elsevier
399. Saunders; 2015(32). h. 162-167.
23. Young WL. Dalam : Reporting 25. Darsaut E, Elsa M, Jean-Christophe G,
Terminology for Brain Arteriovenous André LB, Chiraz C, David R,Michel W B,
Malformation Clinical and Radiographic Alain W, Daniel R. Dalam: Treatment of
Features for Use in Clinical Brain AVMs (TOBAS): Study Protocol for
Trials.American Heart Association Journal a Pragmatic Randomized Controlled
Stroke ;2001(32).h.1430-1442. Trial.Canada Trial ;2015.h.2-12.
24. Matthew JK, Pankaj K.A, Christopher JS,
Christopher SO,Jay SL. Dalam: Denovo

46

Anda mungkin juga menyukai