Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BENTUK SEDIAAN DAN FORMULASI KOSMETIKA


disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kosmetologi

Dosen Pengampu :
Yola Desnera Putri, M.Farm.,Apt

Disusun oleh:
Jeanice Fitria G A 171 081
Natalia Suryanata A 171 088
Nushi Chairunnisa R A 171 093
Raifa Sachra H.N A 171 095

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Saat ini kosmetika sudah menjadi kebutuhan penting bagi manusia.


Kosmetika tidak hanya digunakan untuk fungsi estetika, akan tetapi berperan juga
dalam penyembuhan dan perawatan kulit. Meski bukan merupakan kebutuhan
primer, tetapi kosmetika merupakan salah satu produk yang digunakan rutin dan
terus-menerus oleh manusia. Oleh karena itu,penting untuk mengetahui bentuk
sediaan kosmetika yang ada di pasaran dan bahan-bahan yang terdapat di
dalamnya (Tranggono, 2007).
Kosmetik merupakan salah satu benda yang sangat penting bagi setiap
orang. Kosmetik bisa membuat para wanita tampil lebih feminisme, terlihat
anggun, dan membuat mereka lebih percaya diri untuk acara apapun. Kosmetik
memang mempunyai berbagai macam. Setiap kosmetik mempunyai fungsi
masing- masing. Kosmetik- kosmetik yang biasanya digunakan oleh setiap wanita
seperti, pembersih wajah, hand body lotion, alas bedak, bedak, lipstick, pensil alis
dan eyeliner. Itulah kosmetik- kosmetik yang biasa digunakan oleh setiap wanita
untuk tampilan hari- harinya (Rahmawanty, 2019).
Pengertian kosmetika adalah paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, rongga mulut antara
lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit
(Tranggono,2007).
Bentuk sediaan kosmetika menurut Permenkes dikelompokkan menjadi
sembilan bentuk yaitu ada yang berbentuk cair (liquid), cairan kental, krim,
setengah padat (semisolid), serbuk, gel, aerosol, suspensi, dan padat (solid).
Bentuk sediaan kosmetika ini digunakan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Bahan-bahan yang biasanya digunakan di dalam formulasi kosmetika adalah zat
antibakteri, bahan pengawet, bahan pewarna, pelembab, pengental, dan lain
sebagainya. Bahan-bahan ini digunakan untuk menghasilkan sediaan yang aman
dan nyaman dipakai oleh kita(Rahmawanty, 2019).
BAB II
ISI

I. Bentuk Sediaan Kosmetik


Bentuk sediaan kosmetik dalam buku Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Izin
Produksi Kosmetika yang diterbitkan oleh Permenkes disebutkan terdapat 9
bentuk dan jenis sediaan kosmetik, diantaranya adalah(Agoes, 2015):
Bentuk Sediaan Jenis Sediaan
Cair Penyegar kulit, pembersih kulit, minyak
rambut, pewangi badan.
Cairan Kental Sabun mandi, sampo, kondisioner, minyak
mandi (bath oil), lulur
Krim Lulur, krim pijat, hair creambath
Gel Hand sanitizer
Semi solida (Setengah padat) Pomade
Padat Sabun mandi, garam mandi, lulur, bedak
dingin
Serbuk Lulur, bedak badan, deodoran, serbuk
mandi
Suspensi Lulur, bedak, mangir
Aerosol Hair spray
Sumber lain juga ada yang membagi bentuk sediaan kosmetik menjadi tiga
bentuk, yaitu sediaan cair (liquid), semisolid (setengah padat), dan solid (padat)
(Rahmawanty, 2019).
A. Sediaan kosmetik cair (liquid)
Bentuk sediaan cair merupakan bentuk sediaan yang dapat tumpah dan
tersusun dari zat-zat cair. Jenis bentuk sediaan cair adalah larutan dan suspensi
(Agoes, 2015).
1. Larutan
Larutan adalah bentuk sediaan liquid (air) yang jernih, homogen
yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut dalam pelarut atau
campuran dari zat-zat yang saling melarutkan. Berdasarkan tipe pelarutnya,
larutan di bagi menjadi 3, yaitu (Agoes, 2015):
a. Water based solution, yaitu larutan yang mengandung air sebagai agen
nya. Misalnya, make up remover, sabun pencuci tangan, sampo dan
lain-lain.

Gambar 1.1 Make Up Remover


b. Hydroalcohol solution, yaitu larutan yang mengandung campuran air
dan alkohol sebagai agennya. Contohnya ; toner, mouthwash, after
shave cologne, dan minyak wangi.

Gambar 1.2 Minyak Wangi


c. Anhydrous, (tidak mengandung air) larutan yang mengandung zat-zat
selain air di dalamnya. Misalnya nail polish remover (cairan pembersih
kuteks).

Gambar 1.3 Nail Polish Remover


2. Suspensi
Suspensi adalah bentuk sediaan yang mengandung zat-zat padat yang
terdispersi dalam medium cair.Terdapat tiga jenis suspensi , yaitu (Agoes,
2012):
◾ Water-based suspensions, seperti bedak kocok dan lulur kocok.

Gambar 1.4 Lulur Kocok


◾ Formulasi Hydroalcohol, seperti nail polish (cat kuku).

Gambar 1.5 Nail Polish


◾ Formulasi Anhydrous, seperti pengkilap kuku dengan pelarut organik ,
maskara, eyeliner cair, dan lip gloss.

Gambar 1.6 Maskara


Sediaan suspensi cenderung tidak stabil secara termodinamika. Selain
itu, partikel-partikel yang tidak larut, akibat gaya gravitasi akan mengendap
di bagian bawah wadahnya. Oleh sebab itu, sebelum digunakan hendaknya
di kocok dulu (Agoes, 2012).
B. Sediaan kosmetik semisolid (setengah padat)
Bentuk sediaan kosmetik semisolid adalah bentuk sediaan yang memiliki
konsistensi antara bentuk padat dan cair. Perbedaannya hanya pada
viskositasnya saja, sediaannya lebih kental, dan perlu usaha lebih untuk
mengeluarkannya dan mengaplikasikannya, maka sediaan tersebut disebut
semisolid. Semisolid terdiri dari lotion, krim, salep, pasta, dan gel (Agoes,
2012).
1. Lotion
Mayoritas bahan-bahan mentah kosmetik tidak saling melarutkan atau
larut sebagian (tidak sempurna) dalam hal ini diperlukan formulasi yang
dapat menggabungkan zat-zat yang saling tidak melarutkan tersebut.
Sehingga dikenallah istilah emulsi. Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri
atas dua fase cairan yang tidak saling melarutkan, dimana satu cairan
terdispersi dalam bentuk droplet (fase terdispersi(fase internal)) di dalam
cairan lainnya (fase kontinyu(fase eksternal)), yang secara umum
distabilkan oleh satu atau lebih agen pengemulsi (emulsifying agents) .
Berdasarkan definisi ini terdapat tiga bahan dasar utama emulsi, yaitu oil
phase, water phase dan emulsifier(Rahmawanty, 2019).
Berdasarkan jenis fase kontinyu dan fase terdispersinya dikenal dua
tipe emulsi yaitu emulsi tipe O/ W dan tipe W/ O. Teksturnya yang unik
serta memberikan kesan nyaman dikulit menjadikan emulsi menjadi salah
satu bentuk sediaan yang paling banyak digunakan dalam industri kosmetik.
Kekurangannya adalah bentuk emulsi ini secara termodinamika tidak begitu
stabil. Berdasarkan viskositas (kekentalannya) nya, emulsi dibagi menjadi
dua yaitu lotion dan cream (Agoes, 2012).
Lotion adalah emulsi dengan viskositas rendah. Di desain untuk
diaplikasikan tanpa di gosok secara berlebihan di kulit. Lotion memiliki
kandungan air yang lebih tinggi pada fase kontinyu dibandingkan dengan
krim. Lotion memiliki karakter yang tidak begitu greasy dan dapat
dibersihkan dengan mudah, karena kandungan airnya pada water phase
lebih tinggi. Lotion juga sering disebut dengan istilah “milks” dan “balms”.
Contoh lotion adalah susu pembersih (cleansing milks), foundation cair, dan
aftershave balms. (Rahmawanty, 2019).

Gambar 1.7 Milk Cleanser


2. Cream
Krim adalah emulsi semisolid dengan viskositas lebih tinggi (lebih
tebal). Krim merupakan emulsi yang mengandung air > 20% dan volatil
(mudah menguap) dan/atau < 50% hidrokarbon, lilin, atau polyols sebagai
vehicle (agennya). Karena krim mengandung oil phase yang lebih tinggi,
krim cenderung lebih greasy. Contoh krim adalah krim pelembab,
conditioner untuk rambut, krim eye shadow dan krim depilatori (perontok
bulu) (Agoes, 2015).

Gambar 1.8 Cream


3. Salep (Oinment)
Ointment adalah bentuk sediaan semisolid yang mengandung <20%
air dan bersifat volatil serta >50% hidrokarbon, lilin, atau polyols sebagai
vehicle (agen(nya)). Biasanya digunakan secara topikal untuk perlindungan
atau sebagai produk pengobatan kulit. Salep (ointment) memiliki sifat
oklusif alamiah dan mengunci permukaan atas kulit. Kandungan air dalam
salep sangat sedikit atau juga bisa anhydrous. Pada formulasi anhydrous,
peluang kontaminasi mikroba sangat rendah (Agoes, 2012).
Salep kurang cocok digunakan sebagai produk skin care karena sangat
oily, waxy, greasy, sticky, tacky dan heavy sehingga tidak nyaman
digunakan. Tapi, sediaan ini bermanfaat digunakan untuk area kulit yang
lebih kecil yang sangat kering dan membutuhkan kelembapan ekstra, atau
area yang rentan terhadap gesekan pakaian dan butuh perlindungan. Salep
warnanya biasanya putih atau agak kekuningan karena kandungan airnya
tinggi. Contoh produk kosmetik yang menggunakan sediaan ointment
adalah, pomade rambut, dan salep untuk ruam popok (Rahmawanty, 2019).

Gambar 1.9 Pomade


4. Pasta
Pasta adalah formulasi semisolid yang sangat tebal, susah
diaplikasikan dan diratakan dipermukaan kulit karena tingkat kepadatannya
yang lumayan tinggi. Kandungannya mirip salep namun lebih solid dan
lebih kaku. Proporsi kandungan solid nya sekitar (20-50%) yang di
dispersikan dalam agen pembawa yang berupa asam lemak. bentuk sediaan
ini biasanya digunakan pada kulit atau membran mukosa. contoh pasta,
adalah pasta yang digunakan untuk mengatasi ruam popok dan pasta gigi
(Agoes, 2015).

Gambar 1.10 Pasta gigi


5. Gel
Gel adalah bentuk sediaan semisolid yang transparan. Fase
terdipersinya berupa cairan, sedangkan medium pendispersinya berupa zat
padat. fase terdispersinya mempunyai kemampuan yang sangat kuat untuk
menarik medium pendispersinya sehingga dihasilkan koagulan yang
bentuknya antara pada dan cair (kental, beku dan setangah kaku). Contoh
gel adalah gel untuk styling rambut, pembersih wajah gels, dan gel hand
sanitizer. Berdasarkan sifat alamiah agen penghantarnya (vehicle) gel
terbagi dua (Agoes, 2015):
◾ Water-based formulations, misalnya moisturizer gel

1.11 Moisturizer
◾ Hydroalcoholic formulations, seperti gel untuk styling rambut dan hand
sanitizer.

Gambar 1.12 Hand Sanitizer


Gel mengandung lebih banyak air dibandingkan dengan bentuk
semisolid lainnya, sehingga memberikan efek yang dingin dan refresh saat
diaplikasikan ( cooling and refreshing effect) (Agoes, 2015).
C. Sediaan kosmetik solid (padat)
1. Bedak (Powder)
Bedak merupakan bentuk sediaan padat, yang merupakan dari
campuran zat-zat kimia yang kering dan halus. Terbagi dua menjadi Loose
Powder (bedak tabur) dan pressed powder (bedak padat) atau sering kita
sebut dengan compact powder (Rahmawanty, 2019).
a. Loose Powders : adalah campuran berasal dari zat-zat kimia kering
padat yang berbeda-beda dan dapat tumpah jika dituang dari wadahnya.
sering digunakan dalam produk-produk make up seperti, mineral facial
powder, blushes, dan juga bedak bayi serta bath salt.

Gambar 1.14 Loose Powder


b. Pressed powder adalah loose powder yang sudah dipadatkan dengan
cara kompresi. Sediaan ini populer untuk eyeshadows, facial powders,
finishing powders, dan perona pipi.

Gambar 1.15 Perona Pipi


2. Stick
Stick adalah bentuk sediaan solid yang terbuat dari waxes (lilin) dan
sedikit minyak (oils). Contoh sediaan stick dalam dunia kosmetik adalah,
lipstik, lip liners, eyeshadow stik, eyeliner, blush pensil. dan concealers, dan
juga beberapa produk perawatan tubuh seperti stik deodoran/antiperspirant,
dan stik sunscreen. Stik efektif, untuk yang malas menyentuh produk
kosmetik dengan jari. Zat aktif yang ada di dalam stik dihantarkan ke kulit
dengan proses rubbing (gesekan ke kulit) (Rahmawanty, 2019).

Gambar 1.16 Lipstik


II. Bahan Kosmetik yang Terdapat dalam Formulasi
Menurut Badan POM, pengertian bahan kosmetik adalah bahan yang
berasal dari alam atau sintetik yang digunakan untuk memproduksi
kosmetik.Terkait dengan cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB), Badan
POM membedakan beberapa jenis bahan kosmetik. Jenis bahan kosmetik menurut
BPOM adalah bahan awal, bahan baku, bahan pengemas dan bahan pengawet.
Berikut ini penjelasan dari setiap bahan dalam proses pembuatan kosmetik
(BPOM,2011):
A. Bahan Awal
Bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan suatu
produk(BPOM,2011).
B. Bahan Baku
Semua bahan utama dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan
produk kosmetik.Bahan dasar atau bahan baku kosmetik adalah bahan yang
digunakan untuk melarutkan bahan lainnya. Biasanya volume dari bahan ini
lebih banyak, dibandingkan bahan lainnya. Biasanya bahan utama dari aneka
macam kosmetik adalah, air, alkohol, dan vaselin(BPOM,2011).
C. Bahan Pengemas
Suatu bahan yang digunakan dalam pengemasan produk ruahan untuk menjadi
produk jadi(BPOM,2011).
D. Bahan Pengawet
Bahan yang ditambahkan pada produk dengan tujuan untuk menghambat
pertumbuhan jasad renik.Lemak atau minyak dalam kosmetik mudah rusak
teroksidasi menjadi tengik, baik karena mikroorganisme atau karena
lingkungan. Akibatnya, tekstur dan aroma produk menjadi turun kualitasnya.
Untuk melindungi produk dari kerusakan, maka sejumlah bahan pengawet
ditambahkan. Contoh bahan pengawet yang digunakan adalah Triclosan
maksimal 1% digunakan pada sabun cair(BPOM,2011).
E. Bahan Pewarna
Bahan pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan
untuk memberi dan atau memperbaiki warna pada kosmetik(BPOM,2011).
F. Bahan tabir surya
Bahan tabir surya adalah bahan yang digunakan untuk melindungi kulit dari
radiasi sinar ultra violet dengan cara menyerap, memancarkan,
dan menghamburkan(BPOM,2011).
Menurut sumber lain terdapat beberapa tambahan bahan yang digunakan
dalam formulasi sediaan kosmetik, yaitu (Rahmawanty, 2019):
1. Pelembab (Moisturizer)
Pelembab atau humektan adalah agen yang mengikat kelembapan ke dalam
kulit, dengan cara menarik molekul-molekul air dari luar. Humektan yang
biasanya digunakan adalah gliserin, asam hialuronat(Rahmawanty, 2019).
2. Antioksidan (Antioxidant)
Antioksidan (Antioxidant) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah
atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi. Kerusakan kosmetik
karena reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas. Reaksi ini dapat
terjadi berantai yang akan merusak sel-sel kulit. Meningkatknya jumlah
radikal bebas dapat memicu kerutan, photoaging, elastosis, pengeringan, dan
pigmentasi kulit. Oleh karena itu, antioksidan ditambahkan dalam kosmetik
(Rahmawanty, 2019).
3. Absorbent
Bahan penyerap mempunyai daya mengabsorpsi cairan, misalnya kalsium
karbonat dalam bedak yang dapat menyerap keringat di wajah (Rahmawanty,
2019).
4. Adhesive (pelekat)
Bahan yang biasanya terdapat dalam kosmetika seperti bedak, dengan
maksud agar bedak dapat dengan mudah melekat pada kulit dan tidak mudah
lepas. Contohnya adalah seng stearat dan magnesium stearat (Rahmawanty,
2019).
BAB III
KESIMPULAN

Sediaan kosmetik berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu bentuk


sediaan kosmetik cair (liquid), semisolida (setengah padat), dan solid (padat).
Sediaan kosmetik cair dapat berupa larutan, sediaan kosmetik semisolid dapat
berupa cream, lotion, salep, dan pasta. Sedangkan sediaan kosmetik solid dapat
berupa bedak maupun lipstik. Bahan-bahan yang biasanya terdapat di dalam
formulasi sediaan kosmetik adalah bahan pengawet, bahan pewarna, parfum,
antioksidan, humektan, emmolient, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin.2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida.Bandung : ITB.


Agoes, Goeswin.2015. Sediaan Kosmetik.Bandung : ITB.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2011. Bentuk dan Jenis Sediaan Kosmetika
Tertentu yang dapat Diproduksi oleh Industri Kosmetika yang Memiliki Izin
Produksi Golongan B.
Rahmawanty, Dina, dan Destria Indah Sari. 2019. Buku Ajar Teknologi
Kosmetika. Malang:CV IRDH.
Tranggono RI dan Latifah F. 2007.Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 11, 90-93, 167.

Anda mungkin juga menyukai