Analisis Perbandingan Sistem Perhitungan Angsuran Produk KPR
Analisis Perbandingan Sistem Perhitungan Angsuran Produk KPR
(STUDI KASUS PADA PT. BANK BRI Tbk DAN PT. BANK BRI SYARIAH Tbk)
Ayu Permata
Jurusan akuntansi
STIE Muhamadiah Bandung
email: ayu_permata@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara perhitungan junlah pendapatan
bunga pada metode yang diterapkan terhadap produk KPR PT Bank BRI Tbk dan
perhitungan tingkat margin pada metode yang diterapkan terhadap produk Pembiayaan
Pemilikan Rumah (PPR) PT Bank BRI Syariah Tbk. Perhitungan KPR dengan menggunakan
metode Long end interest, annuitet, dan flat sedangkan produk PPR Bank Syariah didominasi
oleh akad Murabahah berbasis marjin yang disepakati antara penjual dan pembeli.
Berdasarkan perhitungan KPR melalui metode maka metode Flat yang lebih menguntungkan
bagi pihak bank karena menghasilkan bunga yang lebih besar dibandingkan metode long End
Interest dan annuitet. Produk PPR Bank Syariah didominasi oleh akad Murabahah berbasis
marjin menghasilkan jumlah pembayaran angsuran lebih tinggi daripada jumlah pembayaran
Kebutuhan akan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pada akhir
2007, kebutuhan perumahan di Indonesia semakin meningkat. Di lain pihak, daya beli rumah
rakyat Indonesia semakin mengalami penurunan, terutama pada periode inflasi tinggi, yang
diikuti kenaikan suku bunga. Namun, ada satu fenomena yang patut dicermati, yaitu
permintaan akan perumahan tetap tumbuh meskipun dalam tingkat yang menurun.
Produk yang ditawarkan bank-bank untuk memberikan kemudahan bagi para pembeli rumah
dikenal dengan istilah KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) untuk perbankan konvensional dan
PPR (Pembiayaan Pemilikan Rumah) untuk perbankan syariah. Saat ini, produk KPR
maupun PPR semakin diminati oleh banyak orang. Faktor perekonomian yang semakin sulit
diikuti oleh kebutuhan setiap orang khususnya mereka yang telah berkeluarga untuk segera
memiliki tempat tinggal membuat produk KPR ataupun PPR yang disediakan oleh lembaga
perbankan merupakan alternatif terbaik untuk dapat memiliki rumah idaman setiap orang.
Disamping hal tersebut banyak juga faktor lainnya yang membuat KPR ataupun PPR semakin
diminati, diantaranya adalah luas lahan kosong yang tersedia yang semakin menipis sehingga
menyulitkan setiap orang untuk mencari dan membangun rumah secara mandiri.
Ketersediaan dana yang terbatas juga menjadi alasan setiap orang untuk membeli rumah
mempunyai metode perhitungan angsuran yang sama yaitu metode annuity, tetapi metode
yang diterapkan oleh bank konvensional berbeda bila dibandingkan dengan metode yang
diterapkan oleh bank syariah, sebab bank syariah tidak mengandalkan kegiatan
operasionalnya pada bunga. Produk Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) bank syariah
didominasi oleh akad Murabahah Al-Istishna yaitu akad jual-beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengenai perhitungan angsuran pokok dan pendapatan
bunga yang diterapkan pada produk KPR PT Bank BRI Tbk, tingkat margin yang diterapakan
pada produk PPR PT Bank BRI Syariah Tbk, metode perhitungan KPR mana yang lebih
menguntungkan baik bagi pihak nasabah maupun pihak bank, dan syarat-syarat yang harus
dipenuhi nasabah dalam pengajuan KPR dan PPR pada kedua bank tersebut.
TINJUAN PUSTAKA
Pengertian KPR
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan
kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Adapun jenis-
jenis KPR yakni sebagai berikut. KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada
perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi meringankan kredit dan
subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit subsidi ini diatur
tersendiri oleh pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat
diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam
memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan. KPR
Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan KPR
ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan
sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.
Perhitungan Angsuran KPR secara umum dikenal tiga metode perhitungan bunga yaitu; Long
End Interest, Annuitet dan Flat. Pada umunya dalam fasilitas KPR, pemohon akan dikenakan
beberapa biaya, diantaranya biaya apprasial, biaya notaris, provisi bank, biaya asuransi
KPR BRI adalah fasilitas kredit yang diberikan Bank BRI untuk pembelian rumah,
pembangunan dan renovasi rumah. Persyaratan KPR BRI, diantaranya adalah WNI,
minimum 21 tahun sampai dengan 55 tahun, dan maksimum angsuran 40% THP
Produk Pembiayaan Rumah (PPR) bank syariah termasuk jenis pembiayaan “Investasi
Murabahah Al-Istishna”. Murabahah adalah akad jual-beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Dalam Fatwa
Dewan Syariah Nasional (Himpunan Fatwa, Edisi Kedua, hal 311) yang dimaksud
Mudarbahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli
dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Harga yang disepakati
dalam Murabahah adalah harga jual sedangkan harga beli harus diberitahukan.
Kategori Murabahah
ada atau tidak pesanan, bank syariah tetap menyediakan barang serta murabahah berdasarkan
pesanan, yaitu: transaksi akan dilakukan apabila ada pesanan. Berdasarkan cara pembayaran,
Metode Analisi
Bunga untuk setiap periode dihitung menggunakan persamaan (1). Simbol B menunjukkan
jumlah bunga yang akan dibebankan, i merupakan tingkat bunga yang berlaku di bank. P
adalah periode pemabyaran, N adalah jangka waktu angsuran dan SHK adalah sisa harga
kontrak.
B = i x P / N x SHK (1)
2. Metode Annuite
Menghitung jumlah pembayaran annuitet setiap periode digunakan rumus sebagai berikut :
A = 1 – 1 / (1 + i)n (2)
Keterangan : A = Annuitet
i = Tingkat bunga
3. Metode Flat
Pada metode ini bunga untuk setiap periode dihitung dari saldo awal pokok pinjaman setelah
dikurangi dengan uang muka sehingga bunga yang dibebankan untuk setiap periode sama
besarnya dan jumlah angsuran ditambah bunga periode tersebut juga akan menghasilkan
Bung untuk setiap periode duhitung menggunakan persamaan (1). Simbol B menunjukkan
jumlah bunga yang akan dibebankan, i merupakan tingkat bunga yang berlaku di bank. P
adalah periode pembayaran, N adalah jangka waktu angsuran dan SHK adalah sisa harga
kontrak.
Produk Pembiayaan Rumah (PPR)
(PPR) PT Bank BRI Syariah, dengan menggunakan persamaan (3). Simbol HJ merupakan
harga jual yang akan dibayar oleh nasabah, HB merupakan harga beli bank dari supplier/
pemasok/ dealer/ agent, BP merupakan unsur biaya yang harus diperoleh kembali (cost
recovery) yang dihitung dari proyeksi biaya operasional dalam 1 tahun ditambah target
volume pembiayaan dalam 1 tahun sedangkan L meerupakan unsur laba yang diterima
(negotiable).
HJ = HB +BP + L (3)
Banyak yang mempunyai pertanyaan seperti ini ketika mulai mempelajari tentang KPR
Ada teman yang mau membeli sebuah rumah dengan harga jual = Rp.188.000.000,-
Sehingga angsuran flat per bulan = Rp.2.143.500 untuk angsuran tenor 10 tahun
Padahal utang pokok selama 10 tahun adalah 169.200.000 ato setara dengan
Wow....masa tiap bulan kita disuruh bayar bunga 50% dari hutang pokok !
Dan berikut ini adalah penjelasan dari salah seorang praktisi perbankan :
Sistem Flat
* Bunga dihitung dari pokok awal pinjaman.
* Biasanya yang menggunakan cara pehitungan ini adalah kredit kendaraan bermotor, kartu
kredit, KTA
Cara pehitungannnya :
Cicilan per bulan è (Pokok + Total Bunga) /Lama Pinjaman è (169.200.000 + 152.280.000) /
Sistem Efektif
* Biasanya yang menggunakan cara pehitungan ini adalah kredit rumah, kredit modal usaha,
kredit investasi
Cara Perhitungannya :
Cicilan Total Bulan ke 1 = Pokok ( Rp. 1.410.000) + Bunga Bulan ke 1 (Rp. 1.269.000)
Cicilan Total Bulan ke 3 = Pokok (Rp. 1.410.000) + Bunga Bulan ke 3 (Rp. 1.247.850).
Perbedaan Flat dan Efektif adalah seperti diatas. Kalau Flat dihitung dari awal pinjaman,
Dengan adanya perbedaan ini maka teman-teman harus menanyakan cara pehitungan
bunganya seperti apa (flat atau efektif) sehingga tidak terjebak dengan promosi bunga murah.
Cara pehitungan kasar jika membandingkan ingin flat dan efektif adalah efektif seharusnya 2
kali flat è tapi tidak selalu begitu juga karena akan tergantung lama jangka waktu pinjaman.
tapi perhitungan efektif è Secara angka maka kadang qt memilih bunga yang lebih kecil (5%)
tetapi setelah dihitung detail maka bunga yang dibayarkan akan lebih besar nominalnya.
KPR menggunakan perhitungan bunga efektif hanya untuk cicilan per bulan menggunakan
Anuitas.
Sistem Anuitas è Setiap bulan kita membayar jumlah yang sama tetapi komposisi Bunga dan
Dengan menggunakan sistem anuitas maka cicilan per bulan sebesar Rp.2.143.354 akan
dibayarkan sama terus dari cicilan pertama sampai lunas è Komposisi Bunga dan Pokok yang
berubah.
Komposisinya :
Bulan 1 = Pokok Rp. 874.354 + Bunga Rp. 1.269.000 = Total Rp. 2.143.354.
Bulan 2 = Pokok Rp. 880.912 + Bunga Rp. 1.262.442 = Total Rp. 2.143.354.
Bulan 3 = Pokok Rp. 887.519 + Bunga Rp. 1.255.836 = Total Rp. 2.143.354.
Bulan 4 = Pokok Rp. 894.175 + Bunga Rp. 1.249.179 = Total Rp. 2.143.354.
Komposisi Pokok makin lama akan makin besar sedangkan komposisi bunga makin lama
makin kecil.
Dari contoh diatas maka total bunga yang akan dibayar selama 10 Tahun adalah Rp.
Perhitungan kalo secara flat maka bunga yang dibayar akan 90% vs perhitungan secara
Beberapa hal yang harus menjadi perhatian bagi teman-teman yang akan mengajukan kredit
di Bank:
2. Setelah suku bunga fixed maka suku bunga floating nya berapa persen.
Contoh :
harus ditanyakan setelah masa fixed 1 atau 2 tahun nanti suku bunga floatingnya berapa?
Kenapa?
Karena bisa jadi A setelah 2 tahun maka suku bunga floating 13% sedangkan B suku bunga
floating 11%
Jika kita ambil KPR 10 Tahun, A hanya lebih murah 1% untuk 1 tahun dibandingkan B tetapi
3. Harus ditanyakan apakah jika kita ingin lunas lebih cepat apakah dikenakan pinalti atau
tidak.
KESIMPULAN
Perbedaan antara perhitungan KPR PT Bank BRI Tbk dengan produk PPR PT Bank BRI
Syariah Tbk adalah pada perhitungan pendapatan bunga syariah yang menggunakan
pembiayaan murabahah, penentuan modal, harga jual, dan keuntungan dilakukan secara
transparansi atau telah diketahui lebih dahulu pada awal akad dan jumlahnya akan selalu
tetap atau tidak akan berubah hingga pembayaran angsuran terlunasi seluruhnya. Sementara
dalam bank konvensional, hanya penentuan modal saja yang jumlahnya tetap atau pasti,
sedangkan bunga dapat berubah sewaktu-waktu (berfluktuasi) atau dengan kata lain “tidak
pasti” sesuai dengan ketetapan suku bunga yang berlaku saat itu. Sehingga nasabah
(pemohon pinjaman) dapat dipusingkan dengan adanya ketidakpastian suku bunga tersebut
Walaupun secara teoritis perhitungan pendapatan bunga KPR PT Bank BRI Tbk lebih
fluktuatif tetapi perhitungan tersebut masih diminati oleh nasabah karena pengetahuan akan
KPR syariah belum banyak diketahui dan penentuan akad yang diberikan menjadikan
nasabah juga harus berhitung untuk mengambil keputusan. Maka penulis menyarankan untuk
system PPR bank syariah harus dapat lebih kerja keras dalam merubah pola piker masyarakat
Agustini, Rasni Arrifki & Adi Kuswanto. 2008. ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Harahap, Sofyan Safri. 1998. UU Perbankan, UU No. 10/1998 Tentang Perubahan UU No.
Harahap, Sofyan Safri dkk. . 2006. Akuntansi Perbankan Syariah. Edisi Revisi. Jakarta :
LPFE Usakti.
Juwita, Amanda. 2003. “Perhitungan Bunga dan Pengakuan Pendapatan Bunga Penjualan
Kusnadi. 2001. “Perhitungan Angsuran Pokok Pinjaman dan Bunga pada PT Astra
Internasional Isuzu Division Cabang Yos Sudarso”. Laporan Penelitian Ilmiah. Depok:
Universitas Gunadarma.
2002. “Upaya Pemurnian Pelayanan Bank Syariah”. Makalah pada Rapat Komite di Bank
Indonesia. Jakarta.
Supriyono, R.A. & Suparwoto. 2002. Akuntansi Keuangan Lanjut. Yogyakarta: BPSTIE
YKPN.
Utoyo, Widayat. 1999. Akuntansi Keuangan Lanjut. Edisi Revisi. Jakarta: FEUI.