Anda di halaman 1dari 5

Definisi dan Pengertian Literatur

Literatur dapat diartikan sebagai sumber ataupun acuan yang digunakan dalam berbagai macam
aktivitas di dunia pendidikan ataupun aktivitas lainnya. Literatur juga dapat diartikan sebagai rujukan
yang digunakan untuk mendapatkan informasi tertentu. Literatur dapat berupa buku ataupun berbagai
macam tulisan lainnya.

ALA Glozary of Library and Information Science sendiri, pengertian literatur adalah bahan bacaan
yang dipakai dalam berbagai macam aktivitas baik secara intelektual ataupun rekreasi
Jenis – jenis Literatur

Pada dasarnya literatur dapat dibedakan berdasarkan beberapa kategori yaitu menurut lokasi
penempatan koleksinya, menurut tingkat kedalaman analisisnya, dan menurut sifatnya.

Jenis Literatur Menurut Lokasi Penempatan Koleksinya :


1. Koleksi Umum

Literatur koleksi umum merupakan literatur yang terdiri dari berbagai macam buku yang dibuat untuk
tingkat pembaca dewasa. Jenis literatur ini biasanya diletakkan di rak terbuka dan bebas untuk
digunakan oleh siapa saja sebagai sumber bahan bacaan. Beberapa contoh literatur ini yaitu buku
populer yang membahas tentang budi daya tanaman, serial komik, novel, dll.
2. Koleksi Referensi

Literatur koleksi referensi merupakan literatur yang berisi sekumpulan informasi yang secara khusus
dapat digunakan untuk menjawab berbagai macam pertanyaan yang dimiliki oleh penggunanya.
Literatur jenis ini biasanya berbentuk kamus, buku pedoman, dan juga ensiklopedia.

Jenis Literatur Menurut Tingkat Kedalaman Analisisnya


1. Literatur Primer

Literatur sekunder merupakan literatur yang dibuat dari hasil penelitian yang mana hasilnya belum
pernah diterbitkan sebelumnya. Literatur jenis ini biasanya berisi berbagai macam gagasan ataupun
teori-teori baru dai berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan.
2. Literatur Sekunder
Pengertian literatur sekunder merupakan literatur yang dibuat dengan merujuk ataupun mengutip
hasil yang ada dalam literatur primer. Literatur sekunder biasanya berisi tentang teori-teori yang telah
ditemukan sebelumnya dan cenderung tidak menampilkan temuan-temuan baru.
3. Literatur Tersier

Literatur tersier merupakan literatur yang berisi berbagai macam informasi yang berupa petunjuk untuk
bisa mendapatkan literatur sekunder. Beberapa contoh literatur ini yaitu bibliografi dari beberapa
bibliografi, direktori dari direktori, dll.

Jenis Literatur Menurut Sifatnya


1. Dokumen Tekstual

Literatur dokumen tekstual merupakan literatur yang berisi berbagai macam teks tertulis yang dapat
dibaca oleh penggunanya.
2. Dokumen Nontekstual
Literatur dokumen nontekstual merupakan literatur yang berisi tentang informasi yang tertuang dalam
bentuk selain teks seperti gambar, foto, suara, dll.
3. Dokumen Campuran
Literatur dokumen campuran merupakan literatur yang isinya merupakan gabungan dari literatur
tekstual dan literatur non tekstual. Jenis literatur yang satu ini biasanya dibuat setelah literatur
dokumen tekstual dan literatur dokumen non tekstual telah diterbAbstrak
Penggunaan literatur baik pada penelitian kuantitatif maupun pada penelitian kualitatif mutlak
diperlukan. Literatur digunakan untuk memberikan suatu gambaran hal-hal yang telah diketahui
dan yang belum diketahui dari suatu fenomena khusus. Penelusuran dan peninjauan ulang
berbagai literatur yang relevan dengan suatu topik penelitian dapat dilakukan sebelum, selama
dan setelah dilakukannya proses pengambilan dan analisis data penelitian tersebut. Khususnya
pada penelitian kualitatif, penggunaan literature memiliki berbagai tujuan berdasarkan jenis
penelitian kualitatif yang dilakukan. Secara umum, untuk mempertahankan kealamiahan data,
penggunaan literatur secara ekstensif dilakukan setelah penelitian dilakukan.

5 CARA MENCARI LITERATUL

Jurus 1. Pakai kata kunci sebagai kompas.


Mencari literatur/referensi ibarat kita menjelajah hutan belantara tak dikenal. Nah,
pertama-tama supaya tidak kesasar, kita harus punya kompas. Kompas ini yang akan
menuntun kita supaya tidak kesasar di hutan belantara. Kompas itu adalah kata
kunci dalam Rumusan masalah, Tujuan penelitian atau hipotesis penelitian kita.
Misalnya kalau anda meneliti tentang Kecemasan dalam olahraga, gunakan kata
“kecemasan” dan “olahraga” sebagai penuntun anda dalam mencari literatur.
Persempit pencarian hanya dengan mencari kata-kata kunci yang dibutuhkan (atau
sekiranya berhubungan dalam penelitian. Misalnya, dari contoh Kecemasan tadi,
kita juga
bisa mencari literatur dengan kata kunci “respon fisiologis kecemasan”, “teori
kecemasan dalam olahraga”, “penyebab kecemasan dalam olahraga”,”dampak
kecemasan dalam olaharaga”…. Dan sebagainya. Jadi jangan sampai tersesat di
dunia maya atau di buku literatur Inggris… cukup cari yang anda butuhkan saja .
Apabila anda mencari di internet, agar lebih efisien saat bertanya (browsing) lewat
mbah Google, gunakan menu “Advanced search” yang ada di pojok kiri bawah. Isi
tahun, bahasa, format file, negara, sesuai kebutuhan anda. Biasanya litreatur jurnal
dan e-book berbentuk pdf, jadi anda tinggal memilih opsi pdf di format.

Catatan: Kalau mencari di Internet, jangan menggunakan Wikipedia atau blog yang
nggak jelas sumbernya. Lupakan, tulisan kamu pasti akan ditolak dosen
pembimbing. Berikut ada beberapa link open journal bidang ilmu olahraga yang bisa
diakses secara bebas, gratis, dan fulltext.

REPORT THIS AD

Jurus 2. Gunakan “peta” di dalam buku (Daftar Isi, Index dan Glossary).
Ini jurus “potong kompas” lain untuk mengefisienkan waktu dan tenaga anda dalam
mencari kata kunci. Setiap buku pasti punya daftar isi. Nah, daripada membaca dari
bab I, langsung saja anda lihat di daftar isi bab berapa yang membahas kata kunci itu
tadi. Misalnya kalau saya meneliti kecemasan dalam olahraga, saya akan membuka
halaman daftar isi, kemudian melihat bab yang berhubungan dengan kecemasan
halaman berapa, lalu segera buka halaman itu.

Cara lain yang bahkan lebih efektif adalah menggunakan


Index (atau Indeks, dalam bahasa Indonesia). Apa itu Index? Index adalah kumpulan
istilah yang tercantum dalam buku tersebut berikut nomor halaman yang
mencantumkan istilah tersebut. Index biasanya terdapat di halaman belakang buku,
tercantum secara alfabetis dari A-Z. Misalnya, kalau kita mencari
istilah Anxiety (kecemasan), kita tinggal lihat di Index halaman berapa saja yang
mencantumkan istilah itu, lalu tinggal meluncur saja ke halaman yg ditunjukkan
index. Umumnya buku berbahasa Indonesia jarang mencantumkan Index, tetapi
kalau buku bahasa Inggris pasti ada Index-nya.
Kebanyakan mahasiswa memang ketakutan dengan literature buku tebal (apalagi
yang berbahasa Inggris)… tapi takutnya kan karena tidak terbiasa dan karena
tebalnya itu. Daftar isi dan Index adalah sebuah peta untuk mencari kata kunci yang
kita cari…. Dan kalau kita sudah tahu petanya, jangan takut pusing atau kesasar, toh
buku tebal bahkan yang berbahasa Inggris tidak akan menggigit …

Jurus 3. Jadilah detektif; telusuri satu petunjuk ke petunjuk lainnya


Untuk memecahkan kasus, seorang detektif akan menelusuri satu petunjuk ke
petunjuk lainnya. Sama juga dengan mencari literatur. Kalau kita tidak tahu
bagaimana mencari literaturnya, kemana harus pergi dan ngapain, maka jadilah
seorang detektif.

Carilah skripsi atau jurnal penelitian yang berkaitan dengan penelitian anda,
kemudian selalu perhatikan kutipan. Misalnya, kalau penelitian kita tentang
Kecemasan dan sedang mencari literaturnya, kita cari kutipan yang berhubungan
dengan kecemasan. Misalnya kita temukan di Kajian Pustaka :

REPORT THIS AD

… .. kecemasan berkaitan dengan kepribadian, motivasi dan keteguhan mental


seorang atlit (Sugeng, 2001). Kecemasan juga berkaitan dengan kedisiplinan dan
komitmen (Tati, 2003).

Nah, catat “Sugeng, 2001” dan “Tati, 2003” itu dalam buku catatan anda. Lalu
langsung buka halaman Referensi atau Daftar Pustaka, cari nama Sugeng, 2001 dan
Tati, 2003 disana:

Sugeng, Rahmat. 2001. Psikologi Olahraga dan Pendidikan Jasmani. Bandung; CV


Nijar Ilakes
Tati, Wardoyo. 2003. Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Regulasi Diri
pada Atlit Remaja klub Voli Spartan Malang. Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang. Skripsi: tidak diterbitkan.
Nah, selanjutnya kita tinggal mencari dua literatur tersebut di perpustakaan, toko
buku, atau internet. Satu tips kalau mencari l
Jurus 4. Jelajahi Wilayah Baru, lintas didiplin ilmu
Terkadangkala, kesulitan mencari literature ditemukan karena topic penelitian
kita jarang dilakukan, sehingga kita perlu untuk mencari di ilmu lain (lintas
bidang ilmu). Misalnya, ada kasus seorang mahasiswa olahraga meneliti
pengaruh latihan aerobic pada glikolisis darah dengan menggunakan mencit
(tikus) sebagai eksperimen. Ia kesulitan dengan literaturnya; kemudian ia mencari
literature di Fakultas lain, yaitu Fakultas MIPA, Farmasi atau Kedokteran dimana
eksperimen dengan tikus banyak dilakukan. Ternyata, di perpustakaan fakultas
MIPA ia menemukan banyak skripsi yang mirip yang Kajian Pustakanya bisa
digunakan sebagai literatur.

Contoh lain, seorang mahassiwa psikologi yang skripsinya meneliti aspek-aspek


psikologis yang berperan dalam memilih program acara TV. Untuk literatur
tentang media televisi, ia mencari litretaur di jurusan Ilmu Komunikasi dan
Diskomvis (Disain Komunikasi Visual); dan karena analisis statistikanya sangat
sulit, ia juga mencari literature di jurusan Statistik, bahkan berkonsultasi dengan
dosen statistik. Belum cukup, ia mengirim email ke seorang professor di Perguruan
Tinggi lain yang ahli media TV untuk berkonsultasi mengenai penelitiannya.

Wow ! Inilah contoh sikap pantang menyerah. Bahkan dengan mencari literature
skripsi saja, kemampuan anda mencari jaringan juga diuji disini.

Jurus 5. Kalau terpojok, pakai sumber kedua


Menggunakan sumber kedua adalah menggunakan buku referensi atau tulisan
orang lain yang mengutip literature lain sebelumnya. Contohnya, bila kita meneliti
iskripsi tentang kecemasan, kita boleh saja mengutip bab II Tinjauan Pustaka
tentang kecemasan dari skripsi orang lain yang topic penelitiannya sama; karena
dalam penelitian pasti membutuhkan banyak referensi, peneliti pasti harus
membaca banyak buku dan menringkasnya/mengutipnya ke dalam tinjauan
pustaka (bab II). Nah, boleh-boleh saja kalau kita mau memebaca dan
mengutipnya dalam bab II/Tinjauan pustaka kita, dengan catatan, penulisnya
WAJIB dicantumkan. Misalnya kalau dalam Skripsi Tati Wardoyo (tahun 2003)
yang meneliti hubungan kecemasan dengan pengelolaan diri, kita boleh
mengutipnya dengan ;

…kecemasan adalah suatu state atau kondisi yang dinilai menakutkan atau
mengganggu kenyamanan seseorang (Atkinsson, 2000). Ada dua jenis kecemasan,
yaitu State anxiety dan Trait Anxienty (Spielberger, 2001).
Kita boeh saja memepelajari makna kecemasan dari bab II penelitian itu,
kemudian mencantumkannya ke dalam bab II penelitian kita dengan cara:

…kecemasan adalah suatu state atau kondisi yang dinilai menakutkan atau
mengganggu kenyamanan seseorang (Atkinsson, 2000 dalam Wardoyo, 2003). Ada
dua jenis kecemasan, yaitu State anxiety dan Trait Anxienty (Spielberger, 2001
dalam Wardoyo, 2003).
Tetapi, tentu saja tidak boleh hanya semata-mata satu sumber penelitian saja.
Yang lebih baik adalah mencantumkan beberapa sumber.

…kecemasan adalah suatu state atau kondisi yang dinilai menakutkan atau
mengganggu kenyamanan seseorang (Atkinsson, 2000 dalam Wardoyo, 2003).
Dalam olahraga, kecemasan adalah suatu kondisi yang dianggap mengancam dan
dapat memepengaruhi penampilan olahraga, namun merupakan satu factor yang
harus ada agar atlet memeiliki suatu dorongan untuk berprestasi maksimal demi
mempertahankan harga dirinya (Bambang, 1998 dalam Muklis, 2000).
Cara ini menuntut kecermatan kita dalam memilah informasi, tetapi
kekurangannya adalah cara ini tidak memberikan kita gambaran jelas mengenai
teori yang ingin diulas. Namanya juga sumber kedua, kredibilitasnya masih harus
dipertanyakan. Selain itu, resiko hanya menggunakan literature sumber kedua
adalah membuat kita terlihat seperti “tidak membaca buku referensi yang
sesungguhnya”, alias cuma nunut tulisannya orang lain saja. Padahal, untuk
memahami penelitian, kita sebaiknya sangat memahami teori yang berkaitan
melalui referensi-referensi. Untuk penelitian S2 dan S3, serta karya yang
dipublikasikan ke jurnal, lebih baik menghindari cara ini, karena untuk level
penelitian yang lebih tinggi, anda diharuskan benar-benar menguasai konsep
melalui sumber pertama.

Anda mungkin juga menyukai