Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan mekanisme pembakaran yang digunakan, jenis motor dibedakan menjadi dua,
yaitu motor diesel dan motor bensin,. Mekanisme pembarakan motor diesel dikenal dengan
sebutan penyalaan dengan kompresi. Udara dikompresikan sampai tekanan dan suhunya melebihi
titik nyala bahan bakar dan di akhir langkah kompresi terbakar dengan sendirinya. Tenaga
pembakaran ini kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan piston dan kemudian diubah
menjadi tenaga putaran pada poros engkol. Secara singkat proses kerja motor diesel terbagi dalam
beberapa langkah piston yaitu langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha dan langkah buang.
Untuk menghasilkan tenaga yang besar diperlukan suatu sistem pemenuhan bahan bakar dan udara
yang baik serta pembakaran yang sempurna. Banyaknya udara yang dapat masuk ke ruang bakar
sangat mempengaruhi performa mesin diesel. Jumlah volume udara yang masuk ke dalam silinder
pada saat langkah hisap secara teoritis sama dengan volume langkah torak (piston) dari titik mati
atas sampai titik mati bawah. Kenyataannya terdapat beberapa penyimpangan yang menyebabkan
volume udara yang masuk ke dalam silinder lebih kecil dari volume langkah torak (piston).
Penyimpangan itu antara lain disebabkan oleh beberapa faktor seperti tekanan udara, temperatur
udara, sisa-sisa gas bekas, panjang saluran dan bentuknya saluran. Besarnya volume udara yang
sebenarnya masuk ke dalam silnder dapat dinyatakan dalam suatu angka perbandiangan antara
volume udara yang masuk dengan volume langkah piston dari titik mati atas sampai titik mati
bawah. Kepala silinder motor diesel dilengkapi dengan mekanisme katup. Katup yang dipasang
pada kepala silinder terdiri dari katup masuk dan katup buang. Katup masuk adalah katup yang
digunakan untuk membuka dan menutup saluran masuk sehingga udara dapat masuk kedalam
silinder, jadi dengan kata lain yang menentukan banyaknya udara yang masuk ke ruang bakar
adalah katup hisap (intake valve), sedangkan katup buang 2 (exhaust valve) adalah katup yang
digunakan untuk membuka dan menutup saluran pembuangan sehingga gas buang dapat keluar
dari dalam ruang bakar
1.2. Rumusan Masalah

Pentingnya meneliti kerusakan katup dirumuskan sebagai berikut: Apa penyebab

kegagalan pada katup ?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan :
1) Menganalisa mekanisme kegagalan katup.
2) Untuk mengetahui kegagalan pada katup.

1
BAB II
DASAR TEORI
Bab ini berisi tentang teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti yaitu
meliputi prinsip motor diesel, langkah kerja, dan mekanisme katup.
2.1.Fungsi dan Cara Kerja Valve Pada Mesin Diesel
Pada mesin diesel baik itu berbahan bakar solar maupun yang berbahan bakar bensin atau
diesel engine, maka ada salah satu bagian atau komponen yang sangat penting dan mempunyai
peran yang sangat besar untuk memberikan performa serta kekuatan yang hebat yaitu klep atau
clearence valve. Namun tidak semua mesin harus memiliki klep, hanya mesin 4 stroke atau empat
langkah yang memiliki komponen klep pada cilynder headnya, dan untuk mesin 2 stroke atau dua
tak ini tidak mempunyai komponen klep pada cilinder headnya.
Karena fungsinya yang sangat penting maka komponen klep ini merupakan salah satu
bagian yang selalu untuk di perhatikan secara lebih, baik itu pada hal pemeliharaan dan perawatan
serta dalam hal pemakaian mesin tidak boleh di gunakan melebihi kekuatan kapasitas dari mesin
tersebut karena akan berakibat klep akan cepat rusak sehingga tenaga pada mesin akan
menghilang. Apabila dari salah satu klep tersebut mengalami masalah maka hal ini akan
mempengaruhi kinerja mesin diesel yang sangat berarti, biasanya mesin diesel akan mengalami
penurunan performa serta boros bahan bakar dan suara mesin yang tidak setabil. karena sistem
kompresi yang terganggu akibat klep mesin diesel tersebut mengalami masalah maka di samping
menimbulkan tenaga mesin yang menurun selain itu juga bisa mengakibatkan mesin diesel susah
untuk di hidupkan.Klep atau valve clearence mempunyai fungsi sebagai Pengatur pemasukan
campuran udara dan bahan bakar ke ruang bakar serta mengatur pembuangan gas hasil sisa
pembakaran ke udara luar. klep pada mesin diesel ada dua yaitu klep IN atau masuk dan klep EX
untuk pembuangan. untuk membedakan mana klep IN dan mana klep EX yaitu dengan cara
melihat bentuk dan tanda pada kepala klep tersebut, untuk klep IN mempunyai kepala atau payung
yang lebih besar dan lebar sedangkan pada klep EX memiliki kepala yang lebih kecil. Klep atau
valve clearence ialah suatu alat atau bagian dari mesin diesel / motor yang bersifat dinamis dan
terpasang pada kepala silinder/ cilynder head. klep ini memiliki dua jenis yaitu klep masuk ( IN )
dan klep keluar ( EX ), fungsi dari masing-masing klep yaitu sebagai berikut :

 Klep masuk ( IN ) : bekerja sebagai pintu pemasukan udara untuk membekali mesin dari
saluran masuk. dan payung klep di buat tipis agar supaya meringankan beban putaran pada
poros bubungan.
 Klep keluar ( EX ) : bekerja sebagai pintu pembuang sisa gas pembakaran kesaluran buang
. untuk klep ex payung klep di buat lebih tebal dari klep IN agar supaya tidak mudah
berubah bentuk dan supaya lebih tahan panas.
Klep atau valve memiliki peran yang sangat penting bagi mesin diesel maupun motor, karena
apabila ada masalah pada klep tersebut entah itu bocor atau bengkok maka pengaruhnya akan
sangat besar terhadap performa mesin itu sendiri, biasanya membuat mesin susah untuk di
hidupkan dan tenaga mesin menjadi menurun, oleh karena itu klep merupakan salah satu
komponen yang fital pada mesin diesel dan mempengaruhi daya kerja mesin secara keseluruhan.

2
Mungkin selama ini banyak dari kita yang belum mengetahui kenapa untuk klep isap lebar
payungnya lebih lebar ketimbang klep buang, semua itu di karenakan agar pengisian gas baru akan
lebih optimal sehingga mengurangi daya panas pada ruang bakar. klep mesin diesel ini bagusnya
terbuat dari bahan yang kuat tapi ringan agar lebih kuat dan tahan terhadap panas.
Klep mesin diesel juga memiliki beberapa bagian yang saling mendukung dan sangat berperan
penting membantu kinerja klep itu sendiri, berikut ini bagian-bagian komponen yang terdapat pada
mesin:

Per klep ( spring valve )


Per klep ini berfungsi untuk mengembalikan klep ke posisi semula serta menahan klep pada saat
posisi membuka. penggunaan per klep ini harus sesuai dengan ukuran jenis mesin diesel tersebut
atau sesuai standar yang di rekomendasikan oleh pabrik. sebab apabila per klep mesin ini terlalu
kuat maka akan mengakibatkan keausan pada penggerak klep seperti noken as dan tuas klep
(rocker arm). sedangkan apabila per klep terlalu lemah maka akan mengakibatkan klep bergetar
terlalu kuat sehingga nantinya pada saat putaran tinggi, klep ini tidak akan menutup sempurna
sehingga menimbulkan kebocoran yang akan mengakibatkan mesin tidak bertenaga.

Seal klep ( seal valve )


Alat ini berfungsi mencegah pelumas agar tidak masuk ke saluran ruang bakar. apabila seal klep
ini ada yang rusak atau sobek maka oli bisa masuk ke ruang bakar dan akan menimbulkan asap
putih yang keluar dari knalpot karena oli tersebut ikut terbakar di ruang bakar.

Dudukan katup
Berfungsi sebagai tempat penutupan katup yang di rapatkan dengan bidang dari katup.

Pengangkat katup ( valve lifter )

Berfungsi menjamin bekerjanya agar dapat menjadi lurus gerakan dari batang penumbuk katup
itu.

Pelatuk Katup ( rocker arm )

Berfungsi sebagai penghantar tekanan dari batang penumbuk katup dan meneruskan kepada ujung
katup.

Pada saat mesin di hidupkan maka komponen - komponen mekanisme katup bergerak bergesekan
dan mendapatkan gaya ke berbagai arah serta beban panas maka akan mengakibatkan semakin aus
pada sistem penekan katup sehingga celah katup bisa berubah menjadi besar ke ausannya, oleh
karena itulah perlu di lakukannya penyetelan celah katup.

3
2.2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kegagalan material dari komponen
katup (valve) pada mesin diesel. Pada penelitian ini, telah terjadi kegagalan berupa turunnya
tekanan kompresi gas engine saat beroperasi. Di pengaruhi oleh kondisi kerusakan berupa rompal
(cowak), pada lapisan piringan katup dan adanya pengendapan deposite baik pada katup buang
dan juga pada katup hisap setelah dikeluarkan dari kepala silinder mesin.
Analisis data pada pengujian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pengumpulan data dan
tahap pengolahan data. Sampel di ambil dari kegagalan katup yang mengalami pembebanan termal
karena suhu tinggi dan tekanan di dalam silinder yang mengalami patahan akibat panas berlebih
(overheated) didaerah lapisan piringan katup dan juga adanya pengendapan (deposit) baik pada
katup buang (exhaust valve) ataupun katup masuk (inlet valve). Pengumpulan data meliputi
kegiatan pengambilan data sampel terhadap komponen katup (valve) yaitu komponen katup rusak
dan tidak rusak serta sebagai pengambilan data perbandingan data.
Untuk tahap berikutnya menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kegagalan komponen katup. Kondisi kegagalan karena suhu yang tinggi pada sifat
mekanik bahan dan korosi terlihat berupa patahan (cowak) pada lapisan katup buang serta adannya
pengendapan (deposit) baik pada katup buang (exhaust valve) atau katup hisap (inlet valve). Data
yang digunakan dalam penelitian ini diuji secara langsung dengan memilih dan mengambilan
sampel potongan dari bagian katup masuk (inlet valve) dan katup keluar (exhaust valve). Pada
penelitian ini menggunakan beberapa tahap analisis yaitu Metalografi, Fraktrografi, uji
kekerasan(Hardness test),komposisi Spectrometry dan SEM-EDX.

4
BAB III

DIAGRAM ALIR PENELITIAN

PEMERIKSAAN

PENGERTIAN VISUAL INSPECTION

PEMERIKSAAN SECARA VISUAL

MANFAAT MELAKUKAN
VISUAL INSPECTION

ANALISA DAN LANGKAH PERBAIKAN

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

5
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemeriksaan
Setelah mengetahui bahwa terjadi masalah (trouble) di mesin khususnya pada katup hisap
dan katup buang pada mesin, maka hal yang harus dilakukan untuk dapat mengetahui penyebabnya
dari terjadinya trouble pada unit tersebut adalah melakukan pemeriksaan secara seksama sesuai
dengan standard dari buku manualnya, dan sebelumnya menanyakan gejala terjadinya trouble yang
dirasakan. Langkah pemeriksaan yang dilakukan adalah : Pemeriksaan secara visual pada unit
mesin terutama katup.
4.2. Pengertian visual inspection
Visual Inspection adalah suatu prosedur yang dilakukan setelah melakukan remove and
disaassembly pada suatu komponen yang bertujuan untuk mengetahui kerusakan pada komponen
dengan melihat bagian-bagian komponen tersebut dan menganalisa kerusakan yang ada pada
komponen agar dapat diketahui penyebab kerusakan serta memungkinkan untuk menanggulangi
penyebab kerusakan agar kerusakan dapat di minimalisir.
4.3. Pemeriksaan secara visual
Pemeriksaan secara visual disini adalah tindakan pertama yang dilakukan sebelum menuju
tindakan yang lebih jauh lagi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan mengakibatkan trouble.
Pemeriksaan visual pada sistem katup. Pemeriksaan pada sistem katup sangat diperlukan, karena
pada unit alat berat sistem katup adalah sistem yang berperan penting pada kerja unit alat berat
tersebut. Sistem katup pada alat berat adalah sistem yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol,
dan mengarahkan laju aliran fluida dengan cara membuka dan menutup. Pada sistem ini yang
dilakukan pemeriksaan yaitu pada katup hisap dan katup buang apabila pada sistem terjadi
kebocoran yang berpengaruh pada kerja unit.
4.4. Manfaat melakukan visual inspection
Berikut ini adalah manfaat melakukan visual inspection diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Dapat mengetahui komponen-komponen atau parts yang rusak.
2) Dapat mengetahui jenis kerusakan pada komponen, parah atau tidak.
3) Dapat mengetahui komponen yang bisa digunakan lagi atau tidaknya.
4) Dapat mengetahui penyebab kerusakan pada komponen.
5) Dapat menanggulangi kerusakan agar dapat diminimalisir .
6) Dapat mencegah kerusakan dini pada komponen.

6
4.5. Analisa Kerusakan
Keausan dan perubahan struktur pada bagian-bagian komponen mekanisme katup tidak
dapat dihindarkan karena penggunaan yang terus menerus. Perubahan yang tidak dapat dihindari
tersebut akibat adanya gesekan, temperatur yang tinggi, tumbukan atau melakukan kontak, dan
kotoran pada sistem penyaringan pelumasan selama penggunaan. Gangguan-gangguan yang sering
terjadi pada mekanisme katup dan cara mengatasinya antara lain :
4.5.1. Parameter yang menentukan kapan katup harus diganti
Komponen mekanisme katup yang telah aus dapat membuat fungsi kerja katup tidak
maksimal, sehingga mengakibatkan performa mesin tidak maksimal. Untuk mengatasi hal
tersebut maka harus dilakukan penggantian terhadap komponen mekanisme katup yang
mengalami kerusakan.
4.5.2. Posisi persinggungan katup
Persinggungan katup dengan dudukan katup yang tidak rata disebabkan oleh lebar
persinggungan katup terlalu besar dan posisi persinggungan pada katup terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Hal ini akan mengakibatkan tekanan kompresi yang rendah sehingga tenaga
yang dihasilkan menjadi kurang. Apabila posisi persinggungan katup dengan dudukan katup
tidak tepat ditengah akan terjadi kebocoran dan untuk memperbaikinya maka dilakukan
penyekuran.
4.5.3. Analisis Material Katup
Material Dasar katup harus memiliki sifat tahan temperatur tinggi, memiliki koefisiensi
ekspansi panas yang tinggi dan bersifat panas yang tinggi, tahan aus,ketahanan terhadap
kejut panas, ketahanan korosi tinggi dan bersifat ringan. Selain itu adanya kenaikan dan
penurunan temperatur pada katup ,material mengalami kerusakan patahan dan deposit.
Sedangkan deposit yang terbentuk pada katup berasal dari reaksi bahan bakar dan oli sebagai
lubrikasi selama pembakaran Sulfur Dioksida, Sulfur Trioksida, Sodium Oksida dan
Panadium. Hasil pemeriksaan visual menunjukkan separuh dari kepala katup (valve) pecah
atau bagian yang mendapat benturan dengan blok mesin dan bidang yang pecah
menghambat/menahan pergerakan kerja katup (valve) yang berakibat batang katup bengkok.
Bagian katup (valve) yang patah berawal antara bidang singgung dengan casing blok mesin.
Bentuk retak menjalar melingkar pada daerah yang dikeraskan dengan material dasar. Hal
ini akan mengarah pada terjadinya permukaan patahan ditemukan adanya bentuk patah lelah.

4.5.4. Metalografi
Analisis metalografi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: Pengamatan Struktur Mikro
dan Pengamatan Struktur Makro. Tujuan analisis struktur makro untuk mengetahui adanya
permasalahan cacat (segregasi) dari unsur-unsur Fosfor (P), Sulfur (S) dan lain-lain. Adanya
inklusi, rongga udara, rongga penyusutan dan lain sebagainya. Analisis struktur mikro
dilakukan dengan menggunakan Normal - Mikroskop dengan pembesaran lebih dari 20 : 1

7
(20x). Pengujian dilakukan pada lapisan piringan komponen katup adalah pengamatan visual
makro struktur mikro pada katup Analisis berawal dari struktur material mengalami proses
pengerjaan/ perlakuan panas (seperti treatment, quenching, normalization, hardening dan
sebagainya), pengerjaan dingin, proses pengelasan dan lain-lain. Sedangkan mikro
mengungkapkan permukaan patahan halus dengan beach mark dan rachet mark. Patahan
bending fatigue berasal dari atas, permukaan beban tensile dari kepala katup. Makro visual
dilakukan pada permukaan patahan pada piringan katup buang. Pemeriksaan dengan analisis
mikro mengungkapkan permukaan patahan halus dengan beach mark dan rachet mark.
Patahan bending fatigue berasal dari atas, permukaan beban tensile dari kepala katup. Pada
patah antara material dasar (HAZ) dengan material penambah terkena temperatur tinggi
sehingga, melemahkan besi dan menyebabkan kepala katup untuk melengkung berlebihan
di bawah tekanan tinggi di dalam cylinder. Retakan berawal dari titik tertinggi stress
berkonsentrasi pada bagian bawah fillet radius. Retakan mengikuti alur grain, karena alur
grain mengikuti bentuk fisik dari bentuk kepala retakan adalah melingkar. Struktur mikro
material batang katup (valve) berupa matrik bainit butir karbida menyebar merata pada
permukaan juga mengalami perpindahan panas. Pada daerah tepi mengalami pengerasan
permukaan. Analisis kandungan deposit dan mengakibatkan batang katup (valve)
mengalami bengkok memperlihatkan bentuk bengkok benturan berulang-ulang dengan
dudukan katup . Karakteristik struktur patahan atau retakan logam pada daerah las/stelite
komponen katup (valve) akibatkan oleh beban yang diterima akibat dari temperatur tinggi
dan korosi diakibatkan oleh bahan bakar akibat pembakaran yang tidak sempurna.
4.5.5. Fraktografi
Untuk melihat kecenderungan daerah patahan merupakan kegagalan yang disebabkan oleh
fenomena lelah ataupun keausan maka dilakukan pengujian SEM pada permukaan patahan
tersebut posisi pengambilan sampel seperti dilakukan pada sebagian permukaan patahan
piringan katup (valve). Sampel sebelumnya dibersihkan dari kotoran dengan sikat gigi secara
hati-hati untuk menjaga keutuhan permukaan patahan tersebut. Dari hasil pengujian SEM
dan EDX menggambarkan bahwa katup valve) telah mengalami perlakuan panas yakni
akibat adanya kenaikan temperatur di dalam silinder. Analisis SEM dan komposisi kimia
atau EDX menunjukkan telah terjadi proses oksidasi pada permukaan material katup (valve).
Permukaan terlihat adanya pembentukan struktur iron-oxide yakni terbentuknya morfologi
seperti lepidocrocite (γ-FeOOH), yakni pengaruh temperatur pada tingkatan korosi dari baja
AISI 304 dan stainless steel AISI 444 dengan minyak mentah pada baja karbon.
4.5.6. Pengujian Komposisi Kimia
Dari hasil pengujian komposisi bahan katup komposisi paduan dasar yang merupakan steel
low alloyedseperti dilihat hasil pengujian komposisi kimia Kadar Karbonnya melebihi
komposisi, standar AISI 504. Adapun penyebab kandungan Karbon berlebih padabahan
katup (valve) akan bersifat rapuh, tidak tahan terhadap temperatur berlebih. Sehingga
pengaruh korosi dari dampak bahan bakar sebagai bentuk pengaruh temperatur tinggi.
Adapun hasil pengujian komposisi kimia yang dilakukan pada sampel katup (valve) dengan
menggunakan Spektrometer Analiser dengan standar uji AISI 504. Dari analisis komposisi

8
terdapat perbedaan antara kandungan hasil material yang di uji dan standar AISI 504 Nilai
Karbon (C) hasil uji lab = 0,323 %, sedang standar C = max 0,15 %. Kadar C melebihi
standar berpengaruh terhadap ketahanan austenitik, karbon mempunyai sifat keras tetapi
getas. Secara keseluruhan komposisi baja campuran besi dan karbon jika kadarnya melebihi
dari komposisi standar maka akan berpengaruh terhadap kekuatan katup (valve) dan karbon
mempengaruhi kekerasan baja, dan mengandung unsur-unsur lain (paduan) Mangan (Mn),
Tembaga (Cu), Silikon (Si), Belerang (S), dan Posfor (P) maka dari komposisi kimia dan
heat treatment berpengaruh terhadap sifat akhir dari katup(valve). Analisis komposisi kimia
pada deposite atau skala yang melekat pada piringan katup (valve) di ambil di 3 (tiga) lokasi
yang berbeda dengan menggunakan analisa kualitatif dengan EDX (energy dispersive x-ray
spectroscopy). Sampel di analisis dengan alat SEM-EDX pada (accelerated voltage) sebesar
20 kV untuk mengetahui kandungan unsurnya dan dilakukan pada perbesaran 50X.
Komposisi kimia material dasar katup (valve) harus memiliki sifat tahan temperatur tinggi,
memiliki koefisien ekspansi panas yang tinggi, tahan aus, ketahanan terhadap kejut panas,
ketahanan korosi tinggi dan bersifat ringan. Material dasar katup (valve), yang umum
digunakan adalah baja tahan karat austenitik dengan penambahan nitrogen (21-2N, 21-4N),
baja martensitik dengan paduan dasar Cr atau Si dan baja cor austenitik dengan ketahanan
cor dan permesinan yang baik. Dari analisis komposisi kimia terdapat perbedaan antara
kandungan hasil material yang diuji dan standar AISI 504 Nilai Karbon(C) hasil uji = 0,323
%; sedangkan standar C = max 0,15 %.Kadar C melebihi standar berpengaruh terhadap
ketahanan austenitik. Karbon mempunyai sifat keras tetapi getas, mampu menjalani reaksi-
reaksi kimia seperti reaksi Substitusi (penggantian), reaksi Adisi (penambahan) dan reaksi
Eliminasi (pengurangan) dapat di pakai sebagai lem atau zat perekat dan mempunyai sifat
tahan gesek. Berikutnya kadar Silikon(Si) hasil uji = 4,053 %; sedangkan standar = max 1,0
%. Kelebihan silikon mempunyai sifat elastis/ keuletannya tinggi tetapi juga menambah
kekerasan dan ketajaman pada baja. Dan Mangan (Mn) hasil uji = 0,266; sedangkan standar
Mn = max 1,0 %. Kurang dari standar, hal ini akan berpengaruh terhadap sifat yang tahan
terhadap gesekan dan tahan tekanan (impact load). Berikutnya kandungan Posfor (P) =
0,015 %; standar max 0,04 % dan Sulfur/Belerang (S) = 0,028 %; standar max 0,04 % serta
Cromium (Cr) = 8,517 %; standar 8.00 – 10.00 % Molybdenum (Mo) = 0,042 standar 8.00
– 10.00 %, berpengaruh terhadap sifat ulet dan tahan terhadap bahan kimia dan untuk
mengatasi korosi, unsur yang dicampurkan kedalam baja untuk mengatasi kerusakan pada
temperatur tinggi (dapat mencapai 1200˚C). Secara keseluruhan komposisi baja campuran
Besi dan Karbon jika kadarnya melebihi dari komposis standar maka akan berpengaruh
terhadap kekuatan katup (valve) , kandungan Karbon mempengaruhi kekerasan baja, dan
mengandung unsur-unsur lain (paduan) Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Silikon (Si), Belerang
(S), dan Posfor (P). Maka dari komposisi kimia dan heat treatment berpengaruh terhadap
sifat akhir dari katup (valve).

9
4.6. LANGKAH PERBAIKAN
Penggantian valve guide
Membuka valve guide
Gunakan palu dan alat pembuka valve guide untuk
mengeluarkan valve guild dari permukaan bawah kepala
silinder.

Gambar. Membuka katup

Pemasangan Valve Guide


1. Oleskan oli mesin kesekitar bagian luarvalve guide
2. Pasang alat pemasang valve guide ke valve guide.
3. Gunakan palu untuk memasukkan valve guide
kedalam tempatnya dari permukaan.

Gambar. Pemasangan Katup

4. Ukur ketinggian valve guide dari permukaan atas


kepala silinder sampai ujung valve guide. Ketinggian
standard ujung valve guide 13 mm

Gambar . Ketinggian katup

10
Ketebalan Katup
Ukur ketebalan katup apabila angka pengukuran lebih
kecil dari batas spesifikasinya, katup dan valve guide
harus diganti

Gambar. Ketebalan katup

Depresi Katup
1. Pasang katup 1 ke kepala silinder
2. Gunakan mistar dan alat pengukur celahuntuk
mengukur
Standar Batas
depresi
(mm) (mm)
katup
Hisap 0,73 1.28
Buang dari
0,70 1.20
permukaan
bawah kepala silinder.

Gambar. Depresi katup

Membetulkan dudukan katup


1. Bersihkan karbon dari permukaan dudukan katup
2.Gunakan kape (15°,45°,75°) pada bagian yang kasar dan
jangan dibersihkan terdalam
Gambar 1. Dudukan katup

11
3. Oleskan compound pada permukaan dudukankatup
4. Masukkan katup ke dalam valve guide5. Putar katup sambil
memukul katup masuk kedalam dudukan katup
6. Periksalah apakah bidang seluruh katup sudahbenar
7. Periksalah apakah dudukan katup permukaan

Gambar. Perbaikan katup

Lebar bidang sentuh katup


Periksa hubungan katup dari kekerasan, lakukanlah agar katup
menjadi halus bidang sentuhnya ukur lebar bidang sentuh katup

Gambar. Lebar katup


Tabel Lebar bidang katup
Standar (mm) Batas (mm)
Hisap 1.7 2.2
Buang 2.0 2.5

12
PENGGANTIAN DUDUKAN KATUP
Membuka dudukan katup
1. Buatlah tonjolan logam dengan las listrik pada
penyisip dudukan .
2. Biarkan penyisip dudukan katup
mendinginkan beberapa menit untuk memudahkan
pembukaan dudukan katup .
3. Gunakan obeng (3) ungkitlah agar dudukan katup
terbuka hati-hati jangan sampai kepala silinder rusak.

Gambar 1. Membuka katup

Apabila katup hisap dan katup buang akan dipasang kembali,


berikanlah tanda pada setiap katup sesuai dengan nomor
silinder pada waktu membuka.

Gambar 1. Pemberian tanda

4.7. SISTEM MEKANISME KATUP


Sistem mekanis adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen yang berinteraksi
secara prinsip mekanika. Sistem mekanis yang terjadi pada katup D8R yaitu :

Engine Katup Camshaft

Rocker arm Push rod

Gambar. Sistem mekanis mesin diesel.

13
1) Engine adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) dan alatalat yang tidak bergerak
(statis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga.
2) Katup adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau
mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut.
3) Camshaft adalah penentu utama kapan saat pembukaan dan penutupan katup terjadi serta berapa
lama dan lebar pembukaan katup tersebut.
4) Push roding (push rod) adalah piranti yang digunakan pada sistem penggerak katup.
5) Rocker Arm (Pelatuk) berfungsi sebagai perantara antara batang penumbuk (push rod) dengan
ujung katup atau antara poros nok (camshaft) dengan ujung katup sehingga apabila poros nok
mengangkat tappet maka gerakan ini akan diteruskan ke katup melalui pelatuk.

14
BAB V
KESIMPULAN
1. Kerusakan pada piringan katup (valve) karena adanya lapisan oksida ataukotoran (oxide
debris) yang diakibatkan hasildari bahan bakar atau sisa pembakaran yang tidak sempurna,
dipicu oleh peningkatan temperatur saat proses pembakaran yang akan menghasilkan
partikel-partikel oksida yang halus dan keras (oxide glazes).
2. Ketika lapisan piringan katup buang (exhaust valve) terangkat dan bergeser dengan
dudukan katup, partikel-partikel oxide glazes tersebut menimbulkan tegangan kontak yang
tinggi dan menjadi sangat abrasif terhadap permukaan material kontak.
3. Efek dari panas yang tinggi diakibatkan oleh sistem pembakaran (komposisi bahan bakar
dan udara) sistem pelumasan, sistem pendingin tidak bekerja secara maksimal.
4. Dari analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukan bahwa material batang
torak mengalami diskolorasi karena panas, karakteristik lapisan kerak yang terbentuk halus
dan mudah untuk dibersihkan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Aris Munandar. Manual Book Valve. TroubleShooting
Buku Panduan Diesel Engine UT SCHOOL, Basic Mechanic Course
Training Maintenance And Service. Manual Book PT.LMA. Bekasi. Bantar Gebang.
http://ulasdiesel.blogspot.com/2017/09/fungsi-dan-cara-kerja-klep-pada-mesin.html
B Dinesh Prabu. 2013. “Valve & Valve Mechanism”. Melalui www.google.com/ Handbook
8.html [11/28/2013].
. Kartika Ika dkk.2010.”Analisa Kerusakan Lapisan Kobalt pada Piringan Katup Buang Mesin
Diesel”.Majalah Metalurgi. V25.3, ISSN 0126-3188/ hal 119-128.
Yildiz,2010. “Investigation of exhaust valve failure in heavy – duty diesel engine” Guzi
University Journal of Science GUJ Sci. 23 (4): 493-499.
T Becker William and J. Shipley Roch.2002 Faikure Analysis and Prevention. Volume 10 of the
ASM Handbook The Volume was prepared under the direction of the ASM Handbook
Committee.
Yuvraj K lavhale, 2014. “Overview of failure trend of inlet & exhaust valve” IJMET Volume 5,
Issue 3, March,pp.104-113.

16
LAMPIRAN

Gambar. Katup mengalami kerusakan

17
Gambar. Tracker Gambar. Rocker arm

18

Anda mungkin juga menyukai