SAP Kejang Demam
SAP Kejang Demam
OLEH :
Satuan acara penyuluhan Kejang Demam di Di Rumah Sakit Umum Daerah Idaman
Banjarbaru ini telah disetujui pada tanggal Februari 2020
Menyetujui,
Preceptor Akademik
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala
rahmat dan karunia-Nya, maka penyusun dapat menyelesaikan tugas dalam stase
Pediatrik yang berjudul “Satuan Acara Penyuluhan Kejang Demam di Rumah Sakit
Umum Daerah Idaman Banjarbaru” dapat selesai dengan tepat waktu.
Penyusun menyadari, bahwa laporan yang berjudul “Satuan Acara Penyuluhan
Kejang Demam di Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru” ini, sangat jauh dari
sempurna. Maka dari itu, penyusun membutuhkan segala kritik dan saran yang
membangun, agar dapat memperbaiki makalah ini sehingga dapat menghasilkan makalah
yang lebih baik dikemudian hari.
Tim penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tempat : Di Ruang Poli Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru
Media : Leaflet
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45-60 menit tentang Kejang Demam diharapkan orang
tua dan keluarga pasien mengetahui tentang cara penanganan Kejang Demam.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir pertemuan pasien dapat:
a. Menjelaskan pengertian Kejang Demam
b. Mengetahui penyebab Kejang Demam
c. Menyebutkan tanda dan gejala Kejang Demam
d. Mengetahui cara pencegahan Kejang Demam
e. Mengetahui apa yang perlu diperhatikan saat Kejang Demam
C. Metode Pelaksanaan
Ceramah dan tanya jawab
D. Sasaran dan Target
Orang tua/keluarga
3. Menggali pengetahuan
keluarga/orang tua pasien
tentang Kejang Demam
4. Menjelaskan tujuan
Penyuluhan
5. Membuat kontrak waktu
2. Proses 35 menit Isi Materi Penyuluhan:
1. Pengertian Kejang Demam
2. Penyebab Kejang Demam 1. Memperhatikan
3. Tanda dan gejala Kejang penjelasan
Demam 2. Mencatat hal-hal
4. Cara Pencegahan Kejang yang penting
Demam
3 Evaluasi 15 menit 1. Memberikan kesempatan 1. Menjelaskan tanda
kepada pasien untuk dan bahaya dalam
bertanya
kehamilan
2. Memberikan pertanyaan
secara lisan kepada pasien 2. Menyebutkan cara
mencegah atau
mengantisipasi
3. Penutup 5 menit 1. Mahasiswa memberikan 1. Menjawab
leaflet ke pasien ucapan terima
2. Mahasiswa mengucapkan kasih
terimakasih atas segala 2. Menjawab salam
perhatian pasien
3. Mengucapkan salam
penutup
F. Pengorganisasian Kelompok
1. Moderator : Maria Avilla Kasinem, S. Kep
2. Presentator : Maria Sepni, S. Kep
3. Observer : Aprilina Juwita Putri, S. Kep
4. Fasilitator : Chandra Nugraha Pongka’pe, S.Kep
Evangelis Claudia Tetala, S. Kep
Norsaidah, S. Kep
Petri Enty KYT, S. Kep
G. Deskripsi Peran
1) Moderator :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menjelalaskan tujuan dari penyuluhan.
d. Menyampaikan kontrak waktu.
e. Menyebutkan materi yang akan diberikan.
f. Memimpin jalannya penyuluhan.
g. Menuliskan pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
h. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
i. Mengatur waktu penyuluhan.
j. Memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan
2) Presentator
a. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan tentang pengertian alat kontrasepsi.
b. Menjelaskan materi mengenai penggunaan alat kontrasepsi.
c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan.
3) Fasilitator
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai.
b. Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan.
c. Memotivasi orang tua dan keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya.
d. Meminta peserta untuk mengisi absensi diawal penyuluhan.
e. Membagikan leaflet kepada peserta diakhir penyuluhan.
f. Membagikan souvenir kepada peserta penyuluhan yang bertanya dan dapat menjawab
pertanyaan.
4) Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan sebagai bahan evaluasi
b. Mencatat jalannya kegiatan penyuluhan.
c. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil penyuluhan.
d. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta.
H. Setting Tempat
Keterangan
: Pasien
: CI Akademik atau CI Lahan
Moderator
: Presetator
: Observer
: Fasilitator
I. Analisis Lingkungan
1. Kondisi Ruangan :
2. Peserta :
3. Media :
J. Evaluasi
1. Prosedur :
2. Jenis test :
3. Butir soal :
1. Pengertian (Definisi)
Kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh suhu
rektal di atas 38°C. (Riyadi dan Sujono, 2009).
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (Suhu
mencapai > 38oC). Kejang demam dapat terjadi karena proses intrakranial maupun
ekstrakranial. kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak berumur 6 bulan sampai dengan
5 tahun. paling sering pada anak usia 17 bulan sampai 23 bulan (Nurarif & Kusuma, NANDA
NIC-NOC, 2015).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kejang demam merupakan bangkitan
kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh sebagai akibat proses ekstrakranium
(pajanan dari suatu penyakit yang dicirikan dengan demam tinggi dimana suhunya berkisar
antara 38,9o − 40,0oC) namun tanpa adanya tanda-tanda infeksi intrakranial atau penyebab
yang jelas.
Kejang demam ini lebih sering terjadi pada anak usia 6 bulan – 5 tahun, dengan lama
kejang kurang dari 15 menit dapat bersifat umum dan dapat terjadi 16 jam setelah timbulnya
demam. Kejang demam juga berarti kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan
fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga
mengakibatkan renjatan berupa kejang.
2. Penyebab (Etiologi)
Menurut Nurarif dan Kusuma, 2012. Kejang dibedakan menjadi intrakranial dan
ekstrakranial.
Intrakranial meliputi :
a. Trauma (Perdarahan) : Perdarahan subarachnoid, subdural atau ventrikuler
b. Infeksi : Bakteri, Virus, Parasit misalnya meningitis.
c. Kongenital : Disgenesis, Kelainan serebi.
Ekstrakranial meliputi:
a. Gangguan Metabolik: Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesia, gangguan elektrolit (Na
dan K) misalnya pada pasien dengan riwayat diare sebelumnya.
b. Toksik: Intoksikasi, anastesi lokal, sindroma putus obat
c. Kongenital: Gangguan metabolisme asam basa atau ketergantungan dan kekurangan
piridoksin.
Beberapa faktor resiko berulangnya kejang yaitu :
a. Riwayat kejang dalam keluarga
b. Usia kurang dari 18 bulan
c. Tingginya suhu badan sebelum kejang, semakin tinggi suhu sebelum kejang demam,
semakin kecil kemungkinan kejang demam akan berulang.
d. Lamanya demam sebelum kejang, semakin pendek jarak antara mulainya demam dengan
kejang, maka semakin besar resiko kejang demam berulang.
Masih kejang * berikan diazepam rectal / iv, dosis sama, tunggu 5 menit