Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL

DISUSUN OLEH:

Muhammad Rizky Alfarizi


XII TKJ 3

SMK NEGERI 1 CIKALONGKULON


TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamduillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas sekolah mata pelajaran PKN dengan judul Identitas Nasional.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan semoga makalah ini akan memberikan
manfaat kepada pembaca.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................


Daftar Isi..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................
2.1 Pengertian Identitas Nasiona..........................................................................................
2.2 Fungsi Identitas Nasional...............................................................................................
2.3 Jenis – Jenis Identitas Nasional......................................................................................
2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Identitas Nasional ............................................
2.5 Unsur – Unsur Pembentuk Identitas Nasional...............................................................
2.6 Tantangan – Tantangan Yang Mempengari Identitas Nasional ....................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
3.2 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... .


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan
memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional. Identitas
Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu
pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati
bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha
memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah
tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum. Seharusnya Hal – Hal yang
seperti ini, Siapapun orang mengerti serta paham Aturan – Aturan yang ada di suatu
Negaranya, Tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan tidak perduli seolah – olah tidak
mempermasalahkan kekeliruan yang terjadi di Negaranya, Dan yang paling memprihatinkan
seolah – olah masyarakat membiarkan dan bisa dikatakan mendukung, Pernyataan tersebut
dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap dan tanggapan masyarakat dari kekeliruan di bidang
hukum di dalam Negara tercinta ini. Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk
dipelajari hingga diterapkan pada kehidupan sehari – hari.Agar Masyarakat di Negara tercinta
ini dapat mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara
tercinta ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai
masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang
terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan identitas nasional?
2. Apa saja fungsi – fungsi identitas nasional?
3. Apa saja jenis – jenis identitas nasional?
4. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas nasional?
5. Apa sajakah unsur – unsur pembentuk identitas nasional?
6. Apa saja tantangan – tantangan yang mempengaruhi identitas nasional?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari identitas nasional
2. Untuk mengetahui fungsi – fungsi identitas nasional
3. Untuk mengetahui jenis – jenis identitas nasional
4. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi identitas nasional
5. Untuk mengetahui unsur – unsur pembentuk identitas nasional
6. Untuk mengetahui tantangan – tantangan yang mempengaruhi identitas nsional
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Dilihat dari segi bahasa bahwa identitas itu berasal dari bahasa inggris yaitu “identity”
yang dapat diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri.Ciri-ciri itu adalah suatu yang
menandai suatu benda atau orang.Ada ciri-ciri fisik dan ada ciri-ciri nonfisik.Identity sering
diindonesiakan menjadi identitas atau jati diri. Jadi, identy atau identitas atau jati diri, dapat
memiliki dua arti pertama, identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat
pada diri seseorang atau sebuah benda, dan yang kedua, identitas atau jati diri dapat berupa
surat keterangan yang dapat menjelaskan pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang. Di
samping itu, identitas atau jati diri dapat juga digunakan untuk menggambarkan pengertian
diri sendiri yang menyangkut siapa dia (baik laki-laki maupun perempuan). Ada dua sumber
utama dari identitas atau jati diri seorang:pertama, aturan-aturan sosial yang menjelaskan
definisi dari tingkah laku tertentu dan sejarah hidup seseorang. Dua orang, yaitu orang yang
satu dengan orang-orang yang lainnya yang mendasarkan konsepsi mereka dari identitas
mereka masing-masing pada dua sumber tadi (Arnold Dashefsky, 5).
Identitas yang akan dikembangkan dalam tulisan ini adalah idetitas dalam pengertian
pertama di atas yaitu identitas dalam pengertian jati diri. Identitas atau jati diri adalah
“pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu golongan yang
dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-cirinya yang merupakan suatu satu kesatuan
bulat dan menyeluruh, serta menandainya sehingga ia dapat dimasukkan dalam golongan
tersebut” (Parsudi Suparlan: 1999).
Identitas bangsa yang belum demokratis selama ini jelas merupakan hasil dari praktik
monopolistik kekuasaan.Dalam hal ini, identitas tidak muncul dari bawah berdasarkan energi-
energi lokal, atau dari kesadaran dan pengetahuan masyarakat sendiri.
Pada dasarnya konsep “identitas” jelas bermakna ideal, sebuah harapan untuk eksis dan
berprinsip, lalu sayangnya ia membusuk oleh praktik kekuasaan yang korup. Istilah identitas
itu pun diperkuat oleh istilah metafisik lainnya seperti “stabilitas” dan “kesatuan”, yang
sama-sama telah mengalami pembusukan. Istilah-istilah metafisis ini membusuk karena
terlalu sarat dimaknai oleh selera tunggal. Identitas-bangsa lalu menjadi sebuah
“nasionalisme-naif” yang mengklaim bahwa identitas bangsa merupakan cerminan Pancasila
yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan humanistik, mengabdi dan loyal pada Negara
yang berpaham bukan liberlisme dan bukan sosialisme. Bahkan kita suka arogan memandang
ideologi atau filsafat Negara-negara asing, sepertinya mereka kuranng atau tidak religius,
sekularisme, tidak manusiawi.
Kebudayaan yang muncul dari hantu-hantu metafisika tersebut kini menjadi sangat khas
sebagai teror-teror kekerasan yang memberikan identitas kultural bagi bangsa dan Negara
Indonesia. Tegasna, identitas budaya kita merupakan representasi atau “simbol kekerasan”
(Symbolic violence). Jika dikatakan bahwa istilah “identitas” tak lain mengacu pada eksistensi
atau “prinsip diri” maka perjalanan untuk pencarian prinsip diri itu kita lakukan dengan sikap
pelenyap dan peniadaan terhadap orang atau kelompok atau komunitas yang berbeda. Sebab
menyangkal kehadiran pihak lain hanya karena sekedar berbeda sebenarnya identic dengan
menyangkal keberadaan diri sendiri pula.
Identitas budaya yang menekankan “kesatuan dan “stabilitas” itu telah melenyapkan
sensitivitas itu lebih dalam lagi sehingga menciptakan kekerasan dan kekejaman di mana
nyawa manusia menjadi tidak berharga lagi (kreativitas destruksi).Dan hingga kini kondisi ini
masih saja berlangsung.
Kultural adalah sebuh karakter, pola piker dan perilaku. Sebuah karakter merupakan hasil
dari proses pembiasaan yang mengkristal yang bisa kita sebut juga sebagai mentalitas.
Kebudayaan merupakan pertemuan antara pengetahuan dan kehendak.Jika kita masih punya
sedikit rasa sensitive terhadap perbedaan, rasa toleran, saling menghargai, sebenarnya kita
tidak perlu lagi konsep-konsep yang kelihatannya demikian agung tetapi arogan seperti itu.
2.2 Fungsi Identitas Nasional

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki
identitas sendiri - sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut. Dengan memahami identitas nasional bangsa sendiri, akan menumbuhkan sifat
patriotisme dan nasionalisme yang tinggi, dengan pemahaman itu pula kita dapat menggali
potensi-potensi dari bangsa kita sendiri yang dimana potensi tersebut tidak terdapat di negara
lain dan merupakan keunikan lokal yang tidak ada tandingannya. Maka dari itu sudah
seharusnya identitas nasional ini dipahami secara dalam dan mutlak sejak usia dini.
Berikut fungsi pengenalan identitas nasional secara umum, yakni Sebagai pemersatu
bangsa, identitas nasional dapat menjadikan ribuan perbedaan yang ada di Indonesia menjadi
dalam satu kesatuan kita dapat mengumpamakan identitas itu adalah bendera merah putih dan
Pancasila tentu ini menjadi identitas sekaligus alat pemersatu bagi bangsa Indonesia. Kedua,
Sebagai ciri khas yang membedakan sebuah bangsa dari bangsa yang lain. Suatu bangsa
harus memiliki keunikan/ciri khas jika ingin dikenal oleh bangsa lain, sebab dengan ciri khas
inilah suatu bangsa dapat dikenal, contoh “Ayo kita pergi ke Negeri Batik”, tentu itu sudah
merupaka icon yang menjadikan identitas nasional bagi suatu negara, yakni Negara
Indonesia. Sebagai pegangan atau landasan bagi sebuah negara untuk berkembang atau
mewujudkan potensi yang dimiliki.Dengan adanya identitas ini, suatu negara dapat
mengembangkan potensi/keunikan yang hanya dimiliki oleh negara. Misalnya dalam hal
kebudayaan , para turis tidak akan menemukan Tari Kecak, Tari Jaipong, dan Batik Solo
kecuali jika mereka datang langsung ke Indonesia. Dengan begini tentu ada potensi yang
dapat dikembangkan dan hanya dimiliki oleh Negara Indonesia.Itu belum lagi mengena
tentang bidang Ekonomi, mulai dari kuliner, hasil Sumber Daya Alam, dll.
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:

1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan
kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.

2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu dengan
menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa

3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama


melalui simbol-simbol dan upacara.

2.3 Jenis – Jenis Identitas Nasional

Identitas Nasional Indonesia memiliki beberapa jernis. Berikut adalah jenis-jenis Identitas
Nasional antara lain :

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun
Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia yang digunakan
sebagai bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara
memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.
2. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih

Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara, adalah
Sang Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang
Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan
bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.

3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali
diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28
Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran
pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu
“Indonesia” sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa koloni.

4. Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia.Frasa ini berasal dari bahasa
Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap
satu”.Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.Kalimat ini merupakan kutipan dari
sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.Kakawin ini istimewa karena
mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.
6. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945

Istilah dalam bahasa inggris constitution atau dalam bahasa belanda constitutie secara
harfiah sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu undang-undang dasar. Ditinjau
dari segi kekuasaan undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan
asas-asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi anatara beberapa lembaga
kenegaraan.Mengacu konsep trias politika, kekuasaan dibagi anatar badan eksekutif, legislatif
dan yudikatif.

7. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat

Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat.Dengan


demikian makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti pemerintahan yang
kekuasaan tertinggi terletak/bersumber pada rakyat.Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah
ajaran demokrasi yang telah dirintis sejak jaman Yunani oleh Solon.Istilah demokrasi berasal
dari kata Yunani, demos (rakyat) dan kratein (memerintah) atau kratos (pemerintah).Jadi,
demokrasi mengandung pengertian pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.Rakyat merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-
individu melalui perjanjian masyarakat.Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
memberikan haknya kepada untuk kepentingan bersama.Penguasa dipilih dan ditentukan atas
dasar kehendak rakyat melalui perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan atau melalui
pemilihan umum.Pemerintah yang berkuasa harus mengembalikan hak-hak sipil kepada
warganya.

8. Konsepsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan
nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai
tujuan nasional.

2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa
Indonesia meliputi:
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan
yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di
Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial
dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut
mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai
faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara bangsa
beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di
Indonesia pada awal abad XX.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The Power
of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu
bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer, faktor
pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial,
bahasa, agama dan yang sejenisnya.Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai
macam etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan
meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing.Kesatuan tersebut tidak
menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan Bhineka Tunggal
Ika.Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara.Dalam hubungan ini
bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan
bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis.Pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi
bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya. Dalam hubungan ini sangat
diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan
bangsa dan Negara Indonesia. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika
yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa
Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga
bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Demikian pula
menyangkut biroraksi serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa
meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan.Faktor keempat, meliputi
penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.
Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan
dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan,
dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan
merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat.Semangat
perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan
identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa
Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh karena itu pembentukan
identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial, ekonomi,
budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu
proses yang cukup panjang.
2.5 Unsur – Unsur Pembentuk Identitas Nasional

1. Suku Bangsa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Golongan
sosial yang khusus yang bersifat askriptif atau ada sejak lahir, dimana sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia khususnya, terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang tiga ratus dialek bahasa.
2. Agama merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Bangsa Indonesia
dikenal sebagai masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai agama). Agama-agama
yang tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama islam, katholik, kristen, hindu,
budha dan kong hu cu.
3. Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-
model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukung utntuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan
atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakukan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal ini,
bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-
unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.
Dari unsur unsur identitas nasional di atas, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi tiga
bagian yaitu :
1. Identitas Fundamental, yaitu pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara dan ideologi
negara.
2. Identitas Instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perundang-undangannya. Dalam
hal ini, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, bendera negara Indonesia, lambang
negara Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya.
3. Identitas Alamiah, yaitu meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku, budaya,
bahasa dan agama serta kepercayaan.
2.6 Tantangan – Tantangan Yang Mempengari Identitas Nasional

Yang menjadi masalah dalam Identitas Nasional Indonesia salah satunya adalah
maraknya tentang Globalisasi.Globalisasi sendiri dapat kita artikan yaitu dimana era atau
zaman yang ditandai dengan perubahan di dalam tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sehingga interaksi manusia
menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang, karena yang berada di dalamnya terlalu
banyak.Era Globalisasi sendiri dapat mempengaruhi bangsa ini dari sisi nilai-nilai budaya
bangsa Indonesia.Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan
menggeser nilai-nilai yang telah ada sejak dulu.Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif
ada pula yang bersifat negatif.Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus
sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek
kehidupan.

Dengan adanya Era Globalisasi ini sisi baiknya kita dapat menumbuhkan serta
menciptakan inovasi kita selama ini dengan lebih muda terutama dalam bidang bisnis
maupun interaksi social, yang bertujuan dapat meningkatkan aspek kehidupan yang akan
datang untuk kelangsungan hidup anak cucu penerus bangsa ini tercinta. Di era globalisasi,
pergaulan antar bangsa semakin ketat.Batas antar negara hampir tidak ada artinya, batas
wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antar bangsa yang semakin
kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara
budaya masing-masing, menjadikan setiap perbedaan adalah pembelajaran yang wajib di
ikuti dan di lakukan. Bahkan seringkali merasa bahwa perbedaan itu adalah ilmu yang baik
untuk di tiru dan di terapkan.
Lunturnya tata nilai tersebut biasanya ditandai oleh dua faktor, yaitu:

a. Semakin menonjolnya sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi di


atas kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong-royong; serta

b. Semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat kemanusiaan
hanya diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh kekayaan. Hal ini
bisa berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi. Apabila hal
ini terjadi, berarti etika dan moral telah dikesampingkan.

Apa Solusi Yang Di Tawarkan Untuk Mengatasi Masalah Identitas Nasional ?

1. Upacara bendera

Sebenarnya ada banyak hal dalam mengatasi setiap maslah, karena pada dasarnya tidak
akan ada masalah tanpa jalan keluar. Yang harus kita lakukan adalah berfikir mencari jalan
keluar yang terbaik tanpa adanya kerugian yang di ambil. Sebenarnya banyak cara untuk
mengatasi masalah Identitas Nasional yang ada di Negara Indonesia tercinta ini, Salah
satunya ialah menerapkan dan membiasakan mengikuti upacara. Di Indonesia sendiri
memiliki banyak kegiatan upacara baik yang bersifat wajib maupun non wajib. Upacara
wajib seperti upacara kelahiran atau kemerdekaan bangsa Indonesia ( 17 Agustus ), upacara
kesaktian pancasila ( 1 Oktober ), upacara hari pahlawan ( 10 November ), dll.

Upacara non wajib seperti kebiasaan atau tradisi upacara setiap hari senin yang sering di
lakukan di sekolah – sekolah, tetapi sayang tradisi upacara hari senin sangat jarang di lakukan
bahkan hamper tidak ada yang melakukanya. Padahal upacara adalah salah satu cara yang
sangat mudah dilakukan untuk mempertahankan serta menatasi maslah Identitas Nasional
Indonesia.

Upacara di anggap dapat mengatasi masalah Identitas Nasional yang sedang terjadi di
Indonesia karena di dalam kegiatan upacara terkandung atau terdapat point – point yang
menjadi Identitas Nasional Indonesia, antara lain di dalam upacara ada sesi pengibaran
bendera merah putih yang menjadi identitas Nasional sebagai bendera Negara Indonesia, ada
pula sesi saat menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama – sama yang di nyanyi oleh
seluruh pasukan upacara yang menjadi Identitas Nasional sebagai lagu kebangsaan Indonesia,
dan pembacaan teks pancasila yang di pimpin oleh Inspektur upacara yang di ikuti oleh
seluruh pasukan upacara yang menjadi Identitas Nasional sebagai lambang Negara dan dasar
falsafah neraga Indonesia.
2. Mengusung Kembali Identitas Budaya

Setelah diamandemen, pasal 32 berubah menjadi 2 ayat. Ayat (1) berbunyi: “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kekebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

Jika ayat (1) ini dirinci, ada 3 potongan makna yang terkandung di dalamnya. Pertama,
“Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia….”. Potongan kalimat kedua
berbunyi,”…di tengah peradaban dunia…”, penegasan bahwa kebudayaan Indonesia adalah
bagian dari kebudayaan dan perdaban dunia. Potongan kalimat ketiga, “….dengan menjamin
kebebasan masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”
merupakan cerminan pemenuhan kehendak tentang perlunya kebebasan dalam
mengembangkan nilai budaya masing-masing suku bangsa. Ayat (2) berbunyi, “Negara
menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional”, ini berarti
bahwa masalah bahasa (daerah) sudah dengan sendirinya merupakan salah satu kekayaan
(bagian) dari kebudayaan bangsa.

Jaminan seperti yang tertuang dalam kedua ayat tersebut sudah semestinya menjadi kekuatan
dan semangat bagi anak bangsa, khususnya pemerintah secara institusional selaku pengambil
kebijakan.Namun demikian, untuk menyelamatkan identitas budaya bangsaa kita
memerlukan lebih dari sekadar pernyataan semata. Bangsa ini memerlukan suatu grand
strategy, strategi besar berdimensi luas dan bervisi jauh ke depan, atas seluruh hajat hidup
dan sumberdaya, termasuk manusia, budaya, bahasa dan sejarahnya.

Salah satu dimensi lain yang tidak bisa diabaikan dalam upaya mengusung kembali khasanah
identitas budaya bangsa adalah dunia pendidikan. Karena ancaman globalisasi yang paling
mendasar adalah globalisasi budaya yang berdampingan dengan globalisasi ekonomi, maka
strategi yang harus diutamakan adalah strategi budaya yang berbasis penguatan
pendidikan.Sumberdaya manusia yang peka terhadap identitas budaya, serta berdaya saing
tiggi juga berwawasan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, dibangun melalui
pendidikan.

Selain membagi dan berbagi pengetahuan mengenai adat istiadat lokal dan nasional, nilai-
nilai budaya bersama juga harus disampaikan dalam proses pendidikan yang berbasis nilai-
nilai budaya lokal dan nasional. Pengetahuan mengenai adat istiadat lokal maupun nasional
dan pemahaman mengenai nilai-nilai bersama sebagai hasil dari proses pendidikan berbasis
nilai-nilai budaya lokal dan nasional akan membentuk manusia Indonesia yang bangga
terhadap tanah airnya. Rasa kebanggaan ini akan menimbulkan rasa cinta pada tanah airnya
yang kemudian akan mengejawantah dalam perilaku melindungi, menjaga kedaulatan,
kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya, dalam hal ini adalah identitas
kebudayaan nasional.

3. Mengembalikan jati diri bangsa

Mengembalikan jati diri bangsa dan Krisis identitas nasional, salah satu alasannya
adalah hasil dari budaya manajemen yang lemah.Hal ini diperkuat oleh apresiasi rendah
pelaku budaya, seniman dan penegakan hukum masih lemah. Masalah demokratisasi,
liberalisasi, HAM, tekanan ekonomi, dan mudah dihapus artefak dan sumber-sumber budaya
lain dokumen, juga mempengaruhi krisis identitas nasional ..Masalah dalam mempertahankan
budaya nasional harus mempertimbangkan pemerintah, kemudian Mengembalikan jati diri
dan identitas yang dikenal sebagai keragaman seni dan budaya di negara ini.Permaslahan ini,
pemerintah harus membuat peraturan untuk mendukung pemberdayaan budaya lokal dan
penghargaan bagi pelaku seni dan budaya. Diharapkan pemerintah sebelum melakukan
berbagai program budaya dari berbagai pembangunan, seperti program-program utama, yakni
pelaksanaan dialog terbuka, pengembangan pendidikan multikultural, perawatan dan
pembangunan tempat-tempat umum, peningkatan penegakan hukum dan penciptaan cara
yang berbeda ikatan kebangsaan mengembalikan jati diri bangsa.

Program-program pembangunan dalam nilai-nilai budaya akan memulihkan dan membangun


identitas nasional kebudayaan nasional. Ini diikuti dengan upaya untuk memperkuat kegiatan
program ketahanan budaya nasional, memfasilitasi proses dan adaptasi budaya asing yang
positif dan produktif dan bimbingan moral. Demikian juga, program pengembangan dan
pelestarian kekayaan budaya nasional, antara lain, metode kuno melestarikan perbaikan,
menulis, pengembangan sistem informasi dan data base bidang kebudayaan. Semuanya
dibuat untuk banyak budaya di negara ini dikenal dan dipelihara, karena rakyat Indonesia
untuk tidak ‘ketinggalan’ pengakuan aset budaya negara-negara lain. Cara untuk
mengembalikan jati diri bangsa harus benar oleh pemerintah disadri program-program ini.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh warga negara atau suku-bangsa dari
suatu negara (Indonesia). Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional,
yaitu: (1) Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan
kehilangan identitas melalui identifikasi ter-hadap bangsa, (2) Identitas Nasional menawarkan
pembaharuan pribadi dan mar-tabat bagi individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar
suatu bangsa, dan (3) Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan
persaudaraan, terutama melalui simbol-simbol dan upacara.
Adapun jenis-jenis Identitas Nasional yaitu: (1) Bahasa Nasional atau Bahasa
Persatuan yaitu Bahasa Indonesia; (2) Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih; (3) Lagu
kebangsaan yaitu Indonesia Raya; (4) Lambang Negara dan Dasar Fal-safah Negara yaitu
Pancasila; (5) Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika; (6) Konstitusi (Hukum Dasar)
Negara yaitu UUD 1945; (7) Bentuk Negara Ke-satuan Republik Indonesia yaitu
berkedaulatan rakyat; dan (8) Konsepsi Wawasan Nusantara. Selain itu, faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional bangsa Indonesia, meliputi: primordial,
sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan
kelembagaan. Dan unsur-unsur terbentuknya indentitas nasional, meliputi: sukubangsa,
agama, kebudayaan, bahasa dan; kasta dan kelas. Tidak lupus dari hal itu bangsa Indonesia
juga sering mengalami gangguan yang mengakibatkan lunturnya Identitas bangsa
Indonesia.Lunturnya tata nilai tersebut biasanya ditandai oleh dua faktor, yaitu : semakin
menonjolnya sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi di atas
kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong-royong dan semakin
menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat kemanusiaan hanya diukur
dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh kekayaan. Hal ini bisa berakibat
bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi. Apabila hal ini terjadi,
berarti etika dan moral telah dikesampingkan. Adapun solusi yang ditawarkan untuk
mengatasi masalah Identitas Nasional anatara lain : upacara bendera, mengusung kembali
Identitas Budaya dan mengembalikan jati diri bangsa.
3.2 SARAN

Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan apa saja yang menjadi
identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki bangsa kita untuk
dapat membedakannya dengan bangsa lain. Selain itu, sebagai warga Negara juga harus
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam identitas nasional.Contohnya nilai-nilai yang
terdapat pada Pancasila dan UUD 1945.
Serta sebagai bagai generasi muda yang hidup dizaman modern, jangan biarkan negara kita
kehilangan Identitasnya sebagai negara yang berdaulat, maka dari itu peliharalah terus jiwa
nasionalisme dan rasa cinta tanah air. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga
tanah air kita tercinta ?
DAFTAR PUSTAKA

A. Ubaidillah, dkk. 2000. Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Demokrasi, HAM &
Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press
Kohn, Prof.Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: ERLANGGA
Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi), Cetakan
II. Yogyakarta: UNY Press

Anda mungkin juga menyukai