IV
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Cianjur. Pasar Induk Cianjur yang luas
lahannya 2,2 Ha dan luas bangunannya 1.931.840 m2 yang berdiri pada tahun
1940. Pasar Induk Cianjur mengalami beberapa kali renovasi, yaitu: 1) pada
tahun 1973, pada waktu itu terjadi kebakaran di Blok Los Mamin sebelah barat
yang berbatasan dengan Gedung Asem kurang lebih 100 kios terbakar; 2) pada
keseluruhan, pada waktu itu Kepala Pasarnya adalah Bapak Raden Endang
Pada tahun 1996 renovasi Pasar Induk Cianjur diselesaikan dalam jangka
waktu kurang lebih empat tahun, sehingga pada tahun 2000 pembangunan
Pasar Induk Cianjur telah selesai direnovasi, bisa dipakai dan didiami kembali
dengan jumlah kios keseluruhan berjumlah 2.546 kios. Pasar Induk Cianjur
melayani permintaan dan penawaran barang atau jasa secara grosir maupun
31
Pasar Induk Cianjur dan lokasi pelaku pola rantai pemasaran ayam ras
pedaging terdapat di wilayah tengah Kabupaten Cianjur. Oleh karena itu, wilayah
tengah Kabupaten Cianjur disebut juga sebagai wilayah sektor peternakan ayam
ras pedaging.
suatu usaha, sebab pengalaman yang lebih luas. Usia produktif berkisar antara
15—55 tahun, sedangkan usia non produktif adalah 1—14 tahun dan di atas 55
produktif juga akan dapat bekerja dengan baik, sehingga diharapkan dapat
rantai pemasaran ayam ras pedaging I dan II berkisar 26—82 tahun. Secara rinci
umur responden rantai pemasaran ayam ras pedaging ditunjukkan pada Tabel 2
sebagai berikut:
33
pedaging. Peternak yang berumur relatif muda biasanya lebih cekatan dan cepat
dalam melayani konsumen, tetapi peternak yang lebih tua biasanya mempunyai
pengalaman. Pedagang lebih tua pun biasanya menjadi pedagang besar karena
semakin tua seseorang akan yang semakin matang dalam mengambil keputusan
usahanya dan akan mempunyai banyak jaringan untuk memperoleh ayam dari
peternakan langsung, hal tersebut dapat dilihat dari seluruh responden pelaku
pola rantai pemasaran I dan II yang berusia ˃ 55 tahun sebanyak 5,56 persen.
belakang dari usaha yang dijalankannya. Pengalaman yang lebih lama akan
ayam ras pedaging I, karena pola rantai pemasaran ayam ras pedaging II
pelaku rantai pemasaran. Pelaku rantai pemasaran tersebut antara lain peternak,
ayam ras pedaging ke pedagang perantara dalam bentuk ayam hidup. Pedagang
Pedagang besar memotong ayam ras pedaging menjadi karkas yang kemudian
pemasaran tingkat 3 (tiga), yang mana dalam aliran produk (ayam ras pedaging)
(produsen-wholesaler-pemborong-konsumen).
Pola rantai pemasaran ayam ras pedaging II, peternak kemitraan menjual
ayam ras pedaging ke poultry shop dalam bentuk ayam hidup. Poultry shop
Pedagang besar memotong ayam ras pedaging menjadi karkas yang kemudian
pemasaran tingkat 4 (empat), yang mana dalam aliran produk (ayam ras
pedaging) dari peternak sampai ke konsumen akhir melibatkan lebih dari 3 (tiga)
lembaga pemasaran.
1) Peternak
a. Peternak mandiri.
36
ayam hidup.
b. Peternak kemitraan.
rantai pemasaran ayam ras pedaging II, berjumlah tiga orang mereka
kilogram bobot ayam hidup per bulan dengan harga rata-rata sebesar
2) Poultry Shop
DOC (Day Old Chick) dan pakan ternak ayam ras pedaging. Dalam
penelitian ini poultry shop berada di pola rantai pemasaran ayam ras
pedaging II, berjumlah satu orang. Poultry shop membeli outputnya dari
peternak sebanyak 63.728,50 kilogram bobot ayam hidup per bulan dan
bobot ayam hidup per bulan dengan harga rata-rata sebesar Rp 15.100,23
3) Pedagang Perantara
peternak dengan pedagang besar pada pola rantai pemasaran ayam ras
pedaging I; dan antara peternak dengan poultry shop pada pola rantai
pemasaran ayam ras pedaging II. Pedagang perantara pada pola rantai
hidup per bulan dengan harga rata-rata sebesar Rp 15.200,05 per kilogram
bobot ayam hidup. Pada pola rantai pemasaran ayam ras pedaging II,
poultry shop sebanyak 63.728,50 kilogram bobot ayam hidup per bulan.
kilogram (227 ekor X 1,88 Kg), sehingga pedagang perantara itu menjual
ayam hidup.
4) Pedagang Besar
5) Pedagang Pengecer
ditentukan peternak sesuai dengan harga pasar tetapi poultry shop dan
dapat melakukan tawar menawar. Poultry shop dan pedagang perantara dalam
memasarkan ayam ras pedaging dapat menentukan harga jual yang akan
konsumen akhir dengan harga yang diterima peternak. Sebaran marjin pada
setiap pola rantai pemasaran cukup berbeda. Marjin pemasaran diperoleh dari
harga per kilogram ayam ras pedaging dapat dilihat pada Tabel 3.
40
B Poultry Shop
* Harga Beli Ayam Hidup - - 12.100,56 50,258
* Harga Jual Ayam Hidup - - 15.100,23 62,717
* Marjin - - 2.999,67 25,047
C Pedagang Perantara
* Harga Beli Ayam Hidup 12.400,66 51,243 15.100,23 62,717
* Harga Jual Ayam Hidup 15.200,05 62,811 19.105,23 79,352
* Marjin 2.799,39 23,725 4.005,00 33,442
D Pedagang Besar
* Harga Beli Ayam Hidup 15.200,05 62,811 19.105,23 79,352
* Harga Jual Ayam Potong 21.541,45 89,015 21.354,34 88,693
* Marjin 6.341,40 53,745 2.249,11 18,780
E Pedagang Pengecer
* Harga Beli Ayam Potong 21.541,45 53,745 21.354,34 79,352
* Harga Jual Ayam Potong 24.199,76 100,00 24.076,64 100,00
* Marjin 2.658,31 22,530 2.722,30 22,731
F Konsumen Akhir
* Harga Beli Ayam Potong 24.199,76 100,00 24.076,64 100,00
pola rantai pemasaran ayam ras pedaging II lebih besar daripada total marjin
pemasaran pola rantai pemasaran ayam ras pedaging I, yang mana nilai marjin
Rp 11.799,10 per kilogram. Sebaran marjin pemasaran pada setiap pelaku pola
41
rantai pemasaran ayam ras pedaging I di atas dapat dilihat, bahwa marjin
pemasaran yang paling besar didapat oleh pedagang besar sebesar Rp 6.341,40
per kilogram dibandingkan dengan marjin pemasaran yang didapat oleh pelaku
dilihat juga, bahwa marjin pemasaran yang paling besar didapat oleh pedagang
pemasaran yang didapat oleh pelaku pola rantai pemasaran ayam ras pedaging
Dilihat dari data di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan pada pola rantai
pemasaran ayam ras pedaging I dan II dipengaruhi oleh faktor biaya pemasaran
yang dikeluarkan oleh tiap-tiap pelaku pola rantai pemasaran ayam ras pedaging
tersebut.
Farmer’s share atau bagian harga yang diterima peternak ayam ras
pedaging dihitung secara kuantitatif pada rantai pemasaran ayam ras pedaging I
dan II. Farmer’s share atau bagian harga yang diterima peternak ayam ras
pedaging dari harga yang dibayar pedagang pengecer, dihitung dalam satuan
persen.
peternak dibagi dengan harga di tingkat pedagang pengecer ayam ras pedaging
42
rantai pemasaran dikali 100%. Farmer’s share yang dihasilkan oleh pola rantai
Dari Tabel 4 di atas, dapat dikatakan bagian harga yang diterima oleh
peternak ayam ras pedaging (farmer’s share) pada pola rantai pemasaran ayam
ras pedaging I sebesar 51,46 persen lebih besar dari pola rantai pemasaran
ayam ras pedaging II sebesar 50,05 persen. Hal ini dikarenakan, pada pola rantai
pola rantai pemasaran ayam ras pedaging II. Dari data tersebut dapat
disimpulkan, bahwa pola rantai pemasaran ayam ras pedaging I dan II dikatakan
Suatu usaha yang dilakukan pada akhirnya akan dinilai dari besarnya
ayam ras pedaging, setelah dikurangi dengan biaya usaha yang dikeluarkan
akan menghasilkan besarnya keuntungan yang diterima dari pelaku pola rantai
43
pemasaran ayam ras pedaging I dan II di Pasar Induk Cianjur. Profit pemasaran
yang didapat pada pola rantai pemasaran ayam ras pedaging I dan II di Pasar
Tabel 5. Rata-Rata Profit Pemasaran pada Pola Rantai Pemasaran Ayam Ras
Pedaging I dan II di Pasar Induk Cianjur
B. Pedagang Perantara
Jumlah 2.799,39 4.005,00 676,665 687,267 2.122,73 3.317,73 22,42 33,52
C. Pedagang Besar
Jumlah 6.341,40 2.249,11 979,79 940,000 5.361,61 1.309,11 56,64 13,23
D. Pedagang Pengecer
Jumlah 2.658,31 2.722,30 676,647 643,299 1.981,663 2.486,938 20,93 25,13
Total Profit Pemasaran 9.466,003 9.897,078 100,00 100,00
Persentase Profit Total
(No.1/No.2X100%)
1. Keuntungan total 9.466,003 9.897,078
pola rantai pemasaran ayam ras pedaging II lebih besar daripada total profit
pemasaran pola rantai pemasaran ayam ras pedaging I, yang mana nilai total
dan Rp 9.466,003 per kilogram. Dari data tersebut dapat disimpulkan, bahwa
semakin rendah biaya yang harus dibayar maka semakin tinggi keuntungan yang
diperoleh.