PANDUAN
PELAYANAN KEROHANIAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah suatu unit organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara paripurna kepada segenap lapisan masyarakat meliputi pelayanan
yang bersifat kuratif dan rehabilitatif yang terpadu dengan pelayanan promotif dan preventif
dalam keseimbangan fisik, mental, emosional maupun spiritual. Untuk pelayanan kesehatan
kepada masyarakat secara paripurna, perlu didukung oleh sumber daya rumah sakit yang
cukup agar kegiatan pelayanan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Karenanya rumah sakit
perlu memiliki sumber daya manusia yang mampu memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh terhadap kebutuhan masyarakat, yaitu dengan tersediannya pelayanan
kerohanian.
Pelayanan kerohanian pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja adalah kegiatan
bimbingan dan pemulihan rohani kepada pasien di rumah sakit sebagai bentuk upaya
kepedulian kepada mereka yang sedang mendapat ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.
Halaman 1 dari 5
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Pelayanan bimbingan rohani yang bisa dilaksanakan oleh RSUD Balaraja berupa
pelayanan bimbingan rohani yang rutin dan pelayanan bimbingan rohani yang sesuai
permintaan.
2. Pelayanan bimbingan rohani yang rutin dilakukan adalah untuk agama Islam, karena
mayoritas pasien beragama Islam.
3. Pelayanan bimbingan rohani yang sesuai permintaan adalah untuk agama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghu Chu.
4. Untuk pelayanan bimbingan rohani selain agama agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha, dan Khonghu Chu maka perawat ruangan akan berkoordinasi dengan
pasien/keluarga untuk mendapatkan informasi untuk rohaniawan yang bisa
dihubungi.
5. Fungsi pelayanan kerohanian :
a. Fungsi pereventif, berarti bahwa pelayanan kerohanian ini dapat membantu
mencegah tumbuhnya masalah kesehatan pisikis pasien/keluarga, misalnya rasa
cemas yang berlebihan
b. Fungsi pemahaman, berarti bahwa pelayanan kerohanian ini akan meningkatkan
pemahaman pasien/keluarga agar bisa menerima permasalahan kesehatan yang
dialami dengan lebih ikhlas.
c. Fungsi perbaikan, berarti bahwa pelayanan kerohanian ini akan mengatasi
berbagai permasalahan kesehatan yang dihadapi pasien/keluarga.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi ini berarti bahwa pelayanan
kerohanian ini dapat membantu pasien dalam memelihara dan mengembangkan
keseluruhan pendapat secara mantap dan terarah dan berkelanjutan sehingga
dapat menerima kondisi sakitnya dengan lebih baik.
6. Garis-garis besar Kebijakan Pelayanan Kerohanian sebagai berikut :
a. Petugas Rumah Sakit harus terbuka terhadap ekspresi kesepian dan
ketidakberdayaan pasien.
b. Rumah Sakit menganjurkan untuk penggunaan sumber-sumber spiritual yang ada
Halaman 2 dari 5
c. Rumah sakit memfasilitasi pasien dengan artikel-artikel spiritual sesuai dengan
pilihan mereka.
d. Mengkonsultasikan pasien ke penasihat spiritual pilihan pasien. Jika pasien tidak
memiliki pilihan, maka rumah sakit memfasilitasi penasehat spiritual
(rohaniawan).
e. Petugas menggunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu mengklarifikasi
nilai dan kepercayaan.
f. Petugas menyediakan waktu untuk mendengarkan ungkapan perasaan pasien.
g. Petugas rumah sakit harus bersikap empati pada perasaan pasien.
h. Rumah sakit memfasilitasi pasien untuk melakukan kegiatan ritual seperti
meditasi, beribadah, dan aktivitas ritual keagamaan yang lain.
i. Petugas rumah sakit mendengarkan baik-baik komunikasi pasien dan
membangun sense of timing untuk beribadah.
j. Meyakinkan kepada pasien bahwa petugas rumah sakit akan bersedia membantu
pasien pada waktu sakit/menderita.
k. Petugas rumah sakit terbuka pada perasaan pasien tentang sakit dan mati.
l. Petugas membantu pasien untuk mengekspresikan dan mengurangi rasa marah
dengan jalan yang tepat dan benar.
Halaman 3 dari 5
BAB III
TATA LAKSANA
Tata laksana pelayanan kerohanian bagi pasien di RSUD Balaraja sama seperti yang
tertulis dalam Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan kerohanian sebagai berikut:
1. Petugas mengidentifikasi agama dan keyakinan yang dianut pasien dalam formulir
identitas pasien baru dan formulir pengkajian keperawatan.
2. Perawat menganalisa kebutuhan pemenuhan spiritual pasien dan keluarga.
3. Perawat merencanakan asuhan keperawatan berupa aktual/resiko gangguan proses
berduka dalam rekam medis pasien.
4. Perawat menginformasikan bimbingan rohani rutin setiap selasa dan kamis,
kemudian menawarkan kepada pasien dan keluarga bila membutuhkan bimbingan
rohani lainnya.
5. Pasien/keluarga mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian bila
membutuhkan bimbingan rohani lainnya atau diluar waktu bimbingan rohani rutin.
6. Perawat memfasilitasi dan bekerjasama dengan Customer Care menghubungi
petugas kerohanian yang dimaksud.
7. Petugas kerohanian menemui pasien/keluarga dengan diantar oleh perawat ruangan.
8. Perawat melengkapi konfirmasi kehadiran petugas kerohanian dalam formulir
permintaan pelayanan kerohanian dalam rekam medis pasien.
9. Perawat mengevaluasi pemenuhan kebutuhan spiritual pasien/keluarga dalam catatan
pelayanan pasien terintegrasi (CPPT) di rekam medis pasien.
Halaman 4 dari 5
BAB IV
DOKUMENTASI
Halaman 5 dari 5