Anda di halaman 1dari 6

001/01-PDN/RSUD-BLJ/2017

PANDUAN

PELAYANAN KEROHANIAN

RSUD BALARAJA KABUPATEN TANGERANG


Jl. Rumah Sakit No.88 Desa Tobat Kecamatan Balaraja
Kabupaten Tangerang Banten 15610
Telp.021 29508388, 29508241. Fax.021 29508241
E-Mail : rsud_balaraja@yahoo.com. Website: www.rsudbalaraja.com

2017
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah suatu unit organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara paripurna kepada segenap lapisan masyarakat meliputi pelayanan
yang bersifat kuratif dan rehabilitatif yang terpadu dengan pelayanan promotif dan preventif
dalam keseimbangan fisik, mental, emosional maupun spiritual. Untuk pelayanan kesehatan
kepada masyarakat secara paripurna, perlu didukung oleh sumber daya rumah sakit yang
cukup agar kegiatan pelayanan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Karenanya rumah sakit
perlu memiliki sumber daya manusia yang mampu memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh terhadap kebutuhan masyarakat, yaitu dengan tersediannya pelayanan
kerohanian.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812/Menkers/SK/VII/2007


tentang Kegiatan Perawatan Paliatif merupakan dasar pendekatan dari pelayanan kerohanian.
Esensi kebijakan ini bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa
melalui pencegahan, peniadaan, identifikasi dini dan penilaian serta penyelesaian masalah-
masalah fisik, psikososial, dan spiritual. Sedangkan kualitas hidup pasien adalah keadaan
pasien yang dipersepsikan sesuai dengan konteks budaya dan system nilai yang dianutnya
termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya.

Pelayanan kerohanian merupakan bagian internal dari bentuk pelayanan kesehatan


dalam upaya pemenuhan kebutuhan biologi, psycologi, sosiologi dan spiritual yang
kompehensif karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual
(Basic Spiritual, Dadang Hawani, 1999). Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan
telah menjadi ketetapan WHO yang menyatakan aspek agama (spiritual) merupakan salah
satu unsur dari pengertian kesehatan seutuhnya (WHO, 1984).

Pelayanan kerohanian pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja adalah kegiatan
bimbingan dan pemulihan rohani kepada pasien di rumah sakit sebagai bentuk upaya
kepedulian kepada mereka yang sedang mendapat ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.

Halaman 1 dari 5
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan kerohanian bagi pasien di RSUD Balaraja meliputi:

1. Pelayanan bimbingan rohani yang bisa dilaksanakan oleh RSUD Balaraja berupa
pelayanan bimbingan rohani yang rutin dan pelayanan bimbingan rohani yang sesuai
permintaan.
2. Pelayanan bimbingan rohani yang rutin dilakukan adalah untuk agama Islam, karena
mayoritas pasien beragama Islam.
3. Pelayanan bimbingan rohani yang sesuai permintaan adalah untuk agama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghu Chu.
4. Untuk pelayanan bimbingan rohani selain agama agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha, dan Khonghu Chu maka perawat ruangan akan berkoordinasi dengan
pasien/keluarga untuk mendapatkan informasi untuk rohaniawan yang bisa
dihubungi.
5. Fungsi pelayanan kerohanian :
a. Fungsi pereventif, berarti bahwa pelayanan kerohanian ini dapat membantu
mencegah tumbuhnya masalah kesehatan pisikis pasien/keluarga, misalnya rasa
cemas yang berlebihan
b. Fungsi pemahaman, berarti bahwa pelayanan kerohanian ini akan meningkatkan
pemahaman pasien/keluarga agar bisa menerima permasalahan kesehatan yang
dialami dengan lebih ikhlas.
c. Fungsi perbaikan, berarti bahwa pelayanan kerohanian ini akan mengatasi
berbagai permasalahan kesehatan yang dihadapi pasien/keluarga.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi ini berarti bahwa pelayanan
kerohanian ini dapat membantu pasien dalam memelihara dan mengembangkan
keseluruhan pendapat secara mantap dan terarah dan berkelanjutan sehingga
dapat menerima kondisi sakitnya dengan lebih baik.
6. Garis-garis besar Kebijakan Pelayanan Kerohanian sebagai berikut :
a. Petugas Rumah Sakit harus terbuka terhadap ekspresi kesepian dan
ketidakberdayaan pasien.
b. Rumah Sakit menganjurkan untuk penggunaan sumber-sumber spiritual yang ada

Halaman 2 dari 5
c. Rumah sakit memfasilitasi pasien dengan artikel-artikel spiritual sesuai dengan
pilihan mereka.
d. Mengkonsultasikan pasien ke penasihat spiritual pilihan pasien. Jika pasien tidak
memiliki pilihan, maka rumah sakit memfasilitasi penasehat spiritual
(rohaniawan).
e. Petugas menggunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu mengklarifikasi
nilai dan kepercayaan.
f. Petugas menyediakan waktu untuk mendengarkan ungkapan perasaan pasien.
g. Petugas rumah sakit harus bersikap empati pada perasaan pasien.
h. Rumah sakit memfasilitasi pasien untuk melakukan kegiatan ritual seperti
meditasi, beribadah, dan aktivitas ritual keagamaan yang lain.
i. Petugas rumah sakit mendengarkan baik-baik komunikasi pasien dan
membangun sense of timing untuk beribadah.
j. Meyakinkan kepada pasien bahwa petugas rumah sakit akan bersedia membantu
pasien pada waktu sakit/menderita.
k. Petugas rumah sakit terbuka pada perasaan pasien tentang sakit dan mati.
l. Petugas membantu pasien untuk mengekspresikan dan mengurangi rasa marah
dengan jalan yang tepat dan benar.

Halaman 3 dari 5
BAB III
TATA LAKSANA

Tata laksana pelayanan kerohanian bagi pasien di RSUD Balaraja sama seperti yang
tertulis dalam Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan kerohanian sebagai berikut:
1. Petugas mengidentifikasi agama dan keyakinan yang dianut pasien dalam formulir
identitas pasien baru dan formulir pengkajian keperawatan.
2. Perawat menganalisa kebutuhan pemenuhan spiritual pasien dan keluarga.
3. Perawat merencanakan asuhan keperawatan berupa aktual/resiko gangguan proses
berduka dalam rekam medis pasien.
4. Perawat menginformasikan bimbingan rohani rutin setiap selasa dan kamis,
kemudian menawarkan kepada pasien dan keluarga bila membutuhkan bimbingan
rohani lainnya.
5. Pasien/keluarga mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian bila
membutuhkan bimbingan rohani lainnya atau diluar waktu bimbingan rohani rutin.
6. Perawat memfasilitasi dan bekerjasama dengan Customer Care menghubungi
petugas kerohanian yang dimaksud.
7. Petugas kerohanian menemui pasien/keluarga dengan diantar oleh perawat ruangan.
8. Perawat melengkapi konfirmasi kehadiran petugas kerohanian dalam formulir
permintaan pelayanan kerohanian dalam rekam medis pasien.
9. Perawat mengevaluasi pemenuhan kebutuhan spiritual pasien/keluarga dalam catatan
pelayanan pasien terintegrasi (CPPT) di rekam medis pasien.

Berikut daftar nama petugas kerohanian:


1. Islam : Drs. H. Maski, MM. (0813-9842-0592)
2. Kristen : Pdt. Jeffri Ufati Zebua, SE, ST. Mth. (0813-1567-8358)
3. Katolik : Johannes Nur Wahyudi (0816-1736-7365)
4. Hindu : Drs.Gde Nyoman Soewandhi, MM. (0815-1822-447)
5. Budha : Drs. Yahya Santosa (0851-0000-0433)
6. Khonghu Chu : Rudy Gunawijaya (0813-1562-4458)
7. Customer Care : Siti Wakhdah (0813-8180-3152)

Halaman 4 dari 5
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Standar prosedur operasional (SPO) pelayanan kerohanian.


2. Pengkajian agama dan keyakinan pasien diisi dalam formulir identitas pasien baru
dan pengkajian keperawatan di rekam medis pasien.
3. Permintaan pelayanan kerohanian dari pasien/keluarga didokumentasikan dalam
form permintaan palayanan kerohanian di rekam medis pasien.
4. Bukti bahwa permintaan pelayanan kerohanian sudah dilaksanakan ditulis di form
pelaksanaan pelayanan kerohanian bagian konfirmasi petugas kerohanian, diisi oleh
perawat.
5. Perawat mendokumentasikan pada rencana asuhan keperawatan dan catatan
pelayanan pasien terintegrasi (CPPT) di rekam medis pasien.
6. Pamflet/buku doa-doa saat sakit untuk berbagai agama yang dibagikan ke
pasien/keluarga.

Halaman 5 dari 5

Anda mungkin juga menyukai