Anda di halaman 1dari 3

SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumen :VII/TINDAKAN/..../2015 Ditetapkan Oleh

SOP No. Revisi :0 Kepala Puskesmas Ngaglik I

Tanggal terbit : 2 Juli 2015


PUSKESMAS
NGAGLIK I K. EkoRelawati, SKM.
Halaman :1
NIP. 19620215 198303 2 014

Syok anafilaktik adalah prosedur yang memuat langkah-langkah yang harus


Pengertian
dilakukan untuk menangani syok anafilaktik
Sebagai acuan
Tujuan
1. Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat untuk
menyelamatkan jiwa pasien.
2. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan yang kurang ( gagal organ,
distress nafas, dll).
SK Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat No. 188/C/07 tentang jenis
Kebijakan
pelayanan yang disediakan di Pusat Kesehatan Masyarakat Ngaglik 1.

1. Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas hal 217-221, Depkes RI, 2007


Referensi
2. Surat edaran dari Dinkes Kabupaten Sleman tentang Tata Laksanan Syok
Anafilaksis, tertanggal 20 September 2012.

3. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Media Aesculapius FK UI 2001.


1. Adrenalin/ Epinefrin 4. Infus set dan cairan infus
Alat
2. Tensimeter 5. Tornikuet
3. Stetoskop 6. O2
I. Definisi
Prosedur
Syok anafilaktik merupakan suatu resiko pemberian obat baik melalui
suntikan atau cara lainnya. Alergi terhadap gigitan serangga atau
makanan. Reaksi dapat berkembang menjadi suatu kegawatan berupa
syok, gagal nafas, henti jantung dan kematian mendadak.

II. Penatalaksanaan
1. Petugas segera membaringkan penderita pada alas yang keras dan datar.
Petugas mengangkat kaki lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan
aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan
menaikkan tekanan darah.

2. Petugas segera mengevaluasi jalan nafas, respirasi, dan, sirkulasi.

2.1. Airway : serak, edema, stridor.


SYOK ANAFILAKTIK
No. Dokumen :VII/TINDAKAN/..../2015 Ditetapkan Oleh

SOP No. Revisi :0 Kepala Puskesmas Ngaglik I

Tanggal terbit : 2 Juli 2015


PUSKESMAS
NGAGLIK I K. EkoRelawati, SKM.
Halaman :1
NIP. 19620215 198303 2 014

2.2. Breathing : sesak, mengi, sianosis.

2.3. Circulation : pucat, akral dingin, hipotensi, gangguan kesadaran.

3. Petugas memberi suntikan adrenalin 1: 1000 sebanyak 0,3 – 0,5 cc s.c/i.m


pada lengan atas atau paha, dosis anak-anak 0,01 mg/kgBB/x (dosis
maksimal 0,3 cc). Petugas mengulang setelah 5-15 menit jika tidak
didapatkan perbaikan klinis, maksimal pemberian 3x.

3.1. Apabila renjatan anafilaktik karena sengatan serangga petugas


memberi suntikan adrenalin kedua 0,1 – 0,3 cc pada tempat sengatan
kecuali bila sengatan di kepala, leher , tangan dan kaki.

4. Petugas mere-evaluasi jalan nafas, respirasi dan sirkulasi.

5. Petugas memberikan oksigen bila sesak, mengi, sianosis 3 – 5 L/menit


dengan kanul nasal.

6. Petugas memasang akses vena, beri cairan kristaloid (RL) 20ml/kgBB/x.

7. Petugas mengawasi jalan nafas pasien, periksa tanda-tanda vital tiap 15


menit.

8. Apabila efek terhadap adrenalin kurang, petugas memberikan


difenhidramin hidroklorida, 1mg/kgbb/x sampai maksimal 50 mg im atau iv
perlahan-lahan.

9. Apabila terjadi perbaikan klinis, petugas mengobservasi dan memonitor 4-6


jam.

10. Bila reaksi berulang atau tidak berespon petugas memberi steroid,
metilprednisolon 1-2 mg/kgBB/x, i.v maksimal125 mg, atau hdrokortison
(100mg/ml), i.m/i.v perlahan, atau deksametason 5-10 mg i.v.

11. Syok lama, petugas memberi resusitasi kardiopulmonal dengan cara:

11.1. Satu penolong: 2x nafas buatan - 15x kompresi jantung.

11.2. Dua penolong: 1x nafas buatan – 5 x kompresi jantung.

12. Petugas mempertimbangkan pemberian adrenalin 1:10000 intravena


SYOK ANAFILAKTIK
No. Dokumen :VII/TINDAKAN/..../2015 Ditetapkan Oleh

SOP No. Revisi :0 Kepala Puskesmas Ngaglik I

Tanggal terbit : 2 Juli 2015


PUSKESMAS
NGAGLIK I K. EkoRelawati, SKM.
Halaman :1
NIP. 19620215 198303 2 014

perlahan (titrasi mulai dengan 0,1-1 µg/kgBB/menit)

13. Kalau syok sudah teratasi, penderita jangan cepat-cepat dipulangkan,


tetapi petugas harus mengobservasi dahulu selama kurang lebih 4 jam.
Sedangkan penderita yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 2 – 3
kali suntikan harus dirawat di rumah sakit semalam untuk observasi.

Dalam keadaan gawat, sangat tidak bijaksana bila penderita syok


anafilaksis langsung dikirim ke rumah sakit, karena dapat meninggal dalam
perjalanan. Kalau terpaksa dilakukan, maka penanganan oleh petugas di
tempat kejadian harus semaksimal mungkin sesuai dengan fasilitas yang
tersedia. Posisi waktu dibawa harus tetap dalam posisi telentang dengan
kaki lebih tinggi dari jantung. Merujuk harus didampingi oleh dokter atau
paramedis.

Ruang Tindakan, BP Umum, KIA/KB/Imunisasi, BP gigi, Laboratorium


Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai