Anda di halaman 1dari 11

Evaluasi Risiko Keterlambatan pada Proyek Konstruksi Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (PLTU) Tembilahan

Riya Nisa Putri 1), Ari Sandhyavitri2), Alfian Malik2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru Kode Pos 28293
Email : Riyanisaputri28@gmail.com

ABSTRACT

The implementation of construction projects often mismatch between the planning


schedule and the realization at site like Coal Fired Steam Power Plant Project (PLTU)
in Tembilahan which is 186 days delay (209 days plan but realization in 395 days).
This resulted in the overdue of the Tembilahan power plant to operate, but by the
implementation of Risk Analysis, Risk Mitigation and Control obtained the following
results: for 80% probability there was a decrease in the implementation time delay to
32 days. Implementation of risk management can control project risk systematically .

Keywords: Risk Analysis,Delay, Project, Probability

A. PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang
Pelaksanaan pada proyek 2015 sekitar 48%. Melihat dari
konstruksi sering terjadi ketidaksesuaian keterlambatan yang terjadi pada Proyek
antara jadwal rencana dan realisasi di PLTU Tembilahan ini, perlu dilakukan
lapangan, begitu juga yang terjadi pada analisis risiko untuk mengurangi
Proyek PLTU Tembilahan. Bila melihat dampak negatif dari keterlambatan
jadwal rencana untuk durasi pelaksanaan (delay) dan peningkatan biaya
proyek selama 22 bulan terhitung dari 1 pelaksanaan (cost overruns). Proyek
Agustus 2011 sampai dengan 31 Mei PLTU Tembilahan 2x7 MW
2013 ditambah penjadwalan ulang atau diperkirakan akan beroperasi pada bulan
recovery schedule selama 10 bulan Maret tahun 2017.
sampai Maret 2014 dan hingga saat ini Menurut Ari Sandhyavitri (2009)
per Juli 2015 proses perpanjangan waktu tentang penelitiannya yang berjudul
masih dalam proses. Manajamen Risiko pada Proyek
Progress Overall (yang terdiri dari Konstruksi menejelaskan suatu
Engineering Procurement Construction) probabilitas risiko keterlambatan pada
sampai Juli 2015 yaitu 65%. Pada item Proyek Pembangunan Jembatan
konstruksi pekerjaan sipil sampai Juli Kalayang di Kecamatan Kelayang

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 1


Kabupaten Indragiri Hulu dimana pada untuk mengidentifikasi dan mengukur
hasil dijelaskan bahwa berdasarkan risiko, pengembangan, seleksi dan
simulasi risiko menggunakan @Risk for program manajemen untuk menghadapi
Project, untuk probabilitas 80% dengan risiko tersebut dalam sebuah cara yang
kondisi yang ada di lapangan saat itu terorganisir. Hal ini meliputi tiga aspek
(what it is scenario) maka diperkirakan yaitu: identifikasi risiko, penilaian risiko
akan terjadi keterlambatan waktu dan pengelolaan risiko
pelaksanaan selama 118 hari dan
berdampak pada peningkatan biaya. B.2 Identifikasi Risiko
Item pekerjaan sipil (struktur dan Risiko mempunyai dua dampak.
pondasi) pada proyek PLTU Tembilahan Risiko biasanya diambil dengan
mengalami keterlambatan yang belum mengacu pada konsekuensi negatif.
dapat diatasi, untuk itu perlu dilakukan Sebagai pembanding dalam beberapa
analisis dan evaluasi r\isiko pada item risiko dapat juga mempunyai dampak
pekerjaan ini karena pekerjaan ini positif. Misalnya pengurangan jumlah
terletak pada jalur kritis. Manajemen pekerja dapat meningkatkan keuntungan
risiko juga sangat diperlukan dalam biaya dan efisiensi administrasi.
menganalisis risiko yang terjadi akibat (Indrayadi, 2015).
keterlambatan pada pekerjaan ini.
B.3 Manajemen Risiko
A.2 Tujuan Manajemen risiko adalah proses
Adapun tujuan yang sistematik dari perencanaan,
diharapkan dari hasil penelitian ini identifikasi, analisis, pemberian respon,
adalah : dan pengawasan dari risiko-risiko
1. Mengidentifikasi risiko-risiko yang proyek. Manajemen risiko melibatkan
menjadi penyebab keterlambatan proses-proses, alat-alat, dan teknik-
pada proyek PLTU Tembilahan. teknik yang akan membantu manajer
2. Menganalisis risiko yang terjadi memaksimalkan kemungkinan dan
pada masa konstruksi pada proyek konsekuensi dari kejadian-kejadian
PLTU Tembilahan. (berdasarkan positif dan meminimalkan kemungkinan
probabilitas risiko). dan konsekuensi dari kejadian-kejadian
3. Melakukan mitigasi risiko dan negatif (Ronald, 2003).
kontrol yang bisa dilakukan akibat
keterlambatan proyek PLTU Manajemen risiko menyoroti
Tembilahan. berbagai tindakan, mengidentifikasi
(Risk Identification), menilai (Risk
B. TINJAUAN PUSTAKA Asessement), pengontrolan dan
B.1 Pengertian Risiko dan Analisis meminimalkan risiko (Risk minimize
Risiko and control) yang boleh terjadi selama
Risiko adalah kombinasi proyek berjalan secara sistematis seperti
probabilitas suatu kejadian dengan Gambar 1.
konsekuensi atau akibatnya (Siahaan,
2007). Analisis risiko adalah metode

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 2


B.4 Mitigasi Risiko dan Kontrol B.5 Dampak Keterlambatan Proyek
Mitigasi risiko meliputi berbagai Proses pelaksanaan pada proyek
tindakan seperti rencana untuk konstruksi terdapat banyak hal yang
menghindari, mengurangi dan dapat membuat proyek mengalami
pemindahan risiko (Smith, 1995). gangguan, sehingga berakibat terjadi
Menghindari risiko adalah yang lebih keterlambatan waktu penyelesaian.
disukai dalam merespon pengambilan (Ervianto, 2004). Didalam metode
risiko, walaupun tidak semua risiko bisa pertukaran biaya dan waktu (time cost
dihindarkan. Dalam menghindari risiko, trade off method) ini dengan
penyelenggara proyek harus berubahnya waktu penyelesaian.
menyediakan rencana darurat. Penyebab umum yang sering terjadi
Mengurangi risiko meliputi berbagai adalah terjadinya perbedaan kondisi
tindakan seperti mengendalikan, lokasi (differing site condition),
mengurangi dan menghapuskan risiko perubahan desain, pengaruh cuaca,
yang telah teridentifikasi kendala pada kebutuhan pekerja atau
material, pengaruh keterlibatan pemilik
proyek, kesalahan perencanaan.

Risk
Identification

- Reducting
- Removal
Risk Risk Risk - Transfer
Manajement Analysis and Asessment Treatment - Retention

Risk
Mitigation and control

Gambar 1. Proses Manajemen Risiko


Sumber : (Ronald, 2003)

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 3


C. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian ini bisa
dilihat dari bagan alir pada Gambar 2
berikut ini.

Gambar 2. Flowchart Metodologi


Penelitian

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

D.1 Perhitungan Durasi Proyek


Proyek Konstruksi Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tembilahan
terdiri dari 4 aktivitas utama pekerjaan
yautu Steam Turbine Building &
Foundation, Steam Generator (Boiler)
Foundation, Cooling Waterway dan
Balance Of Plant, Proyek direncanakan
selama 209 hari namun realisasi di
lapangan 395 hari (Tabel 1).

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 4


Tabel 1 Kegiatan Rencana Kerja dan 5.1.3. Concrete Works 59 66 7
Realisasi 5.2. Waste Water Treatment Facilities
5.2.1. Earth Works 7 15 8
DURASI 5.2.2. Concrete Works 66 77
ITEM PEKERJAAN Delay 11
Rencana Realisasi 5.3. HSD Oil Storage Tank and Facilities
CIVIL WORK
209 395 186 5.3.1. Earth Works 8 14
PRIORITY 1 6
1. STEAM TURBINE BUILDING & FOUNDATION 5.3.2. Concrete Works 59 66 7
1.1. Steam Turbine Foundation
5.4. Storage Bassin
1.1.1. Earth Works 7 13 6 5.4.1. Concrete Works 59 84 25
1.1.2. Concrete Works 30 35 5 5.5. Clarifier Bassin
1.2. Main Power Building
5.5.1. Earth Works 7 14 7
1.2.1. Concrete Works
55 83 5.5.2. Concrete Works 59 112
Slab 28 53
1.3. Turbine Auxiliaries 5.6. Service Water Pump
1.3.1. Concrete Works 91 106 15 5.6.1. Earth Works 7 14 7
2. STEAM GENERATOR (BOILER) FOUNDATION 5.6.2. Concrete Works 61 71 10
2.1. Boiler Auxiliaries Sumber : Hasil Perhitungan
2.1.1. Concrete Works 30 36 6
3. COOLING WATERWAY D.2 Identifikasi Risiko (Risk
3.1. CW Intake Shelter Identification)
3.1.1. Earth Works 7 15 8
Terdapat 4 (empat) risiko yang
3.1.2. Piling Works 66 108
signifikan penyebab keterlambatan
42
waktu pelaksanaan pada Proyek
3.1.3. Concrete Works 49 63 14
Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga
3.2. CW Pump Shelter
Uap (PLTU) Tembilahan.
3.2.1. Earth Works 7 14 7
3.2.3. Concrete Works 50 56 6 1. Perubahan Disain dan Spesifikasi
3.3. Cooling Tower Terjadi perpindahan lokasi proyek
3.3.1. Earth Works 7 14 7 akibar adanya masalah dalam
3.3.3. Concrete Works 66 135 69
pembebasan lahan yang sebelumnya
4. COAL HANDLING WORKS
adalah berada pada parit 22 dipindahkan
ke parit 23 sehingga efek dari
4.1. Underground Hoper Structure & Foundation
perpindahan tersebut ada perubahan
4.1.1. Earth Works 7 15 8 pada kedalaman tiang pancang yang
4.1.2. Piling Works 101 140 39 sebelumnya di desain sedalam 30 m
4.1.3. Concrete Works 48 84 36 namun secara actual di lokasi yang baru
5. BALANCE OF PLANT sedalam 66-76 m akibatnya diakukan re
5.1. Water Treatment Facilities Coagulant Plant, Daft Pit, desain pada fondasi.
Drying Bed Pit, Sludge Pit, Pump Shelter, Lab Building,
Chem Dos Shelter, lamela 2. Faktor Alam
Segi topografi untuk kondisi area
5.1.1. Earth Works 7 14 7 proyek berada di tepi sungai indragiri

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 5


hilir sehingga dari faktor alam disini proyek secara keseluruhan ada 7 item
terjadi pasang surut yang pekerjaan yang berada pada lintasan
mengakibatkan proses penimbunan kritis. Pekerjaan tersebut dapat dilihat
menjadi terhambat dikarenakan untuk pada Tabel 2.
mobilisasi material timbunannya sendiri Pada Gambar 2 terlihat bahwa
menggunakan ponton yang hanya bisa probabilitas kontraktor (dengan kinerja
merapat jika kondisi air pasang. apa adanya) untuk menyelesaikan
Sehingga produktivitas pekerjaan pun proyek 209 hari adalah 0%. Sedangkan
menjadi minim. probabilitas 100% proyek dapat
dilaksanakan adalah 395 hari berarti
3. Jumlah Pekerja terjadi keterlambatan waktu pelaksanaan
Jumlah pekerja yang dibutuhkan selama 186 hari (dari perencanaan 209
tidak sesuai dengan rencana, selain itu hari). Untuk probabilitas 80% proyek
asal pekerja tidak dari wilayah Riau dapat dilaksanakan adalah 290 hari
melainkan ada yang berasal dari Jawa dengan keterlambatan waktu
maupun Sumatra Utara sehingga ada pelaksanaan 81 hari.
beberapa rombongan pekerja yang tidak
memperpanjang kontrak dengan alasan Keterlambatan waktu
jarak dan lokasi yang jauh. pelaksanaan selama 81 hari pada
Pekerjaan Sipil ini dapat menyebabkan
4. Kondisi Peralatan dampak terhambatnya pekerjaan
Sejumlah alat berat pun lainnya seperti Pekerjaan Mesin,
mengalami kerusakan seperti Bulldozer Elektrical dan Mekanikal, selain itu juga
maupun excavator ataupun crane dapat menimbulkan pembengkakan
pancang yang otomatis menghambat biaya proyek, oleh sebab itu untuk
pekerjaan di lapangan. mengantisipasi dampak-dampak negatif
akibat keterlambatan ini perlu dilakukan
Risk Mitigation and Control agar
D.3 Analisa Risiko (Risk Analysis)
Waktu Pelaksanaan keterlambatan waktu pelaksanaan
Analisis risiko yang telah proyek dapat dikurangi.
teridentifikasi diolah dengan cara
mencari kegiatan-kegiatan yang Tabel 2. Kegiatan Kritis Rencana
merupakan penyebab utama Kerja dan Realisasi
keterlambatan pada suatu proyek
konstruksi, analisis risiko tersebut dapat Sumber : Hasil Perhitungan
dilakukan dengan meggunakan software
@Risk for Project. Pada Proyek D.4 Mitigasi dan Kontrol Risiko (
Konstruksi PLTU Tembilahan dari 26 Risk Mitigation and Control)
item pekerjaan semuanya adalah D.4.1 Mitigasi Risiko
pekerjaan yang mengalami Ada beberapa hal yang harus
keterlambatan, namun pekerjaan yang dilakokan Kontraktor untuk mengungari
signifikan mempengaruhi keterlambatan

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 6


keterlambatan pada Proyek Konstruksi DURASI (hari)
ITEM PEKERJAAN Delay
PLTU Tembilhan ini yaitu: Rencana Realisasi
1. Koordinasi Perencanaan Steam Turbine
Risiko terhadap perubahan Foundation (Earth 7 13 6
Work)
disain dapat dihindari dengan cara Main Power Building 55 83 28
memaksimalkan upaya-upaya dalam CW Pump Shelter
perizinan pembebasan lahan baik 7 14 7
(Earth Work)
dengan Pemerintah sekitar maupun Cooling Tower
66 135 69
(Concrete Work)
masyarakat yang turut andil dalam Underground Hoper
proses pembebasan lahan ini, dengan Structure &
7 15 8
begitu dapat menghindari masalah Foundation (Earth
dkemudian hari yang dapat Work)
HSD Oil Storage
menghambat proses pelaksanaan Tank and Facilities 8 14 6
pada Proyek Konstruksi PLTU (Earth Work)
Tembilhan. Clarifier Bassin (
59 121 62
Concrete Work)
Total 209 395 186

Before Risk Mitigation


1
0,9
0,8
ROBABILITAS

0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420
WAKTU PELAKSANAAN
Delay 81 hari

Gambar 2. Probabilitas Before Risk Mitigation


Sumber : Hasil Perhitungan

2. Ketepatan dalam Pemilihan direkomendasi dari Asosiasi Jasa


Supplier Konstruksi), tangguh (sudah berdiri
Risiko terhadap keterlambatan cukup lama), jelas (lokasi dan
material dapat diminimalkan dengan kantornya), mempunyai kemampuan
mempercepat pemesanan material manajemen dan finansial cukup kuat
proyek kepada supplier yang tepat. yang ditunjukkan dengan bukti data
Supplier yang tepat adalah supplier informasi yang tepat dan akurat.
yang besar, terpercaya (bias Reputasi realisasi proses pengurusan

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 7


mudah, wajar, lancar dan sesuai karena jumlah pekerja sesuai dengan
dengan perjanjian kontrak pembelian yang direncanakan, kemudian
(order). melakukan evaluasi kemajuan setiap
pekerjaan perminggu, sehingga cepat
3. Persiapan dalam Menghadapi diketahui kemajuan dan
faktor Alam keterlambatan yang telah dicapai dan
Risiko terhadap faktor alam dilakukan antisipasi.
seperti pasang surut mengakibatkan 5. Pengecekan dan Perawatan Alat
proses penimbunan menjadi Berat
terhambat. Kondisi ini sulit untuk Alat berat yang terdapat di
diminimalisir oleh kontraktor dan lapangan harus selalu dilakukan
dapat dikategorikan force majure. pengecekan kondisinya, sehingga
Akan tetapi keterlambatan waktu ketika digunakan alat berat dalam
pelaksanaan akibat pasang surut dapat keadan baik dan tidak menyebabkan
diantisipasi oleh kontraktor dengan kendala dalam jalnnya proyek.
melakukan persiapan seperti
memaksimalkan pekerjaan pada D.4.2 Kontrol Risiko (Risk Control)
kondisi pasang sehingga dapat Waktu Pelaksanaan dengan
mengurangi keterlambatan yang Software @Risk for Project
terjadi. Kontrol kembali risiko
menggunakan software @Risk for
4. Penambahan Jumlah Pekerja Project dilakukan setelah faktor-faktor
Risiko terhadap produktivitas penyebab keterlambatan telah
pekerja dapat diminimalkan dengan diidentifikasi. Hasil yang diperoleh dari
menambah jumlah tenaga kerja dan analisis terhadap waktu pelaksanaan
meningkatkan pengawasan terhadap menggunakan software @Risk for
pelaksanaan proyek. Dengan Project dapat dilihat pada Gambar 3 di
menambah jumlah pekerja waktu bawah ini
keterlambatan dapat dikurangi

Before and After Risk Mitigation


1
0,9
0,8 0,8 0,8
ROBABILITAS

0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420
Delay 32 hari
WAKTU PELAKSANAAN
Delay 81 hari
Gambar 3 Hubungan Waktu Pelaksanaan dengan Probabilitas
Sumber : Hasil Perhitungan
Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 8
Hasil analisis pada Gambar 4.2 identification, risk analysis and risk
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mitigation grafik probabilitas after risk
grafik probabilitas before risk mitigation mitigation pada saat deadline waktu
pada saat deadline waktu pelaksanaan pelaksanaan 209 hari probabilitasnya
proyek 209 hari probabilitasnya adalah adalah tetap 0%, untuk probabilitas 80%
0%, untuk probabilitas 80% kontraktor kontraktor memerlukan waktu
memerlukan waktu pelaksanaan 290 pelaksanaan selama 241 hari, berarti
hari, berarti terjadi keterlambatan waktu terjadi keterlambatan selama 32 hari.
pelaksanaan selama 81 hari. Hasil yang diperoleh dari analisa risiko
terhadap waktu ini dapat dilihat pada
Setelah dilakukan risk Tabel 3.

Tabel 3. Probabilitas 80% proyek sukses dalam konteks pengendalian waktu


Analysis 80%
Original
Parameter Delay Before Risk After Risk
Project
Mitigation Mitigation
Delay (days) 186 81 32
Sumber : Hasil Perhitungan

E. KESIMPULAN DAN SARAN Faktor Alam dan Kondisi Alat


E.1 Kesimpulan Berat.
Berdasarkan hasil analisis 3. Mitigasi risiko yang dapat
keterlambatan pada Proyek Konstruksi dilakukan untuk
PLTU Tembilahan dapat ditarik mengurangiketerlambatan pada
kesimpulan : Proyek Konstruksi PLTU
Tembilhan ini yaitu : Koordinasi
1. Keterlambatan waktu pelaksanaan Perencanaan, Ketepatan dalam
(delay) selama 186 hari Pemilihan Supplier, Persipan dalam
mengakibatkan kerugian bagi Menghadapi Faktor Alam,
berbagai pihak baik bagi kontraktor Menambah Jumlah Pekerja dan
maupun owner, karena semakin Pengecekkan dan Perawatan Alat
terlambat suatu proyek maka Berat.
semakin banyak pula biaya yang 4. Berdasarkan simulasi risiko
dikeluarkan. menggunakan @Risk for Project,
2. Berdasarkan hasil evaluasi di untuk probabilitas 80% dengan
lapangan diidentifikasi 4 (empat) kondisi yang ada di lapangan saat
risiko yang paling dominan itu (what it is scenario) maka akan
menyebabkan keterlambatan waktu diperkirakan terjadi keterlambatan
pelaksanaan yaitu : Perubahan watu pelaksanaan selama 81 hari.
Desain, Kurangnya Jumlah Pekerja, Namun dengan melakukan risk

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 9


mitigation and control pada Peraturan Presiden. 2010. No. 54
probabilitas 80% akan terjadi :Tentang Pengadaan Barang/Jasa
penurunan keterlambatan waktu Pemerintah.
pelaksanaan selama 32 hari.
E.2 Saran Peraturn Presiden. 2015. No. 4 :Tentang
1. Pada penelitian ini penulis hanya Pengadaan Barang/Jasa
menggunakan probabilitas 80%, Pemerintah
untuk penelitian selanjutnya bisa
Prasetyo, Swempri Agung. 2016.
dilakukan perbandingan beberapa
Analisis Percepatan Pekerjaan
nilai probabilitas.
Pondasi Dan Struktur Pada Proyek
2. Sebaiknya pelaksanaan pada proyek
Konstruksi Pembangkit Listrik
konstruksi dilaksanakan secara
Tenaga Uap (Pltu) Tembilahan
sistematis, pengaturan alokasi
Provinsi Riau. Pekanbaru:
pekerja dan alat secara efisien agar
Universitas Riau
realisasi di lapangan sesuai dengan
rencana.
3. Pemilihan peralatan kerja harus Pusat Litbang Prasarana Transportasi,
ditinjau dari kondisi peralatan kerja 2005. Pengembangan Metode
yang baik (tidak mengalami Analisis Risiko Investasi Jalan Tol.
kerusakan) untuk menghindari Jakarta: Departemen Pekerjaan
penundaan pekerjaan. Umum.
Raftery, J., 1986. Risk Analisys in
Project Manajement. London.: E
E. DAFTAR PUSTAKA
& F Spon
Alfian, Analisis Kelayakan Investasi
Ronald, M., 2003. Manajemen
Jalan Tol Pekanbaru-Dumai
Pembangunan, Jakarta:
dengan Penerapan Model NPV
Grafikatama Abdiwacana.
@Risk, 2010. Pekanbaru :
Sandhyavitri, Ari. 2015. Analisa
Universitas Riau.
Resiko Pembangunan Proyek
Averill M. Law & W. David Kelton, Konstruksi di Pedesaan (Studi
Simulation Modeling & Analysis, Kasus:Pembangunan
second edition, McGraw-Hill, 1991: Infrastruktur Air Bersih dan
International. Transportasi), Seminar Nasional
Teknik Kimia Oleo dan Petrokimia
Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Indonesia 2008.
Proyek &Konstruksi Jilid I & II. Sandhyavitri, A., Zulfiqar, M.,
Yogyakarta: Kanisius. 2014.Analisis Risiko Jalan Tol
Tahap Konstruksi (Studi Kasus
Peraturan Presiden. 2000. No. 29 Jalan Tol Pekanbaru-Dumai),
:Tentang Penyelenggaraan Jasa Jurnal Teknik Sipil Volume 10
Konstruksi Nomor 1, April 2014 : 1-91,UNS.

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 10


Siahaan, H.2007. Manajemen
Risiko.Indonesia :Elex Media
Komputindo.
Smith, N. J., (Editor), 1995.
Engineering Project
Management.Blackweell Science,
London.
Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek
Dari Konseptual Sampai
Operasional. Erlangga.

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 11

Anda mungkin juga menyukai