Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transistor sebagai pengaut, sudah bukan barang yang tabu lagi di dunia rangkaian
elektronika bahwa transistor dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan.
Fungsinya yaitu transistor yang digunakan sebagai penguat. Nah penggunaan ini biasanya
paling banyak digunakan di rangkaian- rangkaian elektronika yang sifatnya masih analog
misalnya sebagai penguat yaitu penguat arus, penguat tegangan, dan penguat daya.
Penguat merupakan sifat- sifat komponen elektronika yang paling utama. Tanpa
penguat sinyal- sinyal lemah tidak mungkin terbentuk sistem- sistem elektronika yang
bermanfaat. Kebutuhan penguat pada mulanya diperlukan dalam memperkuat sinyal radio
yang amat lemah agar dapat menggetarkan membran penguat suara. Kemudian
pengamatan juga diperlukan dalam instrumentasi pengukur untuk memperkuat sinyal
keluaran transduser yang amat lemah.
Transistor terdiri dari semi konduktor kristal tunggal (yaitu germanium atau silikon)
dimana lapisan tipis jenis p diselipkan diantara dua lapisan n, struktur yang dibentuk
disebut transistor n-p-n. Transistor dapat pula terdiri dari dua jenis n yang disisipkan
diantara dua p, dan susunan yang terbentuk dinamakan transistor p-n-p. Transistor PNP
(P-Channel) adalah transistor yang sumbernya terletak pada gate positif.. Transistor
digolongkan ke dalam dua kategori (bipolar dan efek-medan) dan juga dikelompokkan
menurut bahan semikonduktor yang digunakanuntuk membuatnya (silikon atau
germanium) dan menurut bidang aplikasinya (misalnya serbaguna, pensaklaran, frekuensi
tinggi) . Transistor PNP (P-Channel) adalah transistor yang sumbernya terletak pada gate
negatif. Transistor digunakan sebagai penguat sinyal. Kalau amplitudo sinyal kecil, kerja
transistor dalam daerah aktif dilakukan dalam bagian lurus dari kurva karakteristik. Dalam
hal ini sinyal frekuensi rendah, transistor dapat digambarkan oleh linear model rangkaian
linear.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis rangkaian penguat.
2. Untuk mengetahui aplikasi dari rangkaian.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja transistor sebagai penguat arus.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Transistor adalah kependekan dari transfer resistor (resistor transfer), istilah yang memberikan
petunjukmengenai bagaimana perngkat tersebut bekerja, arus yang mengalir pada rangkaian
output ditentukan oleh arus yang mengalir pada rangkaian input. Karena transistor adalah
perangkat tiga terminal, satu elektroda harus digunakan secara bersama-sama oleh rangkaian
input dan output. Transistor digolongkan ke dalam dua kategori (bipolar dan efek-medan) dan
juga dikelompokkan menurut bahan semikonduktor yang digunakanuntuk membuatnya
(silikon atau germanium) dan menurut bidang aplikasinya (misalnya serbaguna, pensaklaran,
frekuensi tinggi). Berbagai kelas transistor tersedia dengan aplikasinya masing- masing.
Pengkodean transistor sistem eropa untuk mengklasifikasikan transistor melibatkan
penggunaan kode alfanumerik yang terdiri dari dua huruf dan tiga angka (transistor
serbaguna) atau tiga huruf dan dua angka (transistor khusus). Berikut tabel 1 memperlihatkan
bagaimana transistor dikodekan :
Huruf pertama Bahan semikonduktor A Germanium
B Silikon
Huruf kedua C daya rendah, frekuensi
rendah
D daya tinggi, frekuensi
renah
F daya rendah, frekuensi
tinggi
L daya tinggi, frekuensi
tinggi
Huruf ketiga Umunya tidak memiliki arti
penting
Transistor biopolar umunya terbentuk dari sambungan NPN atau PNP dengan bahan
silikon(si) atau germanium (Ge). Sambungan tersebut dihasilkan dari sebuah irisan silikon
yang dicampurkan dengan bahan pengotor melalui proses making yang tereduksi secara
fotografis. Transistor- transistor germanium untuk sebagian besar aplikasinya (terutama pada
suhu tinggi) dan, oleh karenanya, perangkat germanium sangat jarang ditemukan. Transistor
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
PNP dan NPN bersama dengan lambang- lambang rangkaian memperlihatkan representasi
yang disederhanakan, pada kasus elektroda- elektrodanya diberi nama kolektor, basis, dan
emitor. Setiap sambungan dalam transistor, baik kolektor-basis atau basis emitor merupakan
sambungan P-N yang masing- masing memperlihatkan tegangan bias- normal yangdiberikan
kepada transistor NPN dan PNP. Sambungan basis- emitor diberikan bias-maju dan
sambungan kolektor-bias diberikan bias mundur. Namun, daerah basis dibuat sangat sempit
sehingga pembawa- pembawa muatan dapat menyeberanginya dari emitor menuju kolektor
dan hanya arus yang relatif kecil mengalir dalam basis. Untuk lebih jelas, arus yang mengalir
pada rangkaian emitor tipikalnya adalah 100 kali lebih besar dari arus yan mengalir pada
basis. Arus aliran arus knvensional adalah dari emitor menuju kolektor dalam kasus transistor
PNP, dan dari kolektor ke emitor dalam kasus perangkat NPN. Persamaan yang
menghubungkan arus yang mengalir pada kolektor, basis, dan emitor adalah lE = lB + lC
dimana lE adalah arus emitor lB adalah arus basis, dan lC adalah arus kolektor (semuanya
dinyatakan dalam satuan yang sama).
Karakteristik dari sebuah transistor seringkali ditampilkan dalam bentuk seperangkat
grafik yang menghubungkan tegangan dengan arus pada terminal- terminal transistor.
Karakteristik input yang tipikal dari sebuah transistor NPN sinyal kecil serbaguna yang
bekerja dalam mode commonemitor. Karakteristik ini memperlihatkan bahwa hanya terdapat
aliaran arus basis yang sangat kecil sehingga tegangan basis emitor melampaui 0,6 v. Setelah
itu, arus basis meningkat sangat cepat karakteristik ini mirip dengan bagian maju dari
karakteristik dioda silikon.
Karakteristik output yang tipikal untuk sebuah transitor NPN sinyal kecil sserbguna
yang bekerja dalam mode common-emitor. Karakteristik ini terdiri dari sekelompok kurva,
masing- masingnya terkait dengan nilai arus basis yang berbeda. Kita sebaliknya
menyediakan sedikit waktu untuk lebih mengenal karakteristik ini akan bermanfaat. Secara
khusus, kita harus memperlihatkan lekukan lutut yang terjadi pada nilai- nilai V sekitar 2v.
Karaktersitik ini memperlihatkan hubungan yang hampir linear antara arus kolektor dan arus
basis (yaitu dengan melipakduakan dan seterusnya). Karakteristik ini tidak terpengaruh oleh
nilai tegangan kolektor emitor dan oleh karenanya hanya digunakan satu kurva.
Transistor merupakan alat dengan tiga terminal seperti simbol sirkit. Setelah bahan
semikonduktor dasar diolah, ternetuklah bahan semikonduktor jenis p dan n. Walaupun proses
pembuatannya banyak, pada dasarnya transistor merupakan tiga lapis gabungan kedua jenis
bahan tadi yaitu n p atau p n. Simbol sirkit kedua hampir sama. Perbedaannya terletak pada
arah diujung emmiter. Seperti yang telah diketahui, arah menunjukkan arah aliran arus
konvensional yang berlawanan arah dalam kedua jenis tadi tetapi selalu dari bahan jenis p ke
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
jenis n dalam sirkit emmiter dasar. Untuk menghindari kesalahan, transistor yang dibicarakan
di sini selalu n p n, kecuali bahwa polaritas tegangan suplai pada sirkit yang memakai
transistor p n p terbalik dan arus mengalir dalam arah yang berlawanan dengan sirkit yang
memakai transistor n p n. Kolektor dan emitter merupakan bahan n dan lapisan di antara
mereka merupakan jenis p. Pada mulanya diperkirakan bahwa transistor seharusnya bekerja
dalam salah satu arah, ialah dengan saling menghubungkan ujung- ujung kolektor dan emitter
karena mereka terbuat dari jenis bahan yang sama. Namun, hal ini tidaklah mungkin karena
mereka terbuat dari jenis bahan yang sama. Kolektor berukuran lebih besar dan kebanyakan
dihubungkan secara langsung ke kotaknya untuk penyerapan panas. Ketika transistor
digunakan hampir semua panas yang terbentuk berada pada sambungan basis kolektor yang
harus mampu menghilangkan panas ini.sambungan basis emmiter hanya mampu menahan
tegangan yang rendah.
Operasi dalam arah balik dapat dijalankan tetapi tidak efisien, sehingga tidak sesuai
dengan metode hubungan praktis karena sangat sering merusakkan alat.pada umumnya
transistor dianggap sebagai suatu alat yang beroperasi karena adanya arus. Kalau arus
mengalir ke dalam basis dan melewati sambungan basis emmiter, suatu suplai positif pada
kolektor akan menyebabkan arus mengalir di antara kolektor dan emmiter. Dua hal yang
harus diperhatikan pada arus kolektor ini ialah :
1. untuk arus basis nol, arus kolektor turun sampai pada tingkat arus kebocoran, yaitu
kurang dalam 1μA dalam kondisi normal (untuk transistor silikon)
2. untuk arus basis tertentu, arus kolektor yang mengalir akan jauh lebih besar dari pada
arus basis itu. Arus yang dicapai ini hFE , dengan
𝑖𝑐 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑜𝑙𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟
hFE = 𝑖𝑏= ................................................................................(2.1)
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠

Ada berbagai cara pengecapan transistor, walau terdapat beberapa pengaturan terminal yang
konvensional, lebih baik dilakukan pengujian praktis untuk menentukan jenis transistor dan
untuk mengenalinterminal- terminalnya. Transistor sebagai penguat digunakan dalam
lapangan elektronika industri dan hampir semuanya dapat dibuat dari transistor. Pada tahapan
ini akan diteliti sebuah amplier tegangan a.c sederhana. Didalam amplifier itu sinyal a.c
diberikan kesepasang terminal input. Aplifier ini diperkuat untuk mereproduksi bentuksinyal
yang diberikan, yang diperkuat secara linear, pada sepasang terminal output. Selain itu,
amplifier ini harus mampu mengerjakan fungsinya pada suatu frekuensi sinyal input rentang
ukuran ini dinamakan lebar gelombang amplifier.sebelum memberikan sinyal a.c kesirkit
basis emmiter, harus disetel dengan pembiasan yang sesuai, sehingga dapat diperoleh output
yang tidak terdistorsi. (Wollard, 2003)
Berbagai metode pembinaan sudah digunakan, beberapa tujuan utamanya adalah
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
memasukkan arus basis yang tetap, hingga tanpa adanya sinyal arus basis ini cukup untuk
menyebabkan mengalirkan arus kolektor yang tetap, yaitu lc. Sinyal yang biasanya berbentuk
gelombang sinusoidal a.c itu sekarang dapat diberikan lewat kapasitas yang dipakai untuk
menyekat jalur arus searah dan untuk meyakinkan bahwa hanya sinyal a.c yanglewat di
transistor untuk amplifier.
Tegangan sinyal menyebabkan arus basis bervariasi secara sinusoidal di atas dan di
bawah arus bias tetap lb, yang kemudian menyebabkan bervariasinya arus kolektor secara
sinusoidal di atas dan di bawah ukuran pasif lc. Karena arus kolektor yang berubah-ubah ini
mengalir dalam resistor beban Rl, suatu tegangan a.c sinusoidal terbentuk pada Rl yang
tampak pada kolektor. Tegangan a.c ini dilewatkan oleh kapasitor C2, sehingga hanya
tegangan inilah yang diteruskan karena tingkat d.c disekitar C2. Tegangan yang dicapai oleh
sirkit amplifier adalah tengah yang dicapai .
Transistor dengan satu sambungan merupakan alat semikonduktor berterminal
tigayang terbungkus dalam cara hampir sama dengan transistor biasa, misalnya dalam paket
plastik atau kotak TO, tetapi mempunyai cara kerja yang sangat berlainan. Cara kerja UJT,
tegangan suplai yang diberikan ke UJT diantara basis 1 dan basis 2 akan menyebabkan
mengalirnya arus yang rendah. Tegangan di antara basis 1 dan emitter akan selalu berupa
proporsi yang tetap dan sesuai dengan Veb1= Ƞvbb. Rasionya berada diantara 0,5 dan 0,8.
Bila tegangan Veb1 dibentuk oleh beberapa pengatur sirkit eksternal, suatu nilai Vp
akan tercapai. Vp ini cukup untuk menghidupkan sambungan basis 1 emitter, sehingga
tahanannya secara mendadak menjadi rendah dan arus emitter IE yang besar dapat mengalir.
Pengatur sirkit yang umum untuk memberikan tegangan yang memadai kepada sambungan
basis 1- emitter adalah jaringan pengisian CR. Tegangan pada kapasitor naik, kalau kapasitor
diisi dan mencapai nilai sekitar 0,63 v setelah CR detik. Karena Vp untuk UJT berkaitan
dengan nilai Ƞ, dapat diatur supaya UJT ‘menyala’ setelah CR detik (konstantawaktunya);
sistem ini ternyata sangat bermanfaat. Kapasitor terisi dari tingkat residu dan siklus terulang
secara tidak menentu dinamakan osilator relaksasi. Sirkit jenis ini bekerja sendiri, yaitu
memulai osilasi segera setelah suplai dihidupkan. Osilator relaksasi UJT digunakan untuk
menyuplai pulsa pemacu stroboskop, tristor, triak dan sirkit-sirkit yang lain.
Gain arus yang yang diberikan oleh transistor merupakan ukuran efektivitas transistor
tersebut sebagai sebuah perangkat penguat. Parameter yang paling sering digunakan adalah
yang berhubungan dengan mode common emitor. Dalam mode ini, arus input diberikan
kepada basis dan arus output muncul pada kolektor (emitor secara efektif digunakan bersama
oleh rangkaian input dan output). Ketika pengoperasian sinyal kecil dilakukan, nilai Ic dan Ib
naik secara perlahan (yaitu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dan merupakan nilai
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
statis). Sebuah komponen rangkaian yang dibuat mempunyai nilai hambatan spesifik antara
ujung-ujungnya disebut resistor. Untuk sebagian besar transistor sinyal kecil adalah
maksimum pada tafsiran arus kolektor 1mA hingga 10mA. Gain arus juga jatuh hingga
mencapainilai yang sangat besar. Lebih jatuh lagi, sebagian besaar parameter transistor
memiliki variasi nilai yang sangat besar dari satu transistor ke transistor lainnya. Oleh
karenanya, menjadi penting untuk merancang rangkaian dengan berdasarkan pada nilai hfe
minimum untuk memastikan dapat beroperasi dengan baik menggunakan berbagai transistor
yang berbeda. Resistor dalam kisaran 0,01 sampai 107Ω dapat dibeli dari persedian. Resistor
individu yang digunakan dalam ragkaian elektronika seringkaliberbentuk silinder, yang
diameter dan panjangnya beberapa milimeter, dengan kawat-kawat yang keluar dari ujung-
ujungnya. Hambatan dapat ditandai dengan kode standar yang tiga atau empat pita warna
didekat satu ujung. Kedua pita pertama adalah angka- angka,dan pita ketiga adalah pangkat
kelipatan sepuluh. Misalnya kuningan- lembayung jingga berarti 47x 103Ω atau 47Ω. Pita
keempat jika ada, menunjukkan ketelitian nilai itu, tidak ada pita berarti 20%, pita perak 10
%, pita emas 5%. Karaktersistk penting lain dari sebuah resistor adalah daya maksimum yang
dapat didisipasikannya tanpa kerusakan.
Untuk sebuah resistor yang menurut hukum Ohm, sebuah grafik arus sebagai fungsi
dari selisih potensial adalah sebuah gari lurus. Kemiringan garis itu adalah 1/R. Jika tanda
selisih potensial itu berubah, maka tanda arus yang dihasilkan pun berubah ini bersesuaian
dengan pertukaran ujung berpotensial lebih tinggi dan ujung berpotensial lebih rendah dari
konduktor itu, sehingga medan listrik, kerapatan arus, dan arus semuanya berbalik arah.
Dalam alat yang tidak mematuhi hukum Ohm, hubungan tegangan dengan arus mungkin
tidakmerupakan sebuah kesebandingan langsung, dan mungkin berbeda untuk kedua kedua
arah arus. Untuk sebuah dioda jenis yang manapun, sebuah selisih potensial V akan
menyebabkan sebuah arus mengalir dalam arah positiff, tetapi sebuah selisih potensial dari
tanda lainnya akan menyebabkan sedikit atau tidak ada arus. Maka sebuah dioda bertindak
seperti mempunyai katup satu arah dalam sebuah rangkaian. Dioda digunakan untuk
melaksanakan beraneka ragam fungsi dalam rangkaian komputer.
Transistor efek medan terbentuk dari kanal bahan tipe P atau tipe N yang dikelilingi
oleh bahan dengan kutub yang berlawanan. Ujung- ujung kanal (dimana konduksi
berlangsung) membentuk elektroda-elektroda yang dikenal sebagai source dan drain. Lebar
efektif dari kanal tersebut (dimana konduksi berlangsung) dikendalikan oleh muatan yang
diberikan kepada elektroda ketiga. Resistansi efektif antara source dan drain karenanya
ditentukan oleh tegangan yang timbul pada gerbang. Transistor- transistor efek medan
tersedia dalam dua bentuk dasar, gerbang samnungan dan gerbang terisolasi. (Tooley,1995)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
Sambungan gerbang souce dari sebuah transistor efek medan gerbang sambung (JFET)
secara efekti adalah suatu sambungan P-N yang diberikan bias mundur. Koneksi gerbang dari
sebuah transistor efek medan gerbang terisolasi (IGFET), sebaliknya, adalah terisolasi dari
kanal dan muatan secara kapasitif digabungkan ke kanal. Untuk menyederhanakan
permasalahan, kita hanya akan membahas perangakat JFET memperlihatkan konstruksi dasar
dari sebuah JFET kanal-N.
JFET menawarkan resistansi input yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
transistor- transistor bipolar. Sebaliknya contoh, resistansi input dari sebuah transistor bipolar
yang bekerja dalam mode common- emittor biasanya sekitar 2,5 kΩ. Sebuah transistor JFET
yang bekerja dalam mode common-source akan secara tipikal memiliki resistansi input
sebesar 100 MΩ. Fitur ini menjadikan perangkat JFET ideal untuk digunakan dalam aplikasi-
aplikasi yang memerlukan resistansi input yang sangat tinggi.sebagaimana transistor bipolar,
karakteristik dari sebuah FET seringkali disajikan dalam bentuk seperangkat grafik yang
menghubungkan tegangan dengan arus yang terdapat pada terminal- terminal transistor.
Karakteristik mutual yang tipikal untuk sebuah JFET kanal-N sinyal kecil serbaguna yang
bekerja dalam mode common source. Karakteristik ini memperlihatkan bahwa arus drain
secara progresif berkurang apabila tegangan gerbang- source dijadikan lebih negatif. Pada
nilai VGS tertentu arus drain akan jatuh hingga mencapai nol dan perangkat tersebut dikatakan
berada dalam kondisi cut-off.
Karaktersitik output yang tipikal dari sebuah JFET kanal-N sinyal-kecil serbaguna
yang bekerja dalam mode common source. Karaktersitik ini terdiri dari sekelomok kurva,
masing- masing terkait dengan suatu nilai tegangan gerbang source yang berbeda. Sekali lagi,
adalah bermanfaat untuk menyediakan sedikit waktu untuk lebih mengenal karakteristik ini
akan menggunakan pembandingan karaktersitik dengan karaktersitik output dari sebuah
transistor yang beroperasi dalam mode common emitor. Gain yang ditawarkan oleh transistor
efek medan secara normal dinyatakan dalam konduktansi transfer majunya dalam mode
common source. Pada mode ini, tegangan input diberikan kepada gerbang ndan arus output
muncul pada drain (source digunakan bersama secara efektif oleh rangkaian input dan output).
Konduktansi transfer maju common- source diberikan oleh : gfs = ld/Vgs. Dimana Id
adalah perubahan pada arus drain yang dihasilkan oleh perubahan yang terkait pada tegangan
gerbang source. Satuan dari konduktansi transfer maju adalah siemen. Konduktansi transfer
maju berubah- ubah terhadap arus drain. Untuk sebagian besar perangkat sinyal- kecil,
dicantumkan untuk nilai- nilai arus drain antara 1 mA hingga 10 mA. Sebagian besar
parameter FET (khususnya transfer maju) sangat bervariasi dari satu perangkat ke perangkat
lainnya. Oleh karena itu, penting untuk merancang raangkaian dengan berdasarkan kepada
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
nilai gfsminimum guna memastikan kinerja yang baik dengan berbagai perangkat yang
berbeda. Terdapat beragam bentuk kemasan yang digunakan untuk transistor. Transistor-
transistor sinyal- kecil biasanya memiliki kemasan plastik atau pembungkus logam miniatur.
Perangkat- perangkat daya menengah dan tinggi juga dapat tersedia dalam pembungkus
plastik namun biasanya disertakan dengan logam penyerap panas untuk mengalirkan panas
dari sambungan. Beberapa transistor daya lama ditawarkan dalam pembungkus logam (baik
TO66 atau TO3). Transistor adalah komponen elektronika terbuat dari alat semikonduktor
yang banyak di pakai sebagai penguat, pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya.Pada alat semikonduktor mempunyai 3 elektroda
(triode), yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor).
Pada dasarnya transistor juga memiliki banyak kegunaan, salah satunya adalah
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET) memungkinkan mengalirkan arus listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya. Tegangan yang memiliki satu terminal contohnya adalah Emitor yang
dapat di pakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar dari pada input
basis.Dalam sebuah rangkaian analog, komponen transistor dapat di gunakan dalam penguat
Komponen yang terdapat dalam rangkaian analog antara lain pengeras suara, sumber listrik
stabil dan penguat sinyal radio. Jadi dapat di bilang sebagai pemindahan atau peralihan bahan
setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu tertentu. (Hornyak,1976)
Sejarah transistor pada awalnya di temukan oleh William Shockley dan John Barden pada
tahun 1948. Transistor awal mulanya di pakai dalam praktek pada tahun 1958. Berdasarkan
susunan semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
transistor PNPdan transistor NPN.Untuk membadakan transistor PNP dan NPN dapat dari
arah panah pada kaki emitornya. Pada transistor PNP anak panah mengarah ke dalam dan
pada transistor NPN arah panahnya mengarah ke luar. Untuk dapat bekerja, sebuah transistor
membutuhkan tegangan bias pada basisnya. Kebutuhan tegangan bias ini berkisar antara 0,5
sampai 0,7 volt tergantung jenis dan bahan semikonduktoryang digunakan.
Untuk transistor NPN, tegangan bias pada basis harus lebih positif dari emitor. Dan
untuk transistor NPN, tegangan bias pada basis harus lebih negatifdari emitor. Semakin tinggi
arus bias pada basis, maka transistor semakin jenuh (semakin ON) dan tegangan kolektor-
emitor (VCE) semakin rendah.Dengan mengatur bias sebuah transistor sampai transistor
jenuh, maka seolah akan didapat hubunngan singkat antara kaki kolektor dan emitor. Dengan
memanfaatkan fenomena ini, maka transistor dapat difungsikan sebagai saklar elektonik.
Tampak TR3 (NPN) dan TR4 (PNP) dipakai menghidupkan dan mematikanLED. TR3dipakai
untuk memutus dan menyambung hubungan antara katoda LED dengan ground. Jadi jika
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
transistor off maka led akan mati dan jika transistor on maka led akan hidup. Karena kaki
emitor dihubungkan ke ground maka untuk menghidupkan transistor, posisi saklar SW1harus
on jadi basis transistor TR3 mendapat bias dari tegangan positif dan akibatnya transistor
menjadi jenuh on lalu kaki kolektor dan kaki emitor tersambung. Untuk mematikan LED
maka posisi SW1 harus off. TR4 dipakai untuk memutus dan menyambung hubungan antara
anoda LED dengan tegangan positif. Jadi jika transistor off maka led akan mati dan jika
transistor on maka led akan hidup. Karena kaki emitor dihubungkan ke tegangan positif,
maka untuk menghidupkan transistor, posisi saklar SW2 harus onjadi basis transistor TR4
mendapat bias dari tegangan negatif dan akibatnya transistor menjadi jenuh on lalu kaki
emitor dan kaki kolektor tersambung. Untuk mematikan LED maka posisi SW1 harus off .
Fungsi lain dari transistor adalah sebagai penguat arus. Karena fungsi ini maka
transistor bisa dipakai untuk rangkaian power supplay dengan tegangan yang di set. Untuk
keperluan ini transistor harus dibias tegangan yang konstan pada basisnya, supaya pada emitor
keluar tegangan yang tetap. Biasanya untuk mengatur tegangan basis supaya tetap digunakan
sebuah dioda zener. Selain sebagai penguat arus, transistor juga bisa digunakan sebagai
penguat tegangan pada penguat AC. Untuk pemakaian transistor sebagai penguat sinyal
digunakan beberapa macam teknik pembiasan basis transistor. Dalam bekerja sebagai penguat
sinyal AC, transistor dikelompokkan menjadi beberapa jenis penguat, yaitu: penguat kelasA,
penguat kelas B, penguat kelas AB, dan kelas C. Fungsi kapasitor pada input dan output
penguat adalah untuk mengisolasi penguat terhadap pengaruh dari tegangan DC eksternal
penguat. Hal ini berdasarkan karakteristik kapasitor yang tidak melewatkan tegangan
DC.Penguat Common Base digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor
merupakan input dan Collector adalah output sedangkan Basis di-ground-kan/
ditanahkan.Sifat-sifat Penguat Common Base:Isolasi input dan output tinggi sehingga
Feedback lebih keci,cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang
dapat menguatkan sinyal kecil, dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi, dapat dipakai
sebagai buffer.Penguat Common Emitor digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian
ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector.Sifat-
sifat Penguat Common Emitor:Signal output berbeda phasa 180 derajat, memungkinkan
adanya osilasi akibat feedback, untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif, sering
dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah), stabilitas penguatan rendah karena
tergantung stabilitas suhu dan bias transistor. Penguat Common Collector digunakan sebagai
penguat arus. Rangkaian ini hampir sama dengan Common Emitor tetapi outputnya memiliki
perbedaan.
(http://dhikamuktielectronic.blogspot.co.id/2014/03/penguat-dasar-transistor.html)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Komponen


3.1.1 Komponen
1. Resistor ( 10 kΩ, 1 kΩ )
Fungsi : sebagai penghambat arus listrik
2. Transistor C 1088
Fungsi : sebagai penguat sinyal, baik arus AC maupun DC
3. Potensiometer (100kΩ & 1kΩ)
Fungsi : Sebagai hambatan variabel

3.1.2 Peralatan
1. Multimeter( 1buah)
Fungsi :untukmengukurteganganlistrik
2. Analog Design Unit ( 1 buah )
Fungsi : sebagai media untuk memvariasikan komponen
3. Wayer/Kabel
Fungsi: untuk menghubungkan design unit dengan sumber arus PLN
4. Jumper
Fungsi: untuk menghubungkan komponen dengan komponen lainnya.

3.2 Prosedur Percobaan

1. Dipersiapkan peralatan yang akan digunakan.


2. Dirangkai rangkaian seperti gambar (gambar percobaan).
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
3. Dihubungkan Analog Design Unit ke sumber tegangan PLN.
4. Diatur tegangan inputan (voltage) pada Analog Design Unit yaitu sebesar 15 Volt.
5. Dihidupkan multimeter sebagai voltmeter yang dikalibrasi terlebih dahulu.
6. Diukur tegangan pada kaki basis menggunakan multimeter dan diatur tegangan
inputan pada basis sebesar 0,1 Volt dengan memutar potensiometer 100 kΩ.
7. Diukur tegangan pada kaki kolektor dan diatur tegangan diputar 1 Volt.
8. Dicatat hasilnya, dengan mengatur tegangan pada resistor 1 kΩ
9. Diulangi prosedur 6,7,8, untuk tegangan pada kaki kolektor dengan tegangan 2 V dan
3 V.
10. Dilakukan hal yang sama dari prosedur 6,7,8, dan 9 dengan mengganti inputan pada
basis sebesar (0,5), (0,7), dan (0,8).
11. Dibereskan komponen dan peralatan yang digunakan.
12. Disimpan komponen dan peralatan yang digunakan.

3.3 Skema Rangkaian


(Terlampir)

3.4 Gambar Percobaan


(Terlampir)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan

VB = 0,1 VB = 0,7

VCE 1 2 3 VCE 1 2 3

VC 0,4 1,34 2,31 VC 0,35 1,33 2,35

VB = 0,5 VB = 0,1

VCE 1 2 3 VCE 1 2 3

VC 0,43 1,31 2,33 VC 0,4 1,34 2,31

Medan, 24 November 2017


Asisten Praktikan,

( Juil Gafur Marpaung) (Kristina Waruwu)


LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
4.1 Analisa Data
1. Terlampir
2.
 Untuk Vʙ = 0,1 V
 VCE = 1 V
Vin 1
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 50
0,02

 VCE= 2,12 V
Vin 2,12
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 106
0,02

 VCE = 3,23 V
Vin 3,23
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 1615
0,02

 VCE = 4,02 V
Vin 4,02
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 201
0,02

 VCE = 5,02 V
Vin 5,02
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 251
0,02

 Untuk Vʙ = 0,53 V
 VCE = 1 V
Vin 1
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 0,86
1,15

 VCE= 2,61 V
Vin 2,61
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 2,25
1,16

 VCE = 3,02 V
Vin 3,02
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 2,96
1,02

 VCE = 4,01 V
Vin 4,01
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 2,57
1,56

 VCE = 5,02 V
Vin 5,02
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 3,09
1,62

 Untuk Vʙ = 0,72 V
 VCE = 1,02 V
Vin 1,02
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 0,48
2,10
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
 VCE= 2,05 V
Vin 2,05
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 0,97
2,10

 VCE = 3,01 V
Vin 3,01
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 1,4
2,15

 VCE = 4,03 V
Vin 4,03
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 1,85
2,17

 VCE = 5,02 V
Vin 5,02
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 2,28
2,20

 Untuk Vʙ = 0,91 V
 VCE = 1,03 V
Vin 1,03
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 0,19
5,20

 VCE= 2,02 V
Vin 2,02
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 0,38
5,26

 VCE = 3,01 V
Vin 3,01
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 0,56
5,32

 VCE = 4,01 V
Vin 4,01
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 0,74
5,40

 VCE = 5,02 V
Vin 5,02
Gain = IC = 𝑉𝑜𝑢𝑡= = 0,91
5,49

3. Mencari arus collector


𝑉𝑐
Ic = , dimana Rc=1kΩ
𝑅3

 Untuk Vʙ = 0,014 V
 VCE = 1 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−1
IC = = = 14 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE= 2,12 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
Vϲc−VcE 15−2,12
IC = = = 12,88 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 3,23 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−3,23
IC = = = 11,77 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 4,02 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−4,02
IC = = = 14,98 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 5,02 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−0,53
IC = = = 14,47 10−4 A
𝑅𝐶 103

 Untuk Vʙ = 0,53 V
 VCE = 1 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−1
IC = = = 14 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE= 2,61 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−2,61
IC = = = 12,39 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 3,02 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−3,02
IC = = = 11,98 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 4,01 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−4,01
IC = = = 10,99 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 5,02 V
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−5,02
IC = = = 9,98 10−4 A
𝑅𝐶 103

 Untuk Vʙ = 0,72 V
 VCE = 1,02 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−1,02
IC = = = 14,98 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE= 2,05 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−2,05
IC = = = 12,95 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 3,01 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−3,01
IC = = = 11,99 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 4,03 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−4,03
IC = = = 10,97 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 5,02 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−5,02
IC = = = 9,98 10−4 A
𝑅𝐶 103

 Untuk Vʙ = 0,91 V
 VCE = 1,03 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−1,03
IC = = = 14,97 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE= 2,02 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−2,02
IC = = = 12,98 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 3,01 V
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−3,01
IC = = = 11,99 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 4,01 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−4,01
IC = = = 10,99 10−4 A
𝑅𝐶 103

 VCE = 5,02 V
R3 = 1 kΩ = 103 Ω
Vϲc−VcE 15−0,02
IC = = = 9,98 10−4 A
𝑅𝐶 103
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Jenis rangkaian penguat dibangun dengan transistor konfigurasi common Emiter dan
dengan bias pembagi tegangan, berhubungan dengan penguat adalah daerah diantara
garis saturasi dan cut-offnya. Memperoleh suatu rangkaian penguat sinyal ac yang
stabil akan terdapat hubungannya parameter h dengan re, rangkaian setaranya serta
kita ketahui bahwa Aplikasi dari transistor yaitu sebagai penguat tegangan, amplifier,
penguat audio, dan pembagi arus, sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan (stabilisator), modulasi sinyal, transistor sudah dapat digunakan
sebagai memory dan pemroses sebuah getaran listrik dalam dunia prosesor komputer.
2. Aplikasi dari rangkaian yaitu biasanya paling banyak digunakan dirangkaian
rangkaian elektronika yang sifatnya masih analog misalnya saja ketika diggunakan
sebagai penguat yaitu penguat arus, penguat tegangan, dan penguat daya yang dapat
kita temui pada rangkaian Pree-Amp Head, dan lain-lain.
3 Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa Prinsip kerja transistor adalah arus kecil
pada basis (B) yang merupakan input dikuatkan beberapa kali setelah melalui
Transistor. Arus output yang telah dikuatkan tersebut diambil dari terminal Collector
(C). Besar kecilnya penguatan atau factor pengali ditentukan oleh beberapa
perhitungan resistor yang dihubungkan pada setiap terminal transistor dan disesuaikan
dengan tipe dan karakteristik transistor. Signal yang diperkuat dapat berupa arus DC
(searah) dan arus AC (bolak-balik) tetapi maksimal tegangan output tidak akan lebih
dari tegangan sumber (Vcc) Transistor.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih memahami prinsip kerja transistor.
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam menggunakan mulitimeter.
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih efisien menggunakan waktu praktikum.
4. Sebaiknya asisten membiarkan praktikan dalam merangkai rangkaian percobaan.
5. Sebaiknya asisten menyesuaikan aturan penyusunan jurnal sesuai dengan aturan awal
yang diberikan saat pengarahan.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

DAFTAR PUSTAKA

Hornyak, William.F. 1985. General Physiscs With Bioscience Essays. Canada: University Of
Maryland. Pages: 522-527
Tooley, Michael.BA. 1995. Rangkaian Elektronika Prinsip Dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Halaman: 91-101
http://dhikamuktielectronic.blogspot.co.id/2014/03/penguat-dasar-transistor.html
Diakses pada tanggal 20 oktober 2017.
Woollard, barry.G. 2003. Elektronika Praktis. Jakarta: Pradnya Pratama.
Halaman: 70- 89.

Medan, 24 November 2017


Asisten Praktikan,

(Juil Gafur Marpaung) (Kristina Waruwu)


LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

LAMPIRAN I

+
.
1

IC
1k 2
3 ..
IV
EXT VR
1k
EXT 78
100 k
C . .
IB
B
VCE
10 k 3
2
E

100 k
100 k
1 COM
.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

LAMPIRAN II
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

4.3 Gambar Percobaan

C ITRA TR & COMMON E-GND CHARACTERISTIC CPE-EO2200-02

POWER INPUT
+ +
N P N P N P
E C E C
1

IC EXT
B B 2
COLLECTOR C 3 1kΩ VR

C 1KΩ
BASE EXT
2 IB B
VR
B 100KΩ VCE
10KΩ 3
C1815 A1015 C1815 E
1 COM
EMITTER
E

TRANSISTOR EXPERIMENT COM. EMITTER GROUND CHARACTERISTIC


NABABAN.CORPORATION

DONG HWA DONG HWA


1,38
0,7
POWER
SUPPLY

100KΩ 1KΩ
CE CE

Anda mungkin juga menyukai