Buku Ajar TMP Herti Azhar 2017 PDF
Buku Ajar TMP Herti Azhar 2017 PDF
Tekkim Publishing
Bandar Lampung
2017
1
TRASFER MASSA DAN PANAS
ISBN 9789799809551
Cetakan Pertama 2017
2
KATA PENGANTAR
3
Teknik Kimia dan Fakultas Teknik, serta Universitas
Lampung yang telah memberikan dukungan dalam
penerbitan buku ajar ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
hal
Halaman Sampul 1
Kata Pengantar 3
Daftar Isi 5
5
dimensi dalam cairan dan padatan
3.2. Kompetensi Dasar 41
3.3. Kasus : Difusi melalui film gas yang 42
stagnan
3.4. Kasus : Difusi yang digabungkan dengan 45
reaksi kimia dengan heterogeneous
chemical reaction
3.5. Kasus : Difusi yang digabungkan dengan 50
reaksi kimia dengan homogeneous
chemical reaction (absorbsi dengan
reaksi kimia)
3.6. Soal-Soal Latihan 53
Daftar Pustaka 54
6
5.2. Kompetensi Dasar 80
5.3. Macam-macam kondisi batas untuk 81
perpindahan panas
5.4. Kasus : Perpindahan panas konduksi 83
dengan sumber panas dari arus listrik
5.5. Kasus ; Perpindahan panas konduksi 87
dengan panas yang dibangkitkan dari
bahan nuklir berbentuk bola
5.6. Kasus : Perpindahan panas konduksi 91
melalui susunan dinding datar (composite
walls)
5.7. Kasus : Perpindahan panas konduksi 95
melalui susunan dinding silinder
(composite cylindrical wall)
5.8. Kasus :Perpindahan panas pada cooling 98
fin bentuk sederhana
5.9. Kasus :Perpindahan panas atau panas 103
yang hilang pada a circular cooling fin
5.10. Soal-Soal Latihan 107
Daftar Pustaka 109
7
BAB I. Konsep Dasar Difusi Massa Secara Molekuler
8
Gambar 1.1 Suatu gambaran perpindahan massa
9
Difusi molekuler : transfer massa yang disebabkan
oleh gerakan molekuler secara acak dan dominan pada fluida
yang diam atau fluida yang mengalir laminar. Difusi olakan :
transfer massa yang dibantu dengan dinamika aliran.
Konveksi : perpindahan massa dari suatu permukaan ke
fluida yang bergerak atau juga disebut dengan perpindahan
massa antar fasa.
Dinamika sistem berpengaruh terhadap kecepatan
transfer massa. Contoh adalah gula yang diberikan dalam air
teh yang diaduk ternyata akan jauh lebih cepat melarut dan
menyebar ke dalam air teh, dibandingkan dengan apabila air
teh tersebut tidak diaduk.
Difusi disebabkan oleh gerakan molekuler secara
random. Kecepatan gerakan molekuler tersebut bervariasi,
bisa sangat lambat, misal dalam fasa gas : 10 cm/menit,
dalam fasa cair : 0,05 cm/menit dalam fasa padat : 0,00001
cm/menit. Proses difusi ini bisa menjadi faktor yang
mengontrol suatu peristiwa, misal : reaksi dengan katalis
padatan berpori.
Pemisahan (separation) sangat berperan dalam
industri kimia, berdasarkan gaya dorong untuk terjadinya
proses pemisahan, maka proses pemisahan yang didasarkan
pada perpindahan massa atau perpindahan panas antara lain:
distilasi, absorbsi, adsorpsi, stripping, ekstraksi,
humidifikasi, pengeringan, pemisahan dengan membran dll
10
banyak digunakan. Proses perpindahan massa juga berperan
pada proses reaksi yang melibatkan lebih dari satu fasa
(reaksi heterogen) misal pada reaksi gas-cair, reaksi cair-cair
yang immiscible, reaksi padat-gas, reaksi padat-cair maupun
reaksi katalitik heterogen.
11
C
(1)
ρ
(2)
C
(4)
y
(5)
12
x
(6)
p y P
Dalton, seperti pada persamaan berikut ini.
(9)
P adalah tekanan total campuran gas dan pA adalah tekanan
parsial komponen A.
1.3.3. Kecepatan Massa
Dalam campuran gas setiap spesies/komponen
mempunyai kecepatan sendiri-sendiri, sehingga untuk
menentukan kecepatan campuran perlu menentukan
kecepatan rata-rata dari semua spesies yang ada. Kecepatan
rata-rata massa untuk campuran multi komponen dapat
dinyatakan dengan persamaan :
u
∑
! ρ ∑
! ρ
∑
! ρ
(10)
ρ
13
Untuk kecepatan rata-rata molar untuk campuran multi
komponen dapat dinyatakan dengan persamaan :
# ∑ ! $ ∑
U ! $
∑
!
(11)
J& 'D)
*
*&
(12)
(13)
Atau dapat dituliskan dalam bentuk persamaan :
J& 'CD)
*<
*&
(14)
14
J& C /u& ' U& 6 'CD)
*<
*&
(16)
Jika y
, maka persamaan menjadi :
N C u
dituliskan dengan persamaan berikut ini.
N) C) u)
(22)
(23)
Sehingga persamaan (21) menjadi persamaan berikut.
Atau
15
Secara umum persamaan Fick untuk sistem biner dapat
dituliskan dengan persamaan berikut ini.
. Besaran kelompok QP R
O O
PM M
Besaran Ω sebagai fungsi dari
16
adalah konstanta Boltzman = 1,38 x 10-16 erg/K dan єAB
adalah tenaga molekuler, yaitu tenaga interaksi untuk sistem
biner AB yang merupakan parameter Lennard-Jones dalam
erg.
Untuk sistem biner pasangan molekul non polar, dapat
digunakan persamaan berikut ini.
σ)
σ LσM
S
(28)
Dan
T O
PM P PM
O O
(29)
σ 2,44 Q\ R
H
\
(32)
0,77T
P
O
(33)
1,15TX
P
O
(34)
17
Persamaan Hirschfelder menunjukkan bahwa difusivitas gas
sebanding dengan suhu dan berbanding terbalik dengan
tekanan, serta fungsi tumbukan. Persamaan Hirschfelder
dapat pula dituliskan sebagai berikut:
H
18
korelasi empiris, untuk larutan bukan elektrolit encer, Wilke
and Chang mengajukan korelasi dengan persamaan berikut
ini.
!
dM µ e,fB>Dgh /ΦM M 6I
i,j
(38)
19
Untuk keadaan tetap atau steady state, difusi satu dimensi
dalam arah z, maka persamaaan (39) dapat disederhanakan
menjadi sebagai berikut :
N& 0
k
k&
(40)
N& 'D)
*
*&
(42)
C
(44)
20
Dengan mensubstitusi harga CA persamaan perpindahan
massa (43) berubah menjadi seperti pada persamaan (45).
N& ln />l<I 6
dM />l< 6
& !
(48)
21
y)
<! l<I
!g`I
J N
(52)
!g`!
22
1.6.1 Difusi ekuimolar arus berlawanan dalam keadaan
tetap (steady state)
Dalam hal ini NAz adalah tetap, dan NAz = -NBz
sehingga persamaan Fick pada persamaan (55) dapat
disederhanakan menjadi persamaan berikut.
N& 'D)
*
*&
(56)
C ! S I
L
(59)
23
Atau persamaan (60) dapat dituliskan dalam bentuk
persamaan berikut.
# *B
N& ' />lB
M d
6 *&
(61)
x )S 1 ' xS
Untuk sistem biner,
24
1.6.3. Difusi A melalui B yang diam (tidak mendifusi)
dalam keadaan tetap semu (pseudo steady state)
Dalam kebanyakan operasi transfer massa, salah satu
batas-batas dapat berpindah dengan waktu. Jika perubahan
panjang lintasan difusi adalah kecil untuk periode waktu
yang lama, maka dapat digunakan model difusi dalam
keadaan tetap semu atau pseudo steady state.
Ditinjau sebuah sel difusi seperti pada Gambar 1.3. berikut:
25
Hubungan antara fluks molar NAz dengan banyaknya A yang
meninggalkan cairan adalah seperti pada persamaan berikut :
N&
p *&
*q
(69)
t d Q R
p <Mmn &Ir l&Iri
M /<! l<I 6 S
(71)
26
2. Tentukan difusivitas nitrogen melalui suatu campuran gas
yang mempunyai komposisi sebagai berikut : O2 6%, CO
7%, CO2 11% dan H2 76% , campuran gas mempunyai
suhu 110oC dan tekanan 1,5 atm
3. Tentukan difusivitas cairan dari solut yang ditransfer
melalui larutan encer sebagai berikut:
a. Karbon dioksid dalam etanol pada 20oC
b. Karbon dioksid dalam air pada 25oC
c. Karbon tetra khlorid dalam benzene pada 20oC
d. Metanol dalam air pada 25oC
4. Gas ammonia (A) mendifusi dalam udara (B) dalam
keadaan tetap, di mana udara merupakan komponen yang
tidak mendifusi. Suhu adalah 30oC dan tekanan total
adalah 1 atmosfir. Tekanan parsial ammonia pada dua
buah bidang yang berjarak 0,1 cm masing-masing adalah
50 mmHg dan 50 mmHg. Difusivitas campuran pada
suhu 0oC dan tekanan 1 atmosfir adalah 0,198 cm2/det.
Hitunglah fluks molar ammonia antara kedua bidang
tersebut dalam gmol/(det.cm2).
Daftar Pustaka
27
2. Geankoplis, C.J., 1993, Transport Process and Unit
Operations, 3rd ed, Prentice-Hall Inc., New Jersey
3. Welty, J.F., Wilson, R.F., and Wicks, C.E, 1984,
Fundamental of Momentum, Heat and Mass Transfer,
John Wiley and Sons, Inc., New York
28
BAB II. Perpindahan Massa Antar Fasa
29
diperoleh kontak yang baik antara kedua fasa. Alat transfer
massa yang berupa menara antara lain menara dengan plate
dan packing serta menara yang dilengkapi dengan
penyembur atau spray.
Perpindahan massa atau transfer massa antar fasa
terdiri dari satu film, terjadi pada kontak fasa padat dengan
fluida dan terdiri dua film, terjadi pada kontak fasa fluida
dengan fluida.
30
2.3. Transfer massa antar fasa padat – fluida, transfer
massa satu film
Contoh transfer massa antar fasa padat – fluida yaitu
pada penjerapan padatan pada suatu adsorben, seperti
penjerapan logam berat dalam cairan dengan arang aktif atau
zeolit. Peristiwa ini dapat digambarkan seperti pada Gambar
2.1.
31
2. Difusi A secara molekuler dari permukaan padatan ke
dalam padatan, dari 3 ke 4.
Arah transfer tergantung konsentrasi.
Contoh transfer massa antar fasa padat – fluida
lainnya yaitu pada ekstraksi padat – cair yaitu solut A larut
dalam B. Peristiwa ini dapat digambarkan seperti pada
Gambar 2.2.
32
Persamaan kecepatan perpindahan massa tersebut seperti
N k /Cs ' C 6
berikut.
(73)
33
3. Di batas antar fasa, tidak ada tahanan, sehingga terjadi
kesetimbangan. PAi = f (XAi ; keseimbangan)
34
khayal, dan film khayal tersebut dapat dianggap terjadi di
fase I atau di fase II. Hal tersebut dapat digambarkan pada
Gambar 2.4.
y Hxu
korelasi persamaan Henry.
yu Hx
(77)
(78)
Dengan xA* = kadar (fraksi mol A) di fasa cair yang
setimbang dengan fraksi mol A di fasa gas (yA) dan yA* =
kadar (fraksi mol A) di fasa gas yang setimbang dengan
fraksi mol A di fasa cair (xA).
35
Perpindahan massa akan berlangsung selama ada
perbedaan konsentrasi di lapisan film. Jika konsentrasi di
batas fase sudah sama dengan konsnentrasi di badan utama,
maka keadaan jenuh atau keseimbangan telah tercapai. Dari
uraian di atas, tampak bahwa hubungan keseimbangan
menjadi sangat penting untuk diketahui. Hal ini dapat
digunakan untuk menentukan profil konsentrasi di kedua
fase.
Jika harga luas bidang transfer sulit dievaluasi maka NA
36
ammonia dalam mmHg dan x adalah fraksi mol ammonia
dalam cairan. Hitunglah koefisien perpindahan massa gas
keseluruhan dalam lbmol/(jft2atm).
Daftar Pustaka
37
BAB III. Perpindahan Massa Aliran Laminar Satu
Dimensi dalam Cairan dan Padatan
38
Karena B dianggap diam dan tidak mendifusi maka dapat
ditentukan bahwa, NB = 0. Persamaan perpindahan massanya
dapat disederhanakan dari persamaan Ficks, sehingga
diperoleh persamaan berikut.
N) 'D) C
*B
*&
(82)
39
3). Kadar A sangat kecil jumlah fraksi mol A mendekati
nol
Hal ini dapat dituliskan xA mendekati nol. Biasanya terjadi
pada larutan encer atau polutan dalam udara.
Karena xA mendekati 0, maka xA = 0. Persamaan
perpindahan massanya dapat disederhanakan dari persamaan
Ficks, sehingga diperoleh persamaan adalah sebagai berikut.
N) 'D) C
*B
*&
(83)
N) 'D)
*
*&
(84)
40
Gambar 3.3. Langkah analisis dalam penentuan distribusi
konsentrasi
41
2. Kompetensi Khusus (TIK)
Setelah meyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir
semester), mahasiswa diharapkan dapat mencari
distribusi konsentrasi sebagai fungsi jarak dengan
menyusun persamaan neraca massa dan menerapkan
Hukum Fick serta dapat menyelesaikan persamaan
matematis yang terbentuk secara analitis.
42
Gambar 3.4. Difusi A melalui gas B yang stagnan
43
Persamaan (86) dapat disusun kembali dan dibagi dengan ∆z
serta dilimitkan ∆z mendekati nol, seperti pada persamaan
berikut ini.
lim∆}~D 0
l/ |∆ l | 6
∆}
(87)
' 0
*
*&
(88)
N& />lBM6
ld *B
*&
(89)
Q R 0
* > *B
*& />lB 6 *&
(91)
C>
*B >
/>lB 6 *&
(92)
44
Untuk memperoleh nilai C1 dan C2 maka dapat diselesaikan
dengan boundary condition sebagai berikut.
1. z=z1, xA=xA1
2. z=z2, xA=xA2
Diperoleh nilai C1 dan C2 adalah sebagai berikut.
Q>lB R Q>lBI R I !
>lB >lB g
! !
(96)
45
katalisator, reaksi berlangsung sangat cepat. Gas A yang
mendifusi dan berada di permukaan katalisator langsung
berubah menjadi B dan gas B langsung mendifusi balik ke
aliran bulk gas. Keadaan pada steady state.
Peristiwa ini dapat dilihat seperti pada Gambar 3.5.
46
Luas penampang (S) sama sehingga persamaan dapat
lim∆}~D 0
l/ |∆ l | 6
∆}
(99)
' 0
*
*&
(100)
N&
ldM *B
!
Q>l B R *&
(101)
I
' *& 0
* ldM *B
!
Q>l B R *&
(102)
I
C>
dM *B
!
Q>l B R *&
(103)
I
sebagai berikut.
C>′ dz
*B
!
Q>l B R
(104)
I
47
Jika persamaan (104) diintegrasikan akan diperoleh
persamaan (105).
48
keseluruhan. Jika reaksi tidak terlalu cepat, dengan
persamaan kecepatan reaksi sebagai berikut ini.
r k>′ C (109)
Atau persamaan tersebut dapat dituliskan :
r k>′ Cx (110)
Pada permukaan katalisator pada z=δ, A ada sejumlah
tertentu karena belum habis bereaksi menjadi B. Jika
dianggap kecepatan reaksi sama dengan kecepatan difusi dan
sama-sama mengontrol jalannya proses secara keseluruhan,
maka dapat dituliskan dalam persamaan berikut ini.
N& |&
δ k>′ Cx (111)
Sehingga xA dapat diperoleh dengan persamaan berikut.
x
O′!
(112)
2. z=δ, x
O′!
49
Jika persamaan (113) dan (114) disubstitusikan ke
persamaan (105) maka akan diperoleh jawaban seperti pada
persamaan (115).
Q>l R
Q1 ' x R Q1 ' xD R Q1 ' R
> > > δ
S S S O′!
δ
(115)
50
Gambar 3.6. Gas A mendifusi dan sekaligus bereaksi dalam
larutan B membentuk AB
lim∆}~D = k>" C 0
l/ |∆ l | 6
∆}
(119)
= k>" C 0
*
*&
(120)
51
Dengan persamaan Fick, dan jika dianggap konsentrasi Adan
AB konsentrasinya cukup kecil, maka xA cukup kecil.
Persamaan fluks NAz adalah sebagai berikut :
N& 'D)
*
*&
(121)
'D) = k>" C 0
*I
*&I
(122)
" "
& ! l& !
C C> e = CS e
aM aM
(123)
Persamaan (123) dapat dituliskan dalam bentuk persamaan
lain sebagai berikut.
C> CD
sebagai berikut.
(125)
52
Jika persamaan (125) dan (126) disubstitusikan ke
persamaan (124) maka akan diperoleh jawaban seperti pada
persamaan (127).
"
/l&6 !
aM
C CD
"
(127)
!
aM
Daftar Pustaka
Bird, R.B., Stewart, W.E., and Lightfoot, E.N., 1960,
Transport Phenomena, John Wiley and Sons, Inc., New York
54
BAB IV. Konsep Dasar Perpindahan Panas
55
perpindahan panas yang terjadi antara dua fluida yang
berbeda temperaturnya. Contoh alat yang digunakan adalah
penukar panas (heat exchanger). Penukar panas adalah
peralatan proses yang digunakan untuk memindahkan panas
dari dua fluida yang berbeda dimana perpindahan panasnya
dapat terjadi secara langsung (kedua fluida mengalami
pengontakan) ataupun secara tidak langsung (dibatasi oleh
suatu dinidng pemisah/sekat). Fluida yang mengalami
pertukaran panas dapat berupa fasa cair-cair, cair-gas, dan
gas-gas.
Sedangkan peristiwa perpindahan panas lainnya yang
sering dijumpai dalam industri adalah sepeti pada furnace,
pipa uap pada reaktor, evaporator dan lain sebagainya.
56
memahami prinsip perpindahan panas konduksi,
konveksi dan radiasi, serta dapat menghitung fluks
panas atau kecepatan perpindahan panas konduksi,
konveksi dan radiasi.
e
persamaan (128).
Kecepatan transfer
~ *B
*
(128)
'k *B
*
(129)
Q 'k *B
*
(130)
57
Pada dinding datar, persamaan dapat dijabarkan menjadi
seperti pada persamaan berikut ini.
q
/! lI 6
/o go 6
Q I !R
(131)
k a = bT
berikut.
(132)
58
media untuk perpindahan panas konveksi adalah cairan/gas
yang mengalir.
Jika aliran disebabkan oleh tenaga dari luar (pompa, blower,
fan dan sebagainya) disebut dengan konveksi paksa (forced
convection). Jika aliran disebabkan beda suhu saja
(menyebabkan beda rapat massa) dan tidak ada tenaga dari
luar yang mendorongnya disebut dengan konveksi bebas atau
konveksi alamiah (free convection/natural convection).
Perpindahan panas konveksi ini terjadi pada lapisan
fluida di sekitar permukaan padatan. Persamaan yang dipakai
adalah menggunakan persamaan Hukum Newton yang
menyatakan perpindahan panas konveksi berbanding lurus
dengan beda suhu. Jika Tw adalah suhu dinding padatan dan
Ta adalah suhu fluida, dan Tw > Ta maka persamaaan
Newton tersebut dapat dinyatakan pada persamaan berikut.
~ /T¤ ' T 6
(134)
q h A/T¤ ' T 6
persamaan dapat dituliskan :
(135)
Q h /T¤ ' T 6
Atau dapat dituliskan dalam bentuk,
(136)
Dengan hc adalah koefisien perpindahan panas konveksi rata-
rata dalam W/m2K atau dalam (Btu/j)/ft2oF, Koefisien
konveksi dipengaruhi oleh semua variabel yang
mempengaruhi proses perpindahan panas konveksi. Pada
59
beberapa kasus sederhana, h dapat dijabarkan secara analitis,
namun umumnya h ditentukan dari percobaan. q adalah
jumlah panas tiap satuan waktu. Jika dalam fluks panas Q
adalah jumlah panas tiap satuan waktu, tiap satuan luas, Tw
adalah suhu dinding dan Ta adalah suhu fluida.
(resistance).
q
/¦ l§ 6
! (137)
¨\
60
Persamaan perpindahan panas konveksi dengan suhu fluida
lebih rendah dibanding suhu dinding atau T1>T2, maka
q h A/T> ' TS 6
Atau dalam bentuk persamaan,
(139)
Jika luas permukaan sulit dievaluasi, maka persamaan
61
Q UA/T> ' TS 6 (141)
Dan U dapat dijabarkan dalam persamaan berikut.
= O = OM =
> > B B >
$ ! M I
(142)
maka tahanan QO R dan QOM R nilainya sangat kecil dan jika
B B
M
62
yang suhunya lebih rendah akan mengabsorb panas lebih
banyak. Jika dapat memancarkan panas dengan sempurna
disebut radiator sempurna atau benda hitam, yaitu benda
yang dapat memancarkan panas dengan kecepatan yang
berbanding lurus dengan suhu absolut berpangkat 4.
ª Tf
(145)
q εAσT f
dituliskan sebagai berikut.
(147)
63
adalah pada T1 dan T2, dengan T1 lebih besar dari T2 maka
persamaan perpindahan panas konduksi sebagai berikut:
q /T> ' TS 6
O
∆B
(148)
q
/T1 lT2 6
∆x (149)
kA
64
Gambar 4.4. Perpindahan panas konduksi pada silinder
'k dr
q dT
(150)
A
q /T1 ' T2 6
k2πL
lnJ 2 N
r (151)
r1
Alm
A2 lA1
lnJ 2 N
A (152)
A1
Alm
2πL /r2 lr1 6
lnJ 2 N
r (153)
r1
65
Persamaan (151) dapat disusun dan dituliskan dalam bentuk
persamaan berikut ini.
q /r /T1 ' T2 6
2 lr1 6
kAlm
(154)
q
/T1 lT2 6
«r2 gr1 ¬
(155)
kAlm
berongga adalah R
/r2 lr1 6
kAlm
.
'k dr
q dT
(156)
A
q
4πk/T1 lT2 6
l
1 1 (157)
r1 r2
q
/T1 lT2 6
g
1 1 (158)
r1 r2
4πk
66
Dengan tahanan perpindahan panas konduksi untuk bentuk
l
bola berongga adalah R
1 1
r1 r2
.
4πk
67
Persamaan (159) dapat dituliskan dalam bentuk persamaan
berikut ini.
q
/T1 lT4 6
∆xA ∆xB ∆xC
J L L N
(160)
kA A kB A kC A
qR
/T1 lT4 6
1 LR2 LR3
(161)
R3 k
k AA BA
∆xC
CA
q
/T1 lT2 6 /T2 lT3 6 /T3 lT4 6
«r2 gr1 ¬ «r3 gr2 ¬ «r4 gr3 ¬
(162)
kAAlm kABlm kAClm
68
Gambar 4.6. Perpindahan panas konduksi pada silinder
berlapis atau multilayer
AAlm
A2 lA1
lnJ 2 N
A (163)
ABlm
A1
A3 lA2
lnJ 3 N
A (164)
A2
qR
/T1 lT4 6
1 LR2 LR3
(165)
69
Dengan tahanan perpindahan panas konduksi untuk silinder
(166)
70
Persamaan (166) dapat dituliskan dalam bentuk persamaan
berikut ini.
q
/T1 lT4 6
1 ∆xA
J L L N
1
(167)
hi A kB A ho A
qR
/T1 lT4 6
1 LR2 LR3
(168)
R1 , R2 dan R3
1 ∆xB 1
.
hi A kB A ho A
q UA∆Toverall
konduksi dan konveksi adalah:
(169)
U disebut dengan koefisien perpindahan panas total atau
gabungan antara konduksi dan konveksi. Dalam hal ini U
dapat dinyatakan dengan persamaan :
U 1 ∆xB 1
L L
1
(170)
hi kB ho
71
4.8.2. Kombinasi perpindahan panas konveksi dan
konduksi pada silinder
Jika pada silinder (seperti yang digambarkan pada Gambar
4.8) yaitu suatu silinder dengan fluida pada inside dan
outside. Diketahui jari-jari masing-masing lapisan ri, dan ro.
Diketahui suhu fluida pada bagian dalam fluida adalah pada
T1 dan suhu dinding pada bagian dalam adalah T2, serta suhu
dinding luar pada T3 dan suhu fluida luar adalah T4. Dimana
T1 > T2 > T3 > T4, maka persamaan perpindahan panas
gabungan konduksi dan konveksi sebagai berikut:
72
q
/T1 lT4 6
«r gr ¬
J L o i L N
1 1
(172)
hi Ai kA Alm ho Ao
qR
/T1 lT4 6
1 LR2 LR3
(173)
R3
i i kA Alm
1
.
ho Ao
Dalam hal ini luas bidang transfer tidak sama. Untuk luas
penampang Ai, Alm dan Ao masing-masing adalah : Ai=2πriL
dan Ao=2πroL. Sedangkan Alm dinyatakan dalam persamaan
(174).
Alm
Ao lAi
lnJ o N
A
(174)
Ai
q Ui Ai /T1 ' T4 6
gabungan konduksi dan konveksi adalah:
(175)
q Uo Ao /T1 ' T4 6
Atau
(176)
Ui disebut dengan koefisien perpindahan panas total
berdasarkan luas pada bagian inside. Uo disebut dengan
73
koefisien perpindahan panas total berdasarkan luas pada
bagian outside. Dalam hal ini Ui dan Uo dapat dinyatakan
Ui Ai /T1 ' T4 6
dengan persamaan :
Uo Ao /T1 ' T4 6
(177)
(178)
Dalam hal ini Ui dan Uo dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan lain seperti pada persamaan (179) dan (180).
Uo Ao
hi kA Alm ho Ao
«r gr ¬A
1
L o i oL
1
(180)
hi kA Alm ho
74
yang dinding luarnya berjari-jari r1 dan suhunya T1 diisolasi
dengan r2 adalah jari-jari luar pipa setelah diisolasi. Ingin
dicari tebal isolasi yang memberikan q maksimal. Pipa
berada di lingkungan yang suhunya T0 dan koefisien
konveksi h0.
q hD A/TS ' TD 6
yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini.
(181)
Persamaan yang menggabungkan antara konduksi dan
konveksi adalah seperti pada persamaan (182).
q
S/! li 6
®
mJ I N
(182)
®! !
L
®I ¨i
75
Untuk menentukan efek tebal isolasi pada q, maka dilakukan
derivatif q tterhadap r2, sama dengan nol, untuk
mendapatkan panas q yang maksimum. Seperti yang
dinyatakan dengan persamaan berikut ini.
! !
lS/! li 6 l
0
* ®I ®I ¨i
I
I
*I ®
mJ I N
(183)
®! !
L
®I ¨i
rS
O
i
(184)
76
b. Evaluasi masing-masing tahanan termal pada setiap
lapisan!
c. Tentukan heat flux jika pada permukaan steel suhunya
dijaga tetap pada suhu 250oF dan permukaan plastik
bersuhu 80oF!
d. Berapa suhu masing-masing permukaan dinding gabus
pada kondisi ini?
e. Jika fluida di dekat permukaan steel bersuhu 280oF
sedangkan di permukaan bagian luar dinding plastik
suhunya sekitar 26,667oC. Diketahui convective
coefficient masing-masing sebesar 1050 Btu/(h ft2 oF)
dan 3,5 Btu/(h ft2 oF) hitunglah heat flux nya!
2. Steam jenuh pada suhu 404 K mengalir di dalam pipa
dari bahan steel memiliki diameter dalam 2,10 cm dan
diameter luarnya 2,7 cm. Diketahui bahwa konduktivitas
termal dari steel sebesar 42,9 W/m2K. Koefisien
perpindahan panas konveksi pada bagian dalam dan luar
permukaan pipa sebesar 4560 W/m2K dan 21,6 W/m2K.
Suhu udara lingkungan adalah 30oC. Hitung :
a. Berapa panas yang hilang tiap 2 m panjang pipa?
b. Berapa suhu dinding pipa bagian dalam?
c. Jika pipa diisolasi dengan bahan magnesia yang memiliki
konduktivitas termal sebesar 0,00675 W/m2K dengan
ketebalan 2,5 cm pada bagian permukaan luarnya.
Berapa sekarang panas yang hilang?
77
d. Apa yang terjadi setelah pipa diisolasi jelaskan jawaban
saudara dan berapa jumlah perubahan panas yang hilang!
Daftar Pustaka
Geankoplis, C.J., 1993, Transport Process and Unit
Operations, 3rd ed, Prentice-Hall Inc., New Jersey
78
BAB V. Perpindahan Energi/Panas Aliran Laminar Satu
Dimensi dalam Cairan dan Padatan
79
Dan menggunakan persamaan Hukum Fourier :
qx 'k
dT
(185)
dx
80
menganalisis fenomena perpindahan panas pada
berbagai kasus aliran laminar satu dimensi dan
kondisi batasnya serta menyelesaikannya pada kasus-
kasus sederhana.
2. Kompetensi Khusus (TIK)
Setelah meyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir
semester), mahasiswa diharapkan dapat mencari
distribusi suhu sebagai fungsi jarak dengan
menyusun persamaan neraca panas dan menerapkan
Hukum Fourier serta dapat menyelesaikan persamaan
matematis yang terbentuk secara analitis.
T|x
L Ts
1. Suhu di suatu posisi dijaga tetap misal pada suhu Ts.
Fn Q R
panas
waktu luas
Pada x=L, dengan menggunakan persamaan Fourier
maka:
81
|x
L lkn
dT F
(186)
dx p
| 0
dT
(187)
dx x
L
TM |x
L TN |x
L
pada Gambar 5.2. Pada x=L,
(188)
qM |x
L qN |x
L
Dengan menggunakan persamaan Fourier maka:
(189)
kM . A. |x
L kN . A. |x
L
dTM dTN
(190)
dx dx
82
Gambar 5.3. Batas padatan dan fluida
q|B
q O¯
Ot
Pada x=L,
(191)
Se = waktu .volume
panas
83
Gambar 5.4. Kawat yang dialiri arus listrik
= r±S
0
® |® l/L∆6 ® |®∆®
∆
(194)
84
Jika persamaan (194) dapat disusun kembali dan dilimitkan
∆r mendekati nol, maka diperoleh persamaan berikut ini.
lim∆³~D = r± S
0
l//³L∆6® |®∆® l® |® 6
∆³
(195)
q S S
r =
> !
(199)
q 'k *
*
(201)
85
Untuk menyelesaikan persamaan diferensial pada persamaan
(202) maka diperlukan boundary condition yaitu pada r=R,
maka T=T0, diperoleh C2.
CS TD = ´ RS
s
fO
(203)
TB TD = fO´ RS
s
(205)
Q Aq |
persamaan :
(206)
Q dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (200).
Q 2πRL S S
R
>
(207)
Q πRS L S
86
5.5. Kasus : Perpindahan panas konduksi Perpindahan
panas konduksi dengan panas yang dibangkitkan dari
bahan nuklir berbentuk bola
Bahan nuklir berbentuk bola memiliki elemen yang terdiri
material dengan jari-jari R(F) yang diselubungi oleh shell
aluminium (cladding) berbentuk bola dengan jari-jari R(C).
Panas yang dihasilkan dari bahan nuklir tersebut adalah
sebesar SN dalam (cal/cm3s) yang dinyatakan dengan
persamaan berikut.
S
S S J1 = b Q R N
/¶6
(209)
87
Gambar 5.5. Bahan nuklir berbentuk bola
= r± S S 0
I ¶
® |® l/L∆6 ® |®∆®
I ¶
∆
(211)
lim∆³~D ® |®∆® l ® |® ¬
= r± S S 0
l/«/L∆6I ¶ I ¶
∆³
(212)
/r S q· 6 ' r S S 0
*
*&
(214)
88
/r S q 6 0
*
*&
(215)
q
b
!
I
(217)
q· S Q¸ = /¶ 6I G R
X H
(218)
C> S /R· 6¸ Q¸ = GR
> X
(219)
q S /R· 6¸ Q = R
> X >
¸ G I
(220)
q· 'k ·
*¶
*
(221)
89
q 'k
*b
*
(222)
90
Untuk menyelesaikan persamaan (224) maka digunakan
boundary condition 4) pada r=RC maka TC=To. Untuk
mendapatkan C2C, diperoleh persamaan (228).
H
CS T ' Q¸ = G R
s¹ «¶ ¬ > X >
Ob b
(228)
91
koefisien perpindahan panas h3. Ingin dicari distribusi suhu
dalam dinding jika Ta>Tb. Peristiwa ini dapat digambarkan
seperti pada Gambar 5.6.
0
¾ |o∆o l¾ |o
∆B
(232)
92
Jika persamaan (232) dilimitkan ∆x mendekati nol, maka
diperoleh persamaan berikut ini.
lim∆³~D 0
¾ |o∆o l¾ |o
∆¿
(233)
0
*¾
*B
(234)
0 q½ q
*¾
*B
dan (237)
0 q½½ q
*¾¾
*B
dan (238)
0 q½½½ q
*¾¾¾
*B
dan (239)
q 'k *B
*
(240)
'k > *B q
*
(241)
'k S *B q
*
(242)
93
'k S q
*
*B
(243)
T¸ ' TX ¹
H
(248)
T ' TX q Q = = = = R
> B! lB¹ BI lB! BH lBI >
¹ O! OI OH H
(249)
q
/§ lÀ 6
! o! go¹ oI go! oH goI !
Q L L L L R
(250)
¨¹ ! I H ¨H
q q½ q½½ q½½½
/§ lÀ 6
! o! go¹ oI go! oH goI !
Q L L L L R
(251)
¨¹ ! I H ¨H
q U/T ' TX 6
Bentuk lain persamaan (251) adalah sebagai berikut:
(252)
94
qo adalah fluks panas, jika dalam heat flow, persamaannya
Q U/WH6/T ' TX 6
seperti pada persamaan (253).
(253)
95
Gambar 5.7. Perpindahan panas konduksi melalui susunan
dinding silinder (padatan berlapis)
0
® |® l/L∆6 ® |®∆®
∆
(255)
lim∆³~D 0
l//³L∆6® |®∆® l® |® 6
∆³
(256)
' /rq 6 0
*
*&
(257)
96
/rq 6 0
*
*&
(258)
rq C>
persamaan :
(259)
C1 adalah konstan, persamaan (256) dapat dituliskan dalam
rq r q
bentuk lain
(260)
roqo adalah konstan.
Dengan persamaan Fourier, maka persamaan fluks panas q
adalah :
q 'k *B
*
(261)
'k D> *B q
*
(262)
'k >S *B q
*
(263)
'k S¸ q
*
*B
(264)
97
®
¹ ¹ Q H R
T¸ ' TS
®I
OIH
(267)
T¸ ' TX H ¹ ¹
H H H
(269)
q r
/§ lÀ 6
® ® ®
mJ ! N mJ I N mJ H N
(271)
! ®i ®! ®I !
L L L L
®¹ ¨¹ i! !I IH ®H¨H
98
distribusi suhu sebagai fungsi z atau T f/z6.
perpindahan panas konveksi diabaikan). Ingin dicari
# ' T 6 0
/2BW q|& 6 ' /2BW q|&L∆& = h 2W ∆z/T
persamaaan :
(272)
Jika dibagi dengan 2BW∆z, maka persamaan (272) menjadi:
/ | 6l/ |∆ 6
# ' T 6 0
' ) /T
∆}
(273)
99
lim ∆&~D
l/|∆ l| 6
'
# ' T 6 0
/T
∆& )
(274)
q 'k *&
*
(276)
' O) /T ' T 6 0
*I
*&I
(276)
T ' T θ
berdimensi.
ζ zTO)
(278)
100
Persamaaan (278) dapat dikuadratkan seperti pada
persamaan berikut ini.
ζS z S
O)
(279)
' / T ' T 6 0
*I /l§ 6
I
¨
(280)
* & T
M
'θ0
*I Å
*ÆI
(281)
2) ζ L TO) maka *Ç 0
*Å
θ CeÇ
Penyelesaian persamaan diferensial (281) adalah :
(282)
mCeÇ
*Å
*Ç
(283)
mS CeÇ
*I Å
*ÆI
(284)
101
θ C> eÆ = CS elÆ (286)
θ C¸ sinh/ζ6 = Cf cosh/ζ6
Persamaan (286) dapat dituliskan dalam bentuk:
(287)
Dengan menggunakan boundary condition yang pertama,
Cf T¤ ' T
maka diperoleh hasil C4, seperti pada persamaan (288).
(288)
Jika persamaan (288) disubstitusi ke persamaan (287)
¨
T
(291)
M
¨
T
M
102
¨
È/l&6T É
l§ M
¦ l§ ¨
T
(288)
M
T f/r6.
diabaikan). Ingin dicari distribusi suhu sebagai fungsi r atau
103
Dapat disusun neraca energi atau neraca panas pada elemen
volum, merupakan irisan kecil dengan luas penampang
sebesar 2πr± B∆r dan setebal ∆z.
Neraca panas pada elemen volum dapat dituliskan dengan
# ' T 6 0
/2πr Bq|& 6 ' /2π/r = ∆r6 Bq|&L∆& = 2πr±∆rh /T
persamaaan :
(289)
Jika persamaan (289) dibagi dengan 2π∆r dan disusun
kembali dan dilimitkan ∆r mendekati nol, maka diperoleh
persamaan berikut ini.
lim ∆~D
l//L∆6|®∆® l|® 6
'
S
# ' T 6 0
r± /T
∆ )
(290)
= r /T ' T 6 0
*/6 S
* )
(291)
q 'k
*
*&
(292)
104
2) pada r = R1 , panas konduksi sama dengan panas
konveksi, seperti pada persamaan (294).
k> *& |
! h/T ' Ta 6
*
(294)
T ' T θ
dT dθ
Jika (296)
(297)
Persamaan (296) dan (297) disubstitusi ke persamaan (295),
diperoleh bentu persamaan diferensial baru.
r S *I = r * ' αr S θ 0
*I Å *Å
(296)
(298)
105
Persamaan untuk menghitung p adalah :
S
p TQ S R ' c
> >l
(299)
√α,
Í|*| Í|Ï|
>
diperoleh p=0. Dan harga penyelesaian
Atau
CS
! ½! «! √Ϭ
Ó! «! √Ϭ
(305)
106
Dengan persamaan (302) dan substitusi persamaan (305)
diperoleh C1 seperti pada persamaan (306).
C>
/¹ l§ 6Ó! «! √Ϭ
Q½¹ «¹ √ϬÓ! «! √ϬL½! «! √Ϭӹ «¹ √ϬR
(306)
CS
/¹ l§ 6½! «! √Ϭ
Q½¹ «¹ √ϬÓ! «! √ϬL½! «! √Ϭӹ «¹ √ϬR
(307)
(308)
Persamaan (308) menunjukkan hubungan antara T dengan r,
atau T= f (r).
107
b. Tunjukkan bahwa persamaan di (a) dapat disederhanakan
jika (r1 – ro) sangat kecil.
qÔ
dibangkitkan di dalam dinding tersebut (heat internal
generation) sebesar (=W/h.m3). Panas tersebut
didistribusikan hanya sepanjang arah x. Dinding tersebut
diisolasi. Jika suhu dinding permukaan luar bagian
108
dinding adalah konstan sebesar TW (K) pada x = L dan
x = -L dan suhu pada bagian tengah dinding adalah
maksimum sebesar TO. Susunlah persamaan distribusi
suhu sehingga diperoleh T=f(x), jika konduktivitas termal
bahan adalah k (W/m.K). Sebutkan asumsi-asumsi yang
saudara gunakan!
Daftar Pustaka
109