BAB V
Pencatatan dan Penilaian Persediaan
Oleh :
KELOMPOK 7
A. Pengertian persediaan
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi
bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang
akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan
yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang
maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli
bahan-bahan bangunan.
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan,
perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri
memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan
persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik
laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan.
Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan
Rugi/Laba maupun neraca.
B. Klasifikasi persediaan
Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :
1. Menurut PSAK no.14 (2007)
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva
berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
✓ Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
✓ Dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
✓ Dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi
2. Menurut jenis perusahaan
Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut. Dalam
perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk siap dijual kembali
1
dan yang paling aktif dalam operasi usahanya. Sedangkan dalam perusahaan pabrikasi atau
manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : persediaan bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi. Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara
perusahaan perdagangan dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua perusahaan itu
memang berbeda. Fungsi perusahaan perdagangan adalah menjual barang yang diperolehnya
dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata lain, tidak ada proses pengolahan seandainya terjadi
pengolahan maka pengolahan tersebut terbatas pada pembungkusan atau pemberian kemasan
agar barang lebih menarik selera konsumen. Sedangkan fungsi perusahaan manufaktur adalah
mengolah bahan mentah menjadi produk selesai.
2
2. Sistem Permanen (Perpetual)
Melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu dengan membukukan
setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali
digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan
pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan pada
saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga elektronik (mesin cuci,
kulkas, microwave).
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk mencatat
pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian persediaan dicatat dengan
mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode akan dilakukan penyesuaian untuk
mencatat harga pokok barang yang dijual dan melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.
Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya
dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan,
perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri
memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan
persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
✓ Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga
Pokok Penjualan (HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+PEMBELIAN BERSIH– PERSEDIAAN AKHIR
✓ Untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode
sebagai berikut :
3
A. PERIODE AWAL
Perobahan persediaan (Harga Pokok) 999,999.99
Persediaan 999,999.99
B. PEMBELIAN
Pembelian (Harga Pokok) 999,999.99
Ppn 999,999.99
C. PENJUALAN
Piutang/ Kas /Bank 999,999.99
Penjualan 999,999.99
Ppn 999,999.99
D. AKHIR PERIODE
Persediaan 999,999.99
Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock
Opname). Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi
system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai posisi
persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan
neraca dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.
4
2. Metode Perpetual (Continual Inventory System)
Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang
mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang
sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat
jurnal penyesuaian. Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan
harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan
menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik untuk di print_out maupun
secara visual.
A. WAKTU PEMBELIAN
Persediaan 999,999.99
Ppn 999,999.99
Utang/Kas/Bank 999,999.99
5
PENJUALAN
1. Harga Jual
Piutang/Kas/Bank 999,999.99
Penjualan 999,999.99
Ppn 999,999.99
2. Harga Pokok
Harga Pokok Penjualan 999,999.99
PENYESSUAIAN AKHIR
Walaupun system perpetual menyediakan data persediaan secara terus menerus namun tetap
diperlukan perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan fisik dengan catatan buku.
6
D. SISTEM PENILAIAN PERSEDIAAN
Dalam metode tanda pengenal khusus ( specific identification ) setiap barang yang dibeli
atau yang masuk diberi kode / tanda pengenal yang menunjukkan harga per satuan sesuai faktur
yang diterima. Pada metode ini sudah jelas harga per satuannya Dengan demikian untuk
mengetahui jumlah atau nilai persediaan pada akhir periode tinggal mengalikan jumlah barang
yang masih ada dengan harga yang tercantum dalam etiket barang tersebut.
✓ Metode RataRata
a. Metode RataRata Sederhana
Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi jumlah harga beli per
satuan setiap transaksi pembelian dan persediaan awal dengan frekwensi pembelian dan
persediaan awal periode.
7
b. Metode Rata-Rata Tertimbang
Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi jumlah harga barang
yang tersedia untuk dijual yakni jumlah persediaan awal ditambah jumlah pembelian dengan
kuantitas barang tersebut
Dalam metode ini, harga beli ratarata dihitung setiap terjadi transaksi pembelian. Harga
pokok penjualan per satuan didasarkan pada harga ratarata pada saat terjadi transaksi penjualan.
✓ Metode FIFO
Metode ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual paling awal juga.
Perbedaanya adalah dalam metode perpetual perhitungan harga pokok dilakukan pada saat
terjadi penjualan.
✓ Metode LIFO
Pada metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap dijual lebih dahulu. Harga pokok
dihitung pada saat terjadi penjualan
➢ Masalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan dalam satu periode adalah :
1. Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual / sudah menjadi biaya.
2. Menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual (yang harus dilaporkan
dineraca)
8
Harga Pokok (Cost) dalam persediaan adalah semua pengeluaran-pengeluaran
langsung/tidak langsung yang timbul untuk perolehan penyiapan dan penempatan agar
persediaan tersebut dapat dijual.
Terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan antara lain harga
beli, biaya-biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi, pergudangan dan lain-lain,
namun harga pokok barang biasanya hanya terdiri dari harga beli ditambah ongkos angkut
sedangkan biaya-biaya lain dicatat sebagai biaya dalam perkiraan tersendiri untuk periode
yang bersangkutan.
Dalam perusahaan industri maupun perusahaan dagang, transaksi
menyangkut persediaan adalah hal pokok yang menyangkut sebagian besar system
akuntansi. Untuk itu perlu dibedakan dengan jelas sehingga dapat dipahami bahwa subs
system Inventory hanyalah bagian tertentu dari persediaan
Subs system yang secara langsung berkaitan dengan persediaan adalah Accounts Payable,
Accounts Receivable sedangkan Kas yang telah kita bahas dapat berhubungan secara
langsung dan dapat pula tidak.
Subs System Inventory, Purchase dan Invoice biasa merupakan subs system khusus
mengolah data operasional yang menghasilkan output sebagai bukti transasksi yang digunakan
sebagai dasar pecatatan ke buku besar buku jurnal.
Persediaan dicatat melalui jurnal Pembelian dan jurnal penjualan sesuai dengan pilihan
metode yang dipilih. Pada aplikasi ini adalah system perpetual Inventory. Proses menyusun jurnal
transaksi dilakukan oleh aplikasi dari file transaksi sehingga pemakai hanya mencatat transaksi
pada formulir elektronik yang disediaakan selanjutnya adalah tugasnya komputer.
9
DAFTAR PUSTAKA
10