Bab V Hasil & Pembahasan
Bab V Hasil & Pembahasan
Bab V Hasil & Pembahasan
BAB V
Desa Mendalok merupakan salah satu dari 12 Desa yang terletak di wilayah
kurang 1.305 m2 dengan jumlah penduduk 1282 jiwa dan 279 Kepala Keluarga
(KK), terdiri dari 3 Dusun, yaitu Dusun Mandala, Dusun Durian, dan Dusun Air
Putih serta 11 RT, dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa
Sungai Dungun, Selatan dengan desa Semudun, Barat dengan Laut Natuna, dan
Timur dengan desa Sungai Kunyit Hulu dan Simpang Parit Raden.
Kabupaten Pontianak sebagian besar adalah petani, karyawan dan nelayan, dengan
mengingat hampir seluruh penduduk menggunakan air sumur bor sebagai sumber
air bersih untuk kebutuhannya sehari-hari. Jumlah sumur bor yang terdapat
didusun Mandala tersebut sebanyak 9 buah sumur bor. Sumur bor yang dijadikan
dan berada di RT 1 RW I, akan tetapi kadar besinya cukup tinggi yaitu rata-rata
8,65 mg/L (Laboratorium penguji Balai Riset dan Standardisasi Industri dan
34
Upaya untuk mengurangi kadar besi (Fe) dalam air sumur bor hingga sesuai
dengan standar persyaratan kualitas air bersih yang tercantum dalam Permenkes
dan untuk air minum 0,3 mg/l), maka perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
penyakit yang yang berhubungan dengan air berjumlah 196.749 penderita dengan
prosentase penyakit kulit 17017(5,7%), diare 12.495 (4,2%), typus 1.967 (0,7%),
disentri 2.455 (0,8%), hepatitis 47 (0,02%), sedangkan cakupan air bersih yang
digunakan penduduk pada tahun 2003 sebanyak 63,8%, dari jumlah tersebut yang
air hujan 21%, sumur gali 13,2%, PMA 4,8% dan lain-lain 8,8% termasuk sumur
air bersih menjadi 100% untuk daerah perkotaan dan 85 % di daerah pedesaan
Kadar besi (Fe) pada air sumur bor di Desa Mendalok Kecamatan Sungai
Pontianak, didapatkan hasil rata-rata 8.65 mg/L. Adapun hasil pengukuran dapat
Tabel 5.1.
Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor Pada Hari I Sampai VII di Desa Mendalok
Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak Tahun 2004
Pada tabel 5.1. dapat dilihat bahwa kadar Fe kontrol air sumur bor yang
tertinggi sebesar 8.78 mg/L pada hari VII dan terendah 8.43 mg/L pada hari V.
5.3. Kadar Besi (Fe) Air Sumur Bor Sebelum dan Setelah Melewati Metode
Analisa air sumur bor dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kadar
Fe sebelum (kontrol) dan setelah melewati metode multiple tray aerator dan
cascade aerator yang dilakukan selama 7 hari secara berturur-turut, dapat dilihat
Tabel 5.2.
Kadar Besi (Fe) Air Sumur Bor Sebelum dan Setelah
Melewati Metode MultipleTtray Aerator dan Cascade Aerator Pada Hari I Sampai
VII
di Desa Mendalok Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak Tahun 2004
Kadar Fe (mg/L)
No Hari Setelah Melalui Alat
Kontrol
Multiple Tray Aerator Cascade Aerator
1 I 8.65 3.29 5.47
2 II 8.56 3.95 5.07
3 III 8.72 3.87 5.03
4 IV 8.68 2.98 4.71
5 V 8.43 4.34 6.57
6 VI 8.70 3.14 5.70
7 VII 8.78 3.77 6.47
Rata-Rata 8.65 3.62 5.57
Pada tabel 5.2. dapat dilihat penurunan kadar Fe air sumur bor setelah
melewati multiple tray aerator tertinggi pada hari ke IV sebesar 2.98 mg/L dan
terendah pada hari II sebesar 3.95 mg/L, dengan kadar rata-rata 3.62 mg/L
tertinggi sebesar 4.71 mg/L pada hari ke IV dan terendah sebesar 6.57 mg/L pada
5.4. Efesiensi Penurunan Kadar Besi (Fe) Air Sumur Bor Sebelum (Kontrol)
Analisa efisiensi penurunan kadar besi (Fe) air sumur bor setelah melewati
metode multiple tray aerator dan cascade aerator dapat dilihat pada tabel 5.3.
37
Tabel 5.3.
Efisiensi Multiple Aerator dan Cascade Aerator dalam Menurunkan Kadar Besi
(Fe) Air Sumur Bor (kontrol) dari hari I Sampai VII di Desa Mendalok
Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak Tahun 2004
Pada tabel 5.3. dapat diketahui, bahwa efisiensi penurunan kadar besi (Fe)
air sumur bor setelah melewati multiple tray aerator tertinggi pada hari ke hari IV
sebesar 65.67%, dan terendah pada hari V sebesar 48.52%, dengan rata-rata
cascade aerator, efisiensi tertinggi pada hari ke IV sebesar 45.74%, dan terendah
sumur bor antara sebelum (kontrol) dan setelah melewati metode multiple tray
aerator dan cascade aerator dilakukan uji statistik anova dengan α = 0.05
(tingkat kepercayaan 95%). Hasil uji anova dapat dilihat pada tabel 5.4.
38
Tabel 5.4.
Penurunan Rata-Rata ( Mean) Kadar Besi (Fe) Air Sumur Bor Sebelum (kontrol)
dan Setelah Melewati Metode MultipleTray Aerator dan Cascade Aerator di Desa
Mendalok
Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak Tahun 2004
Mean
Standar Sig (2-tailed)
No Alat Mean Differenc F
Deviasi α = 0.05
e
1 Kontrol 8.65 mg/ L - 1.9586 0.441 172.340 0.000
2 Multiple Tray Aerator 3.62 mg/L 0.720
3 Cascade Aerator 5.57 mg/L 0.500
Pada tabel 5.4. diketahui dari hasil uji anova perbandingan antara sebelum
dan setelah melewati metode multiple tray aerator dan cascade aerator dalam
menurunkan kadar Besi (Fe) air sumur bor, perbedaan rata-ratanya (mean
< 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
aerator dan cascade aerator dalam menurunkan kadar Fe air sumur bor. Metode
multiple tray aerator dan cascade aerator efektif untuk menurunkan kadar Fe air
sumur bor. Selanjutnya efektivitas metode multiple tray aerator dan cascade
aerator dalam menurunkan kadar Fe air sumur bor, dapat dilihat pada grafik 5. 1.
39
Grafik 5.1.
Grafik Means plots Metode Multiple Tray Aerator dan Cascade
Aerator Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Air Sumur Bor di Desa
Mendalok Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak Tahun 2004
9
6
Mean of Kadar Fe
3
Kontrol Cascade aerator Multiple Tray Aerato
Perlakuan
multiple tray aerator dan cascade aerator dalam menurunkan kadar Fe air sumur
bor . Efektivitas aerator yang paling baik dalam menurunkan kadar Fe air sumur
Rata-rata penurunan kadar besi (Fe) air sumur bor dari kontrol dan setelah
melewati metode multiple tray aerator dan Cascade aerator dapat dilihat pada
grafik 5.2.
Grafik 5.2.
Penurunan Rata-Rata Kadar Besi (Fe) Kontrol Air Sumur Bor Setelah
Melewati Metode Multiple Tray Aerator dan CascadeAerator di Desa
Mendalok Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak Tahun 2004
40
Untuk mengetahui perbedaan penurunan kadar besi (Fe) air sumur bor
dengan α 0.05 (tingkat kepercayaan 95%). Adapun hasil uji-T masing-masing alat
5.5.2.1. Uji Statistik -T (T-test) antara sebelum (kontrol) dengan setelah melewati
menunjukkan ada perbedaan yang bermakna kadar Fe air sumur bor sebelum dan
setelah melewati multiple tray aerator. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.5.2.1.
Tabel 5.5.
Perbedaan Rata-Rata Kadar Fe Sumur Bor Sebelum dan Setelah
Melewati Multiple Tray Aerator di Desa Mendalok Kecamatan
Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak Tahun 2004
Pada tabel di atas diketahui rata-rata kadar Fe sebelum perlakuan 8.65 mg/L,
sedangkan rata-rata kadar Fe setelah melewati multiple tray aerator 3.62 mg/L,
penurunan kadar Fe air sumur bor sebelum dan setelah melewati metode multiple
tray aerator.
41
Fe air sumur bor sebelum dan setelah melewati cascade aerator. Lebih jelas dapat
Tabel 5.6
Rata-Rata Penurunan Kadar Fe Air Sumur Bor Sebelum dan Setelah Melewati
Cascade Aerator di Desa Mendalok Kecamatan Sungai Kunyit
Kabupaten Pontianak Tahun 2004
Standa
Sig (2-tailed)
No Perlakuan Mean r t
α = 0.05
Deviasi
1 Kadar Fe sebelum perlakuan 8.65 mg/L 0.116 10.749 0.000
2 Kadar Fe setelah perlakuan 5.57 mg/L 0.720
Pada tabel di atas diketahui rata-rata kadar Fe sebelum perlakuan 8.65 mg/L,
karena p < 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan,
bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan kadar Fe air sumur bor
5.6. Pembahasan
5.6.1. Perbedaan Efektivitas Penurunan Kadar Besi (Fe) Air Sumur Bor antara
aerator dalam menurunkan kadar Fe pada air sumur bor menurut penelitian yang
aerator dan cascade aerator dalam menurunkan kadar air sumur gali di Komplek
73.60%).
penurunan rata-rata kadar Fe air sumur bor sebesar 5.03 mg/L (efisiensi = 58.08
Apabila dilihat dari kedua penelitian ini, maka multiple tray aerator lebih
efektif dalam menurunkan kadar Fe dalam air bila dibandingkan dengan cascade
berasumsi, bahwa perbedaan ini disebabkan oleh sampel air yang diolah tidak
sama. Pada penelitian ini sampel air yang diolah adalah air sumur bor, sedangkan
penelitian Agustinus air sumur gali, dan kemungkinan kadar besinya (Fe) telah
telah berkurang.
Jumlah sampel pada penelitian ini, jumlah kontrol sama dengan sampel
kontrol dan perlakuan tidak sama. Kontrol dilambil hanya sekali dan perlakuan 4
kali dengan jumlah sampel 9 sampel. Oleh karena itu, maka masih diragukan
43
pengulangan tidak cukup representatif, apabila dilihat dari rumus yang ditentukan
oleh Nasution bahwa sampel yang diambil minimal 21 sampel selama 7 hari
penelitian yang dilakukan oleh Agustinus, padahal jumlah tray dan step lebih
banyak, yakni 6 tray dan 6 step, sedangkan pada penelitian Agustinus hanya 5
tray dan 5 step, hal ini kemungkinan disebabkan pada penelitian yang dilakukan
oleh Agustinus alat yang dibuat lebih tinggi dan lobang lobang tray lebih banyak
dan lebih halus serta kemiringan step lebih kecil dibandingkan dengan alat yang
peneliti buat, sehingga memungkinkan kontak dengan udara lebih banyak dan
lebih lama, karena semakin banyak dan lama kontak dengan udara, maka semakin
5.6.2. Perbedaan rata-rata penurunan kadar besi (Fe) sebelum (kontrol) dan
Pada penelitian ini terjadi penurunan yang bermakna kadar Fe sebelum dan
setelah melewati metode multiple tray aerator pada air sumur bor, dengan
penurunan rata-rata kadar Fe air sumur bor sebesar 5.03 mg/L penurunan rata-rata
kadar Fe air sumur bor sebesar 5.03 mg/L memberikan efisiensi penurunan kadar
Fe sebesar 58.08% .
44
5.6.3. Perbedaan Rata-rata Penurunan Kadar Besi (Fe) sebelum dan setelah
metode cascade aerator pada air sumur bor, dengan penurunan rata-rata 3.07
5.6.4. Perbedaan Rata-Rata Efisisiensi Penurunan Kadar Besi (Fe) Air Sumur
Dalam suatu proses pengolahan air yang menggunakan sistem aerasi, baik
menggunakan multiple tray aerator maupun cascade aerator tentu saja tidak
Pada penelitian ini multiple tray aerator yang dibangun jarak lobang lebih
kurang 2 cm dengan lobang-lobang yang lain dan jarak antar tray 30 cm, dan
90%, terdiri dari 6 step, dan jarak antar step 30 cm, dengan ketinggian 2.1 m. Bila
dilihat dari rancangan alat, maka metode multiple tray aerator kemampuannya
akan lebih baik apabila dibandingkan dengan cascade aerator dalam menurunkan
Pada metode multiple tray aerator debit air yang mengalir lebih halus, maka
air akan lebih lama kontak dengan udara, sedangkan cascade aerator air yang
mengalir tidak dalam bentuk percikan kecil, sehingga kontak dengan udara tidak
efektivitas penurunan rata-rata kadar Fe air sumur bor sebesar 5.03 mg/L
45
(efisiensi = 58.08 %), dan cascade aerator sebesar 3.07 mg/L (efisiensi =
dalam air.
Pada proses penelitan tentunya tidak terlepas dari keterbatasan yang dapat
menggangu hasil penelitian seperti keterbatasa biaya, sehingga alat yang dibuat
sangat sederhana, cara pengambilan sampel masih bisa kontak dengan udara
sehingga kadar Fe dapat berkurang karena teroksidasi, botol tempat sampel belum
dinding botol, harusnya dari bahan polietilen, dan jarak tempat pemeriksaan
pada botol sampel. Keadaan ini merupakan faktor pengganggu kadar besi sampel