Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK II

Ketua : Feryanto Mohamad


Sekertaris : M. Fikri Wahyuddin S
Penyaji I : Ichsan Fahmi
Penyaji II : Made Mira Charisma
Moderator : Utari Zulmi

Bandung, April 2018

BALAI IRIGASI
Pusitbang SDA, Balitbang, Kementerian PUPR
LATAR BELAKANG

 Penggunaan air untuk pertanian di Indonesia masih sangat tinggi antara 80 % - 90 %


dari penggunaan air. Sejalan dengan laju pembangunan, keperluan air untuk industry
dan permukiman bertambah pesat, sehingga air menjadi semakin langka, sementara
itu pertambahan areal sawah masih perlu guna mendukung peningkatan produksi
pangan dan menjamin ketahanan pangan

 Salah satu cara dalam mempertahankan kondisi kelembaban tanah pada keadaan
ideal adalah dengan memberikan air pada tanah secara teratur. Cara pemberian air
atau lebih dikenal dengan metode irigasi. Irigasi secara umum didefinisikan sebagai
penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanam – tanaman. Kebutuhan air irigasi meliputi masalah penyediaan
air, baik air permukaan maupun air bawah tanah, begitu pula masalah manajemen dan
ekonomi proyek irigasi. Kebutuhan air dapat berlaku untuk kebutuhan air suatu
tanaman, lapangan, lading. Apabila kebutuhan suatu tanaman diketahui, kebutuhan
air untuk unit yang lebih besar dapat dihitung. Ukuran suatu tanah pertanian dapat
mempengaruhi pemakaian air secara cukup besar, karena besarnya aliran dan
perputaran tanaman dapat berbeda – beda. Air irigasi dapat diberikan secara sangat
efisien kepada pohon kecil dan tanaman dengan jarak yang lebar, dimana air yang
memadai dapat ditemukan pada daerah akar tanpa membasahi tanah dimana tidak ada
akar.
KENAPA MENGGUNAKAN IRIGASI TETES?

Efisiensi 90%
Peningkatan penyerapan ke
nilai guna air tanaman
(Hemat air)

TUJUAN IRIGASI TETES


Untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi
keseluruhan lahan, sehingga dapat mereduksi kehilangan air akibat
penguapan yang berlebihan, pemakaian air lebih efisien, mengurangi
limpasan, serta menekan atau mengurangi pertumbuhan gulma
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN IRIGASI TETES
Kelebihan
 Efisiensi irigasi tetes relatif lebih tinggi dibandingkan dengan system
irigasi lainnya.
 Mencegah timbulnya penyakit leaf burn ( daun terbakar ) pada
tanaman tertentu, karena hanya daerah perakaran yang dibasahi
sedangkan bagian tanaman lain dibiarkan dalam kondisi kering
 Mengurangi terjadinya hama penyakit tanaman dan timbulnya
gulma
 Pemberian pupuk atau pestisida dapat dilakukan secara efektif dan
efisien karena pemberian pupuk dan pestisida dapat
dilakukan Bersama dengan pemberian air.

Kekurangan
 Terjadinya penyumbatan yang disebabkan oleh factor fisik, kimia
dan biologi yang dapat mengurangi efisiensi dan kinerja irigasi
tetes.
 Terjadinya penumpukan garam di daerah yang tidak terbasahi
 Pemberian air yang tidak memenuhi kebutuhan air tanaman
karena kurangnya control terhadap pengoperasian jaringan irigasi
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
tanaman
KOMPONEN IRIGASI TETES
Pipa
Lateral Emitter
Pipa
Tower
Pembagi
Air

Filter
kedua Pipa
Utama

Pompa
Filter
utama

Sumber
Air

Guludan
Tanaman
KERANGKA PERENCANAAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan pelaksanaan pemasangan jaringan irigasi tetes dan pengamatan uji
keseragaman,diperoleh data sebagai berikut :
Tabel Pengamatan Uji Keseragaman

Volume Emiter Volume Emiter Volume Emiter Volume Emiter Volume Emiter Volume Emiter Volume Emiter
No. pada Guludan 1 pada Guludan 2 pada Guludan 3 pada Guludan 4 pada Guludan 5 pada Guludan 6 pada Guludan 7
(mL) (mL) (mL) (mL) (mL) (mL) (mL)
Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2
1 95 92 110 100 100 95 115 105 110 100 105 110 120 100
2 65 95 90 115 100 115 105 125 85 100 110 115 115 100
3 109 90 50 100 95 100 105 95 100 0 115 100 90 100
4 70 65 85 85 90 85 100

Tabel Perhitungan Debit Emiter

Debit
Emiter
Debit Emiter Debit Emiter Debit Emiter Debit Emiter Debit Emiter pada
No. pada Guludan 1 pada Guludan 2 pada Guludan 3 pada Guludan 4 pada Guludan 5 Debit Emiter pada Guludan Guludan
(L/det) (L/det) (L/det) (L/det) (L/det) 6 (L/det) 7 (L/det)

Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2 Jalur 1 Jalur 2

1 0,745 0,722 0,863 0,784 0,784 0,745 0,902 0,824 0,863 0,784 0,824 0,863 0,941 0,784

2 0,510 0,745 0,706 0,902 0,784 0,902 0,824 0,980 0,667 0,784 0,863 0,902 0,902 0,784

3 0,855 0,706 0,392 0,784 0,745 0,784 0,824 0,745 0,784 0,902 0,784 0,706 0,784

4 0,549 0,510 0,667 0,667 0,706 0,667 0,784


HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari Hitungan Volume Dari Hitungan Debit

Rata - Rata = 96,35 Rata - Rata = 0,77

Rata - Rata Deviasi = 12,80 Rata - Rata Deviasi = 0,08

Keseragaman (cu) = 86,72 Keseragaman (cu) = 89,27

Tabel kriteria Keseragaman Tetesan

Dari Hasil analisa pengamatan uji keseragaman,diperoleh nilai Keseragaman (cu) < 90%. Maka Keseragaman tetesan tidak
memenuhi kriteria.
PEMECAHAN MASALAH

Untuk menyeragamkan tetesan pada


setiap emitter maka harus
dilakukan peningkatan tekanan air dari
0,35 bar menjadi 0,7 bar

Tekanan air disesuaikan dengan


spesifikasi dan kemampuan maksimal
pada pipa lateral.
 Sistem jaringan irigasi tetes cocok diaplikasikan pada
daerah yang memiliki ketersediaan air yang sangat
terbatas,
 Nilai Investasi sistem ini relatif tinggi, oleh sebab itu
dibutuhkan analisa BCR (Benefit Cost Ratio) yang sangat
matang,
 Untuk mengoptimalkan hasil produktivitas panen pada
suatu unit jaringan irigasi tetes harus mengontrol tinggi
tekanan air agar debit yang dihasilkan pada setiap emitter
seragam atau tinggi tekanan disesuaikan dengan spesifikasi
pada pipa lateral.
 Durasi mempelajari Jaringan Irigasi Tetes tidak
cukup dengan waktu 1 minggu untuk teori dan
praktek. Maka diharapkan pada pelatihan
berikutnya yang serupa ditambahkan durasinya
sehingga pelatihan ini dapat memperoleh hasil
yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai