Anda di halaman 1dari 60

BAB III

KEBUTUHAN AIR BAGI TANAMAN

3.1 Keseimbangan Tata Air


Gambaran keseimbangan tata air adalah seperti keseimbangan dalam hal siklus
hidrologi atau lebih tepat dengan istilah water balance, karena memang keberadaan air di
lahan tidak bisa lepas dengan adanya siklus hidrologi secara umum, walau dalam ruang
lingkup yang terbatas (sempit). Secara umum keseimbangan tata air dirumuskan sebagai
berikut:

Sumber : Bardan, M., 2007


Gambar 3.1 Keseimbangan di daerah perakaran tanaman

ET = I + P + SFI + LI + GW – RO – L – DP – Drz (𝜃r – 𝜃i) ...................................... (3.1)

Keterangan :
Drz : Dept of root zone (kedalaman daerah perakaran)
SFI : Surface flow into the control volume
I : Irrigation (air untuk irigasi (untuk tanaman)
P : Precipitation (hujan yang meresap kedalam tanah)
ET : Evapotranspiration (penguapan dan untuk kebutuhan tanaman (lihat kebutuhan air)
GW : Ground water seepage (tirisan air tanah daya kapilaritas)
DP : Deep perkcolation (perkolasi)
L : Leaching requirement (pencucian, aliran dalam tanah)
LI : Leaching in

Page 15
LO : Leaching out
RO : Run off
𝜃f : Batas akhir (final)
𝜃i : Batas awal (initial)

Sedangkan besarnya ET (evapotranspiration) merupakan kebutuhan air bagi tanaman.


Oleh karenanya besarnya kebutuhan air sangat dipengaruhi oleh jenis tanamannya, jenis
tanah, banyaknya kehilangan air dan cara pemakaian (pemberiannya).

3.2 Kebutuhan Air Bagi Tanaman


Kebutuhan air bagi tanaman atau biasa disebut sebagai kebutuhan air irigasi (NFR)
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain oleh:
a. Penyiapan lahan (LP =Land Preparation)
b. Penggunaan konsumtif (Etc = Evaprotranspiration tanaman)
c. Perkolasi (P = Percolation)
d. Pergantian lapisan air (WLR = Water Land Requirement)
e. Curah hujan efektif (Re)
f. Efisiensi irigasi (ef)
g. Pola tanaman
Besarnya kebutuhan air irigasi dinyatakan sebagai berikut:
a. Kebutuhan bersih air disawah untuk padi
NFR = Etc + P – Re + WLR ................................................................................. (3.2)
b. Kebutuhan bersih air disawah untuk palawija
NFR = Etc + P – Re ................................................................................................... (3.3)
c. Kebutuhan bersih air di pintu pengambilan (intake)
DR= NFR / 0,65 ........................................................................................................... (3.4)
Keterangan:
Etc = Penggunaan konsumtif (mm)
P = Perkolasi (mm/hari)
Re = Curah hujan efektif (mm/hr)
WLR = Penggantian lapisan air (mm/hr)
ef = Efisiensi irigasi secara menyeluruh

Page 16
3.2.1 Penyiapan lahan (LP)
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (IR atau Irrigation Requirement atau Land
Preparation) umumnya menentukan kebutuhan maksimum air irigasi pada suatu proyek.
Faktor-faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan
adalah:
a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan penyiapan
lahan.
b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan.
Untuk perhitungan air irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode yang
dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijltra, metode tersebut didasarkan pada laju air
konstan selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus sebagai berikut:
𝑀×𝑒 2
𝐼𝑅 = (𝑒 2 −1)
.................................................................................................................... (3.5)

𝑀 = 𝐸𝑜 + 𝑃................................................................................................................... (3.6)
𝑀×𝑇
𝐾= ..................................................................................................................... (3.7)
𝑆
Keterangan:
IR = kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hr)
M = kebutuhan air untuk menggantikan kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi
disawah yang sudah jenuh (mm/hr)
Eo = evaporasi didaerah terbuka yang diambil 1,1 Eto selama penyiapan lahan (mm/hr)
P = harga perkolasi 2 mm - 6 mm (diambil 2 mm).
T = jangka waktu penyiapan lahan (30 hari)
S = kebutuhan air untuk penjenuhan (300 mm)
e = bilangan dasar, eksponensial (2,718281828)

Kebutuhan Air Irigasi selama Penyiapan lahan, diberikan oleh Dirjen Pengairan Dep.
PU seperti Tabel 3.1 berikut:

Page 17
Tabel 3.1 Kebutuhan Air selama Penyiapan Lahan

Eo + P T = 30 hari T = 45 hari
mm/hr S = 250 mm S = 300 mm S = 250 mm S = 300 mm
5,0 11,10 12,70 8,40 9,50
5,5 11,40 13,00 8,80 9,80
6,0 11,70 13,30 9,10 10,10
6,5 12,00 13,60 9,40 10,40
7,0 12,30 13,90 9,80 10,80
7,5 12,60 14,20 10,10 11,10
8,0 13,00 14,50 10,50 11,40
8,5 13,30 14,80 10,80 11,80
9,0 13,60 15,20 11,20 12,10
9,5 14,00 15,50 11,60 12,50
10,00 14,30 15,80 12,00 12,90
10,50 14,70 16,20 12,40 13,20
11,00 15,00 16,50 12,80 13,60
Sumber : Ditjen. Pengairan, DPU 1986

3.2.2 Penggunaan konsumtif (ETc)


Penggunaan komsumtif menurut Dirjen Pengairan, Dep. PU, 1986: hal 162, dihitung
dengan rumus:
Etc = kc . Eto ................................................................................................. (3.8)
Keterangan :
ETc = penggunaan komsumtif (mm/hr)
ETo = evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)
Kc = koefisien tanaman
Penggunaan konsumtif tanaman merupakan banyaknya air yang diperlukan untuk
kehidupan suatu tanaman yang dimaksudkan adalah sebagai evapotranspirasi, yaitu :
a. Evaporasi
b. Transpirasi, sehingga istilah evapotranspirasi dikatakan ET
Evaporasi adalah air yang menguap dari tanah yang berdekatan dengan tanaman,
permukaan air yang berada disekitar tanaman (bila ada genangan) yaitu dari permukaan daun-
daun tanaman. Sedangkan transpirasi adalah air yang memasuki daerah perkaran tanaman
yang dipergunakan untuk membentuk jaringan tanaman (bagi pertumbuhan tanaman).

Page 18
3.2.3 Perkolasi (P)
Laju perkolasi (P) sangat bergantung pada sifat tanah. Pada tanah-tanah lempung
berat dengan karakteristik pengolahan yang baik, laju perkolasi rata-rata dapat mencapai 1
mm/hari sampai dengan 5 mm/hari. Sedangkan pada tanah-tanah yang lebih ringan, laju
perkolasi bisa lebih tinggi, sampai 7 mm/hari (Dirgen Pengairan Dep. PU, 1986 : hal 165).
Besarnya perkolasi, menurut Bardan, M., 1990, diperhitungkan sesuai dengan jenis
tanaman padi dan umur tanamannya, harga perkolasi disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Nilai perkolasi (P) sesuai dengan jenis tanamannya (padi)

Bulan ke 1 2 3 4 5 6
Padi dalam (mm/hr) 0 6 5 4 2 0
Padi genjah (mm/hr) 0 5 4 2 0 0
Sumber : Bardan, M., 1990

Oleh karenanya untuk memperhitungkan besar perkolasi setiap bulannya harusnya


disesuaikan dengan umur hari dalam bulan yang bersangkutan, dapat diperiksa Tabel 5.3
berikut:
Tabel 3.3 Nilai perkolasi (P) sesuai umur hari dalam bulan.

Perkolasi 31 hari 30 hari 29 hari 28 hari 15 hari


2 mm/hr 62 60 58 56 30
4 mm/hr 124 120 116 112 60
5 mm/hr 155 150 145 140 75
6 mm/hr 186 180 174 168 90
Sumber : Bardan, M., 1990

Pada umumnya pemberian air untuk tanaman padi disesuaikan dengan periode
(berumur 2 mingguan = 15 hari) waktu dan tahap awal penanaman disesuaikan pada awal
musim penghujan, sehingga efektifitas pemanfaatan air secara maksimal harus
diperhitungkan dengan melakukan simulasi, berikut dengan peraturan golongan (giliran
teknis atau rotasi teknis).

3.2.4 Pengganti lapisan air


Penggantian Lapisan Air (WLR) diberikan setelah masa pemupukan selesai,
diusahakan untuk menjadwalkan dan mengganti lapisan air menurut atau sesuai kebutuha.
Apabila tidak ada penjadwalan semacam itu, lakukan pergantian sebanyak 2 kali, masing-

Page 19
masing 50 mm/bulan (1,7 mm/hari selama 1 bulan) diberikan sebulan setelah tanam dan 2
bulan setelah transplantasi (Dirjen Pengairan, Dep. PU, 1986: hal 165).
Pada saat penyiapan lahan, berarti pada saat akan memulai menanam, diperoleh nilai
IR atau LP (Irrigation Requirement atau Land Preparation) yang menggantikan nilai WLR +
P dan Etc, sehingga yang diperhitungkan tinggal :
NFR = LP – Re ..................................................................................... (3.9)

Lama waktu pengerjaan lahan, menentukan koefisien tanamannya, Tabel 3.4 berikut
menunjukan pengerjaan lahan selama 1 (satu) bulan, masa awal tanam diperkirakan mulai
Oktober 1, umur padi 3,5 (tiga setengah) bulan dengan dua kali tanam. Sedangkan untuk
pengerjaan lahan selama 45 hari (1,5 bulan) diperhitungkan seperti dalam Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.4 Nilai kc Penyiapan lahan selama 1 (satu) bulan.

Bulan c1 c2 kc
Oktober 1 LP LP LP
Oktober 2 1,10 LP LP

November 1 1,10 1,10 1,10


November 2 1,05 1,10 1,08

Desember 1 1,05 1,05 1,05


Desember 2 0,95 1,05 1,00

Januari 1 0 0,95 0,475


Januari 2 0 0

Februari 1 LP LP LP
Februari 2 1,10 LP LP

Maret 1 1,10 1,10 1,10


Maret 2 1,05 1,10 1,08

April 1 1,05 1,05 1,05


April 2 0,95 1,05 1,00

Mei 1 0 0,95 0,475


Mei 2 0 0
Sumber : Dirjen Pengairan, Dep. PU, 1986

Page 20
Tabel 3.5 Nilai kc untuk penyiapan lahan selama 1,5 (satu setengah) bulan.
Periode 2
c1 c2 c3 kc
mingguan
1 LP LP LP LP
2 1,10 LP LP LP
3 1,10 1,10 LP LP
4 1,05 1,10 1,10 1,08
5 1,05 1,05 1,10 1,07
6 0,95 1,05 1,05 1,02
7 0,00 0,95 1,05 0,67
8 0,00 0,95 0,32
0,00 0,00
Sumber : Bardan, M., 1990

3.2.5 Curah Hujan efektif (Re)


Hujan efektif adalah curah hujan yang secara efektif dapat dimanfaatkan oleh
tanaman untuk irigasi padi, curah hujan efektif bulanan diambil 70 % dari curah hujan rata-
rata tengah bulanan dengan kemungkinan tidak terpenuhi 20 %. Hal diatas dilakukan dengan
mengingat tidak seluruh hujan yang jatuh meresap kedalam tanah dan dimanfaatkan oleh
tanaman, tetapi menjadi air permukaan (run off).

Re = 0,7 x R80 ............................................................................................ (3.10)

Keterangan :
Re = curah hujan efektif (mm/hr)
R80 = curah hujan rata-rata tengah bulanan dengan kemungkinan tidak terpenuhi(mm/bln)

Besarnya R80 dihitung sebagai berikut:


1. Data curah hujan diurutkan dari terbesar ke terkecil (atau sebaliknya)
2. R80 ditentukan dengan memilih rangking ke (n/5 + 1) dari urutan terkecil, dengan n periode
lamanya pengamatan

3.2.6 Efisiensi irigasi (ef)


Efisiensi irigasi adalah perbandingan air yang dipakai dan air yang disadap, dinyatakan
dalam persen. Sedangkan efisiensi total adalah pekalian efisiensi saluran tersier, saluran
sekunder dan saluran primer.

Page 21
∑ 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
𝑒𝑓 = ∑ 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
× 100% ................................................................................ (3.11)

Untuk tujuan perencanaan,dianggap bahwa seperempat sampai sepertiga dari jumlah air
ang diambil akan hilang sebelum air itu sampai disawah. Kehilangan ini kemungkinan bias
disebabkan oleh kegiatan eksploitasi, terjadinya Evaporasi di lahan dan rembesan.
Kehilangan akibat Evaporasi dan rembesan umumnya kecil saja jika dibandingkan dengan
jumlah kehilangan air akibat kegiatan eksploitasi, perhitungan hanya dilakukan apabila
kelulusan tanah cukup tinggi.
Menurut Dirjen Pengairan, Dep. PU, 1986: hal 6, pada umumnya kehilangan air
dijaringan irigasi dapat dikelompokan menjadi:
a. Antara 15% sampai 22,5% di petak tersier, antara bangunan sadap tersier dan sawah
b. Antara 7,5% sampai 12.5% di saluran sekunder.
c. Antara 7,5% sampai 12,55 di saluran primer.
Secara keseluruhan Efisiensi Irigasi adalah antara 59% sampai 73%.
Jika mengacu pada bagian penunjang untuk standar perencanaan irigasi, Dep. P.U
1986: hal 10, besarnya efisiensi irigasi adalah pada saluran primer sebesar 90%, saluran
sekunder sebesar = 90% dan saluran tersier sebesar 80%, sehingga efisiensi keseluruhan
adalah 65%.

3.2.7 Ketersedian air


Ketersedian air irigasi dinamakan Debit Andalan (depenable flow) adalah debit
minimum untuk kemungkinkan terpenuhi air yang sudah ditentukan yang dapat dipakai untuk
irigasi. Kemungkinan 80% kemungkinan bahwa debit sungai lebih rendah dari debit andalan
20%. Debit andalan ditentukan pada periode tengah bulanan. (Dirjen Pengairan, Dep. PU,
1986: hal 70). Ketersedian air irigasi dihitung dengan rumus:

𝐻
𝑄 = 𝛼 × 𝐴 × 𝑇 ...................................................................................................... (3.12)

Keterangan:
Q = debit andalan (m3/detik)
𝛼 = koefisien yang besarnya = 0,52
A = luas lahan (km2)
H = curah hujan rata-rata (mm)
T = waktu sesuai umur bulan (hari)

Page 22
3.2.8 Evapotranspirasi (ETo)
Dari beberapa cara perhitungan evapotranspirasi (ETo), dapat dikelompokkan
menjadi 4 metode, antara lain :
a. Metode “Aerodynamic”, yang dikembangkan oleh Dalton.
b. Metode “Energy Balance”.
c. Metode “Combination”, merupakan kombinasi antara Aerodynamic dengan Energy
Balance yang dikembangkan oleh Penman.
d. Metode “Empirical”, yang dikembangkan oleh Thornthwaite
Evapotranspirasi (ETo) adalah kondisi evaporasi berdasarkan keadaan meteorologi
seperti: Temperatur (°C), lama matahari bersinar dalam persen (%), kelembaban udara (Rh)
dalam persen (%) dan kecepatan angin mil/hari. Lebih lanjut untuk menghitung
evapotranspirasi digunakan kombinasi dua metode yaitu aerodynamic dan keseimbangan
energi, metode ini terutama dikembangkan oleh Penman yang telah disederhanakan:
H  0,27 Ea
ETo  ................................................................................... (3.13)
  0,27

Dengan :
Ea = 0,35 (ea-ed) (k + 0,012 U2)
H  RA(1  r )(018  0,55n / D)  T (0,56  0092 ed )(0,10  0,90n / D)

Rumus diatas disederhanakan :

Eto   F1(0,10  0,90n / D)  F 2.RA(1  r )  F 3(k  0,01U 2) ..................... (3.14)


Dengan :

T 4 (0,56  0,092 ed ) ...................................................................... (3.15)


F1 
  0,27
(0,18  0,55n / D)
F2  ...................................................................... (3.16)
  0,27
0,27.0,35(ea  ed )
F3  ...................................................................... (3.17)
  0,27

Keterangan :
Δ = slope (lengkung) tekanan uap pada temperature udara rata – rata (mm/Hg)
ΔσT 4 = black body radiation pada temperature udara rata – rata (mm H2O perhari)
ea = tekanan uap (mmHg)
ed = tekanan uap aktual (mmHg)
= h . ea dengan h = relative humadity dalam %

Page 23
H = besaran untuk drying power dari udara
Ea = evaporasi (mm H2O perhari)
RA = solar radiation ((mmHg perhari)
r = reflection coefficient of surface
(1 – r) = penyerapan radiasi
k = roughness of the evaporating surface
n/D = ratio of actual to possible hours of bright sunshine (%)
n = lamanya matahari bersinar secara nyata
D = lamanya matahari bersinar secara maksimal
U2 = kecepatan angin pada ketinggian 2 m diatas permukaan tanah (mile/hari)
T = temperatur udara rata-rata (°C)

Dari empat metode yang dikembangkan untuk menghitung kebutuhan air secara
langsung yaitu hasil pada tabel berikut (Hansen, 1992. Buku Irigasi Bangunan Air).

Tabel 3.6 Perbandingan perhitungan ET dari beberapa metode.


Perhitungan ET
Dibandingkan dengan
Metode harian rata – rata
Blaney – Criddle
(mm/hr)
Metode Penman yang dimodifikasi 5,4 81%
Metode Hargreaves 6,1 90%
Metode Jensen – Haise 6,8 100%
Metode Blaney – Criddle yang
6,8 100%
dimodifikasi
Sumber: Hansen,1992.Buku Irigasi Bangunan Air

3.2.9 Koefisien tanaman (kc)


Besarnya koefisien tanaman (kc), menurut Edisono dkk. dalam bukunya Irigasi dan
Bangunan Air, 1987 sesuai dengan Standar Perencanaan Irigasi harga koefisien tanaman
disajikan seperti dalam Tabel 3.7 untuk padi varietas unggul dan biasa menurut Nedeco dan
FAO sedangkan untuk beberapa macam tanaman lainnya disajikan dalam Tabel 3.7 sesuai
dengan umur tanaman. (Edison,1967 Buku Bangunan Air)

Page 24
Tabel 3.7 Koefisien tanaman untuk tanaman padi sesuai umurnya
Nedeco / Prosida FAO
Umur tanaman
Varietas Varietas
(bulan) Varietas Biasa Varietas Biasa
Unggul Unggul
0,5 1,20 1,10
1,0 1,20 1,20 1,10 1,10
1,5 1,32 1,27 1,10 1,10
2,0 1,40 1,33 1,10 1,05
2,5 1,35 1,30 1,10 1,05
3,0 1,24 1,30 1,05 0,95
3,5 1,12 0 0,95 0
4,0 0 0
Sumber : Dirjen Pengairan, Dep. PU, 1986

Perlu dicatat bahwa ternyata besarnya Koefisien tanaman menurut Tabel 3.7 sesuai
dengan metode perhitungan rumus ET Penman, sedangkan untuk beberapa macam tanaman
yang lain disajikan dalam Tabel 3.8 koefisien beberapa tanaman menurut Hansen 1992,
sedangkan Tabel 3.9 koefisien beberapa tanaman menurut FAO. Serta dalam Tabel 3.10 nilai
a dan b sesuai phase 1 dan Tabel 3.11 umur phase untuk beberapa jenis tanaman.

Tabel 3.8 Besarnya koefisien tanaman kcuntuk berbagai tanaman


Penanaman sampai perhitungan efektif (%)
Macam Tanaman
10 30 50 70 90 100
Padi-padian 0,16 0,25 0,51 0,82 1,02 1,04
Kedelai 0,20 0,30 0,51 0,76 0,98 1,07
Kacang 0,20 0,31 0,51 0,75 0,97 1,05
Kentang 0,10 0,20 0,41 0,65 0,85 0,91
Jagung 0,20 0,29 0,49 0,72 0,91 0,96
Rumput 0,87 0,87 0,87 0,87 0,87 0,87
Beberapa hari setelah perhitungan efektif (%)
Macam Tanaman
10 30 50 70 90 100
Padi-padian 1,04 0,74 0,19 0,10 0,10 0,10
Kedelai 1,02 0,85 0,59 0,31 0,10 0,10
Kacang 0,98 0,99 0,20 0,10 0,10 0,10
Kentang 0,90 0,75 0,38 0,10 0,10 0,10
Jagung 0,99 0,93 0,68 0,40 0,20 0,17
Rumput 0,87 0,87 0,87 0,87 0,87 0,87
Sumber : Dari tabel 7.2 Koefisien Tanaman Percobaan, KCO Dasar-dasar dan Praktek Irigasi
V.E. Hansen, Erlangga 1992

Page 25
Tabel 3.9 Koefisien untuk beberapa tanaman sesuai dengan metode perhitungan ET menurut FAO

Umur Periode Umur Tanaman


Macam
Tanam
Tanaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
an
Kedelai 85 0,50 0,75 1,00 1,00 0,82 0,45
Jagung 80 0,50 0,59 0,96 1,05 1,02 0,95
Kacang
180 0,30 0,51 0,66 0,85 0,95 0,95 0,95 0,55 0,55
Tanah
Bawang 70 0,50 0,51 0,69 0,90 0,95
Buncis 75 0,50 0,64 0,89 0,95 0,88
Kapas 195 0,50 0,50 0,58 0,75 0,91 1,04 1,05 1,05 1,05 0,78 0,65 0,65 0,65
Sumber : Dirjen Pengairan, Dep. PU . 1986 KP , 01 : hal 172

Tabel 3.10 Nilai a dan b sesuai dengan phase 1

Umur tanaman (hari) Koefisien tanaman (kc)


No. mm/hari mm/hari
Pada phase ke 1
A b a b
1 2 1,049 -0,119 0,714 -0,119
2 4 0,904 -0,216 0,450 -0,216
3 7 0,742 -0,319 0,264 -0,319
4 10 0,580 -0,408 0,155 -0,408
5 20 0,438 -0,455 0,101 -0,455
Sumber : James, 1988

Tabel 3.11 Umur phase untuk beberapa jenis tanaman

Jenis Tanaman
No. Phase Kentang Buncis Gamdum Terigu Jagung Kapas
(Potato) (Beans) (Oat) (Wheat) (Corn) (Cotton)
1 Awal penanam 25 20 15 15 30 30
2 Periode pertumbuhan 30 30 25 30 50 50
3 Masa pemeliharaan 30 40 50 65 60 60
4 Menjelang panen 20 20 30 40 40 55
Umur Tanaman (hari) 105 110 120 150 180 195
Sumber : James, 1988

3.2.9 Perhitungan Data


Perhitungan komponen-komponen yang ada sesuai data, yaitu sebagai berikut :
a. Kecepatan Angin (U2)
Hasilnya dapat di peroleh dengan merata–ratakan data kecepatan angin per- bulannya
Untuk bulan Januari = jumlah kecepatan angin pada bulan Januari /jumlah data
= 42/10
= 4,2 knot
= 4,2 x 1,151 x 24
= 116 mile/hari

Page 26
Tabel 3.12 Arah dan Kecepatan Angin (mile/hr)

BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
TAHUN
1996 5 5 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5
1997 6 6 5 5 5 6 6 5 6 5 5 5
1998 5 5 5 5 5 4 5 6 5 5 5 5
1999 5 5 5 6 6 6 5 5 5 5 6 5
2000 5 5 6 5 5 5 6 6 6 5 5 5
2001 5 6 5 5 5 5 6 7 6 5 6 6
2002 5 5 5 5 5 6 6 7 7 6 6 5
2003 6 5 5 5 6 6 6 6 6 6 5 6
2004 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 5 6
2005 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 5 6
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkanbun,2005

Tabel 3.13 Data Arah Dan Kecepatan Angin Rata-Rata Bulanan (U2) (-1)

BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
TAHUN
1996 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 4,0 4,0 4,0
1997 5,0 5,0 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 4,0 5,0 4,0 4,0 4,0
1998 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3,0 4,0 5,0 4,0 4,0 4,0 4,0
1999 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 5,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5,0 4,0
2000 4,0 4,0 5,0 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 5,0 4,0 4,0 4,0
2001 4,0 5,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5,0 6,0 5,0 4,0 5,0 5,0
2002 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 6,0 6,0 5,0 5,0 4,0
2003 5,0 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4,0 5,0
2004 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4,0 5,0
2005 4,0 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4,0 5,0
Σ 42,0 42,0 41,0 41,0 43,0 45,0 47,0 50,0 49,0 44,0 43,0 44,0
Rata-Rata 4,2 4,2 4,1 4,1 4,3 4,5 4,7 5,0 4,9 4,4 4,3 4,4
U2 116,0 116,0 113,2 113,2 118,8 124,3 129,8 138,1 135,3 121,5 118,8 121,5
Sumber: Data Hasil Perhitungan

Page 27
b. Temperatur (T)
Hasil diperoleh dari rata–rata data temperatur udara per bulannya.
Untuk bulan Januari = jumlah temperatur pada bulan Januari / jumlah data
= 282,1/10
= 28,21 °C

Tabel 3.14 Data temperatur Udara(oC)

BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
TAHUN
1996 25,9 25,9 27,6 26,8 27,2 26,7 26,2 25,7 26,5 25,9 26,5 25,9
1997 26,4 26,2 26,9 26,4 26,9 27 25,9 26,2 25,7 26,2 26,5 27
1998 26,8 27,3 26,9 27,3 27,5 26,9 26,7 26,2 26 26,7 26,1 26
1999 25,7 26,4 26,3 26 26,4 26,2 25,5 25,7 25,8 26,2 25,9 25,8
2000 25,5 26,3 26,7 26,2 26,9 26,2 25,9 26,2 26,6 26,4 26,4 26,4
2001 26,2 26,5 26,4 26,5 27,4 26,6 26,5 26,6 26,8 26,6 26,2 26
2002 26,3 26,9 26,6 26,5 27,4 26,4 27 26,2 26,2 26,8 26,3 26,6
2003 26,4 26,5 26,5 26,5 27,2 27,9 26 26,4 26,7 26,6 26,1 26,1
2004 26,3 26,5 26,5 27 27,3 26,5 25,8 23,6 26,7 26,7 26,8 26,1
2005 26,6 26,4 26,7 26,3 27,1 26,9 26,1 24,3 26,8 26,4 26,8 26,1
Sumber: Badan Meteorologi Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun

Tabel 3.15 Data temperatur Udara(oC) (+2)

BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
TAHUN
1996 27,9 27,9 29,6 28,8 29,2 28,7 28,2 27,7 28,5 27,9 28,5 27,9
1997 28,4 28,2 28,9 28,4 28,9 29,0 27,9 28,2 27,7 28,2 28,5 29,0
1998 28,8 29,3 28,9 29,3 29,5 28,9 28,7 28,2 28,0 28,7 28,1 28,0
1999 27,7 28,4 28,3 28,0 28,4 28,2 27,5 27,7 27,8 28,2 27,9 27,8
2000 27,5 28,3 28,7 28,2 28,9 28,2 27,9 28,2 28,6 28,4 28,4 28,4
2001 28,2 28,5 28,4 28,5 29,4 28,6 28,5 28,6 28,8 28,6 28,2 28,0
2002 28,3 28,9 28,6 28,5 29,4 28,4 29,0 28,2 28,2 28,8 28,3 28,6
2003 28,4 28,5 28,5 28,5 29,2 29,9 28,0 28,4 28,7 28,6 28,1 28,1
2004 28,3 28,5 28,5 29,0 29,3 28,5 27,8 25,6 28,7 28,7 28,8 28,1
2005 28,6 28,4 28,7 28,3 29,1 28,9 28,1 26,3 28,8 28,4 28,8 28,1

Σ 282 285 287 286 291 287 282 277 284 285 284 282
Rata-rata 28,21 28,49 28,71 28,55 29,13 28,73 28,16 27,71 28,38 28,45 28,36 28,20

Sumber: Data Hasil Perhitungan

Page 28
c. Kelembapan Udara (Rh)
Caranya sama seperti diatas, yaitu dengan merata–ratakan data per-sentase
kelembaban udara per bulannya.
Untuk bulan Januari = jumlah kelembaban udara pada bulan Januari / jumlah data
= 866 /10
= 86,6 %

Tabel 3.15 Data Kelembapan Udara (Rh dalam %)


BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
TAHUN
1996 86,0 87,0 86,0 84,0 82,0 84,0 83,0 85,0 83,0 86,0 84,0 85,0
1997 83,0 83,0 86,0 86,0 83,0 80,0 82,0 77,0 79,0 83,0 86,0 83,0
1998 87,0 86,0 88,0 87,0 87,0 87,0 85,0 87,0 87,0 86,0 88,0 87,0
1999 86,0 85,0 86,0 86,0 86,0 85,0 85,0 83,0 84,0 86,0 88,0 88,0
2000 87,0 84,0 83,0 90,0 89,0 89,0 88,0 88,0 87,0 90,0 88,0 87,0
2001 83,0 82,0 84,0 84,0 82,0 84,0 83,0 79,0 82,0 84,0 84,0 85,0
2002 85,0 82,0 87,0 88,0 84,0 86,0 79,0 79,0 81,0 81,0 86,0 86,0
2003 85,0 86,0 86,0 87,0 84,0 81,0 82,0 81,0 82,0 85,0 87,0 88,0
2004 88,0 86,0 87,0 86,0 84,0 83,0 86,0 78,0 77,0 83,0 86,0 88,0
2005 86,0 88,0 87,0 89,0 85,0 85,0 85,0 83,0 81,0 86,0 87,0 88,0
rata-rata 85,6 84,9 86,0 86,7 84,6 84,4 83,8 82,0 82,3 85,0 86,4 86,5
Sumber: Badan Meteorologi Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun

Tabel 3.15 Data Kelembapan Udara (Rh dalam %) (+1)


BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
TAHUN
1996 87,0 88,0 87,0 85,0 83,0 85,0 84,0 86,0 84,0 87,0 85,0 86,0
1997 84,0 84,0 87,0 87,0 84,0 81,0 83,0 78,0 80,0 84,0 87,0 84,0
1998 88,0 87,0 89,0 88,0 88,0 88,0 86,0 88,0 88,0 87,0 89,0 88,0
1999 87,0 86,0 87,0 87,0 87,0 86,0 86,0 84,0 85,0 87,0 89,0 89,0
2000 88,0 85,0 84,0 91,0 90,0 90,0 89,0 89,0 88,0 91,0 89,0 88,0
2001 84,0 83,0 85,0 85,0 83,0 85,0 84,0 80,0 83,0 85,0 85,0 86,0
2002 86,0 83,0 88,0 89,0 85,0 87,0 80,0 80,0 82,0 82,0 87,0 87,0
2003 86,0 87,0 87,0 88,0 85,0 82,0 83,0 82,0 83,0 86,0 88,0 89,0
2004 89,0 87,0 88,0 87,0 85,0 84,0 87,0 79,0 78,0 84,0 87,0 89,0
2005 87,0 89,0 88,0 90,0 86,0 86,0 86,0 84,0 82,0 87,0 88,0 89,0

Σ 866 859 870 877 856 854 848 830 833 860 874 875
Rata-rata 86,6 85,9 87,0 87,7 85,6 85,4 84,8 83,0 83,3 86,0 87,4 87,5

Page 29
d. Nilai Tekan Uap Jenuh Pada Suhu Rata-Rata (ea)
Ketentuan ∆ mmHg, σT4 dan ea berdasarkan suhu dapat diliat pada Tabel 3.16
berikut.

Tabel 3.16 Ketentuan Nilai ∆ mmHg, σT4 dan ea, Sesuai Temperatur Bulanan

Temp
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
˚C
∆mmHg 0,34 0,39 0,43 0,48 0,54 0,60 0,67 0,75 0,83 0,92 1,01
σT4 12,90 13,30 13,70 14,50 14,80 14,90 15,40 15,80 16,20 16,70 17,10
Ea 9,21 10,50 12,00 13,60 15,50 17,50 19,80 22,40 25,20 28,30 31,80

Sumber : Dirjen Pengairan, Dep. PU, 1986

Tabel 3.17 Hasil Interpolasi Diperoleh Nilai ∆ mmHg, σT4 dan ea, Sesuai Temperatur Bulanan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
Temp
28,21 28,49 28,71 28,55 29,13 28,73 28,16 27,71 28,38 28,45 28,36 28,20
⁰C
Δ
0,929 0,942 0,952 0,945 0,971 0,953 0,927 0,862 0,937 0,94 0,936 0,929
mmHg
σT⁴ 16,75 16,82 16,88 16,84 16,98 16,88 16,74 16,38 16,8 16,81 16,79 16,75
Ea 28,67 29,16 29,54 29,26 30,28 29,58 28,58 26,3 28,97 29,09 28,93 28,65

Contoh :
Pada bulan Januari, diambil nilai rata–rata temperaturnya sekitar 28,21 O C. Kemudian
diubah satuannya ke mmHg. Apabila tidak terdapat pada tabel seperti diatas, maka digunakan
rumus Interpolasi.
X1 = 28,30 Y1 = 28 Y = 28,21
X2 = 31,80 Y2 = 30
Maka :
(Y  Y1 )
X  X1 (X 2  X1)
(Y2  Y1 )
(28,21  28)
 28,3   (31,80  28,30)
(30  28)
ea = 28,67 mmHg

Page 30
e. Lama matahari bersinar (n/D)
Hasil didapat dengan merata–ratakan data presentase lama matahari bersinar
perbulannya.
Untuk bulan Januari = jumlah lama matahari bersinar pada bulan januari / jumlah data
= 470/10
= 47%
Tabel 3.18 Data Persentase Lama Matahari Bersinar Bulanan rata-Rata, Dalam %

BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
TAHUN
1996 52,0 54,0 56,0 70,0 78,0 72,0 77,0 63,0 52,0 53,0 64,0 44,0
1997 62,0 60,0 75,0 60,0 77,0 84,0 76,0 87,0 27,0 10,0 36,0 55,0
1998 54,0 56,0 34,0 34,0 58,0 59,0 70,0 64,0 64,0 56,0 51,0 54,0
1999 43,0 59,0 52,0 72,0 53,0 76,0 73,0 72,0 67,0 55,0 55,0 39,0
2000 35,0 47,0 59,0 56,0 69,0 54,0 63,0 63,0 72,0 61,0 58,0 55,0
2001 52,0 51,0 57,0 52,0 59,0 67,0 71,0 81,0 59,0 55,0 56,0 49,0
2002 43,0 63,0 55,0 56,0 68,0 54,0 84,0 83,0 51,0 57,0 44,0 46,0
2003 47,0 44,0 49,0 50,0 66,0 79,0 70,0 67,0 61,0 54,0 47,0 41,0
2004 49,0 56,0 59,0 60,0 68,0 73,0 54,0 91,0 69,0 66,0 51,0 40,0
2005 63,0 54,0 60,0 49,0 70,0 71,0 63,0 67,0 63,0 52,0 53,0 44,0
∑ 500,0 544,0 556,0 559,0 666,0 689,0 701,0 738,0 585,0 519,0 515,0 467,0
rata-
50,0 54,4 55,6 55,9 66,6 68,9 70,1 73,8 58,5 51,9 53,0 46,7
rata
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun

Tabel 3.19 Data Persentase Lama Matahari Bersinar Bulanan rata-Rata, Sesuai
Ketentuan (-2) , Dalam %

BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
TAHUN
1996 49,0 51,0 53,0 67,0 75,0 69,0 74,0 60,0 49,0 50,0 61,0 41,0
1997 59,0 57,0 72,0 57,0 74,0 81,0 73,0 84,0 84,0 7,0 33,0 52,0
1998 51,0 53,0 31,0 31,0 55,0 56,0 67,0 61,0 61,0 53,0 48,0 51,0
1999 40,0 56,0 49,0 69,0 50,0 73,0 70,0 69,0 64,0 52,0 52,0 36,0
2000 32,0 44,0 56,0 53,0 66,0 51,0 60,0 60,0 69,0 58,0 55,0 52,0
2001 49,0 48,0 54,0 49,0 56,0 64,0 68,0 78,0 56,0 52,0 53,0 46,0
2002 40,0 60,0 52,0 53,0 65,0 51,0 81,0 80,0 48,0 54,0 41,0 43,0
2003 44,0 41,0 46,0 47,0 63,0 74,0 67,0 64,0 58,0 51,0 44,0 38,0
2004 46,0 53,0 56,0 57,0 65,0 70,0 51,0 88,0 66,0 63,0 48,0 37,0
2005 60,0 51,0 57,0 46,0 67,0 68,0 60,0 64,0 60,0 49,0 50,0 41,0
∑ 470,0 514,0 526,0 529,0 636,0 657,0 671,0 708,0 615,0 489,0 485,0 437,0
rata-
47,0 51,4 52,6 52,9 63,6 65,7 67,1 70,8 61,5 48,9 53,0 43,7
rata

Page 31
Radiasi Matahari dihitung sesuai lokasi, pada Lintang Utara atau Lintang Selatan,
lokasi Pangkalanbun pada 2°35’ sehingga perhitungan nilai RA tersaji dalam Tabel 3.20
sesuai ketentuannya.

Tabel 3.20 Hasil Perhitungan Solar Radiation (RA) sesuai lokasi


LU/LS Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
10o 12.8 13.9 14.8 15.2 15 14.8 14.8 15 14.9 14.41 13.1 12.4
5o 13.7 14.5 15 15 14.5 14.1 14.2 14.6 14.9 14.6 13.9 13.4
0o 14.5 15 15.2 14.7 13.9 13.4 13.5 14.2 14.9 15 14.6 14.3
5o 15.2 15.4 14.2 14.3 13.2 12.5 12.7 13.6 14.7 15.2 15.2 15.1
10o 15.8 15.7 15.1 13.8 13.4 11.6 11.9 13 14.4 15.2 15.7 15.8

Pada 2°
atau 2,583°
LS 35´
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
14.09 14.74 15.10 14.85 14.21 13.76 13.86 14.41 14.90 14.79 14.24 13.84

Perhitungan Evapotranspirasi bulanan, seperti yang tersaji dalam Tabel 3.21. Harga
ETo dipergunakan untuk menghitung IR (Irigation Requirement) atau dapat diinterpretasikan
sebagai LP (Land Preperation) tersaji dalam Tabel 3.2. Lebih lanjut dapat dihitung kc
(Koefisien tanaman), sesuai ketentuan dengan lama pengerjaan tanah (Lama penggarapan
tanah) yaitu 30 hari.

f. Solar Radiation (RA)


Hasil di dapat dari tabel ”Midmonthly Intensity Of Solar Radiation (RA) On A
Horizontal Surface”. Di mana daerah pengamatan yaitu Pangkalan Bun berada di 2°35’ LS=
2,538° pada bulan Janurai, karena derajat tersebut tidak terdapat dalam tabel maka dicari
dengan cara interpolasi.
X1 = 14,5 Y1 = 0 Y = 2,538
X2 = 15,8 Y2 = 10
Maka :
(Y  Y1 )
X  X1   ( X 2  X1)
(Y2  Y1 )
(2,538  0)
 14,5   (15,8  14,5)
(10  0)
RA = 14,836 mmHg/hari

Page 32
g. Black body radiation pada temperatur udara rata-rata, dalam mmH2O/hari (σT4)
Dengan menggunakan tabel Value of σT4 in the Penman equation. Data temperatur
rata-rata pada bulan Januari adalah 28,21°C, maka harus di ganti nilainya ke °F.
Digunakan tabel untuk mencari σT4 , dengan cara interpolasi sehingga diperoleh:
X1 = 16,7 Y1 = 28 Y = 28,21
X2 = 17,1 Y2 = 30
(Y  Y1 )
Maka : X  X 1   ( X 2  X1)
(Y2  Y1 )

(28,21 – 28)
= 16,7 + x (17,1 - 16,7)
(30 – 28)

σT4 = 16,75 mm/hari


1. Nilai tekanan uap sebenarnya/actual (ed)
Dengan menggunakan rumus : Rh x ea
Untuk bulan Januari diketahui Rh = 86,6 % dan ea =28,67 mmHg.
Sehingga di peroleh hasil: ed = 86,6% x 28,67 = 24,83 mmHg.

2. H1 Didapat dengan rumus ;


H1 = RA ( 1- r ) (0,18 + 0,55 n/D)
Untuk bulan Januari di ketahui ; RA = 14,836 mmHg/hari; r = 25 % = 0,25 ;
n/D = 47 % = 0,47
Maka : H1 = 14,836x((1- 0,25)x(0,18+(0,55x0,47))) = 4,88

3. H2 didapat dengan rumus :


H2 = σT4 (0,56 - 0,092 (ed1/2 ))(0,10+0,90n/D)
Untuk bulan Januari, diketahui : σT4 = 16,75; ed = 24,83 dan n/D= 47 %= 0,47
Maka :
H2 = 16,75 (0,56-(0,092x24,831/2))(0,10+(0,90x0,47)) = 1,31

4.Nilai slope (lengkung) tekanan uap pada temperatur udara rata-rata (Δ)
Dari grafik temperature versus Δ in the penmann equation. Pada bulan januari rata-rata
temperatur yang telah diketahui yaitu 28,21 °C. Maka untuk memperoleh nilai slope
dapat menggunakan grafik yang ada atau agar ebih akuratnya dapat menggunakan
metode interpolasi yaitu sebagai berikut:

Page 33
X1 = 0,92 Y1 = 28 Y = 28, 21
X2 = 1,01 Y2 = 30

Maka :
Y- Y1
X = X1 + [ x (X2 – X1) ]
Y2 – Y1

( 28, 21 – 28)
= 0,92 + [ x ( 1,01-0,92 ) ]
(30 – 28)
Δ = 0,84 mmHg

5. Nilai k didapat penyederhanaan dari rumus:


Ea = 0,35 (ea – ed ) (k + 0,012 U2 )
Ea
k = - 0,012 xU 2
0,35(ea  ed )
3,22
k = - 0,012 x116 = 1
0,35(28,670  24,828)

6. Evaporasi, dengan satuan mmH2O/hari (Ea)


Di dapat dengan Rumus :
Ea = 0,35 (ea – ed ) (k + 0,012 U2 )
Di mana : k = 1
Untuk bulan Januari diketahui : ea = 28,670; ed = 24,828; U2= 116 mile/hari
Maka :
Ea = 0,35 (28,67-24,828)(1+(0,012x116)) = 3,22 mm/hari

7. Nilai F1
Untuk mendapatkan nilai F1 digunakan rumus :

F1 = Δ.σT4 (0,56-0,092√ed)
Δ +0.27
0,84x16,75(0,56-0,092√24,828)
= 0,84 +0.27

Page 34
= 1,891

8. Nilai F2 didapat menggunakan rumus sebagai berikut :

F2 = Δ (0,18+0,55n/D)
Δ +0,27
0,84(0.18+(0.55x0,47))
=
0,84+0,27

= 0,332
9. Nilai F3
Nilai F3 didapat menggunakan rumus baku yaitu :

F3 = 0,27x0,35(ea-ed)
Δ +0,27

= 0,27x0,35(28,67-24,828)
0,84 +0,27
= 0,327

16. Nilai k didapat dari penyederhaan dari rumus :


Setelah semua data telah didapat maka diperoleh nilai Eto dengan rumus:
ETo = - F1 ( 0.10 + 0.90 n/D ) + F2 x RA ( 1- r ) + F3 ( k + 0.01 U2 )................... (3.21)
Untuk bulan Januari di ketahui:
F1 = 1,891
F2 = 0,332
F3 = 0,327
n/D = 47% = 0,47
RA = 14,836
r = 25% = 0,25
k =1
U2 = 116
Maka nilai Eto untuk bulan Januari:
ETo = -1,835 (0,10 + 0,90 x 0,47) + 0,332 x 14,836 (1–0,25) + 0,327 (1+ 0,01 x 116)
= 3,392 mm/hari

Page 35
Tabel 3.21 Perhitungan Besarnya Evapotranspirasi

Satuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
No Uraian
Hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
1 Temperatur (T) ˚C 28,21 28,49 28,71 28,55 29,13 28,73 28,16 27,71 28,38 28,45 28,36 28,20
2 Temperatur (T) K 301,210 301,490 301,710 301,550 301,130 301,730 301,160 301,710 301,380 301,450 301,360 301,200
3 kec. Angin (U2) mil/hr 171,27 171,27 168,51 168,51 174,03 179,56 185,08 193,37 190,61 176,79 174,03 176,79
kelembapan
5 % 0,866 0,859 0,870 0,877 0,856 0,854 0,848 0,830 0,833 0,860 0,874 0,875
udara (RH)
6 n/D % 0,47 0,514 0,526 0,529 0,636 0,657 0,671 0,708 0,615 0,489 0,530 0,437
7 ea mmH2O/day 28,670 29,160 29,540 29,260 30,280 29,580 28,580 26,300 28,970 29,090 28,930 28,650
8 r = 25% 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
9 RA mmHg/day 14,836 15,181 15,174 14,468 13,513 12,935 13,087 13,890 14,771 15,077 14,884 14,687
10 σT⁴ mm/hr 16,75 16,82 16,88 16,84 16,98 16,88 16,74 16,38 16,8 16,81 16,79 16,75
11 ed mmHg 24,828 25,048 25,700 25,661 25,920 25,261 24,236 21,829 24,132 25,017 25,285 25,069
12 ∆ mmHg 0,839 0,852 0,861 0,854 0,880 0,862 0,837 0,816 0,847 0,850 0,846 0,836
13 F1 1,891 1,906 1,918 1,909 1,939 1,918 1,889 1,837 1,901 1,904 1,889 1,891
14 F2 0,332 0,351 0,357 0,358 0,405 0,412 0,415 0,428 0,393 0,341 0,357 0,318
15 F3 0,327 0,346 0,321 0,303 0,358 0,361 0,371 0,389 0,409 0,344 0,309 0,305
16 Eto mm/ hari 3,392 3,657 3,630 3,408 3,564 3,457 3,572 4,003 4,051 3,567 3,549 3,230
17 Eto mm/ bulan 105,140 102,383 112,543 102,231 110,487 103,698 110,732 124,105 121,532 115,113 106,477 100,123

Keterangan :
U2 = kecepatan angin dalam mil per hari. (1knot = 1,151) n/D = intensitas matahari rata-rata bulanan (%)
T = temperatur udara rata-rata dalam ˚C r = relection coeffient of surface 25%
T (˚K) = temperatur udara rata-rata dalam ˚K RA = solar radiation dinyatakan dalam mmHg per hari (lampiran)
RH = kelembaban rata-rata bulanan σT⁴ = black body radiation pada temperatur udara rata-rata, dalam H2O
Ea = tekanan uap aktual, dalam mmHg (lampiran) ed = tekan uap aktual
∆ = slope (lengkung) tekanan uap pada temperatur udara rata-rata dalam mmHg
(lampiran)

Page 36
3.2.8 Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan ( IR )
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (IR atau Irrigation Requirement atau Land
Preparation) umumnya menentukan kebutuhan maksimum air irigasi pada suatu proyek. Faktor-
faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah:
a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan penyiapan lahan.
b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan.
Untuk perhitungan air irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode yang dikembangkan
oleh Van de Goor dan Zijltra, metode tersebut didasarkan pada laju air konstan selama periode
penyiapan lahan dan menghasilkan rumus sebagai berikut:

M.ek
` IR = ........................................................................................................ (3.22)
( ek – 1 )

M = 1,1ETo + P ......................................................................................................... (3.23)

MT
k = ...................................................................................................................... (3.24)
S
Keterangan:
IR = kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hr)
M = kebutuhan air untuk menggantikan kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah
yang sudah jenuh (mm/hr)
Eo = Evaporasi di daerah terbuka yang diambil 1,1 Eto selama penyiapan lahan (mm/hr)
P = harga perkolasi 2 mm - 6 mm (diambil 2 mm).
T = jangka waktu penyiapan lahan (30 hari)
S = kebutuhan air untuk penjenuhan (300 mm)
e = bilangan dasar,eksponensial (2,718281828)

Perhitungan komponen–komponen yang ada sesuai dengan data yang ada yaitu sebagai
berikut:
a. ETo diambil dengan satuan mm/hari.
b. P merupakan harga perkolasi 2 mm/hari sampai 6 mm/hari (diambil 2 mm/hari).
c. Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di
sawah yang sudah jenuh (M) dalam mm/hari. Di dapat dengan rumus :
M = 1,1xETo + P

Page 37
Untuk bulan Januari diketahui : ETo = 3,392 mm/hari, dan P = 2 mm/hari maka di dapat
nilai:
M = [1,1x 3,392] + 2
= 5,731 mm/hari
4. k di dapat dengan rumus :
MT
k = ............................................................................................................ (3.26)
S
untuk bulan Januari, diketahui M = 5,731 mm/hari ; T diambil 30 hari ; S diambil 300 mm.
maka :
5,731×30
k = = 0,573
300
5. ek untuk bulan Januari diketahui k = 0,573 ; dan e merupakan bilangan dasar =
2,718281828.
Maka : ek = (2,718281828 )0,573
= 1,774
6. IR (Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ) dalam mm/hari
Untuk bulan Januari diketahui M = 5,731 dan ek = 1,774 maka di dapat nilai:

5,731 x 1,774
IR = (1,802 – 1)

= 13,138 mm/ hari

Tabel 3.22 Perhitungan Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan


Bulan Eto P Eo M k ek IR
Januari 3,392 2 3,731 5,731 0,573 1,774 13,138
Februari 3,657 2 4,022 6,022 0,602 1,826 13,312
Maret 3,630 2 3,993 5,993 0,599 1,821 13,294
April 3,408 2 3,748 5,748 0,575 1,777 13,148
Mei 3,564 2 3,920 5,920 0,592 1,808 13,251
Juni 3,457 2 3,802 5,802 0,580 1,786 13,180
Juli 3,572 2 3,929 5,929 0,593 1,809 13,256
Agustus 4,003 2 4,404 6,404 0,640 1,897 13,541
September 4,051 2 4,456 6,456 0,646 1,907 13,573
Oktober 3,567 2 3,924 5,924 0,592 1,808 13,253
November 3,549 2 3,904 5,904 0,590 1,805 13,241
Desember 3,230 2 3,553 5,553 0,555 1,742 13,032

Page 38
3.2.9 Curah Hujan Efektif
Hujan efektif adalah curah hujan yang secara efektif dapat dimanfaatkan oleh tanaman
untuk irigasi padi curah hujan efektif bulanan diambil 70% dari curah hujan rata–rata tengah
bulanan dengan kemungkinan tidak terpenuhi 20%. Hal di atas dilakukan dengan mengingat
tidak seluruh hujan yang jatuh meresap kedalam tanah dan dimanfaatkan oleh tanaman, tetapi
menjadi air permukaan (run off).
Re = 0,7 x R80
Keterangan:
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
R80 = curah hujan rata–rata tengah bulanan dengan kemungkinan tidak terpenuhi
Besarnya R80 dihitung sebagai berikut :
1. Data curah hujan diurutkan dari terbesar ke terkecil (atau sebaliknya)
2. R80 ditentukan dengan memilih ranking ke (n/5+1) dari urutan terkecil, dengan n periode
lamanya pengamatan.
Sedangkan untuk irigasi tanaman palawija (kedelai), curah hujan efektif ditentukan oleh
curah hujan rata–rata bulanan dengan kemungkinan terpenuhi 50% yang dihubungkan dengan
evapotranspirasi rata–rata bulanan.

Tabel 3.23 Data Curah Hujan Maksimal 10 Tahun Terakhir

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm Mm
1996 44,0 62,0 107,0 26,0 41,0 47,0 72,0 55,0 47,0 50,0 43,0 81,0
1997 41,0 31,0 49,0 54,0 52,0 34,0 61,0 11,4 78,4 79,0
1998 38,0 86,0 97,0 78,0 42,0 64,0 109,0 80,0 43,0 47,0 35,0 27,0
1999 34,0 50,3 30,6 78,8 52,0 27,4 52,4 60,7 115,0 84,2 62,6 51,8
2000 45,4 58,3 64,2 47,0 40,6 57,0 118,3 41,2 60,7 63,9 151,2 57,0
2001 65,0 27,1 59,3 93,6 36,0 58,5 22,4 14,6 70,6 69,0 42,9 53,6
2002 119,7 31,0 119,1 74,1 39,2 43,6 8,6 30,2 58,6 53,8 74,0 100,4
2003 37,0 73,5 113,6 122,5 68,1 78,9 58,3 47,9 9,0 72,3 45,7 39,4
2004 68,0 29,6 57,7 76,2 83,0 45,6 49,8 40,0 54,0 60,8 41,6
2005 24,6 58,2 71,6 81,0 60,6 14,4 40,0 40,5 89,9 35,5 103,6 37,0
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun

Page 39
Tabel 3.24 Data Curah Hujan Maksimal 10 Tahun Terakhir (Berurutan)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
mm mm mm Mm mm mm mm mm mm mm mm Mm
1996 24,6 27,1 30,6 26,0 36,0 14,4 8,6 14,6 9,0 11,4 35,0 27,0
2000 34,0 29,6 49,0 47,0 39,2 27,4 22,4 30,2 40,0 35,5 42,9 37,0
1997 37,0 31,0 57,7 54,0 40,6 34,0 40,0 40,5 43,0 47,0 43,0 39,4
2002 38,0 31,0 59,3 74,1 41,0 43,6 49,8 41,2 47,0 50,0 45,7 41,6
2004 41,0 50,3 64,2 76,2 42,0 45,6 52,4 47,9 58,6 53,8 60,8 51,8
1998 44,0 58,2 76,1 78,0 52,0 47,0 58,3 55,0 60,7 54,0 62,6 53,6
1999 45,4 58,3 97,0 78,8 52,0 57,0 61,0 60,7 70,6 63,9 74,0 57,0
2005 65,0 62,0 107,0 81,0 60,6 58,6 72,0 80,0 89,9 69,0 78,4 79,0
2001 68,0 73,5 113,6 93,8 68,1 64,0 109,0 115,0 72,3 103,6 81,0
2003 119,7 86,0 119,1 122,5 83,0 78,9 118,3 84,2 151,2 100,4
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun

Tabel 3.25 Curah Hujan Harian Pada Tahun 2005

Tgl Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
mm mm mm mm Mm mm mm mm Mm mm mm mm
1 0,50 2,10 23,60 4,40 - - 22,20 2,40 - - 103,60 10,00
2 - 3,60 - 34,20 - - - - - - 4,60 -
3 - 2,60 0,60 - - - - 30,00 - - 33,20 23,40
4 1,40 4,70 13,00 9,70 1,60 - - - - - 21,60 3,40
5 - - 3,80 - 15,40 10,20 8,40 - - 5,50 19,50 -
6 - 1,20 0,60 66,60 0,60 - - - - 18,10 - 16,70
7 3,40 1,00 - 5,80 1,00 - 5,20 1,00 0,90 - 3,50 -
8 - 1,70 - 7,00 - - 3,90 - - 2,50 - -
9 10,40 - - - - - - - - - - 4,20
10 - 0,10 35,80 15,40 2,50 - - - - - 35,30 5,90
11 - 54,40 - 12,20 - - 31,00 - - 28,00 - -
12 - 4,00 - 4,00 3,00 - 1,20 - - 35,50 5,90 28,30
13 1,00 58,20 4,80 - 2,40 14,40 1,70 - - 8,20 1,60 19,60
14 1,40 34,00 4,60 12,00 - - - - - 1,00 - 5,60
15 2,60 6,80 2,20 - - 1,30 11,60 - - 3,00 2,50 7,00
16 3,20 - - - 60,60 - 40,00 40,50 - 8,30 - 2,40
17 2,20 1,40 - - - - 21,60 - - 1,30 0,80 -
18 - 0,80 - 0,40 - 13,00 3,00 2,00 2,00 9,20 1,40 1,40
19 3,00 4,40 6,90 21,00 - - - - - 6,30 9,00 10,40
20 3,60 14,80 21,60 - - 1,60 4,20 1,20 - 7,60 12,40 8,00
21 13,20 20,80 12,00 - 19,20 - 1,40 6,20 48,40 7,50 22,70 37,00
22 5,10 0,60 1,00 81,00 33,80 6,20 0,50 18,00 - 4,20 2,10 10,80
23 - 8,20 2,00 - - - - 15,80 - 1,00 - 1,00
24 6,20 - 56,80 3,20 - 3,60 - - - 26,10 7,20 1,40
25 13,40 - 19,40 - 13,20 - - - 2,40 - 13,40 6,20
26 15,60 - - - - - - - 11,20 - 38,10 -
27 - 39,60 12,40 82,20 - - - - 0,60 23,80 46,40 5,50
28 - 2,50 0,40 0,80 - 6,40 - - 9,60 2,40 20,40 6,00
29 - - 1,70 42,80 - 0,80 - - 89,80 11,00 19,70 17,60
30 1,20 - 1,80 3,00 - - - 8,30 - 14,40 2,70 2,60
31 24,60 - 71,60 - 8,20 - - - - 2,80 - -

Page 40
Tabel 3.25 Curah Hujan Harian Pada Tahun 2005 (lanjutan)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
mm mm mm mm Mm mm mm mm Mm mm mm mm
MAX I 10,40 58,20 35,80 66,60 15,40 14,40 31,00 30,00 0,90 35,50 103,60 28,30
MAX II 24,60 39,60 71,60 82,20 60,60 13,00 40,00 40,50 89,80 26,10 46,40 37,00
ΣI 20,70 174,40 89,00 171,30 26,50 25,90 85,20 33,40 0,90 101,80 231,30 124,10
Σ II 91,30 93,10 207,60 234,40 135,00 31,60 70,70 92,00 164,00 125,90 196,30 110,30
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun

Tabel 3.26 Curah Hujan Efektif ( Re ) untuk Tanaman Padi

R maks Re R80 (n/5+1) R80 (n/5+1) Re=0.7xR80


Bulan R (max)
Th 2005 (mm/hari} (mm/bulan) (mm/hari) (mm/hari)
1 10,40 10,40 0,4853 37.0 1.194 0.835
Jan
2 24,60 24,60 1,1480 37.0 1.194 0.835
1 58,20 58,20 2,7160 31.0 1.107 0.775
Feb
2 39,60 39,60 1,8480 31.0 1.107 0.775
1 35,80 35,80 1,6707 57.7 1.861 1.303
Mar
2 71,60 71,60 3,3413 57.7 1.861 1.303
1 66,60 66,60 3,1080 54.0 1.800 1.260
Apr
2 82,20 82,20 3,8360 54.0 1.800 1.260
1 15,40 15,40 0,7187 40.6 1.310 0.917
Mei
2 60,60 60,60 2,8280 40.6 1.310 0.917
1 14,40 14,40 0,6720 34.0 1.133 0.793
Jun
2 13,00 13,00 0,6067 34.0 1.133 0.793
1 31,00 31,00 1,4467 40.0 1.290 0.903
Jul
2 40,00 40,00 1,8667 40.0 1.290 0.903
1 30,00 30,00 1,4000 40.5 1.306 0.915
Agu
2 40,50 40,50 1,8900 40.5 1.306 0.915
1 0,90 0,90 0,0420 43.0 1.433 1.003
Sep
2 89,80 89,80 4,1907 43.0 1.433 1.003
1 35,50 35,50 1,6567 47.0 1.516 1.061
Okt
2 26,10 26,10 1,2180 47.0 1.516 1.061
1 103,60 103,60 4,8347 43.0 1.433 1.003
Nov
2 46,40 46,40 2,1653 43.0 1.433 1.003
1 28,30 28,30 1,3207 39.4 1.271 0.890
Des
2 37,00 37,00 1,7267 39.4 1.271 0.890
Sumber: Data Hasil Perhitungan

Sedangkan untuk irigasi tanaman Palawija (kedelai), curah hujan efektif ditentukan oleh
curah hujan rata-rata bulanan dengan kemungkinan terpenuhi 50% yang dihubungkan dengan
evapotranspirasi rata-rata bulanan.

Page 41
3.2.10 Kebutuhan Air Irigasi untuk Tanaman
Selanjutnya dapat diperhitungkan, kebutuhan air irigasi bila awal tanam pada tanggal 1
Oktober, 16 Oktober, dan 1 November; 16 November , 1 Desember, dan 16 Desember; 1
Januari, 16 Januari, dan 1 Februari. Perhitungan kebutuhan air irigasi dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
NFR = ETc + P + WLR – Re ................................................................. (3.27)
= LP - Re

Keterangan:
IR = LP (Land Preparation) (lt/dt/ha)
P = Besarnya perkolasi tanah, yang diperhitungkan maksimal 6 mm/hr dan paling sedikit 2
mm/hr, diambil P = 2 mm/hr
WLR = Water land Requerement, diberikan setelah 2 bulan setelah pengerjaan tanah. (mm/hr)
ETo = Besarnya evapotranspirasi (mm/hr).
Kc = Koefisien tanaman, sesuai dengan jenis tanaman.
Etc = Pengguaan air konsumtif oleh tanaman. (mm/hr)
Re = Curah hujan efektif.(mm/hr)

Penggantian Lapisan air (WLR) diberikan setelah masa pemupukan selesai, diusahakan
untuk menjadwalkan dan mengganti lapisan air menurut atau sesuai kebutuhan. Apabila tidak
ada penjadwalan, lakukan pergantian sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm/bulan (1,7
mm/hari selama 1 bulan) diberikan 1 bulan setelah tanam dan 2 bulan setelah transplantasi
(Dirjen pengairan, Dep. PU, 1986: hal 165).

Page 42
Tabel 3.27 Nilai Kc untuk tanaman padi jenis varietas unggul

Periode C1 C2 Kc
Oktober 1 LP LP LP
Oktober 2 1.10 LP LP
November 1 1.10 1.10 1,10
November 2 1.05 1.05 1.08
Desember 1 1.05 1.05 1.05
Desember 2 0.95 1.05 1.00
Januari 1 0 0.95 0.475
Januari 2 0 0
Febuari 1 LP LP LP
Febuari 2 1,10 LP LP
Maret 1 1,10 1,10 1,10
Maret 2 1,05 1,10 1,08
April 1 1,05 1,05 1,05
April 2 0,95 1,05 1,00
Mei 1 0 0,95 0,475
Mei 2 0 0
Sumber: Ditjen Pengairan, Dep. PU, 1986
Perhitungan komponen–komponen yang ada sesuai dengan data yang ada yaitu sebagai
berikut:
ETc = Kc . Eto ........................................................................................................... (3.28)
Keterangan:
ETc = penggunaan konsumtif
ETo = evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hr)
Kc = koefisien tanaman
Pada saat penyiapan lahan, beberapa saat awal akan memulai menanam, nilai IR atau LP
yang menggantikan nilai WLR+P dan ETc, sehingga perhitungan menjadi:
NFR = LP – Re ....................................................................................................... (3.29)

Untuk periode masa awal tanam 1 Oktober, pada bulan Oktober 1 diketahui :
ETo = 3,567 mm/hari P = 2 mm/hari
Re = 1,061 mm/hari ETc = IR = 13,253 mm/hari
Maka di dapat nilai :
NFR = LP – Re
= 13,253 – 1,061
12,192
= 12,192 mm/hari =
(86400/ 10000)

= 1,411 lt/dt/ha

Page 43
Untuk periode masa tanam 1 November, pada bulan November 1 diketahui:
ETo = 3,549 mm/hari P = 2 mm/hari
Re = 1,003 mm/hari WLR = 1,7 mm/hari
Maka di dapat :
mm
ETc = 1,10 × 3,549 = 3,904 hr
𝑚𝑚 𝑚𝑚 𝑚𝑚 𝑚𝑚 𝑚𝑚
NFR = 3,904 +2 + 1,7 − 1,003 = 6,641 = 0,764 L/dt/ha
ℎ𝑟 ℎ𝑟 ℎ𝑟 ℎ𝑟 ℎ𝑟

Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel 3.30 Hasil Perhitungan Kebutuhan air
Tanaman (NFR) masa tanam 1 Oktober, 16 Oktober, dan 1 November. Tabel 3.31 Hasil
Perhitungan Kebutuhan air Tanaman (NFR) masa tanam 16 November, 1 Desember, dan 16
Desember serta tabel 3.30 Hasil Perhitungan Kebutuhan air Tanaman (NFR) masa tanam 1
Januari, 16 Januari, dan 1 Februari.

Page 44
Tabel 3.28 Perhitungan kebutuhan air tanaman (NFR) masa tanam 1 Oktober, 16 Oktober dan 1 November

1 Oktober 16 Oktober 1 November


Eto P Re
Bulan Etc WLR NFR NFR Etc WLR NFR NFR Etc WLR NFR NFR
mm/hr mm mm Kc Kc Kc
mm/hr mm/hr mm/hari Lt/dt/ha mm/hr mm/hr mm/hari Lt/dt/ha mm/hr mm/hr mm/hari Lt/dt/ha
Okt 1 3,714 2 1,061 LP 13,349 12,288 1,422
2 3,714 2 1,061 LP 13,349 12,288 1,422 LP 13,349 12,288 1,422
Nov 1 3,601 2 1,003 1,1 3,961 1,7 6,657 0,771 LP 13,275 12,271 1,420 LP 13,275 12,271 1,420
2 3,601 2 1,003 1,075 3,871 1,7 6,567 0,760 1,1 3,961 1,7 6,657 0,771 LP 13,275 12,271 1,420
Des 1 3,361 2 0,890 1,05 3,529 1,7 6,339 0,734 1,075 3,613 1,7 6,423 0,743 1,1 3,697 1,7 6,507 0,753
2 3,361 2 0,890 1 3,361 1,7 6,171 0,714 1,05 3,529 1,7 6,339 0,734 1,075 3,613 1,7 6,423 0,743
Jan 1 3,534 2 0,835 0,475 1,679 2,843 0,329 1 3,534 1,7 6,399 0,741 1,05 3,711 1,7 6,576 0,761
2 3,534 2 0,835 0 0 1,165 0,135 0,475 1,679 2,843 0,329 1 3,534 1,7 6,399 0,741
Feb 1 3,809 2 0,775 LP 13,412 12,637 1,463 0 0 1,225 0,142 0,475 1,809 3,034 0,351
2 3,809 2 0,775 LP 13,402 12,099 1,400 LP 13,402 12,099 1,400 0 0 1,225 0,142
Mar 1 3,794 2 1,303 1,10 4,173 1,7 6,571 0,760 LP 13,402 12,099 1,400 LP 13,402 12,099 1,400
2 3,794 2 1,303 1,08 3,811 1,7 6,251 0,724 1,1 3,900 1,7 6,340 0,734 LP 13,238 11,978 1,386
Apr 1 3,545 2 1,260 1,05 3,723 1,7 6,163 0,713 1,075 3,811 1,7 6,251 0,724 1,1 3,900 1,7 6,340 0,734
2 3,545 2 1,260 1,00 3,708 1,7 6,492 0,751 1,05 3,894 1,7 6,677 0,773 1,075 3,987 1,7 6,770 0,784
Mei 1 3,708 2 0,917 0,48 1,761 2,845 0,329 1 3,708 1,7 6,492 0,751 1,05 3,894 1,7 6,677 0,773
2 3,708 2 0,917 0 0 1,083 0,125 0,475 1,709 2,916 0,338 1 3,599 1,7 6,505 0,753
Jun 1 3,599 2 0,793 0 0 1,207 0,140 0,475 1,709 2,916 0,338
2 3,599 2 0,793 0 0 1,207 0,140
Jul 1 3,712 2 0,903
2 3,712 2 0,903
Ags 1 4,189 2 0,915
2 4,189 2 0,915
Sept 1 4,034 2 1,003
2 4,034 2 1,003

Page 45
Tabel 3.29 Perhitungan kebutuhan air tanaman (NFR) masa tanam 16 November, 1 Desember dan 16 Desember

Eto 16 November 1 Desember 16 Desember


P Re
Bulan Etc WLR NFR NFR Etc WLR NFR NFR Etc WLR NFR NFR
mm mm Kc Kc Kc
mm/hr mm/hr mm/hr mm/hari Lt/dt/ha mm/hr mm/hr mm/hari Lt/dt/ha mm/hr mm/hr mm/hari Lt/dt/ha
Okt 1 3,714 2 1,061
2 3,714 2 1,061
Nov 1 3,601 2 1,003
2 3,601 2 1,003 LP 13,275 12,271 1,420
Des 1 3,361 2 0,890 LP 13,118 12,228 1,415 LP 13,118 12,228 1,415
2 3,361 2 0,890 1,10 3,697 1,7 6,507 0,753 LP 13,118 12,228 1,415 LP 13,118 12,228 1,415
Jan 1 3,534 2 0,835 1,08 3,799 1,7 6,664 0,771 1,10 3,888 1,7 6,752 0,782 LP 13,231 12,396 1,435
2 3,534 2 0,835 1,05 3,711 1,7 6,576 0,761 1,08 3,799 1,7 6,664 0,771 1,10 3,888 1,7 6,752 0,782
Feb 1 3,809 2 0,775 1,00 3,809 1,7 6,734 0,779 1,05 4,000 1,7 6,925 0,801 1,08 4,095 1,7 7,020 0,813
2 3,809 2 0,775 0,48 1,809 3,034 0,351 1,00 3,809 1,7 6,734 0,779 1,05 4,000 1,7 6,925 0,801
Mar 1 3,794 2 1,303 0 0 0,697 0,081 0,48 1,802 2,499 0,289 1,00 3,794 1,7 6,191 0,717
2 3,794 2 1,303 LP 13,402 12,099 1,400 0 0 0,697 0,081 0,48 1,802 2,499 0,289
Apr 1 3,545 2 1,260 LP 13,238 11,978 1,386 LP 13,238 11,978 1,386 0 0 0,740 0,086
2 3,545 2 1,260 1,10 3,900 1,7 6,340 0,734 LP 13,238 11,978 1,386 LP 13,238 11,978 1,386
Mei 1 3,708 2 0,917 1,08 3,987 1,7 6,770 0,784 1,10 4,079 1,7 6,862 0,794 LP 13,346 12,429 1,439
2 3,708 2 0,917 1,05 3,894 1,7 6,677 0,773 1,08 3,987 1,7 6,770 0,784 1,10 4,079 1,7 6,862 0,794
Jun 1 3,599 2 0,793 1,00 3,599 1,7 6,505 0,753 1,05 3,779 1,7 6,685 0,774 1,08 3,869 1,7 6,775 0,784
2 3,599 2 0,793 0,48 1,709 2,916 0,338 1,00 3,599 1,7 6,505 0,753 1,05 3,779 1,7 6,685 0,774
Jul 1 3,712 2 0,903 0 0 1,097 0,127 0,48 1,763 2,860 0,331 1,00 3,712 1,7 6,508 0,753
2 3,712 2 0,903 0 0 1,097 0,127 0,48 1,763 2,860 0,331
Ags 1 4,189 2 0,915 0 0 1,085 0,126
2 4,189 2 0,915
Sept 1 4,034 2 1,003
2 4,034 2 1,003

Page 46
Tabel 3.29 Perhitungan kebutuhan air tanaman (NFR) masa tanam 1 Januari, 16 Januari dan 1 Februari

1 Januari 16 Januari 1 Februari


Bulan ETo P Re NFR NFR NFR NFR NFR NFR
Kc Etc WLR Kc Etc WLR Kc Etc WLR
mm/hari Lt/dt mm/hari Lt/dt mm/hari Lt/dt
Okt 1 3,567 2 1,061
2 3,567 2 1,061
Nov 1 3,549 2 1,003
2 3,549 2 1,003
Des 1 3,230 2 0,890
2 3,230 2 0,890
Jan 1 3,392 2 0,835 LP 13,138 12,302 1,424
2 3,392 2 0,835 LP 13,138 12,302 1,424 LP 13,138 12,302 1,424
Feb 1 3,657 2 0,775 1,10 4,022 1,7 6,947 0,804 LP 13,312 12,537 1,451 LP 13,312 12,537 1,451
2 3,657 2 0,775 1,08 3,931 1,7 6,856 0,793 1,10 4,022 1,7 6,947 0,804 LP 13,312 12,537 1,451
Mar 1 3,630 2 1,303 1,05 3,812 1,7 6,209 0,719 1,08 3,903 1,7 6,300 0,729 1,10 3,993 1,7 6,391 0,740
2 3,630 2 1,303 1,00 3,630 1,7 6,028 0,698 1,05 3,812 1,7 6,209 0,719 1,08 3,903 1,7 6,300 0,729
Apr 1 3,408 2 1,260 0,48 1,619 2,359 0,273 1,00 3,408 1,7 5,848 0,677 1,05 3,578 1,7 6,018 0,697
2 3,408 2 1,260 0 0 0,740 0,086 0,48 1,619 2,359 0,273 1,00 3,408 1,7 5,848 0,677
Mei 1 3,564 2 0,917 LP 13,251 12,334 1,428 0 0 1,083 0,125 0,48 1,693 2,776 0,321
2 3,564 2 0,917 LP 13,251 12,334 1,428 LP 13,251 12,334 1,428 0 0 1,083 0,125
Jun 1 3,457 2 0,793 1,10 3,802 1,7 6,709 0,776 LP 13,180 12,387 1,434 LP 13,180 12,387 1,434
2 3,457 2 0,793 1,08 3,716 1,7 6,623 0,766 1,10 3,802 1,7 6,709 0,776 LP 13,180 12,387 1,434
Jul 1 3,572 2 0,903 1,05 3,751 1,7 6,547 0,758 1,08 3,840 1,7 6,637 0,768 1,10 3,929 1,7 6,726 0,778
2 3,572 2 0,903 1,00 3,572 1,7 6,369 0,737 1,05 3,751 1,7 6,547 0,758 1,08 3,840 1,7 6,637 0,768
Ags 1 4,003 2 0,915 0,48 1,902 2,987 0,346 1,00 4,003 1,7 6,789 0,786 1,05 4,204 1,7 6,989 0,809
2 4,003 2 0,915 0 0 1,085 0,126 0,48 1,902 2,987 0,346 1,00 4,003 1,7 6,789 0,786
Sept 1 4,051 2 1,003 0 0 0,997 0,115 0,48 1,924 2,921 0,338
2 4,051 2 1,003 0 0 0,997 0,115

Page 47
3.3 Rotasi Teknis
Rotasi teknis/peraturan golongan adalah cara penamaan dan waktu penamaan yang
dilakukan diatur secara teknis dalam beberapa golongan sehingga dinamakan peraturan golongan
dengan menggilir secara teknis maka dapat disebut juga sebagai giliran teknis.
Seperti pada data yang diperoleh untuk suatu wilayah seperti di atas, dapat diingat bahwa
keadaan air belum tentu tersedia cukup, maka sangat diperlukan efisiensi oleh karenanya
pemanfaatan sistem rotasi teknis sangat diperlukan agar diperoleh penghematan air. Disamping
itu masih dipilih saat–saat awal tanam tepat, oleh karenanya dipakai sistem simulasi sehingga
diperkirakan pemanfaatan air hujan secara optimal.
Rotasi teknis 3 golongan ialah kebutuhan air lahan dihitung dengan membagi dalam tiga
jenis golongan menurut waktu awal tanamnya sehingga kebutuhan air akan lebih sedikit
dibanding dengan awal penanaman yang bersamaan secara keseluruhan. Sedangkan rotasi teknis
4 golongan ialah kebutuhan air lahan dihitung dengan membagi dalam empat jenis golongan
menurut waktu awal tanamnya sehingga kebutuhan air akan lebih sedikit dibanding dengan awal
penanaman yang bersamaan secara keseluruhan.
Sebagai contoh, petak pertama untuk lahan awal tanamnya 1 Oktober, petak kedua untuk
lahan dengan awal tanam 16 Oktober, selanjutnya petak ketiga untuk lahan dengan awal tanam 1
November. Dari ketiga golongan petak tersebut, kebutuhan airnya dijumlahkan yang kemudian
dibagi efisiensi NFR sebesar 65% dan dirata-rata sehingga diperoleh nilai DR (kebutuhan air
lahan rata-rata per hektar). Apabila awal tanam petak pertama dimulai pada tanggal 16 Oktober
maka petak kedua mulai ditanami pada tanggal 1 November, dan petak ketiga ditanami pada
tanggal 16 November, begitu seterusnya.
Pada bulan Oktober 1 data rekapitulasinya adalah 1,690 kemudian data ini menjadi data
bulan Oktober 1 pada sistem tiga (3) golongan kemudian dijumlahkan dengan Oktober 2
sehingga jumlahnya menjadi 1,690 , kemudian nilai koefisiennya adalah total penjumlahan 1
Oktober dan 2 Oktober (NFR) dibagi 0,65 dan hasilnya adalah 2,6 dan nilai DR adalah (NFR)
dibagi 3 hasilnya adalah 0,867.
Keterangan : koefisien untuk DR diasumsikan = 0,65
diambil dari saluran primer = 0,90
saluran sekunder = 0,90
saluran tersier = 0,80

Page 48
Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.31 Rekapitulasi Kebutuhan Air Tanaman (NFR) masing-masing periode tanam
1 16 1 16 1 16 1 16 1
Bulan Oktober Oktober November November Desember Desember Januari Januari Februari
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha
Okt 1 1,411
2 1,411 1,411
Nov 1 0,764 1,416 1,416
2 0,754 0,764 1,416 1,416
Des 1 0,718 0,727 0,736 1,405 1,405
2 0,699 0,718 0,727 0,736 1,405 1,405
Jan 1 0,321 0,724 0,744 0,754 0,763 1,424 1,424
2 0,135 0,321 0,724 0,744 0,754 0,763 1,424 1,424
Feb 1 1,451 0,142 0,343 0,762 0,783 0,793 0,804 1,451 1,451
2 1,388 1,388 0,142 0,343 0,762 0,783 0,793 0,804 1,451
Mar 1 0,740 1,388 1,388 0,081 0,280 0,698 0,719 0,729 0,740
2 0,706 0,716 1,376 1,388 0,081 0,280 0,698 0,719 0,729
Apr 1 0,697 0,706 0,716 1,376 1,376 0,086 0,273 0,677 0,697
2 0,735 0,755 0,766 0,716 1,376 1,376 0,086 0,273 0,677
Mei 1 0,321 0,735 0,755 0,766 0,776 1,428 1,428 0,125 0,321
2 0,125 0,330 0,736 0,755 0,766 0,776 1,428 1,428 0,125
Jun 1 0,140 0,330 0,736 0,756 0,766 0,776 1,434 1,434
2 0,140 0,330 0,736 0,756 0,766 0,776 1,434
Jul 1 0,127 0,323 0,737 0,758 0,768 0,778
2 0,127 0,323 0,737 0,758 0,768
Ags 1 0,126 0,346 0,786 0,809
2 0,126 0,346 0,786
Sept 1 0,115 0,338
2 0,115

a. Rotasi teknis untuk tiga golongan


Dalam menanam diperlukan giliran (rotasi) penanaman agar kebutuhan airnya tidak banyak.
Rotasi teknis tiga golongan menurut waktu awal tanamnya sehingga kebutuhan air akan
lebih sedikit dibandingkan dengan awal penanaman yang bersamaan yang bersamaan secara
keseluruhan sebagai contoh petak pertama untuk lahan tanamnya 1 Oktober, petak kedua
untuk lahan dengan awal tanam 16 Oktober, selanjutnya untuk petak ketiga untuk lahan
dengan awal tanam tanggal 1 November. Dari ketiga golongan petak tersebut, kebutuhan air
dijumlahkan yang kemudian dibagi efisiensi NFR sebesar 65% dan rata-rata sehingga
diperoleh nilai rata-rata NFR. Perhitungan rotasi teknis untuk tiga golongan awal tanam 1
Oktober, seperti tersaji dalam Tabel 3.32, rotasi teknis untuk awal tanam 16 Oktober dalam
Tabel 3.33, rotasi teknis untuk awal tanam 1 November dalam Tabel 3.34 dan seterusnya
sampai 1 Januari.

Page 49
Tabel 3.32 Sistem tiga golongan awal tanam 1 Oktober

1 16 1 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan Oktober Oktober November
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha (Lt/det/ha) 0,65 (Lt/det/ha)
Okt 1 1,411 1,411 2,171 0,724
2 1,411 1,411 2,822 4,342 1,447
Nov 1 0,764 1,416 1,416 3,597 5,533 1,844
2 0,754 0,764 1,416 2,934 4,514 1,505
Des 1 0,718 0,727 0,736 2,181 3,356 1,119
2 0,699 0,718 0,727 2,144 3,298 1,099
Jan 1 0,321 0,724 0,744 1,789 2,752 0,917
2 0,135 0,321 0,724 1,180 1,816 0,605
Feb 1 1,451 0,142 0,343 1,936 2,978 0,993
2 1,388 1,388 0,142 2,918 4,489 1,496
Mar 1 0,740 1,388 1,388 3,515 5,408 1,803
2 0,706 0,716 1,376 2,799 4,306 1,435
Apr 1 0,697 0,706 0,716 2,119 3,260 1,087
2 0,735 0,755 0,766 2,255 3,470 1,157
Mei 1 0,321 0,735 0,755 1,811 2,786 0,929
2 0,125 0,330 0,736 1,192 1,833 0,611
Jun 1 0,140 0,330 0,469 0,722 0,241
2 0,140 0,140 0,215 0,072
Jul 1 1,411 1,411 2,171 0,724
2
Ags 1
2
Sept 1
2

Page 50
Tabel 3.33 Sistem tiga golongan awal tanam 16 Oktober

16 1 16 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan Oktober November November
Lt/dt/ha Lt/dd/ha Lt/dt/ha (Lt/det/ha) 0,65 (Lt/det/ha)
Okt 1
2 1,411 1,411 2,171 0,724
Nov 1 1,416 1,416 2,833 4,358 1,453
2 0,764 1,416 1,416 3,597 5,533 1,844
Des 1 0,727 0,736 1,405 2,869 4,414 1,471
2 0,718 0,727 0,736 2,181 3,356 1,119
Jan 1 0,724 0,744 0,754 2,221 3,417 1,139
2 0,321 0,724 0,744 1,789 2,752 0,917
Feb 1 0,142 0,343 0,762 1,246 1,917 0,639
2 1,388 0,142 0,343 1,872 2,881 0,960
Mar 1 1,388 1,388 0,081 2,856 4,395 1,465
2 0,716 1,376 1,388 3,480 5,354 1,785
Apr 1 0,706 0,716 1,376 2,799 4,306 1,435
2 0,755 0,766 0,716 2,237 3,442 1,147
Mei 1 0,735 0,755 0,766 2,255 3,470 1,157
2 0,330 0,736 0,755 1,821 2,802 0,934
Jun 1 0,140 0,330 0,736 1,206 1,855 0,618
2 0,140 0,330 0,469 0,722 0,241
Jul 1 0,127 0,127 0,195 0,065
2
Ags 1
2
Sept 1
2

Page 51
Tabel 3.34 Sistem tiga golongan awal tanam 1 November

1 16 1 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan November November Desember
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha (Lt/det/ha) 0,65 (Lt/det/ha)
Okt 1
2
Nov 1 1,416 1,416 2,179 0,726
2 1,416 1,416 2,833 4,358 1,453
Des 1 0,736 1,405 1,405 3,547 5,457 1,819
2 0,727 0,736 1,405 2,869 4,414 1,471
Jan 1 0,744 0,754 0,763 2,261 3,478 1,159
2 0,724 0,744 0,754 2,221 3,417 1,139
Feb 1 0,343 0,762 0,783 1,887 2,904 0,968
2 0,142 0,343 0,762 1,246 1,917 0,639
Mar 1 1,388 0,081 0,280 1,749 2,691 0,897
2 1,376 1,388 0,081 2,845 4,376 1,459
Apr 1 0,716 1,376 1,376 3,468 5,336 1,779
2 0,766 0,716 1,376 2,858 4,397 1,466
Mei 1 0,755 0,766 0,776 2,297 3,533 1,178
2 0,736 0,755 0,766 2,257 3,473 1,158
Jun 1 0,330 0,736 0,756 1,823 2,804 0,935
2 0,140 0,330 0,736 1,206 1,855 0,618
Jul 1 0,127 0,323 0,450 0,693 0,231
2 0,127 0,127 0,195 0,065
Ags 1
2
Sept 1
2

Page 52
Tabel 3.35 Sistem tiga golongan awal tanam 16 November

16 1 16 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan November Desember Desember
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha (Lt/det/ha) 0,65 (Lt/det/ha)
Okt 1
2
Nov 1
2 1,416 1,416 2,179 0,726
Des 1 1,405 1,405 2,811 4,324 1,441
2 0,736 1,405 1,405 3,547 5,457 1,819
Jan 1 0,754 0,763 1,424 2,941 4,524 1,508
2 0,744 0,754 0,763 2,261 3,478 1,159
Feb 1 0,762 0,783 0,793 2,338 3,597 1,199
2 0,343 0,762 0,783 1,887 2,904 0,968
Mar 1 0,081 0,280 0,698 1,059 1,629 0,543
2 1,388 0,081 0,280 1,749 2,691 0,897
Apr 1 1,376 1,376 0,086 2,838 4,365 1,455
2 0,716 1,376 1,376 3,468 5,336 1,779
Mei 1 0,766 0,776 1,428 2,969 4,568 1,523
2 0,755 0,766 0,776 2,297 3,533 1,178
Jun 1 0,736 0,756 0,766 2,259 3,476 1,159
2 0,330 0,736 0,756 1,823 2,804 0,935
Jul 1 0,127 0,323 0,737 1,187 1,827 0,609
2 0,127 0,323 0,450 0,693 0,231
Ags 1 0,126 0,126 0,193 0,064
2
Sept 1
2

Page 53
Tabel 3.36 Sistem tiga golongan awal tanam 1 Desember

1 16 1 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan Desembe
r Desember Januari (Lt/det/ha
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha ) 0,65 (Lt/det/ha)
Okt 1
2
Nov 1
2
Des 1 1,405 1,405 2,162 0,721
2 1,405 1,405 2,811 4,324 1,441
Jan 1 0,763 1,424 1,424 3,611 5,555 1,852
2 0,754 0,763 1,424 2,941 4,524 1,508
Feb 1 0,783 0,793 0,804 2,380 3,662 1,221
2 0,762 0,783 0,793 2,338 3,597 1,199
Mar 1 0,280 0,698 0,719 1,697 2,610 0,870
2 0,081 0,280 0,698 1,059 1,629 0,543
Apr 1 1,376 0,086 0,273 1,735 2,669 0,890
2 1,376 1,376 0,086 2,838 4,365 1,455
Mei 1 0,776 1,428 1,428 3,631 5,586 1,862
2 0,766 0,776 1,428 2,969 4,568 1,523
Jun 1 0,756 0,766 0,776 2,299 3,538 1,179
2 0,736 0,756 0,766 2,259 3,476 1,159
Jul 1 0,323 0,737 0,758 1,818 2,797 0,932
2 0,127 0,323 0,737 1,187 1,827 0,609
Ags 1 0,126 0,346 0,471 0,725 0,242
2 0,126 0,126 0,193 0,064
Sep 1
2

Page 54
Tabel 3.37 Sistem tiga golongan awal tanam 16 Desember

16 1 16 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan Desember Januari Januari
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha (Lt/det/ha) 0,65 (Lt/det/ha)
Okt 1
2
Nov 1
2
Des 1
2 1,405 1,405 2,162 0,721
Jan 1 1,424 1,424 2,848 4,381 1,460
2 0,763 1,424 1,424 3,611 5,555 1,852
Feb 1 0,793 0,804 1,451 3,049 4,690 1,563
2 0,783 0,793 0,804 2,380 3,662 1,221
Mar 1 0,698 0,719 0,729 2,145 3,301 1,100
2 0,280 0,698 0,719 1,697 2,610 0,870
Apr 1 0,086 0,273 0,677 1,035 1,593 0,531
2 1,376 0,086 0,273 1,735 2,669 0,890
Mei 1 1,428 1,428 0,125 2,980 4,585 1,528
2 0,776 1,428 1,428 3,631 5,586 1,862
Jun 1 0,766 0,776 1,434 2,977 4,579 1,526
2 0,756 0,766 0,776 2,299 3,538 1,179
Jul 1 0,737 0,758 0,768 2,263 3,482 1,161
2 0,323 0,737 0,758 1,818 2,797 0,932
Ags 1 0,126 0,346 0,786 1,257 1,934 0,645
2 0,126 0,346 0,471 0,725 0,242
Sept 1 0,115 0,115 0,177 0,059
2

Page 55
Tabel 3.38 Sistem tiga golongan awal tanam 1 Januari

1 16 1 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan Januari Januari Februari
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha (Lt/det/ha) 0,65 (Lt/det/ha)
Okt 1
2
Nov 1
2
Des 1
2
Jan 1 1,424 1,424 2,191 0,730
2 1,424 1,424 2,848 4,381 1,460
Feb 1 0,804 1,451 1,451 3,706 5,702 1,901
2 0,793 0,804 1,451 3,049 4,690 1,563
Mar 1 0,719 0,729 0,740 2,187 3,365 1,122
2 0,698 0,719 0,729 2,145 3,301 1,100
Apr 1 0,273 0,677 0,697 1,646 2,533 0,844
2 0,086 0,273 0,677 1,035 1,593 0,531
Mei 1 1,428 0,125 0,321 1,874 2,883 0,961
2 1,428 1,428 0,125 2,980 4,585 1,528
Jun 1 0,776 1,434 1,434 3,644 5,606 1,869
2 0,766 0,776 1,434 2,977 4,579 1,526
Jul 1 0,758 0,768 0,778 2,304 3,545 1,182
2 0,737 0,758 0,768 2,263 3,482 1,161
Ags 1 0,346 0,786 0,809 1,940 2,985 0,995
2 0,126 0,346 0,786 1,257 1,934 0,645
Sept 1 0,115 0,338 0,453 0,698 0,233
2 0,115 0,115 0,177 0,059

Page 56
b. Rotasi teknis untuk empat golongan
Dalam menanam diperlukan giliran (rotasi) penanaman agar kebutuhan air tidak banyak.
Rotasi teknis empat golongan ialah kebutuhan air lahan hihitung dengan membagi empat
golongan empat jenis golongan menurut waktu awal tanamnya sehingga kebutuhan air akan
lebih sedikit dibandingkan awal penanaman yang bersamaan secara keseluruhan. Kebutuhan air
dijumlahkan yang kemudian dibagi efisiensi NFR sebesar 65% dan rata-rata sehingga diperoleh
nilai rata-rata NFR. Perhitungan rotasi teknis untuk empat golongan awal tanam 1 Oktober,
seperti tersaji dalam Tabel 3.39. Rotasi teknis untuk awal tanam 16 Oktober dalam Tabel 3.40,
rotasi teknis untuk awal tanam 16 Oktober dalam Tabel 3.41 dan rotasi teknis untuk awal tanam
1 November dalam Tabel 3.42 dan seterusnya.

Tabel 3.39 Sistem empat golongan awal tanam 1 Oktober

1 16 1 16 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan Oktober Oktober November November
(Lt/dt/ha) 0,65 (Lt/dt/ha)
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha
Okt 1 1,411 1,411 2,171 0,543
2 1,411 1,411 2,822 4,342 1,085
Nov 1 0,764 1,416 1,416 3,597 5,533 1,383
2 0,754 0,764 1,416 1,416 4,350 6,693 1,673
Des 1 0,718 0,727 0,736 1,405 3,587 5,518 1,380
2 0,699 0,718 0,727 0,736 2,880 4,431 1,108
Jan 1 0,321 0,724 0,744 0,754 2,543 3,912 0,978
2 0,135 0,321 0,724 0,744 1,924 2,960 0,740
Feb 1 1,451 0,142 0,343 0,762 2,697 4,150 1,037
2 1,388 1,388 0,142 0,343 3,260 5,016 1,254
Mar 1 0,740 1,388 1,388 0,081 3,596 5,532 1,383
2 0,706 0,716 1,376 1,388 4,186 6,441 1,610
Apr 1 0,697 0,706 0,716 1,376 3,495 5,377 1,344
2 0,735 0,755 0,766 0,716 2,972 4,572 1,143
Mei 1 0,321 0,735 0,755 0,766 2,577 3,964 0,991
2 0,125 0,330 0,736 0,755 1,947 2,995 0,749
Jun 1 0,140 0,330 0,736 1,206 1,855 0,464
2 0,140 0,330 0,469 0,722 0,181
Jul 1 0,127 0,127 0,195 0,049
2
Ags 1
2
Sept 1
2

Page 57
Tabel 3.40 Sistem Empat golongan awal tanam 16 Oktober

16 1 16 1 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan Oktober November November Desember
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha (Lt/dt/ha) 0,65 (Lt/dt/ha)
Okt 1
2 1,411 1,411 2,171 0,543
Nov 1 1,416 1,416 2,833 4,358 1,090
2 0,764 1,416 1,416 3,597 5,533 1,383
Des 1 0,727 0,736 1,405 1,405 4,274 6,576 1,644
2 0,718 0,727 0,736 1,405 3,587 5,518 1,380
Jan 1 0,724 0,744 0,754 0,763 2,985 4,592 1,148
2 0,321 0,724 0,744 0,754 2,543 3,912 0,978
Feb 1 0,142 0,343 0,762 0,783 2,029 3,122 0,780
2 1,388 0,142 0,343 0,762 2,634 4,053 1,013
Mar 1 1,388 1,388 0,081 0,280 3,137 4,826 1,206
2 0,716 1,376 1,388 0,081 3,561 5,478 1,370
Apr 1 0,706 0,716 1,376 1,376 4,175 6,422 1,606
2 0,755 0,766 0,716 1,376 3,613 5,559 1,390
Mei 1 0,735 0,755 0,766 0,776 3,031 4,664 1,166
2 0,330 0,736 0,755 0,766 2,587 3,980 0,995
Jun 1 0,140 0,330 0,736 0,756 1,962 3,019 0,755
2 0,140 0,330 0,736 1,206 1,855 0,464
Jul 1 0,127 0,323 0,450 0,693 0,173
2 0,127 0,127 0,195 0,049
Ags 1
2
Sept 1
2

Page 58
Tabel 3.41 Sistem empat golongan awal tanam 1 November

1 16 1 16 Jumlah Koefisieni DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan November November Desember Desember
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha (Lt/det/ha) 0,65 (Lt/det/Ha)
Okt 1
2
Nov 1 1,416 1,416 2,179 0,545
2 1,416 1,416 2,833 4,358 1,090
Des 1 0,736 1,405 1,405 3,547 5,457 1,364
2 0,727 0,736 1,405 1,405 4,274 6,576 1,644
Jan 1 0,744 0,754 0,763 1,424 3,684 5,668 1,417
2 0,724 0,744 0,754 0,763 2,985 4,592 1,148
Feb 1 0,343 0,762 0,783 0,793 2,681 4,125 1,031
2 0,142 0,343 0,762 0,783 2,029 3,122 0,780
Mar 1 1,388 0,081 0,280 0,698 2,446 3,764 0,941
2 1,376 1,388 0,081 0,280 3,125 4,807 1,202
Apr 1 0,716 1,376 1,376 0,086 3,554 5,467 1,367
2 0,766 0,716 1,376 1,376 4,234 6,513 1,628
Mei 1 0,755 0,766 0,776 1,428 3,724 5,730 1,432
2 0,736 0,755 0,766 0,776 3,033 4,667 1,167
Jun 1 0,330 0,736 0,756 0,766 2,589 3,983 0,996
2 0,140 0,330 0,736 0,756 1,962 3,019 0,755
Jul 1 0,127 0,323 0,737 1,187 1,827 0,457
2 0,127 0,323 0,450 0,693 0,173
Ags 1 0,126 0,126 0,193 0,048
2
Sept 1
2

Page 59
Tabel 3.42 Sistem Empat golongan awal tanam 16 November

16 1 16 1 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan November Desember Desember Januari
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha (Lt/dt/ha) 0,65 (Lt/dt/ha)
Okt 1
2
Nov 1
2 1,416 1,416 2,179 0,545
Des 1 1,405 1,405 2,811 4,324 1,081
2 0,736 1,405 1,405 3,547 5,457 1,364
Jan 1 0,754 0,763 1,424 1,424 4,365 6,715 1,679
2 0,744 0,754 0,763 1,424 3,684 5,668 1,417
Feb 1 0,762 0,783 0,793 0,804 3,142 4,834 1,209
2 0,343 0,762 0,783 0,793 2,681 4,125 1,031
Mar 1 0,081 0,280 0,698 0,719 1,777 2,734 0,684
2 1,388 0,081 0,280 0,698 2,446 3,764 0,941
Apr 1 1,376 1,376 0,086 0,273 3,111 4,785 1,196
2 0,716 1,376 1,376 0,086 3,554 5,467 1,367
Mei 1 0,766 0,776 1,428 1,428 4,397 6,764 1,691
2 0,755 0,766 0,776 1,428 3,724 5,730 1,432
Jun 1 0,736 0,756 0,766 0,776 3,036 4,671 1,168
2 0,330 0,736 0,756 0,766 2,589 3,983 0,996
Jul 1 0,127 0,323 0,737 0,758 1,945 2,993 0,748
2 0,127 0,323 0,737 1,187 1,827 0,457
Ags 1 0,126 0,346 0,471 0,725 0,181
2 0,126 0,126 0,193 0,048
Sept 1
2

Page 60
Tabel 3.43 Sistem empat golongan awal tanam 1 Desember

DR Rata-rata Tiap
1 16 1 16 Jumlah Koefisien Ha
Bulan
Desember Desember Januari Januari
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha (Lt/dt/ha) 0,65 (Lt/dt/ha)
Okt 1
2
Nov 1
2
Des 1 1,405 1,405 2,162 0,541
2 1,405 1,405 2,811 4,324 1,081
Jan 1 0,763 1,424 1,424 3,611 5,555 1,389
2 0,754 0,763 1,424 1,424 4,365 6,715 1,679
Feb 1 0,783 0,793 0,804 1,451 3,831 5,895 1,474
2 0,762 0,783 0,793 0,804 3,142 4,834 1,209
Mar 1 0,280 0,698 0,719 0,729 2,426 3,732 0,933
2 0,081 0,280 0,698 0,719 1,777 2,734 0,684
Apr 1 1,376 0,086 0,273 0,677 2,411 3,710 0,927
2 1,376 1,376 0,086 0,273 3,111 4,785 1,196
Mei 1 0,776 1,428 1,428 0,125 3,756 5,779 1,445
2 0,766 0,776 1,428 1,428 4,397 6,764 1,691
Jun 1 0,756 0,766 0,776 1,434 3,733 5,743 1,436
2 0,736 0,756 0,766 0,776 3,036 4,671 1,168
Jul 1 0,323 0,737 0,758 0,768 2,586 3,979 0,995
2 0,127 0,323 0,737 0,758 1,945 2,993 0,748
Ags 1 0,126 0,346 0,786 1,257 1,934 0,484
2 0,126 0,346 0,471 0,725 0,181
Sept 1 0,115 0,115 0,177 0,044
2

Page 61
Tabel 3.44 Sistem Empat golongan awal tanam 16 Desember

16 1 16 1 Jumlah Koefisien DR Rata-rata Tiap Ha


Bulan Desember Januari Januari Februari
Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha Lt/dt/ha (Lt/dt/ha) 0,65 (Lt/dt/ha)
Okt 1
2
Nov 1
2
Des 1
2 1,405 1,405 2,162 0,541
Jan 1 1,424 1,424 2,848 4,381 1,095
2 0,763 1,424 1,424 3,611 5,555 1,389
Feb 1 0,793 0,804 1,451 1,451 4,500 6,922 1,731
2 0,783 0,793 0,804 1,451 3,831 5,895 1,474
Mar 1 0,698 0,719 0,729 0,740 2,885 4,439 1,110
2 0,280 0,698 0,719 0,729 2,426 3,732 0,933
Apr 1 0,086 0,273 0,677 0,697 1,732 2,665 0,666
2 1,376 0,086 0,273 0,677 2,411 3,710 0,927
Mei 1 1,428 1,428 0,125 0,321 3,302 5,080 1,270
2 0,776 1,428 1,428 0,125 3,756 5,779 1,445
Jun 1 0,766 0,776 1,434 1,434 4,410 6,785 1,696
2 0,756 0,766 0,776 1,434 3,733 5,743 1,436
Jul 1 0,737 0,758 0,768 0,778 3,042 4,679 1,170
2 0,323 0,737 0,758 0,768 2,586 3,979 0,995
Ags 1 0,126 0,346 0,786 0,809 2,066 3,179 0,795
2 0,126 0,346 0,786 1,257 1,934 0,484
Sept 1 0,115 0,338 0,453 0,698 0,174
2 0,115 0,115 0,177 0,044

Page 62
Tabel 3.45 Data curah hujan harian pada tahun 2005

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Tgl
mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm
1 0,50 2,10 23,60 4,40 - - 22,20 2,40 - - 103,60 10,00
2 - 3,60 - 34,20 - - - - - - 4,60 -
3 - 2,60 0,60 - - - - 30,00 - - 33,20 23,40
4 1,40 4,70 13,00 9,70 1,60 - - - - - 21,60 3,40
5 - - 3,80 - 15,40 10,20 8,40 - - 5,50 19,50 -
6 - 1,20 0,60 66,60 0,60 - - - - 18,10 - 16,70
7 3,40 1,00 - 5,80 1,00 - 5,20 1,00 0,90 - 3,50 -
8 - 1,70 - 7,00 - - 3,90 - - 2,50 - -
9 10,40 - - - - - - - - - - 4,20
10 - 0,10 35,80 15,40 2,50 - - - - - 35,30 5,90
11 - 54,40 - 12,20 - - 31,00 - - 28,00 - -
12 - 4,00 - 4,00 3,00 - 1,20 - - 35,50 5,90 28,30
13 1,00 58,20 4,80 - 2,40 14,40 1,70 - - 8,20 1,60 19,60
14 1,40 34,00 4,60 12,00 - - - - - 1,00 - 5,60
15 2,60 6,80 2,20 - - 1,30 11,60 - - 3,00 2,50 7,00
16 3,20 - - - 60,60 - 40,00 40,50 - 8,30 - 2,40
17 2,20 1,40 - - - - 21,60 - - 1,30 0,80 -
18 - 0,80 - 0,40 - 13,00 3,00 2,00 2,00 9,20 1,40 1,40
19 3,00 4,40 6,90 21,00 - - - - - 6,30 9,00 10,40
20 3,60 14,80 21,60 - - 1,60 4,20 1,20 - 7,60 12,40 8,00
21 13,20 20,80 12,00 - 19,20 - 1,40 6,20 48,40 7,50 22,70 37,00
22 5,10 0,60 1,00 81,00 33,80 6,20 0,50 18,00 - 4,20 2,10 10,80
23 - 8,20 2,00 - - - - 15,80 - 1,00 - 1,00
24 6,20 - 56,80 3,20 - 3,60 - - - 26,10 7,20 1,40
25 13,40 - 19,40 - 13,20 - - - 2,40 - 13,40 6,20
26 15,60 - - - - - - - 11,20 - 38,10 -
27 - 39,60 12,40 82,20 - - - - 0,60 23,80 46,40 5,50
28 - 2,50 0,40 0,80 - 6,40 - - 9,60 2,40 20,40 6,00
29 - - 1,70 42,80 - 0,80 - - 89,80 11,00 19,70 17,60
30 1,20 - 1,80 3,00 - - - 8,30 - 14,40 2,70 2,60
31 24,60 - 71,60 - 8,20 - - - - 2,80 - -
Tengah Jumlah hari hujan
bulan ke jan feb mar apr mei jun jul agu sep okt nov Des
I
Jumlah 20,7 174,4 91,4 171,3 26,5 25,9 85,2 33,4 0,9 101,8 231,3 124,1
hujan(H)
I
Jumlah 7 13 9 10 7 3 8 3 1 8 10 10
hari (T)
H/T 2,96 13,42 10,19 17,13 3,79 8,63 16,65 11,13 0,90 12,73 23,13 12,41
II
Jumlah 91,3 93,1 207,6 234,4 135 31,6 70,7 92 164 125,9 196,3 110,3
hujan(H)
II
Jumlah 11 8 12 8 5 6 6 7 7 14 13 13
hari (T)
H/T 8,30 10,34 17,30 29,30 27 5,27 10,65 13,14 23,43 8,99 12,41 8,48

Page 63
3.4 Ketersedian Air
Ketersediaan air irigasi atau sering dinamakan sebagai Debit Andalan (dependable flow)
adalah debit minimum untuk kemungkinan terpenuhi air yang sudah ditentukan yang dapat
dipakai untuk irigasi. Kemungkinan terpenuhi 80% (kemungkinan bahwa debit sungai lebih
rendah dari debit andalan adalah 20%). Debit andalan ditentukan pada periode tengah bulanan
(Dirjen Pengairan, Dep.PU, 1986: hal 70), ketersediaan air irigasi dihitung dengan rumus :
Q =  . A .H/T
Keterangan:
Q = debit andalan (ketersediaan air irigasi) (m3/dt)
 = koefisien yang besarnya = 0.52
A = luas lahan (ha)
H = curah hujan harian rata-rata (mm)
T = sesuai dengan umur bulan (hari)
Untuk rekapitulasi data dapat dilihat pada tabel 3.46 berikut.
Tabel 3.46 Perhitungan ketersediaan air (Q andalan)

Koef A H/T Qand Qand


Bulan H (mm) T (hari)
(α) ha (mm/hari) (m3/dt) (l/dt/ha)

1 0,52 2367,9 101,80


8 12,73
0,9067 0,3829
Okt
2 0,52 2367,9 125,90
14 8,99
0,6408 0,2706
1 0,52 2367,9 231,30
10 23,13
1,6482 0,6960
Nop
2 0,52 2367,9 196,30
13 15,10
1,0760 0,4544
1 0,52 2367,9 124,10
10 12,41
0,8843 0,3734
Des
2 0,52 2367,9 110,30
13 8,48
0,6046 0,2553
1 0,52 2367,9 20,70
7 2,96
0,2107 0,0890
Jan
2 0,52 2367,9 91,30
11 8,30
0,5914 0,2498
1 0,52 2367,9 174,40
13 13,42
0,9559 0,4037
Feb
2 0,52 2367,9 93,10
8 11,64
0,8292 0,3502
1 0,52 2367,9 89,00
9 9,89
0,7046 0,2976
Mar
2 0,52 2367,9 207,60
12 17,30
1,2327 0,5206
1 0,52 2367,9 171,30
10 17,13
1,2206 0,5155
Apr
2 0,52 2367,9 234,40
8 29,30
2,0878 0,8817

Page 64
1 0,52 2367,9 26,50
7 3,79
0,2698 0,1139
Mei
2 0,52 2367,9 135,00
5 27,00
1,9239 0,8125
1 0,52 2367,9 25,90
3 8,63
0,6152 0,2598
Jun
2 0,52 2367,9 31,60
6 5,27
0,3753 0,1585
1 0,52 2367,9 85,20
8 10,65
0,7589 0,3205
Jul
2 0,52 2367,9 70,70
6 11,78
0,8396 0,3546
1 0,52 2367,9 33,40
3 11,13
0,7933 0,3350
Agust
2 0,52 2367,9 92,00
7 13,14
0,9365 0,3955
1 0,52 2367,9 0,90
1 0,90
0,0641 0,0271
Sep
2 0,52 2367,9 164,00
7 23,43
1,6694 0,7050

Dari hasil di atas, kemudian dibandingkan dengan kebutuhan air untuk tanaman (NFR)
untuk seluruh area yaitu seluas 1 ha (1000 m2) baik yang memakai rotasi teknis tiga golongan
maupun empat golongan. Selanjutnya diambil jumlah ketersediaan air yang lebih banyak
memenuhi kebutuhan tanaman akan air, sehingga di dapat jenis rotasi yang di pakai dan waktu
awal tanam yang sebagian besar kebutuhan airnya terpenuhi oleh ketersediaan airnya.
Untuk perhitungan selengkapnya dimulai dari rekapitulasi ketersedian air dengan
kebutuhan air pada tiga golongan pada tabel 3.47 dan rekapitulasi ketersedian air dengan
kebutuhan air pada empat golongan pada tebel 3.48 berikut.

Page 65
Tabel 3.47 Perbandingan ketersediaan air dengan kebutuhan air dengan rotasi tiga golongan

Q DR DR DR DR DR DR DR
awal awal awal awal awal awal
(ketersediaan
Bulan tanam tanam tanam tanam tanam tanam awal tanam
16 16
air) 1 Okt Okt 1 Nop Nop 1 Des 16 Des 1 Jan
Okt 1 0,383 0,724
2 0,271 1,447 0,724
Nov 1 0,696 1,844 1,453 0,726
2 0,454 1,505 1,844 1,453 0,726
Des 1 0,373 1,119 1,471 1,819 1,441 0,721
2 0,255 1,099 1,119 1,471 1,819 1,441 0,721
Jan 1 0,089 0,917 1,139 1,159 1,508 1,852 1,460 0,730
2 0,250 0,605 0,917 1,139 1,159 1,508 1,852 1,460
Feb 1 0,404 0,993 0,639 0,968 1,199 1,221 1,563 1,901
2 0,350 1,496 0,960 0,639 0,968 1,199 1,221 1,563
Mar 1 0,298 1,803 1,465 0,897 0,543 0,870 1,100 1,122
2 0,521 1,435 1,785 1,459 0,897 0,543 0,870 1,100
Apr 1 0,515 1,087 1,435 1,779 1,455 0,890 0,531 0,844
2 0,882 1,157 1,147 1,466 1,779 1,455 0,890 0,531
Mei 1 0,114 0,929 1,157 1,178 1,523 1,862 1,528 0,961
2 0,813 0,611 0,934 1,158 1,178 1,523 1,862 1,528
Jun 1 0,260 0,241 0,618 0,935 1,159 1,179 1,526 1,869
2 0,158 0,072 0,241 0,618 0,935 1,159 1,179 1,526
Jul 1 0,320 0,065 0,231 0,609 0,932 1,161 1,182
2 0,355 0,065 0,231 0,609 0,932 1,161
Ags 1 0,335 0,064 0,242 0,645 0,995
2 0,396 0,064 0,242 0,645
Sept 1 0,027 0,059 0,233
2 0,705 0,059

Page 66
Tabel 3.48 Perbandingan ketersediaan air dengan kebutuhan air dengan rotasi empat
golongan

Q DR DR DR DR DR DR
Ketersedian awal tanam awal tanam awal tanam awal tanam awal tanam awal tanam
Bulan
Air 1 Okt 16 Okt 01 Nop 16 Nop 1 Des 16 Des
(l/dt/ha) (l/dt/ha) (l/dt/ha) (l/dt/ha) (l/dt/ha) (l/dt/ha) (l/dt/ha)
Okt 1 0,383 0,543
2 0,271 1,085 0,543
Nov 1 0,696 1,383 1,090 0,545
2 0,454 1,673 1,383 1,090 0,545
Des 1 0,373 1,380 1,644 1,364 1,081 0,541
2 0,255 1,108 1,380 1,644 1,364 1,081 0,541
Jan 1 0,089 0,978 1,148 1,417 1,679 1,389 1,095
2 0,250 0,740 0,978 1,148 1,417 1,679 1,389
Feb 1 0,404 1,037 0,780 1,031 1,209 1,474 1,731
2 0,350 1,254 1,013 0,780 1,031 1,209 1,474
Mar 1 0,298 1,383 1,206 0,941 0,684 0,933 1,110
2 0,521 1,610 1,370 1,202 0,941 0,684 0,933
Apr 1 0,515 1,344 1,606 1,367 1,196 0,927 0,666
2 0,882 1,143 1,390 1,628 1,367 1,196 0,927
Mei 1 0,114 0,991 1,166 1,432 1,691 1,445 1,270
2 0,813 0,749 0,995 1,167 1,432 1,691 1,445
Jun 1 0,260 0,464 0,755 0,996 1,168 1,436 1,696
2 0,158 0,181 0,464 0,755 0,996 1,168 1,436
Jul 1 0,320 0,049 0,173 0,457 0,748 0,995 1,170
2 0,355 0,049 0,173 0,457 0,748 0,995
Ags 1 0,335 0,048 0,181 0,484 0,795
2 0,396 0,048 0,181 0,484
Sept 1 0,027 0,044 0,174
2 0,705 0,044

Page 67
2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
lt/dt/ha

1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept

Periode Tanam (2 mingguan)

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 1 Okt

Gambar 3.2 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem tiga golongan awal tanam 1 Oktober

2.0

1.8

1.6

1.4

1.2
lt/dt/ha

1.0

0.8
0.6

0.4
0.2

0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
Periode Tanam ( 2 mingguan )

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 16 Okt

Gambar 3.3 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem tiga golongan awal tanam 16 Oktober

Page 68
2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
lt/dt/ha

1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
Periode Tanam (2 mingguan)

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 1 Nop

Gambar 3.4 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem tiga golongan awal tanam 1 November

2.0
1.8
1.6
1.4
lt/dt/ha

1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
Periode Tanam (2 mingguan)
Q (ketersediaan air) DR awal tanam 16 Nop

Gambar 3.5 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem tiga golongan awal tanam 16 November

Page 69
2.0

1.8

1.6

1.4

1.2
lt/dt/ha

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
Periode Tanam (2 Mingguan)

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 1 Des

Gambar 3.6 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem tiga golongan awal tanam 1 Desember

2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
lt/dt/ha

1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept

Periode Tanam (2 mingguan)

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 16 Des

Gambar 3.7 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem tiga golongan awal tanam 16 Desember

Page 70
2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
lt/dt/ha

1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
Periode Tanam (2 Mingguan)

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 1 Jan

Gambar 3.8 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem tiga golongan awal tanam 1 Januari

2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
lt/dt/ha

1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept

Periode Tanaman ( 2 Mingguan )

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 1 Okt

Gambar 3.9 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem empat golongan awal tanam 1 Oktober

Page 71
1.8

1.6

1.4

1.2
lt/dt/ha

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
Periode Tanam (2 Mingguan)

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 16 Okt

Gambar 3.10 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem empat golongan awal tanam 16 Oktober

1.8

1.6

1.4

1.2
ll/dt/ha

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept

Periode Tanam (2 Mingguan)

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 01-Nov

Gambar 3.11 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem empat golongan awal tanam 1 November

Page 72
1.8

1.6

1.4

1.2
lt/dt/ha

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
Periode Tanam ( 2 mingguan )

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 16-Nov

Gambar 3.12 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem empat golongan awal tanam 16 November

1.8

1.6

1.4

1.2

1.0
lt/dt/ha

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
Periode Tanam ( 2 Mingguan )

Q (ketersediaan air) DR awal tanam 1 Des

Gambar 3.13 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem empat golongan awal tanam 1 Desember

Page 73
2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
lt/dt/ha

1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept

Periode Tanam ( 2 Mingguan)


Q (ketersediaan air) DR awal tanam 16 Des

Gambar 3.14 Grafik Perbandingan Ketersediaan air (Q) dan kebutuhan air (DR) padi
sistem empat golongan awal tanam 16 Desember

Page 74

Anda mungkin juga menyukai