Anda di halaman 1dari 7

TUGAS IRIGASI DAN DRAINASE

LANGKAH-LANGKAH DAN PERSAMAAN YANG DIGUNAKAN UNTUK


MENGHITUNG KEBUTUHAN AIR PADA LAHAN SAWAH

Disusun oleh :

Nama : Mellanie Novita Adrian

NPM : G1B021023

Dosen : Dr. Ir. Gusta Gunawan, M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN 2023
A. Kebutuhan Air Di Sawah Untuk Tanaman Padi
Kebutuhan air di sawah untuk padi ditentukan oleh beberapa factor,
diantaranya :
a) Penyiapan lahan
b) Penggunaan konsumtif
c) Perkolasi dan rembesan
d) Pergantian lapisan air
e) Curah hujan efektif

Kebutuhan total air di sawah (GFR) mencakup faktor 1 sampai 5. Kebutuhan


bersih air di sawah (NFR) juga memperhitungkan curah hujan efektif. Kebutuhan
air di sawah dinyatakan dalam mm/hari atau 1/dt/ha tidak disediakan kelonggaran
untuk efisiensi irigasi di jaringan tersier dan utama. Efisiensi juga dicakup dalam
memperhitungkan kebutuhan pengambilan irigasi (m3 I dt)
a) Penyiapan Lahan Untuk Padi
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan
maksimum air irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-faktor penting yang
menentukan besamya kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah :
1. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan penyiapan lahan
2. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan
3. Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan

1. Jangka Waktu Penyiapan Lahan


Faktor-faktor penting yang menentukan lamanya jangka waktu penyiapan lahan
adalah:
- Tersedianya tenaga keija dan temak penghela atau traktor untuk menggarap
tanah
- Perlunya memperpendek jangka waktu tersebut agar tersedia cukup waktu
untuk menanam padi sawah atau padi ladang kedua
Faktor-faktor tersebut saling berkaitan. Kondisi sosial budaya yang ada di
daerah penanaman padi akan mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan
untuk penyiapan lahan. Untuk daerah-daerah proyek baru, jangka waktu
penyiapan lahan akan ditetapkan berdasarkan kebiasaan yang berlaku di daerah-
daerah di dekatnya. Sebagai pedoman diambil jangka waktu 1,5 bulan untuk
menyelesaikan penyiapan lahan di seluruh petak tersier. Bilamana untuk
penyiapan lahan diperkirakan akan dipakai peralatan mesin secara luas,
makajangka waktu penyiapan lahan akan diambil satu bulan. Perlu diingat bahwa
transplantasi (pemindahan bibit ke sawah) mungkin sudah dimulai setelah 3
sampai 4 minggu di beberapa bagian petak tersier dimana pengolahan lahan sudah
selesai.
2. Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan
Pada umumnya jumlah air yang dibutuhkan untuk penyiapan lahan dapat
ditentukan berdasarkan kedalaman serta porositas tanah di sawah. Rumus berikut
dipakai untuk memperkirakan kebutuhan air untuk penyiapan lahan.

s𝑎 −s𝑏 N.d
PWR = 104
+ Pd + F1

dimana:
PWR = Kebutuhan air untuk penyiapan lahan, (mm)
Sa = Derajat kejenuhan tanah setelah, penyiapan lahan dimulai, (%)
Sb = Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai, (%)
N = Porositas tanah dalam % pada harga rata-rata untuk kedalaman tanah
d = Asumsi kedalaman tanah setelah pekeijaan penyiapan lahan (mm)
Pd = Kedalaman genangan setelah pekeijaan penyiapan lahan, (mm)
F1 = Kehilangan air di sawah selama 1 hari, (mm)

Untuk tanah berstruktur berat tanpa retak -retak kebutuhan air untuk penyiapan
lahan diambil 200 mm. Ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah.
Pada permulaan transplantasi tidak akan ada lapisan air yang tersisa di sawah.
Setelah transplantasi selesai, lapisan air di sawah akan ditambah 50 mm. Secara
keseluruhan, ini berarti bahwa lapisan air yang diperlukan menjadi 250 mm untuk
menyiapkan lahan dan untuk lapisan air awal setelah transpantasi selesai. Bila
lahan telah dibiarkan beda selamajangka waktu yang lama (2,5 bulan atau lebih),
maka lapisan air yang diperlukan untuk penyiapan lahan diambil 300 mm,
termasuk yang 50 mm untuk penggenangan setelah transplantasi.
3. Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan

Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan


metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra (1968). Metode
tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam 1/dt selama periode penyiapan
lahan dan menghasilkan rumus berikut : Untuk perhitungan kebutuhan irigasi
selama penyiapan lahan, digunakan metode yang dikembangkan oleh Van de
Goor dan Zijlstra (1968). Metode tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam
1/dt selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus berikut :

IR = M𝑒 𝑘 / 𝑒 𝑘 − 1

Dimana:
IR = Kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan, mm/hari
M = Kebutuhan air untuk mengganti/mengkompensasi kehilangan air
akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan
M =Eo+ P, mm/hari
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1, 1, ET 0 selama penyiapan lahan,
mm/hari
P = Perkolasi
k = MT/S
T = jangka waktu penyiapan lahan, (hari)
S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm, yakni
200 + 50 = 250 mm seperti yang sudah diterangkan diatas.
b) Penggunaan Konsumtif
Penggunaan konsumtif dihitung dengan rumus :

ETc = Kc x ET0.
Dimana :
ETc = Evapotranspirasi tanaman, mm/hari
Kc = Koefisien tanaman
ET0 = Evapotransirasi tanaman acuan, mm/hari

a. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi tanaman acuan adalah evapotranspirasi tanaman yang


dijadikan acuan, yakni rerumputan pendek. ETa adalah kondisi evaporasi
berdasarkan keadaankeadaan meteorologi seperti:
- Temperatur
- Sinar matahari atau radiasi
- Kelembaban
- Angin
Evapotranspirasi dapat dihitung dengan rumus-rumus teoritis-empiris dengan
mempertimbangkan faktor-faktor meterologi diatas. Bila evaporasi diukur di
stasiun agrometeorologi, maka biasanya digunakan pan Kelas A. harga-harga pan
evaporasi (Epan) dikonversi ke dalam angka-angka ET0 dengan menerapkan
faktor pan Kp antara 0,65 dan 0,85 bergantung kepada kecepatan angin,
kelembapan relatif serta elevasi.
ETo = Kp. Epan
Harga-harga faktor pun mungkin sangat bervariasi bergantung kepada lamanya
angin bertiup, vegetasi di daerah sekitar dan lokasi pan. Evaporasi pan diukur
secara harian, demikian pula harga-harga ET o. Untuk perhitungan evaporasi,
diajurkan untuk menggunakan rumus Penman yang sudah dimodifl.kasi,
Temperatur, Kelembapan, angin dan sinar matahari (atau radiasi) merupakan
parameter dalam rumus tersebut. Data-data ini diukur secara harian pada stasiun-
stasiun (agro) metereologi hitung ET0 dengan rumus Penman. Untuk rumus
Penman yang dimodiflkasi ada 2 metode yang dapat digunakan : Metode
Nedeco/Prosida yang lihat terbitan Diijen Pengairan, Bina Program PSA 010,
1985 Metode F AO lebih umum dipakai dan dijelaskan dalam terbitan F AO Crop
Water Requirments, 1975. Harga-harga ET 0 dari rumus penman menunjuk pada
tanaman acuan apabila digunakan albedo 0,25 (rerumputan pendek). Koeflsien-
koeflsien tanaman yang dipakai untuk penghitungan ETc harus didasarkan pada
ET0 ini dengan albedo 0,25 Seandainya data-data meteorologi untuk daerah
tersebut tidak tersedia maka hargaharga ET0 boleh diambil sesuai dengan daerah-
daerah disebelahnya.

Keadaankeadaan meteorologi hendaknya diperiksa dengan seksama agar


transposisi data demikian dapat dijamin keandalannya. Keadaan-keadaan
temperatur, kelembapan, angin dan sinar matahari diperbandingkan. Pengguna
komsumtif dihitung secara tengah bulanan, demikian pula harga-harga
evapotranspirasi acuan. Setiap j angka waktu setengah bulan harga ET 0
ditetapkan dengan analisis frekuensi. Untuk ini distribusi normal akan
diasumsikan.

c) Koefisien tanaman
Harga-harga koefisien tanaman padi
Nedeco/ Prosida FAO
Bulan Varietas2 Varietas3 Varietas Varietas
Biasa Biasa Unggul
0,5 1,20 1.20 1,10 1,10
1,0 1,20 1,27 1,10 1,10
1,5 1,32 1,33 1,10 1,05
2,0 1,40 1,30 1,10 1,05
2,5 1,35 1,30 1,10 0,95
3,0 1,24 0 1,05 0
3,5 1,12 0,95
4,0 04 0
d) Perkolasi

Laju perkolasi sangat bergantung kepada sifat-sifat tanah. Pada tanah-tanah


lempung berat dengan karakteristik pengelolahan (puddling) yang baik, laju
perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/hari. Pada tanah-tanah yang lebih ringan; laju
perkolasi bisa lebih tinggi. Dari hasil-hasil penyelidikan tanah pertanian dan
penyelidikan kelulusan, besamya laju perkolasi serta tingkat kecocokan tanah
untuk pengolahan tanah dapat ditetapkan dan dianjurkan pemakaian nya. Guna
menentukan laju perkolasi, tinggi muka air tanah juga harus diperhitungkan.
Perembesan texjadi akibat meresapnya air melalui tanggul sawah.
e) Penggantian Lapisan Air
Setelah pemupukan, usahakan untuk menjadwalkan dan mengganti lapisan arr
menurut kebutuhan Jika tidak ada penjadwalan semacam itu, lakukan penggantian
sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm (atau 3,3 mml hari selama Yz Bulan)
selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi.
f) Curah hujan efektif
Untuk irigasi padi curah hujan efektif dihitung bulanan diambil 70 % dari
curah hujan minimum tengah bulanan dengan periode ulang 5 tahun

1
Re = 0.70 x 15 R ( setengah bulanan )

Dimana :
Re = curah hujan efektif
R = curah hujan minimum tengah bulananperiode ulang 5 tahun/mm
g) Perhitungan kebutuhan air disawah untuk petak tersier
Perhitungan kebutuhan air disawah petak tersier dipengaruhi sistem rotasi
karena kegiatan penyiapan lahan diselesaikan secara bertahap dan harus selesai 1
bulan atau 1,5 bulan

Anda mungkin juga menyukai