Anda di halaman 1dari 21

IRIGASI

TETES
Kelompok I :
1. Agus Winarto,SP (13)
2. Riati Tentero,ST (17)
3. Bumi Wilantaka,ST (05)
4. Fitrie Wulansari,STP.,MT (01)
5. Gonzales Sihite,ST (09)
PENDAHULUAN
IKLIM

Muson

Musim
Perubahan Kemarau
Tropika
Iklim Lebih
Panjang

Laut
Proses Evapotranspirasi
Naungan

Area pembasahan
Maksud Tujuan

Rancang bangun uji coba


Aplikasi irigasi pada area
sistem sistem irigasi tetes
perakaran tanaman
untuk wilayah dengan

KETERBATASAN
OPTIMALISASI GUNA AIR
SUMBER AIR
DAFTAR PUSTAKA

Permukaan
IRIGASI
Bawah
Permukaan

Secara Curah
Drip Irrigation

TETES Sub-Surface Irrigation

Bubbler Irrigation

Spray Irrigation
KEUNTUNGAN IRIGASI
TETES
1. Lahan tidak terganggu karena pengolahan tanah,
siraman, dll. Meningkatkan drainasi permukaan.

2. Perencanaan dan konstruksi murah bila peyumbatan


tidak terjadi dan pemeliharaan eminiter minimum.

3. Bisa diletakkan di bawah mulsa plastik, bisa diterapkan


di daerah bergelombang.
Efisiensi Irigasi
Berdasarkan Rijsberman (2002) :
 Irigasi Permukaan : 30 – 40 %
 Irigasi Curah : 75 – 85 %
 Irigasi Tetes : 87 – 95 %

Efisiensi Irigasi, yaitu rasio dari air yang


dimanfaatkan tanaman dengan
air yang diberikan.
PERENCANAAN
1. Menentukan kebutuhan air tanaman.

2. Menentukan kebutuhan air irigasi tetes dan waktu operasional untuk tanaman.

3. Menentukan dimensi pipa lateral, manifold, pipa utama, dan komponen


pendukung lain.

4. Perhitungan total kebutuhan tekanan (total dynamic head) dan kapasitas sistem,
serta mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa yang digunakan.

5. Menentukan kehilangan tenaga pada jaringan tetes.

6. Menentukan daya pompa yang diperlukan.

7. Pembahasan data-data yang dianalisis.


PELAKSANAAN
Unit Utama (Head Unit)

Unit Utama (Main Unit)

Unit Pembagi ( Sub-main/Manifold)

Unit Lateral

Alat aplikasi
PELAKSANAAN PEMASANGAN
JARINGAN IRIGASI TETES
Pengukuran dan
Pemasangan Patok

Pemasangan Pipa Utama Persiapan Bedengan Pemasangan Pipa


dan Komponen Manifold

Tes Keseragaman Flushing


Pemasangan Pipa
Pengairan (Tetes) Lateral
AKSESORIS

Take Off End Plug


Gromet

Tensiometer Manometer Fillter Gelas Ukur


OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Operasi

Perencanaan operasi:
1. Perencanaan tata tanam;
2. Perencanaan kebutuhan air irigasi;
3. Perencanaan pemberian air;
4. Perencanaan kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja.
 
Pelaksanaan operasi
5. Penetapan pemberian air;
6. Pencatatan pemberian air pada jaringan;
7. Pencatatan hal-hal saat dilakukan operasi;
8. Pengoperasian pompa, jaringan dan komponen jaringan;
9. Laporan keadaan air dan tanaman.
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Perencanaan Operasi
1. Ketersediaan Air;
2. Iklim : Evapotranspirasi, Hujan;
3. Tanaman : Hama, Kesesuaian Tanaman;
4. Pola Budidaya;
5. Tenaga Kerja;
6. Pemasaran, Usaha Tani.
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pemelliharaan

Perencanaan pemeliharaan
1. Inspeksi;
2. Pelaporan kerusakan;
3. Perencanaan tindakan.

Pelaksanaan pemeliharaan
4. Pemeliharaan rutin;
5. Pemeliharaan berkala;
6. Perbaikan.
STUDI KASUS

Tanah petani Desa Kailolo 1 Ha


4 petani @ 0,25 Ha (50 m x 50 m)

Tenaga : Solar Cell


Debit keluaran : 3 ltr/det
Kapasitas Reservoir : 75 m3
Beda Tinggi Lahan : 35 m
Rata2 Penyinaran : 8 jam/hari
Kapasitas Menahan Air : 75 mm/m
Komoditas : Jagung Manis
Jarak Tanam : 50 cm x 60 cm
Tanaman : Jagung Manis
Sumber air : Air Tanah
Tenaga penggerak : Gravitasi
Pd, prosentase area ternaungi kanopi pada
: 80,00 %
masa penggunaan puncak
fa, interval irigasi aktual : 1,00 kali/hari
Sp Sr = jarak tanaman : 0,30 mxm
Np, jumlah emiter per tanaman : 1,00 buah
qa, debit emiter rata-rata : 1,00 liter/jam
Tanggal tanam : 01/7/2018
Tr : 1,10
EU : 85
Fraksi pengurangan air tanah yang diizinkan
untuk keperluan manajemen irigasi (MAD) : 40 %
adalah sebesar
Persentase areal yang terbasahi (pw) : 50 %
Infiltrasi Tanah (data hasil pengujian) : 13,00 mm/jam
DIMENSI PIPA
Kebutuhan air irigasi total = 55,78 m3/hari

Total ketersediaan air = 86,40 m3/hari

PIPA UTAMA : 4 inchi

PIPA MANIFOLD : 2 inchi

PIPA LATERAL : 0,7 inchi


ETc Pola Operasi Kontrol Laju
Eto Z Pemberian Irigasi < I
Tanggal Bulan HST Kc Eto x Kc (1 kali/hr) (2 kali/hr) (mm/jam)
(mm/hr) (mm/hr) (m) (menit) (menit) (1 kali/hr) (2 kali/hr)
15-31 Juli 1-17 0,40 2,57 1,03 0,10 21,42 10,71 Ok Ok
01-31 Agustus 18-47 0,80 3,00 2,40 0,30 50,00 25,00 Ok Ok
01-30 September 48-77 1,15 3,39 3,90 0,50 81,22 40,61 Ok Ok
01-19 Oktober 78-98 1,00 4,00 4,00 0,60 83,34 41,67 Ok Ok

Kesimpulan :
Untuk Operasi Pemberian Air Irigasi :

1 kali per hari

Atau

2 kali per hari


UJI KESERAGAMAN TETES

Dari Hitungan Debit


Rata - Rata = 0,77
Rata - Rata Deviasi = 0,08
Keseragaman (cu) = 89,41
KESIMPULAN
1. Sistem irigasi tetes lebih optimal pada lahan dengan curah hujan rendah,
cenderung kering.

2. Peluang pengembangan irigasi tetes cukup besar, produktivitas yang


dikembangkan secara tradisional cukup menunjukkan prospek yang sangat baik

3. Kepemilikan lahan di Indonesia rata-rata kecil, sementara pengembangan


irirgasi tetes sesuai dengan petani yang berpemilikan kecil.

SARAN
1. Dukungan semua pihak untuk pemberdayaan SDM, pengelola dan masyarakat
penerima manfaat dalam hal pertanian.

2. Pengembangan irigasi tetes untuk lahan kering yang cukup banyak di Indonesia
diharapkan dapat dilaksanakan oleh pengelola WS setempat bekerja sama
dengan instansi yang berkompeten dalam bidang pengembangan irigasi dan
pertanian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai