Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MG 3212 – KONSENTRASI FLOTASI


MODUL 3
FLOTASI MINERAL OKSIDA

Nama  : Alvin Adi Nugraha


NIM : 12515034
Kelompok  : 05
Nama / NIM Asisten : Guruh Diki P. / 12514048
Tanggal Praktikum : Kamis, 15 Februari 2018
Tanggal Pengumpulan : Sabtu, 24 Februari 2018

LABORATORIUM ANALISIS MINERAL DAN BATUBARA


PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
I. Tujuan
 Menentukan berat Fe dalam froth.
 Menentukan recovery Fe.
 Menentukan pengaruh pH terhadap recovery Fe.
 Menentukan pengaruh kolektor dalam proses flotasi.
 Menentukan pengaruh frother dalam proses flotasi.

II. Data Percobaan


1. Data
Berat mineral oksida : 200 gram
Kadar Fe2O3 : 5.6%
Kadar Fe feed : 3.92%
Berat Fe feed : 7.83 gram

pH Froth
Berat (gr) %Fe Fe (gr)
2 7.70 19.08% 1.47
3 6.54 32.41% 2.12
4 7.80 28.14% 2.19
5 11.60 45.94% 5.33
6 9.20 33.13% 3.05
7 8.70 14.14% 1.23
8 8.20 15.46% 1.27
9 6.67 14.90% 0.99

2. Prosedur
Silika 400gr dan Hematite 100gr
ditimbang

Air 1000ml disediakan

Hematite, Silika, dan air


dicampur ke dalam wadah flotasi

wadah flotasi dipasang ke alat


flotasi

alat flotasi dinyalakan dan


ditunggu sekitar 2 menit

pH larutan dicek, dan


ditambahkan H2SO4 agar pH di
sekitar 2-3

Kolektor dimasukan sebanyak 10


tetes pipet dan ditunggu sektiar 2
menit

Frother dimasukan sebanyak 10


tetes pipet dan ditunggu sekitar 2
menit

wadah disiapkan

keran udah dibuka dan pengeruk


flotasi dhinyalakan

Tunggu sampai sudah cukup


silika yang dibawa gelembung
udara, lalu alat flotasi dimatikan
III. Pengolahan Data
1. Mencari berat Fe pada froth :
%Fe dalam froth
Berat froth
2. Mencari recovery Fe :
Berat Froth ×%Fe dalam froth
Berat Feed ×%Fe dalam feed
3. Mencari berat Fe di tailing :
Berat Fe di feed−Berat Fe difroth
4. Mencari kadar Fe di tailing :
Berat Fe dalam tailing
× 100 %
Berat tailing
5. Mencari berat tailing :
Berat feed−Berat froth
6. Mencari persentase kehilangan berat feed :
Berat Feed−( Berat froth+ Berat tailing)
×100 %
Berat feed

R-Fe %Kehilanga
p Froth (%) Tailing n Berat feed
H Fe Fe
Berat (gr) %Fe (gr) (gr) %Fe Berat (gr)
19.08 18.74 3.31
2 7.70 % 1.47 % 6.36 % 192.30 0%
32.41 27.04 2.95
3 6.54 % 2.12 % 5.71 % 193.46 0%
28.14 28.00 2.93
4 7.80 % 2.19 % 5.64 % 192.20 0%
45.94 67.97 1.33
5 11.60 % 5.33 % 2.50 % 188.40 0%
33.13 38.88 2.51
6 9.20 % 3.05 % 4.78 % 190.80 0%
14.14 15.69 3.45
7 8.70 % 1.23 % 6.60 % 191.30 0%
15.46 16.17 3.42
8 8.20 % 1.27 % 6.56 % 191.80 0%
14.90 12.68 3.54
9 6.67 % 0.99 % 6.84 % 193.33 0%
7. Grafik Pengaruh pH terhadap recovery Fe :

Grafik Pengaruh pH Terhadap Recovery Fe


80.00%

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

IV. Pembahasan
Titik nol muatan (pzc), dalam kimia fisik, adalah konsep yang berkaitan
dengan fenomena adsorpsi, dan ini menggambarkan kondisi ketika
kerapatan muatan listrik pada permukaan nol.[1]
Permukaan muatan adalah perbedaan potensial listrik antara permukaan
dalam dan luar dari fase terdispersi dalam koloid. Ada banyak proses yang
berbeda yang dapat menyebabkan permukaan terisi, termasuk adsorpsi ion,
protonasi deprotonasi, dan penerapan medan listrik eksternal. Permukaan
biaya menyebabkan partikel untuk memancarkan medan listrik, yang
menyebabkan tolakan partikel dan daya tarik, yang mempengaruhi banyak
sifat koloid.[2]
Dalam proses flotasi, terdapat banyak faktor yang bisa mempengaruhi
keberhasilan untuk mencapai recovery sebesar mungkin. Salah satu faktor
tersebut adalah ukuran partikel, dimana ukuran partikel mengakibatkan
mudahnya untuk terbawa gelembung gas jika ukuran partikelnya kecil, dan
mudahnya untuk mengendap jika ukuran partikelnya besar. Faktor
selanjutnya adalah pH, pH sangat mempengaruhi besarnya recovery yang
didapatkan, suatu proses pemisahan antara mineral berharga tertentu
dengan mineral pengotor tertentu agar recovernya besar, harus di besar pH
yang tepat untuk proses tersebut. Kemudian, ada faktor dari mesin
flotasinya, yaitu di kecepatan impeller-nya, dengan kecepatan yang tepat,
proses flotasi akan berlangsung dengan lebih optimal, yaitu dengan
teraduknya reagen – reagen yang dimasukan hingga larut dan gelembung
yang terbentuk jumlahnya optimal untuk mengangkat mineral. Lalu, faktor
selanjutnya adalah kolektor, dengan jenis kolektor yang tepat untuk suatu
proses pemisahan mineral tertentu, pemisahan mineral bisa berjalan
dengan optimal, karena kolektor akan mengubah salah satu jenis mineral
agar bisa terbawa oleh gelembung udara. Selanjutnya, ada frother, dimana
frother berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan agar gelembung
udara yang terbentuk lebih mudah dan stabil, ini berpengaruh terhadap
pemisahan mineralnya, mineral yang terangkat ke atas tidak jatuh ke dasar
lagi diakibatkan gelembung udara yang lebih stabi. Dan, faktor terakhir
yaitu depressant, yang berfungsi mencegah interaksi antara kolektor
dengan mineral tertentu, dengan jenis depressant yang tepat untuk proses
pemisahan mineral tertentu, proses pemisahan dapat berjalan lebih
optimal, karena depressant yang tepat dengan jumlah yang tepat akan
mencegah interaksi, dimana dengan kombinasi antara kolekor yang tepat,
campuran mineral akan terpisah dengan sangat optimal.
Saat melakukan praktikum, hematite sebanyak 100gr dan silika 400gr
ditimbang, lalu air sebanyak 1000ml disediakan, campur semuanya ke
dalam wadah flotasi lalu pasangkan ke alat flotasi dan nyalakan, kemudian
H2SO4 ditambahkan agar pH berada di rentang 2-3, ditambahkan kolektor
10 tetes pipet lalu conditioning, kemudian ditambahkan frother 10 tetes
pipet lalu conditioning, siapkan wadah, buka keran udara dan nyalakan
pengeruk flotasi untuk mengeluarkan siliran yang terbawa gelembung, saat
sudah cukup silika yang masuk ke wadah, alat flotasi dimatikan. Hasil
yang diperoleh sudah cukup baik, tetapi masih cukup banyak silika yang
tidak terbawa oleh gelembung gas dengan optimal, juga terdapat hematite
yang terbawa oleh gelembun gas, ini membuat recovery yang didapat tidak
terlalu optimal. Penyebabnya bisa dikarenakan saat praktikum tidak
menggunakan depressant, sehingga hematite bereaksi dengan kolektor dan
terbawa oleh gelembung gas, lalu jumlah kolektor yang dipakai kurang
sehingga tidak bereaksi dengan keseluruhan silika dengan baik. Saat sudah
di wadah, gelembung gas tidak langsung pecah, membutuhkan waktu
yang lama, bahkan ada yang tidak pecah – pecah dengan sendirinya, ini
berarti jumlah frother yang dimasukan terlalu banyak, sehingga gelembun
gas terlalu stabil. Secara keseluruhan hasil yang diperoleh cukup bagus
dengan adanya banyak faktor yang mengurangi kinerja proses flotasi.
Di industri sudah jelas bahwa flotasi mineral oksida diaplikasikan untuk
menaikan kadar suatu mineral berharga, dengan pemisahan antara mineral
berharga dengan mineral tidak berharga. flotasi mineral oksida juga
dilakukan sebagai syarat untuk masuk ke pengolahan ekstraksi logam dari
mineralnya. Seperi industri yang ingin menghasilkan logam besi, maka
mereka akan melakukan tahap flotasi agar kadar mineral oksida besi naik
dan mineral tidak berharga bisa terpisah, dan juga saat proses ekstraksi
logam lebih optimal baik dalam proses maupun hasilnya.. flotasi mineral
oksida juga dilakukan sebagai syarat untuk masuk ke pengolahan ekstraksi
logam dari mineralnya. Seperi industri yang ingin menghasilkan logam
besi, maka mereka akan melakukan tahap flotasi agar kadar mineral oksida
besi naik dan mineral tidak berharga bisa terpisah, dan juga saat proses
ekstraksi logam lebih optimal baik dalam proses maupun hasilnya.

V. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan pengaruh pH dalam flotasi mineral oksida!
pH pada flotasi sangat mempengaruhi recovery yang akan
didapatkan, karena pH sangat mempengaruhi linkungan proses
berjalannya flotasi, senyawa seperti kolektor, depressant, frother,
dan reagen lain yang ditambahkan dan bereaksi dengan mineral
oksida akan berjalan secara optimal jika lingkungannya
mendukung, dan agar lingkunannya bisa mendukung maka harus
dilakukan di pH yang tepat.
2. Jelaskan faktor – faktor yang berpengaruh dalam flotasi mineral
oksida!
Dalam proses flotasi, terdapat banyak faktor yang bisa
mempengaruhi keberhasilan untuk mencapai recovery sebesar
mungkin. Salah satu faktor tersebut adalah ukuran partikel, dimana
ukuran partikel mengakibatkan mudahnya untuk terbawa
gelembung gas jika ukuran partikelnya kecil, dan mudahnya untuk
mengendap jika ukuran partikelnya besar. Faktor selanjutnya
adalah pH, pH sangat mempengaruhi besarnya recovery yang
didapatkan, suatu proses pemisahan antara mineral berharga
tertentu dengan mineral pengotor tertentu agar recovernya besar,
harus di besar pH yang tepat untuk proses tersebut. Kemudian, ada
faktor dari mesin flotasinya, yaitu di kecepatan impeller-nya,
dengan kecepatan yang tepat, proses flotasi akan berlangsung
dengan lebih optimal, yaitu dengan teraduknya reagen – reagen
yang dimasukan hingga larut dan gelembung yang terbentuk
jumlahnya optimal untuk mengangkat mineral. Lalu, faktor
selanjutnya adalah kolektor, dengan jenis kolektor yang tepat untuk
suatu proses pemisahan mineral tertentu, pemisahan mineral bisa
berjalan dengan optimal, karena kolektor akan mengubah salah
satu jenis mineral agar bisa terbawa oleh gelembung udara.
Selanjutnya, ada frother, dimana frother berfungsi untuk
menurunkan tegangan permukaan agar gelembung udara yang
terbentuk lebih mudah dan stabil, ini berpengaruh terhadap
pemisahan mineralnya, mineral yang terangkat ke atas tidak jatuh
ke dasar lagi diakibatkan gelembung udara yang lebih stabi. Dan,
faktor terakhir yaitu depressant, yang berfungsi mencegah interaksi
antara kolektor dengan mineral tertentu, dengan jenis depressant
yang tepat untuk proses pemisahan mineral tertentu, proses
pemisahan dapat berjalan lebih optimal, karena depressant yang
tepat dengan jumlah yang tepat akan mencegah interaksi, dimana
dengan kombinasi antara kolekor yang tepat, campuran mineral
akan terpisah dengan sangat optimal.

3. Jelaskan mengapa mineral oksida sulit untuk diflotasi dan jarang


digunakan konsentrasi flotasi pada mineral oksida!
Sulitnya flotasi untuk mineral oksida bisa disebabkan berbagai
faktor, salah satunya adalah mineral berharga dan mineral tidak
berharganya. umumnya mineral yang dianggap tidak berharga
adalah mineral yang mempunyai bentuk oksida seperti SiO2, CaO,
MgO, dan lainnya. Kasus pada flotasi untuk mineral oksida, berarti
mineral berharganya juga adalah mineral oksida, sehingga mineral
berharga dan mineral tidak berharga mempunyai bentuk senyawa
oksida. Untuk pemisahan menggunakan flotasi yang menerapkan
sifat permukaan hidrofilik dan hidrofobik, yang didukung dengan
menggunakan reagen berupa kolektor, frother, depressant, dan
banyak lainnya. kolektor yang digunakan kebanyakan adalah
kolektor ionizing, dimana disini ada kolektor kationik dan anionik.
kolektor bertugas merubah sifat permukaan menggunakan prinsip
mengikatnya ion antara kolektor dengan permukaan mineral. Inilah
penyebab mengapa flotasi pada mineral oksida sulit dan jarang
digunakan, mineral berharga dan tidak berharga sama – sama
berbentuk senyawa oksida, yang mayoritas mempunya ion
permukaan mineral yang sama, sehingga kolektor atau depressant
juga bisa saja bereaksi dengan mineral berharga dan tidak
berharga, yang menyebabkan pemisahan mineral – mineral tersebut
menjadi tidak optimal, dan mendapatkan recover yang tidak tinggi.

VI. Kesimpulan
 Setelah diolah dari data yang ada, didapatkan berat Fe dari rentang
pH 2-9, dengan Fe sebesar 1.47 gram untuk pH sebesar 2, Fe
sebesar 2.12 gram untuk pH sebesar 3, Fe sebesar 2.19 gram untuk
pH sebesar 4, Fe sebesar 5.33 gram untuk pH sebesar 5, Fe sebesar
3.05 gram untuk pH sebesar 6, Fe sebesar 1.23 gram untuk pH
sebesar 7, Fe sebesar 1.27 gram untuk pH sebesar 8, dan Fe sebesar
0.99 gram untuk pH sebesar 9.
 Setelah diolah dari data yang ada, didapatkan recovery sebesar
18.74% untuk pH sebesar 2, recovery sebesar 27.04% untuk pH
sebesar 3, recovery sebesar 28.00% untuk pH sebesar 4, recovery
sebesar 67.97% untuk pH sebesar 5, recovery sebesar 38.88%
untuk pH sebesar 6, recovery sebesar 15.69% untuk pH sebesar 7,
recovery sebesar 16.17% untuk pH sebesar 8, dan recovery sebesar
12.68% untuk pH sebesar 9.
 Dengan melihat pada grafik pengaruh pH terhadap recovery Fe
yang didapatkan, terlihat bahwa pada pH sebesar 5 menghasilkan
recovery Fe yang paling besar, ini berarti proses pemisahan
mineral berjalan lebih optimal saat pH sebesar 5, dimana pada pH
tersebut mendukung suasana flotasi seperti jenis mineralnya,
reagen-reagen yang dimasukan, dan alat flotasinya. Jadi, pH
berpengaruh pada recovery Fe yang didapatkan, dengan pH yang
tepat pada campuran mineral yang tepat, akan berjalan proses
pemisahan mineral yang lebih optimal, sedangkan di pH yang
kurang tepat, maka pemisahan akan berjalan kuran optimal.
 Kolektor berpengaruh pada pengangkatan mineral yang diubah
sifat permukaannya menjadi hidrofobik, sehingga dengan jenis dan
jumlah kolektor yang tepat, maka proses pemisahan mineral bisa
berjelan dengan optimal.
 Frother berpengaruh pada proses pembentukan gelembung gas
dalam proses flotasi, dengan jenis dan jumlah frother yang tepat
maka pembentukan gelembung gas bisa stabil dan pecah disaat
sudah keluar dari alat flotasi, sehingga proses pengangkatan
mineral hidrofobik oleh gelembung gas dapat dengan baik berjalan.

VII. Saran
 Untuk kedepannya, sebaiknya melakukan analisis data sesuai
dengan apa yang didapat saat praktikum.
 Sebaiknya siapakn alat dan bahan flotasi yang lebih lengkap untuk
sesi praktikum kedepannya.
VIII. Daftar Pustaka
[1] Lyklema, J. (1995). Fundamentals of Interface and Colloid
Science. Academic Press.
[2] Hans-Jurgen, Butt; Graf, Karlheinz; Kappl, Michael (2006).
Physics and chemistry of interfaces. Germany: Wiley-VCH. pp. 45,
55, 56, 76–82. ISBN 978-3-527-40629-6.

IX. Lampiran
Gambar1.5.Menyediakan
Gambar Memberikan H 2SO4
Air Gambar2.6.Menimbang
Gambar Menguji pH larutan
1000mL Hematite dan Silika 500gr

Gambar3.7.Menuangkan
Gambar Mengambil Gambar4.8.Menuangkan
Gambar Mengambil air
Frother
ke
Kolektor mineral ke wadah
campuran wadah

Gambar 9. Mengeluarkan Gambar 10. Hasil akhir mineral


mineral silika ke baki yang ada di wadah flotasi

Anda mungkin juga menyukai