Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Perawatan ortodonti dini dalam literatur sering disebut dengan perawatan dini,
perawatan preventif, perawatan interseptif, tooth guidance, serta growth guidance.
Perawatan terlambat sering disebut perawatan korektif (Barrer, 1968; Halim dan
Haryanto, 1993). Moyers menyatakan perawatan ortodonti ini merupakan perawatan
dengan memanfaatkan proses pertumbuhan aktif dengan memanfaatkan berbagai metode
yang tersedia. Masa pertumbuhan aktif yang diperkirakan terjadi pada usia 9-13 tahun
pada anak perempuan dan 11-15 tahun pada anak laki-laki (Halim dan Haryanto, 1993;
Moyers, 1973). Hasil konsensus para ortodontis di Quebec City Canada Juli 1997
mendefinisikan perawtan ortodonti ini sebagai perawatan yang dimulai pada masa gigi-
gigi susu atau bercampur. Tujuan perawatan adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan
gigi dan tulang sebelum gigi permanen erupsi (Bishara, dkk., 1998).
Gigi geligi susu sudah sejak lama menjadi subyek pertentangan pendapat baik
dalam hubungannya dengan manfaatnya maupun dengan keharusan mempertahankan
gigi-gigi ini. Sudah sejak lama dikatakan bahwa karena gigi geligi susu sifatnya hanya
sementara, upaya mempertahankan gigi-gigi ini menjadi tidak penting dan tanggalnya
gigi susu yang terlalu cepat biasanya ditanggapi dengan lebih tenang dibandingkan
dengan tanggalnya gigi tetap. Sebaliknya, juga dikatakan bahwa keberadaan gigi geligi
susu penting bagi pertumbuhan rahang yang normal, bagi fungsi normal dan juga bagi
posisi dan oklusi gigi-gigi tetap yang normal dan bahwa tanggalnya gigi susu yang
terlalu cepat harus dicegah sebisa mungkin.
Gigi sulung berperan penting untuk perkembangan rahang dan erupsi atau
pertumbuhan gigi permanen sehingg keberadaannya harus dapat dipertahankan pada
kondisi sehat. Gigi sulung yang lepas sebelum waktunya (premature loss) dapat terjadi
karena gigi berlubang atau karena gigi terlepas dengan sendirinya. Keadaan ini akan
menyebabkan ruangan yang tertinggal menyempit karena pergeseran gigi sebelahnya.
Ruangan yang menyempit ini akan mengganggu erupsi gigi permanen di bawahnya pada
anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat
mengakibatkan gigi tetap tumbuh dalam posisi yang kurang baik dan susunan gigi pun
menjadi tidak rapi.
1
Perawatan kehilangan prematur gigi sulung dilakukan dengan memperhatikan
ada atau tidaknya kelebihan ruangan dalam lengkung gigi. Pencabutan atau hilangnya
gigi desidui lebih awal, dapat menyebabkan semakin besar kemungkinan terjadi
pergeseran gigi. Usaha untuk mencegah pergesaeran gigi yang diakibatkan oleh
premature loss adalah dengan menggunakan alat space maintainer. Space maintainer
merupakan alat yang digunakan untuk menjaga ruangan kosong akibat gigi anak yang
terlepas sebelum waktunya. Alat ini akan terus dipakai oleh anak sampai gigi
permanennya erupsi untuk mengisi ruangan kosong tersebut sehingga calon gigi yang
akan tumbuh di tempat tersebut dapat tumbuh dengan benar.

I.2. Tujuan penulisan


a. Memenuhi tugas individu mata kuliah ilmu kedokteran gigi anak II
b. Mengetahui alat yang digunakan pada periode preventive ortodontik anak
c. Mengetahui fungsi, indikasi, kontraindikasi dan jenisnya pada perawatan space
maintainer pada anak

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gigi susu tidak tumbuh sekaligus namun secara bertahap menembus gusi selama
2 ½ tahun pertama sejak kelahiran. Biasanya yang tumbuh pertama kali adalah keempat
gigi depan yaitu dua di rahang atas dan dua di rahang bawah. Sebagian besar anak-anak
sudah lengkap semua giginya pada saat berusia 3 tahun. Gigi susu berukuran lebih kecil
disbanding gigi permanen pada orang dewasa. Supaya gigi permanen dapat muat
menempati ruang yang ditinggalkan gigi susu yang telah tanggal, rahang terus menerus
mengalami pertumbuhan. Gigi susu mulai tanggal saat anak berusia 6-7 tahun, dan
2
prosesnya terus berlanjut hingga usia 12 tahun. Gigi yang tanggal pertama kali adalah
gigi incisivus (depan) atas dan bawah, yang akan digantikan oleh gigi incisivus
permanen (Mozarta, 2007).
Gigi susu adalah guidance atau panduan bagi pertumbuhan gigi permanen. Jadi
walaupun sifatnya “sementara” dan nantinya akan diganti oleh gigi permanen namun
harus tetap dijaga dan dipelihara kesehatannya. Gigi susu yang tanggal terlalu dini akan
mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen. Gigi tersebut sudah tanggal sebelum
saatnya dan benih gigi permanennya belum siap untuk tumbuh, sehingga gigi permanen
kehilangan panduan (Mozarta, 2007).

Menurut Snawder (1980), penyebab kehilangan atau penyempitan ruang adalah sebagai
berikut :
a. Premature Loss
b. Mesial Drifting Tendency
c. Distal adjustment dari gigi anterior mandibula
d. Ankylosis dan Congenitaly missing teeth

Kehilangan gigi sulung secara dini dapat menimbulkan anomali pada lengkung
rahang oleh karena adanya pergeseran gigi tetangga dan gigi antagonis ke arah ruangan
yang kosong sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan panjang lengkung rahang. Di
lain pihak kehilangan gigi molar sulung sebelum waktunya seringkali menyebabkan
maloklusi. Gigi molar kedua sulung yang bersebelahan dengan molar pertama permanen
merupakan gigi sulung yang sering mengalami karies. Keadaan ini disebabkan karenan
gigi tersebut memiliki daerah morfologi yang memudahkan retensi plak dan
berkembangannya karies (Sartika, 2002).
Tercabutnya gigi sulung yang terlalu cepat menurut Linden (1984) dapat
disebabkan karena beberapa hal, antara lain :
 Tercabutnya gigi sulung karena terjatuh atau kecelakaan
 Adanya penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab premature ekstraksi
 Karies besar pada gigi yang tidak bisa dirawat lagi
 Resorpsi terlalu dini dari akar-akarnya
Pengaruh pencabutan gigi desidui sedikit bahkan tidak mempengaruhi pada
perkembangan gigi geligi permanen. Pencabutan gigi caninus atau molar desidui dapat
mengakibatkan pergeseran gigi ke mesial atau distal gigi geligi sebelahnya ke arah
ruang yang kosong. Pergerakan gigi molar pertama permanen ke mesial memperkecil
ruangan yang diperlukan untuk erupsi premolar permanen. Pergerakan insisivus ke distal
memperpendek ruang caninus. Pergerakan gigi ke arah distal ke ruang yang kosong
3
setelah pencabutan unilateral gigi desidui dapat menyebabkan garis vertkal rahang atas
dan garis tengah rahang bawah mengalami perubahan garis tengah (Andlaw dan Rock,
1992).
Gigi cenderung akan bergeser ke arah mesial karena adanya fenomena ”mesial
drifting tendency” dan gaya dari gigi posterior yang akan erupsi pada anak yang sedang
dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Akibat dari kehilangan dini satu atau lebih
gigi sulung, dapat mengakibatkan, pergeseran midline, gigi berjejal, perubahan pada
lengkung gigi, dan kehilangan ruang untuk gigi tetap penggantinya. Andlaw dan
Rock,1982 mengatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi besar rata-rata
pergerakan gigi ke mesial atau distal dari gigi geligi adalah derajat berjejalnya gigi pada
lengkung gigi, jenis gigi desidui yang hilang dan usia pasien.

a. Derajat berjejalnya gigi pada lengkung gigi


Lengkung gigi yang tidak berjejal mungkin terdapat sedikit pergeseran atau tidak ada
pegeseran sama sekali. Lengkung yang berjejal pada gigi-geligi dapat menyebabkan
gigi di sekitarnya akan mudah bergeser ke arah ruang kosong yang terjadi akibat
pencabutan atau hilangnya gigi.

b. Jenis gigi yang hilang


Kehilangan molar desidui kedua adalah masalah yang serius karena akan terjadi
pergeseran kearah mesial gigi molar pertama permanen. Hal tersebut dikarenakan
tidak adanya hambatan. Hilangnya gigi caninus desidui memungkinkan gigi insisivus
permanen bergeser ke arah distal tetapi kemungkinannya adalah kecil. Hilangnya gigi
molar perama desidui dapat menyebabkan bergesernya gigi disekitarnya ke arah distal
maupun mesial.

c. Usia pasien
Pencabutan atau hilangnya gigi desidui lebih awal memungkinkan terjadinya
pergeseran gigi-geligi. Gigi desidui yang dicabut tersebut mendekati waktu erupsi
yang normal maka tidak akan terjadi pergeseran gigi permanen.

4
BAB III
PEMBAHASAN

Space maintainer merupakan alat yang bersifat pasif dan digunakan untuk
menjaga ruang akibat kehilangan dini gigi sulung, alat ini yang dipasang diantara dua
gigi. Ruang yang terjadi akibat gigi tanggal prematur perlu dipertahankan sebelum gigi
tetangga bergeser ke diastema. Untuk mencegah agar ruangan tersebut tidak ditempati
gigi-gigi yang berdekatan perlu dipasang piranti yang disebut space maintainer (AAPD,
2009; Rahardjo, 2009). Fungsi dari space maintainer adalah mencegah pergeseran dari
gigi ke ruang yang terjadi akibat pencabutan dini, mencegah ekstrusi gigi antagonis dari
gigi yang dicabut dini, memperbaiki fungsi pengunyahan akibat pencabutan dini dan
memperbaiki fungsi estetik dan bicara setelah pencabutan dini (Moyers, 1972).

Menurut Finn(1973), space maintainer diperlukan apabila:


a. Gigi m2 dicabut sebelum P2 siap menggantikan
b. Gigi m1 tanggal terlalu awal tidak mutlak membutuhkan space maintainer
c. Kasus anodonsia P2 membiarkan M1 menutup celah
d. Anodonsia I2 dibiarkan agar C dapat menempati ruang yang ada
e. Pemasangan space maintainer anterior dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan
buruk dan tujuan psikologis
f. M1 tanggal sebelum M2 erupsi maka ruang yang ada dibiarkan saja agar gigi M 2
menempati ruang yang kosong, jika M2 sudah erupsi maka ruang yang ada harus
dipertahankan

5
g. Pencabutan m2 menjelang erupsi gigi M1 dibuatkan space maintainer berupa plat
dengan labial arch dengan gigi tiruan m2
h. Space maintainer aktif sering digunakan untuk mendesak M1 ke arah distal

Indikasi perawatan space maintainer

1. Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi
menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan masih terdapat
ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya.

2. Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, misalnya menempatkan lidah di tempat yang
kosong atau menghisap bibir maka pemasangan space maintainer ini dapat
diinstruksikan sambil memberi efek menghilangkan kebiasaan buruk.

3. Adanya tanda-tanda penyempitan ruang

4. Kebersihan mulut baik.

Kontraindikasi perawatan space maintainer

1. Tulang alveolus di atas gigi pengganti tidak ada dan cukup ruang untuk erupsi

2. Tersedia cukup ruang dan tidak ada gejala adanya penutupan ruang

3. Terdapat beda yang cukup besar antara pencabutan dengan yang diperlukan untuk
perawatan ortodonsia

4. Gigi pengganti tidak ada dan penutupan ruang diinginkan.

(Pradipto, 2009)

Syarat suatu space maintainer adalah dapat menjaga ruang dimensi proksimal,
tidak menggangu erupsi gigi antagonisnya, tidak menggangu erupsi gigi permanen, tidak
mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan, dan fungsi pergerakan mandibular, dapat
mencegah ekstrusi gigi lawan, tidak memberikan tekanan abnormal pada gigi
penyangga, tidak mengganggu jaringan lunak serta desain yang sederhana, ekonomis dan
mudah dibersihkan.
Ada dua metoda penilaian yang umum digunakan untuk menganalisis penerapan
space maintainer, yaitu pengamatan langsung dan analisis gigi bercampur.
a. Pengamatan Langsung
6
Pengamatan langsung dari ukuran lengkung rahang atau ruang tempat mana gigi
tetap yang akan bererupsi dapat dilakukan dengan melihat langsung ukuran gigi-gigi
sulung dalam mulut anak sehingga dapat diperkirakan ukuran gigi pengganti. Penilaian
potensi ruang dengan pengamatan langsung dapat juga dilakukan dengan bantuan foto
rontgen dari gigi-gigi yang belum bererupsi yang dapat menunjukkan ukuran lengkung
gigi dari gigi pengganti.6
b. Analisis Gigi-geligi Campuran
Analisis gigi-geligi campuran dilakukan untuk mengukur ruang yang ada dalam
mulut anak dan membandingkan dengan ruang yang diperlukan untuk erupsi yang sesuai
dari gigi permanen. Ruang paling penting yang harus dipertimbangkan dalam analisis
manapun adalah ruang yang ditempati oleh gigi kaninus, premolar satu dan premolar
dua. Sebagai pedoman umum, ruang untuk gigi-gigi kaninus dan premolar permanen
atas kurang lebih 23,0 mm dan 21,0 mm untuk RB. Ada beberapa metode analisa gigi
geligi campuran yang sering digunakan diantaranya adalah: analisis Moyers dan analisis
Nance. Penggunaan analisis ruang cara Moyers pada masa gigi-geligi campuran
membuat dokter gigi dapat bertindak secara dini untuk memecahkan beberapa masalah
yang dapat diatasi dengan prosedur interseptif seperti space maintainer.6,7

Tipe Space Maintainer


Ada berbagai macam tipe space maintainer, yang secara umum bisa
dikelompokkan menjadi dua katagori, lepasan dan cekat. Space maintainer lepasan bisa
digunakan untuk periode yang relatif singkat, biasanya sampai 1 tahun. Space
maintainer cekat jika didesain dengan baik, akan tidak begitu merusak jaringan rongga
mulut dibandingkan dengan space maintainer lepasan, dan kurang begitu mengganggu
bagi pasien. Oleh karena itu, alat ini dapat digunakan untuk waktu yang lebih panjang,
biasanya sampai 2 tahun (Pradipto, 2009). Alat cekat dan lepasan dapat digunakan untuk
mempertahankan ruang untuk mencegah kehilangan panjang lengkung. Jika gigi
penyangga dapat direstorasi, suatu alat cekat jadi pilihan. Alat cekat mengurangi insiden
alat patah atau hilang, alat cekat sedikit percaya pada pasien yang kooperatif
(Mathewson,1995).

Klasifikasi space maintainer menurut Snawder (1980) adalah


 Space maintainer cekat dengan band
 Space maintainer cekat tanpa band atau dengan etsa asam
 Space maintainer lepasan dengan band atau semi-cekat
 Space maintainer lepasan tanpa band
 Space maintainer fungsional atau dapat dikunyah

7
 Space maintainer nonfungsional.

1. Space maintainer cekat


Ada 3 jenis space maintainer cekat, yaitu :
a. Band and loop atau crown and loop
Indikasi :
 Premature loss gigi molar dan isicivus desidui dimana diantisipasi pengurangan
panjang lengkung gigi.
 Apabila ada indikasi perbaikan mahkota gigi yang diguanakan untuk abutment. pada
kasus ini loop dapat diletakkan pada mahkota
Tipe ini lebih disukai karena lebih mudah pembuatannya, lebih mudah diperbaiki, lebih
mudah dilepas. Meskipun alat ini kuat/kokoh tapi dapat rusak pada tekanan yang
abnormal dan harus dilepas oleh dokter gigi sehingga tidak hanya butuh waktu tapi juga
menimbulkan kecemasan pasien.

b. Lingual arch (fixed or semi fixed)


Indikasi :
 Premature loss satu atau beberapa gigi posterior dan beberapa kasus yang sama pada
gigi anterior.
 Khususnya digunakan pada kehilangan banyak gigi secara bilateral.
Keuntungan dari jenis ini adalah sedikit waktu yang diperlukan, mudah membuatnya,
mudah penyesuaian, dapat mengurangi pengurangan panjang lengkung dan menjaga
leeway space jika diperlukan.

c. Band or Crown and distal shoe


Indikasi : apabila kehilangan gigi molar dua desidui terjadi sebelum erupsi molar satu
permanen.
Keuntungannya mudah dibuat, lebih sedikit waktu yang dibutuhkan, mudah
penyesuaian, mencegah penggeseran mesial molar satu permanen.

Kekurangan space maintainer cekat secara umum adalah (1) cenderung mengakibatkan
tipping dan rotasi gigi penyangga, (2) menyebabkan terjadinya retensi plak sehingga
terjadi daerah demineralisasi dan karies pada gigi penyangga, (3) membutuhkan

8
preparasi pada gigi penyangga, (4) membutuhkan waktu kunjungan yang lama,(5)
membutuhkan proses laboratorium yaitu pensolderan, (6) daerah solder mudah rusak,
dan (7) sitotoksik karena terdapat daerah solder.

2. Space maintainer lepasan

Space maintainer lepasan digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran
lebih dari satu gigi. Alat lepasan ini sering merupakan satu-satunya pilihan karena tidak
adanya gigi penyangga yang sesuai untuk alat cekat. Alat ini dapat ditambahkan gigi-gigi
artificial untuk mengembalikan fungsi estetik. Alat ini digunakan pada rahang atas
maupun rahang bawah dimana telah kehilangan gigi bilateral lebih dari satu, alat ini juga
digunakan pada kasus tanggalnya gigi M2 sulung sebelum erupsi M1 permanen. space
maintainer GTS memiliki konstruksi yang sederhana, pergerakan fungsional baik dan
biaya yang relatif murah. Pembersihan GTS dan gigi yang tepat penting untuk
mengurangi kemungkinan berkembangnya lesi karies yang baru, alat space maintainer
lepasan dari berbagai tipe tidak boleh dianjurkan untuk pasien anak yang mempunyai
masalah karies dan kebersihan mulut yang jelek. Masalah yang sering timbul dari
pemakaian alat ini adalah malasnya anak memakai alat sehingga fungsi space maintainer
tidak tercapai dan alat jarang dibersihkan sehingga menyebabkan iritasi jaringan mulut
(Graber, 1972).

Teknik pembuatan space maintainer menurut Richard, dkk (1996) adalah sebagai berikut
 Band and Loop Space Maintainer

1. Pilih band atau stainless steel crown yang tepat. Gunakan tongue blade/band seater
untuk menempatkan band. Gunakan penekan band untuk mengadaptasikan dan
burnish band. Band/crown yang terletak dengan baik diperlukan untuk mencegah
dekalsifikasi/karies berulang.

2. Gunakan alginat, cetak rahang pasien.

3. Tuangkan stone cast ke cetakan alginat. Dengan hati-hati, keluarkan stone cast dari
cetakan tersebut.

4. Gunakan pliers no.139 untuk membengkokkan kawat menjadi loop. Loop yang
sudah selesai sebaiknya berada pada sepertiga tengah band/crown, dan berada diatas
jaringan lunak. Sisakan sedikit kawat pada bagian distal untuk membantu soldering.
9
5. Elektrosolder kawat ke band.

6. Lepaskan cetakan dari alat. Haluskan dan polish alat tersebut.

7. Cobakan alat. Cek oklusi untuk memastikan kawat/solder tidak mengenai jaringan
lunak.

8. Sementasi alat, semen yang berlebih kemudian dibuang.

9. Periodic-recall untuk melihat apakah gigi pengganti sudah erupsi, apakah alat
megenai jaringan lunak, atau apakah alat berfungsi sebagai mana mestinya.

 Distal Shoe Space Maintainer

1. Persiapkan dm1 untuk stainless steel crown, kemudian adaptasikan stainless steel
crown yang sesuai.

2. Ambil bar material dan pas kan ke permukaan distal stainless steel crown.
Elektrosolder bar dan crown, kemudian haluskan dan polish dengan rag wheel dan
pumis, kemudian rag wheel dan gold rouge.

3. Dari perhitungan klinis atau radiograf, ukur jarak dari permukaan distal dm1 ke
permukaan mesial molar pertama. Tandai ukuran ini pada bar material, kemudian
bengkokkan bar material tersebut.

4. Letakkan alat pada tempatnya, dan atur dimana dibutuhkan. Ambil foto radiograf
untuk melihat apakah letak bar sudah pada tempatnya.

Penentuan keberhasilan perawatan space maintainer tidak terlepas dari peran


orang tua yang besar. Pada pemasangan space maintainer lepasan, anak dan orang tua
harus diberi tahu bagaimana cara memasang, melepaskannya dan memeliharanya.
Pemasangan alat ini dilakukan di depan kaca, sehingga pasien dapat melihatnya,
kemudian pasien diminta untuk mencoba memasang alat sendiri di depan operator dan
orangtuanya. Space maintainer lepasan harus dilepas pada waktu tidur dan direndam
dalam air. Setiap hari pasien harus memakai alat ini dan rajin membersihkan agar
penggunaannya dapat maksimal.

BAB IV
10
KESIMPULAN

Pencabutan atau hilangnya gigi desidui lebih awal, dapat menyebabkan semakin
besar kemungkinan terjadi pergeseran gigi. Usaha untuk mencegah pergesaeran gigi
yang diakibatkan oleh premature loss adalah dengan menggunakan alat space
maintainer. Space maintainer adalah alat yang bersifat pasif dan berfungsi untuk
menjaga jarak mesiodistal, ruangan akibat pencabutan gigi desidui yang terlalu awal dan
memelihara gerak fungsional. Meskipun berguna dalam mempertahankan ruang bekas
pencabutan tetapi penggunaan space maintainer terkadang menimbulkan kerusakan pada
jaringan lunak mulut terutama pada penggunaannya dalam waktu yang lama. Oleh
karena itu, indikasi dan kontra indikasinya harus diperhatikan dengan baik agar
perawatan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Andlaw, R.J., Rock, W.P., 1992. Perawatan Gigi dan Anak, Edisi 22, WidyaMedika,
Jakarta

2. Bishara SE, Justus R, Garber TM. 1998. Proceding of the workshop discusion on
early treatment. Am, J orthodontics,. 113(1) : 5-6

3. Finn, S.B., 1973. Clinical Pedodontic, 4th ed., W.B. Sounders Co., Philadelphia

11
4. Graber, TM. 1972. Orthodontict principles and practice. Ed 3rd. W.B. Saunders
Co:Philadelphia

5. Halim H, Haryanto GA. 1973. Pertimbangan Klinis Perawatan Ortodonti Dini. M.I
Kedokteran Gigi FKG USAKTI, 740-5

6. Linden Vander. 1984. Perkembangan Gigi Geligi. Bina Cipta:Jakarta

7. McDonald, Ralph.E. 1987. Dentistry for the child and adolescent. The CV Mosby
Company: St. Louis

8. Mozarta, Martha. 2007. Gigi Susu. http://ultimoclinic.com/services/dental/gigianak.


Diakses pada tanggal 19 Mei 2013.

9. Moyers, RE. 1972. Handbook of Orthodontics for the Student and General
Practitioner. Year BookMedical Publishers Incorporated: Chicago

10. Pradipto, Aditya. 2009. Space Maintainer.


http://paradipta.blogspot.com/2009/12/space-maintainer.html. Di akses
pada tanggal 19 Mei 2013.

11. Richard J. Mathewson, dkk. 1995. Fundamental of Pediatric Dentistry. 3rd Ed.
Missouri : Quintessence Publishing. P. 328-337

12. Ricket. 2003. Early orthodonti. Makalah ilmiah. Jakarta. P. 1-3.

13. Sartika, L. 2002. Penatalaksanaan Space Maintainer Lepasan pada Kehilangan


Gigi Molar Susu Bilateral. Skripsi. Medan: USU e-Repository.

14. Tim Penyusun Buku Ajar Ortodonsia III Buku ajar ortodonsia III kgo III. Available
from www.google.com/search/Spacemaintainer. Diakses pada tanggal 19
Mei 2013.

12

Anda mungkin juga menyukai