Anda di halaman 1dari 3

Bau badan?

Ini penyebab dan Cara Mengatasinya

Jutaan orang gak sadar kalo ternyata bau badannya gak enak. Bau badan walaupun
tidak berbahaya tapi sangatlah mengganggu dan sering bikin minder. Apa sih yang
menyebabkan bau badan? dan bagaimana cara mengatasinya?

Ini kata dokter..

Berkeringat adalah hal yang normal sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi kulit dan
mengatur suhu tubuh (termoregulasi)

Saat cuaca panas atau saat tubuh banyak aktivitas seperti olahraga, suhu tubuh akan naik,
maka untuk menstabilkan suhu tubuh agar kembali normal, tubuh akan mengeluarkan
keringat

Keringat terdiri dari air, laktat, urea dan mineral (kalium, magnesium, natrium atau garam)
Inilah kenapa keringat rasanya asin.

Komposisi air, laktat, urea dan mineral dalam keringat setiap orang berbeda tergatung apa
yang dimakan dan diminum.

Keringat keluar dari kelenjar keringat yaitu kelenjar ekrin (yang ada diseluruh bagian tubuh
dan menghasilkan keringat dengan konsistensi lebih cair) yang biasanya tidak berbau, dan
kelenjar apokrin (ada di ketiak, dan area genital menghasilkan keringat lebih lengket
dan kaya akan bahan organik yang kalau kontak dengan bakteri bisa menghasilkan bau
yang tidak sedap).

Di dunia kedokteran ada beberapa masalah keringat yang umum terjadi yaitu :

Hiperhidrosis

Kromhidrosis

Bromhidrosis

Hiperhidrosis adalah masalah keringat berlebih tapi tidak berbau. Contohnya ketika
seseorang tiba-tiba berkeringat banyak di telapak tangan padahal tidak sedang melakukan
aktivitas berat ini disebut hiperhidrosis lokal yang bisa disebabkan oleh kelainan regenerasi
saraf simpatis yang terlalu aktif atau gangguan psikis.

Ada juga hiperhidoris menyeluruh di seluruh tubuh, yang mungkin akibat dari gangguan saraf
otonom, atau akibat penyakit sistemik, gangguan endokrin atau efek samping obat.

ada juga yg namanya Kromhidrosis yaitu suatu kondisi dimana keringat yang dihasilkan
berwarna dan disertai sensasi gatal dan panas yang biasanya muncul di ketiak tapi kondisi ini
sangat jarang ditemukan.

Berikutnya Bromhidrosis (bau badan)…

adalah istilah kedokteran untuk keringat yang berbau tidak sedap,

Penyebabnya karena produksi keringat berlebih yang dihasilkan kelenjar apokrin (biasanya di
ketiak)

Kelenjar apokrin tidak berfungsi sampai pada masa pubertas, jadi bau badan sering dialami
setelah menginjak masa pubertas. Bromhidrosis lebih banyak ditemukan pada laki-laki
dibandingkan perempuan, pada orang dengan obesitas dan pada ras kulit hitam daripada kulit
putih.

Selain itu bau badan juga dipengaruhi faktor hormonal, genetic, dan faktor makanan.

Makanan seperti bawang putih, bawang merah, cabai, merica, cuka, keju, lobak, produk

susu fermentasi, ikan asin, dan daging dapat berpengaruh penting pada bau badan.

Bagaimana cara mengatasinya?


mulai dari yang sederhana seperti :
rutin mandi, membersihkan ketiak dan mencukur bulu ketiak
mengganti pakaian terutama saat berkeringat
menggunakan sabun antibakteri
menghindari beberapa jenis makanan penyebab bau badan (bawang putih dan daging
merah),
menggunakan deodoran atau antiperspiran dan parfum
Antiperspiran mengandung aluminum chloride berfungsi untuk mengurangi jumlah
keringat dan mengubah kondisi dengan menghadang pori-pori di ketiak
Deodoran mengandung antimikroba dan pewangi berfungsi mengurangi bau badan tetapi
tidak mengurangi produksi keringat,
Saat ini sudah banyak dikembangkan kombinasi deodoran dan antiperspiran untuk hasil
yang lebih baik.
Jika langkah-langkah tadi tidak bisa mengatasi keringat berlebih dan bau badan, ada beberapa
terapi yang ekstrim seperti
- suntikan botox (botulinum toxin) di daerah tertentu yang sering berkeringat
- operasi pengangkatan kelenjar apokrin atau dengan sedok lemak atau liposuction di
bagian tubuh tertentu tapi harus berkonsultasi dulu dengan dokter.

Ini kata dokter tentang bau badan

reff :

1. Setiawan S, Suling PL. 2018. Gangguan kelenjar keringat apokrin: bromhidrosis dan
kromhidrosis. Jurnal Biomedik. 2018;10(2)80-84.
2. Semkova K, et al. Hyperhidrosis, bromhidrosis, and chromhidrosis: Fold
(intertriginous) dermatoses. Clinics in Dermatology. 2015;33:483–491.
3. Wang Y, et al. A new type of surgery for the treatment of bromhidrosis. Medicine.
2019; 98(22):1-3.
4. Lee GK, et al. Subdermal coagulation treatment of axillary bromhidrosis by 1,444 nm
Nd:YAG laser: a comparison with surgical treatment. Dermatol. 2014;26(1):1-4.
5. Triman NH, Yenny TS. Liposuction untuk bromhidrosis aksilaris. CDK. 2018;45(1):
25-8.
6. Nguyen, et al. The effectiveness of local surgical technique in treatment of axillary
bromhidrosis. Open Access Maced J Med Sci. 2019;7(2):187-191.

Anda mungkin juga menyukai