Laporan Individu Bioekokuan
Laporan Individu Bioekokuan
EKOLOGI KUANTITATIF
OLEH
PENANGGUNG JAWAB
Mutiah Maharani Nst
26020116130107
1. Penyajian data
2. Pengolahan data
3. Kompleksitas data
4. Pembahasan
5. Kelengkapan lampiran
1. N1 = 8,36
1
Anadara nodifera
2. N2 = 10
2
Anadara granosa
3. H’ = 2,12
Tridacna maxima 3
4. λ = 0,1
Aloidis scaphoides 1
5. R1 = 2,79
Corbula tunicata 5
6. R2 = 2
3
Corbula gibba
7. E1 = 0,92
5
Nucula rugosa
8. E2 = 0,83
3
Crassatella sulcata
9. E3 = 0,81
1
Meretrix meretrix
10. E4 = 1,19
1
Corbicula gerthi
E5 = 1,22
NO = 10
1. 1
N2 = 6,19
Anadara nodifera
2. 8
H’ = 2,05
Anadara granosa
3. λ = 0,16
Tridacna maxima 2
4. R1 = 2,43
Aloidis scaphoides 4
5. R2 = 1,58
Corbula tunicata 1
6. 10
E1 = 0,89
Corbula gibba
7. 1
E2 = 0,77
Nucula rugosa
8. 2
E3 = 0,75
Crassatella sulcata
9. 1
E4 = 0,79
Meretrix meretrix
10. 10 E5 =0,76
Corbicula gerthi
12 Tambun (B)
10
8
6
Frekuensi
4
2
0
ra os
a
im
a es ta
bb
a
os
a ta tri
x
ife n x o id ica gi g l ca r e
od ra a h un a ru su e
r an r ag nam scap l at b ul ula ella ix m
a a ac is bu r c at tr
ad n ad r id id or Co Nu ass e re Tambun (B)
A n A T lo C r M
A C
Spesies
E5 = 1,93
Pondok Gede (C )
4.5
4
3.5
3
2.5
2
Frekuensi
1.5
1
0.5
0
ra os
a a es ta ba sa ta rix
d ife
an ax im oid
nica gib u go u lca r et
h e
no gr m
ca
p tu la ar lla
s m
ra ara c na s u la r bu cul te rix
da d a is r b Co u sa et
a a id d N as er
An An Tr oi Co Cr Pondok Gede (C )
Al M
Spesies
NO = NO = 10 NO = 10 NO = 10
N2 = N2 = 10 N2 = 6,19 N2 = 13,18
R2 = R2 = 2 R2 = 1,58 R2 = 1,82
4
2
0
ra sa a es ta x i
ba os
a ta tri rth
dif e a no a xim oid i ca g ib ug l ca re g e
no gr m ph tu
n
la r su e
la
ra a ra na s ca
ul a rbu c ul
a
e lla ri xm icu
da d a c i s rb C o u a t e t r b
a a id d N s er Co
An An Tr oi Co as
Al Cr M
Spesies
1.2. Pembahasan
Data yang digunakan pada perhitungan ini merupakan data jenis dan banyaknya
fosil bivalvia yang ditemukan pada 3 wilayah, yaitu wilayah Cakung, Tambun dan
Pondok Gede. Sampling data yang dilakukan memperoleh sepuluh spesies bivalvia
yang berbeda dengan jumlah yang berbeda juga pada ketiga wilayah tersebut. Spesies
yang dijumpai adalah Anadara nodifera, Anadara granosa, Tridacna maxima, Aloidis
scaphoides, Corbula tunicata, Corbula gibba, Nucula rugosa, Crassatella sulcata,
Meretrix meretrix dan Corbicula gerthi. Data tersebut diolah dengan teknik analisis
kuantitatif untuk menentukan nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan
indeks kelimpahan.
Indeks keanekaragaman (H’) merupakan indeks yaqng menggambarkan struktur
komunitas dan dapat memudahkan proses menganalisa informasi-informasi mengenai
macam dan jumlah organisme dalam suatu wilayah maupun populasi. Indeks
keanekaragaman yang dihitung menggunakan indeks shannon. Data menunjukkan
bahwa nilai indeks keanekaragaman data Cakung, Tambun, Pondok Gede berturut-
turut adalah 2.124148462, 2.052491239dan 1.987339223. Data tersebut menunjukkan
bahwa ketiga lokasi memiliki spesies yang mendominasi jumlahnya dibandingkan
spesies lain. Besarnya indeks kenekaragaman jenis menurut Shannon-Wiener pada
Nuraini et al. (2018), didefenisikan sebagai berikut nilai H’ > 3 menunjukkan bahwa
keanekaragaman spesies suatu wilayah melimpah tinggi, nilai 1 ≤ H’ ≤ 3
menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu wilayah sedang melimpah
dan nilai H’ < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu wilayah
sedikit atau rendah. Data A (Cakung) menunjukkan bahwa Aloidis scaphoides dan
Nucula rugosa mendominasi dibandingkan spesies lain, namun jumlah spesies lain
cukup merata. Berdasarkan nilai H’, data A termasuk dalam keanekaragaman spesies
pada wilayah tersebut sedah melimpah. Data B (Tambun) menunjukkan bahwa
Corbula gibba dan Corbicula gerthi sangat mendominasi dan perbedaan dengan
jumlah spesies lain sangat jauh. Berdasarkan nilai H’, data B termasuk dalam
keanekaragaman sedang melimpah. Data C (Pondok Gede) menunjukkan bahwa
jumlah setiap spesies cukup seragam dan berdasarkan nilai H’, data C termasuk dalam
keanekaragaman sedang melimpah.
Indeks keseragaman merupakan komposisi tiap individu pada suatu spesies yang
terdapat dalam suatu komunitas. Indeks keseragaman dihitung dengan menggunakan
lima indeks yang berbeda. Menurut Indeks Pielou pada Sukawati et al. (2018),
terdapat nilai keseragaman antara lain, nilai E< 0,4 artinya keseragaman rendah, nilai
0,4<E<0,6 artinya keseragaman sedang dan nilai E>0,6 artinya keseragaman tinggi.
Berdasarkan hasil dari perhitungan indeks Pielou (E1), nilai dari data A, B dan C
adalah 0.922505956, 0.891385619 dan 0.863090458. Ketiga data diatas menunjukkan
bahwa data A keseragamannnya tinggi dengan penyebaran yang stabil antar spesies
dari wilayah tersebut. Data A, B dan data C memiliki tingkat keseragaman yang tinggi
dengan penyebaran yang stabil karena nilai E > 0,6. Berdasarkan hasil perhitungan
indeks keanekaragaman, indek keseragaman dan indeks kelimpahan ketiga data yang
diperoleh memiliki kesamaan kriteria, yang disimpulkan bahwa ketika pengambilan
sampel pada ketiga wilayah berbeda tersebut kondisi lingkungan lokasi sampling
memiliki kemiripan satu sama lain, yaitu pada daerah pesisir panta i.
1.3. Saran
Ismawan, A., Sofia E.R dan Agus D. 2015. Kelimpahan dan Keanekaragaman Burung
di Prevab Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur. Jurnal Biologi MIPA.,
1(1): 1-9.
Nuraina, I., Fahrizal dan H. Prayogo. 2018. Analisa Komposisi dan Keanekaragaman
Jenis Tegakan Penyusun Hutan Tembawang Jelomuk di Desa Bersatu
Kecamatan Sayan Kabupaten Melati. Jurnal Hutan Lestari., 6(1):137-146.