Anda di halaman 1dari 9

i

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN DAN
ABDIMAS TAHUN 2019

"Inovasi Riset dan Abdimas Perguruan Tinggi di Era


Disrupsi"

Pacitan, 28 Desember 2019

Diterbitkan Oleh
LPPM PRESS STKIP PGRI Pacitan

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................. ii


Halaman Penyunting ....................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................................... iv
Daftar Isi ...........................................................................................................................v

JUDUL MAKALAH
THE IMPORTANCE OF USING POLITENESS STRATEGIES IN ENGLISH LANGUAGE TEACHING .............. 1
EVALUATION MODEL MINIMUM SERVICE STANDARD PACITAN PUBLIC HEALTH AND PUSKESMAS
IN PROVIDING PUBLIC SECTOR SERVICE IN THE PACITAN DISTRICT AREA......................................... 9
RAISING STUDENTS’ MOTIVATION TO SPEAK ................................................................................. 24
HOME LITERACY ENVIRONMENT: A STRATEGY TO MAKE READING FUN AGAIN ............................ 29
STUDENTS’ FEAR IN PUBLIC SPEAKING: REASONS AND STRATEGIES .............................................. 40
AN ANALYSIS ON EFL UNDERGRADUATE STUDENTS’ DIFFICULTIES IN UNDERSTANDING SIMPLE
PAST TENSE AND PRESENT PERFECT TENSE .................................................................................... 47
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI SD KELAS 3
WATES 1 SLAHUNG PONOROGO ..................................................................................................... 54
NILAI KEARIFAN LOKAL UPACARA ADAT TETAKEN.......................................................................... 59
PEMAJUAN OLAHRAGA TRADISIONAL BROJO GENI PADA ERA GLOBALISASI ................................ 64
ROAD SHOW KETHEK OGLENG PACITAN DI TEMPAT WISATA PACITAN 2019 ............................... 70
NILAI LUHUR DALAM OLAHRAGA TRADISIONAL BROJO GENIPONDOK PESANTREN TREMAS
KECAMATAN ARJOSARI KABUPATEN PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR ......................................... 78
UPACARA RUWAT BADUT SINAMPURNA: IDENTITAS KULTURALMASYARAKAT KABUPATEN
PACITAN JAWA TIMUR ................................................................................................................... 86
Media Luar Ruang di Pacitan (Analisis Kesalahan Berbahasa) ........................................................ 95
STRATEGI MULTILITERASI DALAM MEMBENTUK BUDI PEKERTI ................................................... 105
“PUISI GELAP” AFRIZAL MALNA .................................................................................................... 116
ANALISIS PENERAPAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI SRAGEN ........................................................ 121
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERKELOMPOK (COOPERATIVE LEARNING) DALAM MATA KULIAH
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ......................................................................................... 127
DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN DENGAN REPEATED MEASUREMENT ...................................... 142
ANALISIS HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI PGSD MENGGUNAKAN SECOND ORDER
CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS PADA STRUCTURAL EQUATION MODELING) ........................ 149
PEMANFAATAN MUSIK PADA PROSES DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF ................ 162
PEMANFAATAN GOOGLE FORM SEBAGAI MEDIA PENGUMPULAN TUGAS DAN EVALUASI
PEMBELAJARAN PADA MATAKULIAH SBM KEJURUAN ................................................................. 172
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI AGAMA
ISLAM MAHASISWA PENDIDIKAN INFORMATIKA STKIP PGRI PACITAN ........................................ 182
ANALISIS KEMAMPUAN TEKNIK DASAR UKM BOLAVOLI STKIP PGRI PACITAN UNTUK PERSIAPAN
PORSENASMA TAHUN 2021 .......................................................................................................... 188

v
PENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SD DENGAN TABEL KELIPATAN DAN
POHON FAKTOR ............................................................................................................................ 194
VARIABEL DUMMY ....................................................................................................................... 200
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MAHASIWA PADA MATA KULIAH STSTISTIKA DASAR ................................................................... 206
PERSEPSI NITIZEN TERHADAP ISU HIV/AIDS DI MEDIA SOSIAL ..................................................... 212
TRAINING OF TRAINER (TOT) PEMBELAJARAN ONLINE BAGI GURU MADRASAH DI LINGKUNGAN
KEMENAG KABUPATEN BOJONEGORO ......................................................................................... 218
REVITALIZING ENGLISH COMMUNITY IN MOTIVATING PRIMARY STUDENTS ............................... 223
MEMBENTUK DESA EDUKASI ECOPRINT DESA TANJUNGLOR, KECAMATAN NGADIROJO, PACITAN
...................................................................................................................................................... 230
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDONGENG PADA GURU GUGUS PAUD 03 WASIS DESA
WONOANTI KEC. TULAKAN KAB. PACITAN PROV. JAWA TIMUR .................................................. 235
PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAMENGAJAR (PKBM) SEBAGAI PENEBAR PENDIDIKAN KECAKAPAN
HIDUP ........................................................................................................................................... 242
PELATIHAN ICE BREAKING DAN BOARD GAMES DI SEKOLAH DASAR INKLUSI .............................. 247
PERAN MAHASISWA SEBAGAI AGENT OF SOCIAL CHANGE DAN AGENT OF CONTROL DALAM
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT ..................................................................................................... 252
KAJIAN MATERI RISALATUL MAHID UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN
MAHASISWA STKIP PGRI PACITAN ................................................................................................ 263
PELATIHAN ANALISIS DATA (Untuk Mahasiswa yang menempuh tugas akhir skripsi) .................. 269
PELATIHAN ANALISIS SOAL DENGAN SOFTWARE ANATES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
ASESMENT MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PACITAN ................................. 275
SOSIALISASI PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SD, SMP, SMA DI KABUPATEN PACITAN.................................................................... 279

vi
“PUISI GELAP” AFRIZAL MALNA

Zuniar Kamaluddin Mabruri


PBSI, STKIP PGRI Pacitan
zuniarmabruri@gmail.com

Abstrak

Afrizal Malna seringkali dianggap menyimpang dari wawasan estetika puisi yang pernah ada
sebelumnya. Penyimpangan tersebut diwujudkan pada sudut pandangnya yang dominan pada dunia
benda di lingkungan budaya modern (urban). Ruang (kota) yang dipilihnya sendiri sebagai kancah
pergulatan, dan ia menjadikan dirinya sendiri sebagai bagian dari “benda” di ruang itu, dan seolah-
olah dapat berdialog secara mesra dengan televisi, kabel, pabrik, hotel, pecahan kaca. Permasalahan
yang dibahas dalam penelitian ini yaitu; (1) Bagaimana makna simbol pada puisi-puisi gelap karya
Afrizal Malna?. (2) Bagaimana pesan yang terkandung dalam pada puisi-puisi gelap karya Afrizal
Malna?. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) Mendeskripsikan makna simbol pada puisi-
puisi gelap karya Afrizal Malna. (2) Mendeskripsikan pesan yang terkandung pada puisi-puisi gelap
karya Afrizal Malna. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif dengan data tiga puisi yang berjudul Enam Paragraf dari Ibu, Manajemen Kota dari Telur
Busuk, dan Kereta yang Berjalan di Atas Tempat Tidur. yang terdapat dalam kumpulan puisi Afrizal
Malna yang berjudul “Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing” yang diterbitkan oleh Bentang Budaya
pada tahun 2002. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah riset pustaka.
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik: (1) Reduksi data. (2)
Penyajian data, dan (3) Penarikan kesimpulan. Tiga puisi yang dikaji tersebut semakin meneguhkan
bahwa puisi-puisi Afrizal memang sudut pandangnya yang dominan pada dunia benda di lingkungan
budaya modern (urban). Penyair melukiskan dunia modern beserta objek-objeknya sedemikian rupa
sehingga menciptakan nuansa dan gaya puitik tersendiri. Karena ruang (kota) yang dipilihnya sendiri
sebagai kancah pergulatan, dan ia menjadikan dirinya sendiri sebagai bagian dari “benda” di ruang
itu, dan berdialog secara mesra dengan televisi, kabel, pabrik, hotel, pecahan kaca, maka ia tidak
mengalami kesunyian atau terluka. Inilah yang menjadikan dirinya unik

Kata Kunci : kapitalisme, semiotik, kritik modernitas

PENDAHULUAN
Puisi merupakan kejadian nyata yang berusaha disampaikan melalui diksi yang imajinatif
dengan menawarkan keindahan rangkaian kata. Rangkaian kata tersebut menjadi multitafsir karena
penyair telah memberikan makna tambahan pada setiap diksi yang digunakan. Oleh karena itulah
perlu adanya suatu kajian untuk dapat memahami makna dari simbolisasi disetiap diksi yang
digunakan oleh penyair agar dapat menangkap makna.
Bahasa sebagai medium karya sastra merupakan sistem semiotik. Pradopo (2012: 12)
mengatakan bahwa pada dasarnya bahasa dalam karya sastra sudah menjadi sebuah tanda yang
memiliki makna tersendiri, yang telah ditentukan secara konvensi. Bahasa merupakan sistem
ketandaan yang telah dimaknai menurut konvensi masyarakat.
Riffaterre (dalam Pradopo, 2012: 3). Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Hal ini mengingat hakikatnya sebagai karya seni selalu terjadi ketegangan antara
konvensi dan inovasi. Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep
estetiknya. Sehingga, sangatlah sulit untuk membatasi pengertian puisi karena adanya perbedaan

116
pendapat dan konsep dari setiap orang. Puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imajinatif dari
manusia, maka yang pertama kali diperoleh saat pembaca membaca puisi adalah pengalaman.
Sehingga, semakin banyak membaca serta menikmati puisi, maka semakin banyak pula pengalaman
yang diperoleh dan dinikmatinya (Tarigan, 1991: 8).
Penyair sering menggunakan simbol benda untuk mewakilkan apa yang mereka ingin
sampaikan pada pembaca. Ada proses-proses tertentu yang dilalui untuk mengetahui makna
simbol benda yang digunakan penyair. Puisi-puisi Afrizal Malna sangat dominan
menggunakan simbolisasi benda yang sering kita jumpai dan yang sering kita gunakan. Hal
inilah yang mendasari puisi-puisi Afrizal Malna menarik untuk dikaji.

KAJIAN LITERATUR
1. Semiotika Riffatere
Semiotika merupakan disiplin yang meneliti semua bentuk komunikasi dengan
menggunakan tanda yang didasarkan pada sistem-sistem tanda (Siegers dalam Sangidu, 2004: 18).
Atas dasar pengertian tersebut, maka karya sastra jenis apapun dapat dipandang sebagai gejala
semiotik dan sebagai tanda (Sangidu, 2004: 18).
Karya sastra merupakan sistem semiotik tingkat kedua yang menggunakan bahasa sebagai
sistem semiotik tingkat pertama (Pradopo, 2012: 146). Menurut Riffatere, puisi menyatakan sesuatu
dengan tidak langsung, maka untuk mendapatkan makna karya sastra diperlukan konvensi-konvensi
dalam memproduksi kata. Konvensi tersebut antara lain: (1) Penggantian arti, terjadi bila tanda
bergeser ke makna lain dan bila satu kata “mengacu” pada kata lain, sebagaimana terjadinya metafora
dan metonimi (2) Penyimpangan arti, disebabkan oleh ambiguitas, kontadiksi, dan nonsense dan (3)
Penciptaan arti, konvensi kepuitisan yang berupa bentuk visual yang secara linguistik tidak
mempunyai arti, tetapi menimbulkan makna dalam karya sastra.
2. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik
Arti bahasa dapat dijelaskan apabila susunan kalimat dibalik seperti susunan bahasa secara
normativ, diberi tambahan kata sambung dan kata-kata dikembalikan ke dalam bentuk morfologinya
yang normativ. Kalimat karya sastra diberi sisipan arti kata atau sinonimnya dan diletakkan dalam
tanda kurung supaya artinya menjadi jelas (Pradopo, 2012: 136). Lebih lanjut Riffatere (1978: 5)
menjelaskan bahwa pembacaan heuristic dipengaruhi oleh kompetensi linguistik pembacaan yang
mencakup kemampuan pembaca dalam memberikan persepsi secara linguistik.
Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang dari awal sampai akhir dengan penafsiran.
Sebagai pembaca menyimak teks, pembaca mengingat apa yang baru saja dibacanya, kemudian
memodifikasi pemahamannya berdasarkan apa yang telah ia serap (Riffatere, 1978: 5). Pembacaan
ulang ini membuat pembaca mengingat kejadian di dalam teks sastra yang dibacanya. Pembacaan
heuristik bisa digolongkan dalam tataran sintaksis, sedangkan hermenuitik digolongkan ke dalam

117
tataran semantik.
3. Hipogram
Riffaterre menyatakan bahwa setiap karya sastra biasanya baru memiliki makna yang penuh
jika dikaitkan dengan karya sastra yang lain baik itu bersifat mendukung atau bertentangan.
Hubungan antara suatu karya sastra dengan karya yang lain disebut hipogram. Hipogram juga dapat
ditemukan dengan melihat keterkaitan suatu karya sastra dengan sejarahnya. Pada dasarnya, hipogram
adalah latar penciptaan suatu karya sastra yang dapat meliputi keadaan masyarakat, peristiwa dalam
sejarah, atau alam dan kehidupan yang dialami oleh penyair. Seperti halnya matriks, hipogram adalah
ruang kososng yang merupakan pusat makna suatu puisi yang harus ditemukan.
Riffaterre membagi hipogram dalam dua jenis yaitu hipogram potensial dan hipogran aktual.
Hipogram potensial adalah hipogram yang tampak dalam karya sastra, segala bentuk implikasi dari
makna kebahasaan yang telah dipahami dari suatu karya sastra. Hipogram ini dapat berupa
presuposisi, sistem deskripsi dan makna konotasi yang terdapat dalam suatu karya sastra. Bentuk
implikasi tersebut tidak terdapat dalam kamus namun sudah ada dalam pikiran kita sendiri. Hipogram
aktual merupakan keterkaitan teks dengan teks yang sudah ada sebelumnya (Riffaterre, 1978: 23).
4. Matriks
Matriks merupakan sumber seluruh makna yang ada dalam puisi. Biasanya matriks tidak hadir
dalam teks puisi. Menurut Pradopo (2012: 299) matriks adalah kata kunci untuk menafsirkan puisi
yang dikonkretisasikan Dalam memahami sebuah puisi, Riffaterre mengumpamakan sebuah donat.
Bagian donat terbagi menjadi dua yaitu daging donat dan bulatan kosong di tengah donat. Kedua
bagian tersebut merupakan komponen yang tak terpisahkan serta saling mendukung. Bagian ruang
kosong donat tersebut justru memegang peranan penting sebagai penopang donat. Maka sama halnya
dengan puisi, ruang kosong pada puisi, sesuatu yang tidak hadir dalam teks puisi tersebut pada
hakikatnya adalah penopang adanya puisi dan menjadi pusat makna yang penting untuk ditemukan.
Ruang kosong tersebut adalah matriks.
Matriks kemudian diaktualisasikan dalam bentuk model, sesuatu yang terlihat dalam teks puisi.
Model dapat pula dikatakan sebagai aktualisasi pertama dari matriks. Model merupakan kata atau
kalimat yang dapat mewakili bait dalam puisi. Bentuk penjabaran dari model dinyatakan dalam
varian-varian yang terdapat dalam tiap baris atau bait. Matriks dan model merupakan varian-varian
dari struktur yang sama. Dengan kata lain, puisi merupakan perkembangan dari matriks menjadi
model kemudian ditransformasikan menjadi varian-varian.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Strauss dan Corbin (2003: 12)
mengatakan bahwa metode kualitatif digunakan untuk mengungkap, memahami sesuatu dibalik
fenomena, dan mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui, bahkan belum
diketahui, dapat memberikan rincian yang komplekstentang fenomenayang sulit diungkapkan. Satoto

118
(1995: 15) menambahkan metode kualitatif dapar digolongkan ke dalam metode deskriptif, yang
bersifat menuturkan, memaparkan, memberi analisis, dan menafsirkan .
Subjek penelitian ini adalah antologi puisi “Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing”. Objek
penelitian ini adalah semiotika Riffatere. Data penelitian ini adalah tiga puisi yang berjudul Enam
Paragraf dari Ibu, Manajemen Kota dari Telur Busuk, dan Kereta yang Berjalan di Atas Tempat
Tidur. Sumber data yang digunakan adalah kumpulan puisi Afrizal Malna yang berjudul “Dalam
Rahim Ibuku Tak Ada Anjing” yang diterbitkan oleh Bentang Budaya pada tahun 2002.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah riset pustaka. Teknik
pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik: (1) Reduksi data. (2) Penyajian data,
dan (3) Penarikan kesimpulan.
Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Miles & Hubbermen (1995: 16-20)
menjelaskan bahwa analisis interaktif tersebut meliputi pengumpulan data dan klasifikasi data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Antologi puisi Afrizal Malna yang berjudul “Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing” adalah
wujud ungkapan-ungkapan kritikan terhadap keadaan kehidupan politik dan sosial. Banyak sekali
simbol yang digunakan dalam mendirikan bangunan puisinya. Gaya bahasa yang digunakan juga
beraneka ragam, irama bahasa cukup menarik dengan melibatkan beberapa majas dalam penyajian
pusinya.
Pada puisi “Enam Paragraf dari Ibu’, Paragraf 1: Sekolah Telah Terbakar (Halaman 1) ini
terdapat kata-kata yang menarik, yakni “bangsa yang menyimpan gergaji di lehernya”. Makna
“gergaji” pada kalimat tersebut bukan merupakan alat untuk memotong kayu, atau mengergaji bahan
bangunan lainnya, akan tetapi makna gergaji dalam kalimat tersebut adalah luapan emosi, keadaan
yang membuat masyarakat Indonesia merasa mati dalam kehidupan, merasa digergaji kehidupannya
oleh kaum kuat, kaum kaya, kaum yang memiliki kewenangan.
Puisi yang Berjudul “Manajemen Kota dari Telur Busuk” (Halaman 12). Puisi ini membahas
mengenai pembangunan kota yang berasal dari telur busuk. Di dalam puisi ini ada kalimat menarik,
yakni “Sebuah manajemen kota dari telor busuk, setiap hari meleleh dari mulutmu”. Makna dari telor
busuk adalah pejabat atau aparat pemerintahan yang membangun kota bukan untuk kesejahteraan
rakyat melainkan untuk kesejahteraannya sendiri. Pembangunan kota yang dilandasi dengan berbagai
macam unsur kebusukan, kebusukan yang baunya benar-benar tidak bermoral. Kerusuhan terjadi
dimana-dimana, rakyat terpanggang dengan segala macam bentuk kerusuhan, ketidakadilan,
kekuasaan, dan tipu muslihat yang menyiksa.
Ada beberapa dari sejumlah puisi Malna yang isinya mengenai perempuan, lebih tepatnya lagi
eksploitasi perempuan, diantaranya ada “Kereta yang Berjalan di Atas Tempat Tidur” Puisi tersebut
bercerita mengenai perilaku lelaki terhadap kaum wanita. Perilaku lelaki yang tidak memperlakukan

119
wanita seenak mereka, semena-mena dan tidak berperikemanusiaan. Dalam puisi yang berjudul
“Kereta yang Berjalan di Atas Tempat Tidur” terdapat kalimat “hari ini tubuhnya berwarna biru,
besok merah jambu...”. Kalimat tersebut menjelaskan ada bebeapa karakter lelaki yang suka
melakukan tindakan kekerasan kepada perempuan. Lelaki yang hanya menganggap wanita sebagai
tempat atau ajang pelampiasan nafsu mereka. Setelah dipakai, mereka dipukul atau dibuang begitu
saja. Makna keret, bebek, dan angsa merupakan lambang dari kaum pria, sedangkan makna tempat
tidur dan punggungku merupakan lambang dari kaum wanita.

KESIMPULAN
Puisi-puisi Afrizal Malna kerap dianggap menyimpang dari tradisi maupun wawasan estetika
puisi yang pernah ada sebelumnya. Kefasihan penyair dalam memainkan kata-kata dan idiom-idiom
yang digali dari khazanah dunia modern membedakannya dengan penyair lainnya. Ketika banyak
penyair masih gamang menghadapi kemelut budaya industri dan teknologi, Afrizal memilih untuk
bergelut di dalamnya dan menjadikannya sebagai kancah pergulatan estetik dan intelektualnya.

DAFTAR PUSTAKA
Miles, Matthew B. & Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (Terjemahan Tjejep
Rohidi). Jakarta: UI Press.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Riffatere, Michael. 1978. Semiotic of Poetry. Blomington and London: Indiana University Press.
Sangidu. 2004. Metode Penelitian Sastra, Pendekatan Teori, dan Metode Kiat. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Satoto, Soediro. 1995. Stilistika. Surakarta. STSI Press.
Strauss dan Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, Henry Guntur. 1991. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

120

Anda mungkin juga menyukai