Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN OBAT DENGAN

KEWASPADAAN TINGGI
(HIGH ALERT MEDICATIONS)

RSU ISLAMI MUTIARA BUNDA


Jln.Raya Pantura Cenderawasih Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes
Telp/Fax (0283) 877222, E-Mail : rsia_mutiarabunda@yahoo.co.id
RUMAH SAKIT UMUM ISLAMI
"MUTIARA BUNDA"
ALAMAT : JL. RAYA PANTURA CENDERAWASIH
KECAMATAN TANJUNG - KABUPATEN BREBES 52254
TELP/FAX (0283) 877222, E-MAIL : rsia_mutiarabunda@yahoo.co.id

                 

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSU ISLAMIMUTIARA BUNDA


NOMOR: 134/SK-DIR/RSUI-MB/VIII/2018

TENTANG

PENETAPAN PANDUAN OBAT DENGAN KEWASPADAAN TINGGI


(HIGH ALERT MEDICATIONS)
DI RSU ISLAMI MUTIARA BUNDA

DIREKTUR RSU ISLAMIMUTIARA BUNDA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah


Sakit Umum Islami Mutiara Bunda, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan Farmasi yang bermutu tinggi;
b. bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dibuat
Penetapan Panduan Pengelolaan Obat dengan Kewaspadaan
Tinggi (High Alert Medication) dalam Pelayanan Farmasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalama dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
RSU Islami Mutiara Bunda.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;
5. Surat Pengangkatan Direktur RSU Islami Mutiara
Bunda Nomor 001/SK.DIR/PT.MB/IX/2017.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Keputusan Direktur RSU Islami Mutiara Bunda tentang
Penetapan Panduan Pengelolaan Obat dengan Kewaspadaan
Tinggi (High Alert Medications) di RSU Islami Mutiara
Bunda. i
Pertama :

RUMAH SAKIT UMUM ISLAMI


"MUTIARA BUNDA"
ALAMAT : JL. RAYA PANTURA CENDERAWASIH
KECAMATAN TANJUNG - KABUPATEN BREBES 52254
TELP/FAX (0283) 877222, E-MAIL : rsia_mutiarabunda@yahoo.co.id

                 

Kedua : Buku Penetapan Panduan Pengelolaan Obat dengan


Kewaspadaan Tinggi (High Alert Medication) RSU Islami
Mutiara Bunda sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

Ketiga : Keputusan  ini  berlaku  sejak  tanggal  ditetapkan,  dan  apabila


di kemudian hari ternyata diperlukan perbaikan, maka
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Brebes
Pada tanggal :17Agustus 2018
Direktur,
RSU Islami Mutiara Bunda

dr.Linaldi Ananta
NIK0488 0616 060

Tembusan :

1. Semua Unit Kerja RS


2. Arsip

ii
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.


Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat, serta energi yang positif, sehingga penyusun
telah dapat menyelesaikan buku Panduan ini dengan baik. Salam tak lupa
penyusun sampaikan kepada setiap inspirasi dan motivasi yang selalu ada
menemani peneliti selama menyusun panduan ini.
Buku ini berjudul Panduan tentang pengelolaan obat dengan kewaspadaan
tinggi (high alert medications)di Rumah Sakit Umum Islami Mutiara Bunda,
diharapkan dapat menjadi acuan dalam proses Penyimpanan, pelabelan dan
penggunaanObat High Alert Medication. Selama penyusunanbuku panduan ini
penyusun mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan moril,
bimbingan, pengarahan, pemikiran dan saran-saran yang sangat berarti dan
bermanfaat bagi penyusun didalam penyusunan buku panduan ini. Untuk itulah,
penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata penyusun berharap agar buku panduan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi karyawan rumah sakit Umum Islami
Mutiara Bunda.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Tim Penyusun

iii
SAMBUTAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAMI MUTIARA BUNDA

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat atas segala karunia dan
petunjuk-Nya sehingga penyusunan Panduan tentang pengelolaan obat dengan
kewaspadaan tinggi (high alert medications)diRumah Sakit Umum Islami
Mutiara Bunda telah dapat diselesaikan pada waktunya.
Proses penyusunan buku Panduan tentang pengelolaan obat dengan
kewaspadaan tinggi (high alert medications)di Rumah Sakit Umum Islami
Mutiara Bunda tahun ini melibatkan beberapaPanduan tentang pengelolaan obat
dengan kewaspadaan tinggi (high alert medications)disiplin klinis di rumah sakit.
Dengan disusunnya panduan diharapkan dapat menunjang mutu pelayanan dalam
Penggunaan obat high alert di rumah sakit.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak atas bantuan dan perhatiannya yang telah diberikan dalam penyusunan
pengelolaan obat dengan kewaspadaan tinggi (high alert medications)di Rumah
Sakit Umum Islami Mutiara Bunda
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk
kepada kita sekalian dalam melaksanakan tugas ini.Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Brebes, 21 Agustus 2018


Direktur
RSUI Mutiara Bunda

dr. Linaldi Ananta


NIK 04880616060

iv
DAFTAR ISI

Halaman
SK PENETAPAN PANDUAN......……………………………………………..i
KATA PENGANTAR………………………………………………………… iii
KATA SAMBUTAN DIREKTUR…………………………………………… iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. v
BAB I DEFINISI……………………………………………………………….1
BAB II RUANG LINGKUP…………………………………………………....4
BAB III TATA LAKSANA…………………………………………………….5
BAB IV DOKUMENTASI……………………………………………………. 12

v
BAB I
DEFINISI

Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) adalah sejumlah


obat yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat. Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert
Medications) merupakan obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan
terjadinya kesalahan/error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang
berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)
termasuk obat-obat yang tampak mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/LASA),serta elektrolit dengan
konsentrasi tinggi.
Obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medication) adalah sejumlah obat
yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat. Obat yang perlu diwaspadai atau High Alert
Medication merupakan obat yang presentasinya tinggi dalam menyebabkan
terjadinya kesalahan/ error dan / atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang
beresiko tinggi menyebabkan dampak mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip
/ NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/ LASA), serta elektrolit dengan
konsentrasi tinggi.
Elektrolit konsentrat merupakan salah satu obat yang perlu diwaspadai
atau High Alert Medication. Karena dosis yang harus diberikan harus tepat dan
tidak dapat diberikan sembarangan. Karena dapat berakibat fatal pada
keselamatan pasien .
Obat LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat yang mempunyai nama
mirip, tampak mirip, atau ucapan mirip dengan obat yang lain.
Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti:
a. Menyediakan akses informasi mengenai obat high alert
b. Membatasi akses terhadap obat high alert
c. Memberikan label khusus untuk obat high alert
d. Menstandarisasi prosedur instruksi peresepan, penyimpanan, persiapan,dan
pemberian obat high alert

1
e. Melakukan prosedur pengecekan ganda untuk obat high alert.
Obat- obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan
ditinjau ulang dalam audit dan revisi obat high alert oleh Komite Farmasi dan
Terapi.
Obat - obatan yang termasuk dalam kategori obat high alert di RSUI
MUTIARA BUNDA
Tabel Obat - Obatan Dalam Kategori Obat high alert
KELAS NAMA
NO NAMA GENERIK BENTUK KEKUATAN
TERAPI DAGANG
BUPIVACAIN HCL INJEKSI REGIVELL
0,5% 20 ML
KETAMIN INJEKSI IVANES
1. OBAT ANESTESI
PROPOVOL INJEKSI PROANES 10 MG / 20 ML
MIDAZOLAM INJEKSI MILOZ 5 MG / 20 ML
EPHINEPRINE INJEKSI EPHINEPRINE 1 MG / ML
2. VASOKONTRIKSI
NOREPHINEPRINE INJEKSI N-EPHI 1 MG / ML
20% 20 MG /
LIDOCAIN INJEKSI LIDOCAIN
ML
20 MG/ ML
3. ANTIARITMA DAN
LIDOCAIN DAN
INJEKSI PEHACAIN EPHINEPRINE
EPHINEPRINE
0,0125 MG /
ML
4. ANTITROMBOSIT CLOPIDOGREL TABLET CLOPIDOGREL 75 MG
DEXTROSE
5. HYPERTONIC DEXTROSE INJEKSI D40% 40% 25 ML
40%
GLIBENCLA
GLIBENCLAMIDE TABLET 5 MG
MIDE
6. ANTIDIABETES
1 MG, 2 MG,
GLIMEPIRID TABLET GLIMEPIRID
3 MG, 4 MG
TABLET METFORMIN 500 MG
METFORMIN 500 MG DAN
TABLET GLUCOPHAGE
850 MG
MGSO4 20% DAN
7. MGSO4 INJEKSI MGSO4
40%
INJEKSI NOVOMIX 100 U / ML
8. INSULIN
INJEKSI NOVORAPID 100 U / ML
9. ANALGETIK FENTANIL INJEKSI FENTANYL 50 MCG / ML

2
MORFIN INJEKSI MORFIN 10 MG / ML
PETHIDIN HCL INJEKSI PETHIDIN 50 MG / ML
GLIKOSIDA
10. DIGOXIN TABLET DIGOKSIN 0,25 MG
JANTUNG
ANTIANSIETAS ALPRAZOLAM TABLET ALPRAZOLAM 0,5 MG
TABLET DIAZEPAM 2 MG
11. DAN
DIAZEPAM INJEKSI VALISANBE 5 MG / ML
ANTIINSOMNIA SUPP STESOLID 5 MG & 10 MG
TABLET PHENOBARB 40 MG
12. ANTIEPILEPSI FENOBARBITAL ITAL
INJEKSI SIBITAL 200 MG / ML
13. OXYLA 10 IU/ML
OXYTOCIN INJEKSI OXYTOCIN 10 IU/ML
SANTOCYN 10 IU/ML
UTEROTONIKA TABLET METVELL 0,125 MG
METVELL 0,2 MG/ML
METYLERGO
INJEKSI BLEDSTOP 0,2 MG/ML
METYLERGO 0,2 MG/ML

BAB II
RUANG LINGKUP

3
Panduan pengelolaan obat dengan kewaspadaan tinggi (high alert
medications)ini melingkupi seluruh pimpinan dan staf RSU Islami Mutiara Bunda
untuk meningkatkan kewaspadaan akan obat high alert dan meningkatkan
keselamatan pasien. Seluruh pirnpinan dan staf RSU Islami Mutiara Bunda harus
memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas
tinggi dan meminimalisasi terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan
potensi resiko terhadap pasien.

BAB III
TATA LAKSANA

4
1. DAFTAR OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
Obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi :
a. Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look-Alike)
b. Kelompok obat yang memiliki nama mirip (Sound-Alike)
c. Kelompok elektrolit konsentrasi tinggi.

2. IDENTIFIKASI AREA YANG MEMBUTUHKAN ELEKTROLIT


KONSENTRAT
Berdasarkan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien maka unit
yangdinilai membutuhkan penempatan elektrolit konsentrasi tinggi di unit
pelayananhanya berada di IGD, VK dan ICU.
Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di ruang perawatan, kecuali di
ruangtersebut di atas, dengan syarat disimpan di tempat terpisah, akses
terbatas,jumlah terbatas dan diberi label yang jelas untuk menghindari
penggunaanyang tidak disengaja.Peresepan, penyimpanan, penyiapan,
pemberian elektrolit konsentrat diruangan tersebut sesuai dengan ketentuan
yang berlaku tentang manajemenobat yang perlu diwaspadai (high-alert
medications).

3. PERESEPAN DAN INSTRUKSI MEDIS


Penulisan resep untuk obat yang termasuk kelompok obat yang
perludiwaspadai (High-Alert Medications) harus sesuai dengan ketentuan
penulisan
resep yang baku serta beberapa hal penting berikut :
a. Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep : penulisan
resep,indikasi, ketepatan obat, dosis, rute pemberian.
b. Penulisan obat yang termasuk kelompok obat LASA / NORUM harus
menggunakan huruf kapital semua serta mencantumkan dengan jelas dosis
dan satuan obat,Contoh : IR 15 IU seharusnya dituliskan IR 15 International
Unit

5
c. Instruksi lisan hendaknya dihindari, jika sangat terpaksa
diperbolehkandalam keadaan emergensi yang diatur sesuai dengan pedoman
komunikasiefektif dengan tekhnik SBAR.
d. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus
melakukankonfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama
obat/sediaan,satuan, dll).
Contoh 1 : R/ GLUCOPHAGE XR 500 no. XV harus jelas
BEDApenulisannya dengan R/ GLUCOPHAGE 500
Ş………….
__________________________ §
Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien
(catatanterintegrasi) juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu :
a. Ditulis dengan huruf capital
b. Satuan tertentu harus ditulis lengkap
c. Dosis dan rute pemberian harus ditulis jelas
d. Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan penjelasan
untukmengingatkan perawat tentang dosis dan cara pemberiannya.

4. PENYIMPANAN ELEKTROLIT KONSENTRAT


a. Lokasi Penyimpanan
Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di logistik
farmasidan pelayanan farmasi, khusus untuk elektrolit konsentrasi tinggi
terdapat juga di unit pelayanan, yaitu ICU dan kamar bersalin (VK) dalam
jumlah yang terbatas. Obat disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan
perbekalan farmasi, utamanya dengan memperhatikan jenis sediaan obat
(rak/kotak penyimpanan, lemari pendingin), sistem FIFO dan FEFO serta
ditempatkan sesuai ketentuan obat “High Alert”.

6
b. Penyimpanan Elektrolit Konsentrasi Tinggi
1) Asisten apoteker (logistik farmasi/pelayanan farmasi) yang menerima
obat segera memisahkan obat yang termasuk kelompok obat yang “High
Alert”sesuai Daftar Obat High Alert RSUI Mutiara Bunda.
2) Tempelkan stiker merah bertuliskan “High Alert” pada setiap kemasan
obat high alert.
3) Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high
alert yang terpisah dari obat lain.

5. PENYIMPANAN OBAT LASA ( LOOK ALIKE)


a) LASA (Look Alike Sound Alike) merupakan sebuah peringatan (warning)
untuk keselamatan pasien (patient safety) : obat-obatan yang bentuk /
rupanya mirip dan pengucapannya / namanya mirip TIDAK BOLEH
diletakkan berdekatan.
b) Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan
minimal 2 (dua) obat dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya.
c) Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat
memberi/menerima instruksi.

6. PEMBERIAN LABEL
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis :
a) “HIGH ALERT” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infuse
tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll.
 Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker “ High Alert Double
Check” pada obat.
b) “LASA” untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA/NORUM
 Obat kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan penanda dengan
stiker LASA pada tempat penyimpanan obat.
 Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka
diberikan tanda LASA pada kemasan primer obat.

7
7. PENYIAPAN OBAT HIGH ALERT
a) Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert sesuai
Pedoman Pelayanan Farmasi penanganan High Alert.
b) Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta merah.
c) Jika Apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
didelegasikan pada Asisten Apoteker yang sudah ditentukan.
d) Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum
obat diserahkan kepada perawat.
e) Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan nama
jelas di bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan double check.
f) Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang
memadai dan menandatangani buku serah terima obat rawat inap.

8. PEMBERIAN OBAT PERLU DIWASPADAI


a. Penyiapan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang
Perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai
termasuk elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah berikut :
1) Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
2) Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan
penggunaanlabel khusus.
3) Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang
yangberkompeten.
4) Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
5) Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat
pasientanpa pengawasan.
6) Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA / NORUM
(LookAlikeSoundAlike=NamaObatRupaMirip),saatmemberi/menerima
instruksi.

b. Cara Pengenceran Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di


RuangPerawatan

8
1) KCl 7.46% injeksi (Konsentrasi sediaan yang ada adalah 1mEq = 1
mL)harus diencerkan sebelum digunakan dengan perbandingan 1mL
KCL :10mL pelarut (WFI/NaCl 0.9%). Konsentrasi dalam larutan
maksimumadalah 10 mEQ/100mL. Pemberian KCl melalui perifer
diberikan secaraperlahan-lahan dengan kecepatan infuse 10mEQ/Jam
(atau 10mEqKCldalam 100mL pelarut/jam) Pemberian obat KCL melalui
central line (venasentral) konsentrasi maksimum adalah 20mEq/100mL,
kecepatan infusemaksimum 20mEq KCl dalam 100mL pelarut/jam).
2) NaCl 3 % injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan
kecepataninfuse tidak lebih dari 100mL/jam.
3) Natrium Bicarbonat (Meylon vial 8.4%) injeksi, harus diencerkan
sebelumdigunakan. Untuk penggunaan bolus, diencerkan dengan
perbandingan 1mL Na. Bicarbonat : 1 mL pelarut WFI, untuk pemberian
bolus dengankecepatan maksimum 10 mEq/Menit. Untuk penggunaan
infuse drip,diencerkan dengan perbandingan 0.5 mL Na. Bicarbonat : 1
mL Dextrose5%, pemberian drip infuse dilakukan dengan kecepatan
maksimum 1mEq/kg BB/jam.
4) MgSO4 (Magnesium sulfat)
Merupakan garam yang sangat larut dalam air dan dapat
diberikanmelalui berbagai cara. Jika diberikan peroral ternyata
magnesium sulfat sangat sedikit diserapdari saluran pencernaan dan
jumlah sedikit yang diserap tersebut segera dikeluarkan melaluiurin,
sehingga kadar magnesium dalam serum hampir tidak dipengaruhi.
Pemberian secaraparenteral dapat menaikan kadar magnesium. Dalam
sejarah pengunaannya, cara pemberianparenteral sangat bervariasi dari
mulai pemberian secara intratekal, intraspinal, hipodemal,subkutan,
intramuskular, intravena sampai per infus secara terus menerus.
Kebanyakan yangdigunakan sekarang adalah pemberian per infus secara
continue karena lebih manusiawidaripada suntikan intramuskuler yang
sangat nyeri walaupun sudah dicampur dengan procain.Suntikan
intramuskuler berulang-ulang dapat berakibat mialgia dan abses. Namun

9
carapemberian per infus membutuhkan pangawasan yang ketat karena
bahaya terjadinya hentinapas.
Eastman menganjurkan cara pemberian sabagai berikut; yaitu
dosis awal 10 gramdiikuti 5 gram setiap 6 jam, akan memberikan kadar
serum magnesium sebesar 3 sampai 6mg per 100 ml dan tidak ada yang
melebihi 7 mg, sehingga kadar ini masih dalam batasaman.
Regimen Pritchard mengunakan dosis yang lebih tinggi dari pada
Eastman yaitudiberikan dosis 4 gram secara intravena selama 5-10 menit
dan diikuti 10 gram secaraintramuskuler (5gram untuk setiap bokong) ,
selanjutnya setiap 4 jam diberikan 5 gramintramuskuler, sehingga dosis
total dalam 24 jam mencapai 39 gram.
Regimen Zuspan menggunakan dosis awal sebanyak 4-6 gram,
diberikan secaraintravena perlahan-lahan selama 5-10 menit dengan dosis
rumatan (maintainance dose) 1-2gram/jam yang diberikan dengan pompa
infus.
Gedekoh dkk menganjurkan pengobatan terpilih untuk penderita
eklampsia adalahpemberian magnesium sulfat dengan dosis awal 4 gram
secara intravena, diikuti infuskontinue dengan dosis 1-2 gram/jam.
5) Calcium Gluconate dapat diberikan secara intravena baik secara langsung
atau dengan infus dan oral. Pada penggunaan melalui (I.V) atau injeksi
intravena dosis tergantung pada kebutuhan individu pasien. Calcium
Gluconate  juga dapat diberikan dengan infus intermiten pada tingkat
yang tidak melebihi 200 mg / menit, atau dengan infus secara
kontinyu. Injeksi harus dihentikan jika pasien mengeluhkan
ketidaknyamanan, mungkin akan dilanjutkan saat gejala hilang. Setelah
injeksi, pasien harus tetap telentang dalam waktu singkat.
c. Cek 7 (tujuh) Benar Obat Pasien
Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7 (tujuh)
benaruntuk mencapaimedication safety :
1) Benar obat
2) Benar waktu dan frekuensi pemberian
3) Benar dosis

10
4) Benar rute pemberian
5) Benar identitas pasien
a) Kebenaran nama pasien
b) Kebenaran nomor rekam medis pasien
c) Kebenaran umur/tanggal lahir pasien
d) Kebenaran alamat rumah pasien
e) Nama DPJP
6) Benar informasi
7) Benar dokumentas
d. Pemberian Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert) di RuangPerawatan
1) Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka
perawatlain harus melakukan pemeriksaan kembali (double check)
secaraindependen :
a) Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter.
b) Ketepatan perhitungan dosis obat.
c) Identitas pasien.
2) Obat high alert infus harus dipastikan :
a) Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump).
b) Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada
syringepump dan disetiap ujung jalur selang.
3) Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan
sesuaiperhitungan standar yang telah baku, yang berlaku di semua
ruangperawatan.
4) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar
menjelaskankepada perawat penerima pasien bahwa pasien
mendapatkan obat highalert, dan menyerahkan formulir pencatatan obat.
5) Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan
dantindakan pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert
dapatmengakibatkan tertundanya pemberian terapi dan memberikan
dampak

11
9. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat
High alert.
b. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat
high alert.
c. Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan
mulai dari peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang
perawatan dan pemberian obat.
d. Obat high alert disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi label High
alert.
e. Pengecekan dengan 2 (dua) orang petugas yang berbeda untuk menjamin
kebenaran obat high alert yang digunakan.
f. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien
tanpa pengawasan.

BAB IV

12
DOKUMENTASI

1. SPO
2. Tempat Penyimpanan Elektrolit Kosentrat (High Alert Medication)
3. PelabelanElektrolit Kosentrat (High Alert Medication).

13

Anda mungkin juga menyukai