Alur Pelayanan Pasien TB Di Instalasi Rawat Jalan
Alur Pelayanan Pasien TB Di Instalasi Rawat Jalan
1. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan
dosis tepat sesuai dengtan kategori pengobatan. Hindari melakukan monoterapi (pengobatan
obat tunggal).
2. Pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung oleh seorang Pengawas Menelan Obat
(PMO).
3. OAT ditelan sekaligus dan sebaiknya saat perut kosong.
4. Jangka waktu pengobatan relative lama (6-8 bulan) diberikan secara terus menerus, yang dibagi
dalam 2 tahap, yaitu tahap awal dan lanjutan.
Tahap awal
- Pada tahap awal pasien diberikan obat setiap hari dan perlu diawasi untuk mencegah
terjadinya kekebalan obat .
- Bila pengobatan diberikan secara tepa, potensi penularan turun dalam waktu 2 minggu
- Setelah menjalani pengobatan tahap awal, sebagian besar pasien BTA positif dakan menjadi
BTA negative (konversi)
Tahap tujuan
- pada tahap lanjutan, pasien diberikan jenis obat lebih sedikit untuk jangka waktu yang lebih
lama
Harian 2x Seminggu
a. Kategori 1 :
untuk pasien baru TB paru BTA Positif, pasien baru BTA negative disertai foto thoraks dengan
gambaran proses spesifik dan untuk pasien TB ekstraparu
1. semua tersangka yang telah di diagnosis menderita TB berdasarkan hasi pemeriksaan klinis,
radiologis, dan mikrobiologis, kemudian mendapatkan terapi Obat Anti Tuberkolis (OAT) dengan
strategi DOTS, diberikan informasi mengenai fungsi dan manfaat rujukan pengobatan UPK
(puskesmas/RS) yang terdekat dari tempat tinggal pasien.
2. Petugas menyiapkan formulir rujukan (formulir TB 09), formulir 01 (copy) dan sisa obat,
kemudian diberikan pada pasien untuk diserahkan pada UPK yang akan dituju.
3. Petugas kemudian melaporkan rujukan tersebut kepada dinas kesehatan
4. Selanjutnya pasien TB dapat kontak langsung dengan UPK (puskesmas/RS) terdekat untuk
meneruskan pengobatan sesuai strategi DOTS yang dijadwalkan.