Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Pada zaman sekarang ini yang katanya zaman modern atau zaman yang sudah maju,
sehingga hal-hal yang berbau klasik atau lama sepertinya sudah jarang diperhatikan. Bahkan
terkesan sepertinya harus dihilangkan dan dilupakan. Karena katanya sudah tidak sesuai
dengan zamannya lagi. Begitu juga dengan kitab suci kita yaitu Al-qur’an karim yang oleh
banyak pihak mulai dan sudah diganggu ke-autentikannya dari segi manapun, termasuk juga
dari segi tulisannya dan perbedaan antara tulisan yang satu dengan tulisan yang lain. Dan hal
ini merupakan hal yang sangat mengganggu dan meresahkan di kalangan umat Islam.
Dalam banyak penelitan mereka, para orientalis menyebarkan berbagai syubhat batil seputar
Al-Quran. Seorang orientalis bernama Noeldeke dalam bukunya, Tarikh Al-Quran, menolak
keabsahan huruf-huruf pembuka dalam banyak surat Al-Quran dengan klaim bahwa itu
hanyalah simbol-simbol dalam beberapa teks mushaf yang ada pada kaum muslimin generasi
awal dulu, seperti yang ada pada teks mushhaf Utsmani. Ia berkata bahwa huruf mim adalah
simbol untuk mushhaf al-Mughirah, huruf Ha adalah simbol untuk mushhaf Abu Hurairah.
Nun untuk mushhaf Utsman. Menurutnya, simbol-simbol itu secara tidak sengaja dibiarkan
pada mushhaf-mushhaf tersebut sehingga akhirnya terus melekat pada mushhaf Al-Quran dan
menjadi bagian dari Al-Quran hingga kini. Berkaitan dengan sumber penulisan Al-Quran,
kaum orientalis menuduh bahwa isi Al-Quran berasal dari ajaran Nasrani, seperti tuduhan
Brockelmann. Sedangkan Goldziher menuduhnya berasal dari ajaran Yahudi.

KITABAH, RASM DAN MUSHAF AL-QUR’AN


1.      Tulis Menulis dikalangan Bangsa Arab
Al-qur’an bukan kata yang mengandung sarkasme, karena jauh sebelum nabi Muhammad
dilahirkan bangsa arab hampir tidak mengenal tulisan, jika dilihat dari satu sisi mereka anti
huruf, walaupun mereka orang arab dikenal orang yang pandai bersyair. Namun tulisan
mereka tidak adilubung, yang menyamai tulisan besar dunia seperti hieroglip (mesir),
devanagari (india), kominomoji (jepang), azleka (indian), fonogram/huruf paku (asyiria),
romawi, cina,babilonia. Tradisi dalam menyampaikan pesan dan menalar syair serta
menghafal silsilah, akan menyusutkan hasrat orang arab dalam mengangkat tulisan mereka
ketingkat posisi jenjang kelas yang lebih tinggi.
Disaat Muhammad mendapat wahyu pertama yaitu surat al-alaq ayat satu sampai lima,
bagi bangsa arab untuk hal tulis menulis adalah hal yang aneh. Dari ayat yang pertamakali
muncul menganjurkan untuk selalu membaca dan menulis. Dengan demikian ketika ayat itu
turun mereka seperti kebakaran jenggot. Dalam beberapa tahun pesan dari wahyu pertama
belum mendapat sentuhan, hanya ada beberapa tokoh dikala itu yang pandai menulis. Yang
mana mereka belajar kaligrafi dari bisyir dan harb (dua nenek moyang yang membawa
kaligrafi) diantara tokoh tersebut yang belajar adalah umar bin khattab, utsman bin affan, abu
ubaydah,muawiyah bin abi sufyan. Awal kebangkitan membaca dan menulis muncul pada
saat setelah terjadinya hijrah kemadinah.[1]
Pembicaran asal-usul alqur’an tidak pernah terlepas dari pembicaraan tentang kitab suci
yang telah ada. Begitu juga berbicara tentang kitab suci tidak akan pernah terlepas dari
tulisan. Suatu kitab suci tidak akan berarti apa-apa jika suatu masyarakatnya tidak pandai
menulis. Kitab suci suatu konsep modern yang dikenal umat manusia setelah berkenalan
dengan tulisan.
Dibawah ini table timelines sejarah penulisan kitab suci[2]
TANGGAL PERISTIWA
3200 SM Hiroglif digunakan bangsa mesir
2200 SM Nabi Ibrahin hidup dan munculnya tradisi yahudi
2000 SM Logograf digunakan bangsa cina dan bangsa jepang
1900 SM Orang-orang sumeria menciptakan seni tulisan segi
(cuniefrom)yang bakalan menjadi cikal bakal Alfabet
1500 SM Orang-orang feonik menemukan sistim alphabet, pada saat ini
ditemukan 22 huruf
800 SM Deutoronomy, buku kelima perjanjian lama ditemukan
280 SM Septagint diterjemahkan di alexandria
200 SM Beberapa buku pertama apokrifa mulai ditulis
1M Yesus lahir
40 M Pesan-pesan dan kisah yesus disebarkan
70-150 M Injil yang 4 muncul (mark,matius,Lukas,dan john)
610 M Muhammad menerima wahyu
651 M Utsman menyempurnakan proyek kodifikasi al-qur’an

Abjad[3]

Huruf yang sama di abjad


Huruf Nama Arti Alihaksara
Ibrani Arab Yunani Latin

ʾāleph sapi ʾ ‫א‬ ‫ﺍ‬ Α, α A, a

Bēth rumah B ‫ב‬ ‫ﺏ‬ Β, β B, b

Gīmel unta G ‫ג‬ ‫ﺝ‬ Γ, γ C, c / G, g

Dāleth pintu D ‫ד‬ ‫ﺩ‬ Δ, δ D, d

Hē jendela H ‫ה‬ ‫ﻩ‬ Ε, ε E, e

Wāw kait W ‫ו‬ ‫ﻭ‬ (Ϝ, ϝ) / Υ, υ F, f / U, u

Zayin senjata Z ‫ז‬ ‫ﺯ‬ Ζ, ζ Z, z


ḥēth dinding ḥ ‫ח‬ ‫ﺡ‬ Η, η H, h

ṭēth roda ṭ ‫ט‬ ‫ﻁ‬ Θ, θ

Yōdh lengan Y ‫י‬ ‫ﻱ‬ Ι, ι I, i

telapak
Kaph K ‫כ‬ ‫ﻙ‬ Κ, κ K, k
tangan

lāmedh angkus L ‫ל‬ ‫ﻝ‬ Λ, λ L, l

Mēm air M ‫מ‬ ‫ﻡ‬ Μ, μ M, m

Nun ular N ‫נ‬ ‫ﻥ‬ Ν, ν N, n

sāmekh ikan S ‫ס‬ Ξ, ξ

ʿayin mata ʿ ‫ע‬ ‫ﻉ‬ Ο, ο O, o

Pē mulut P ‫פ‬ ‫ﻑ‬ Π, π P, p

berbur
ṣādē ṣ ‫צ‬ ‫ﺹ‬ (Ϻ, ϻ)
u

Qōph monyet Q ‫ק‬ ‫ﻕ‬ (Ϙ, ϙ) Q, q

Rēš kepala R ‫ר‬ ‫ﺭ‬ Ρ, ρ R, r

Šin gigi Š ‫ש‬ ‫ﺱ‬ Σ, σ S, s

Tāw tanda T ‫ת‬ ‫ﺕ‬ Τ, τ T, t

Dibawah ini contoh tulisan Hieroglif


Hieroglif Mesir Proto- Latin
Fenisia Yunani Kuno
"kepala Semitik Modern
alef → alfa →
sapi" → ’alp → A

Hieroglif Mesir Latin Modern


"ular" → N
Hieroglif Mesir

Bagian dari Papirus Ani menunjukkan hieroglif kursif.

2.      Sejarah Penulisan Al-qur’an


Sejarah penulisan Al-qur’an telah dimulai sejak Rasulullah masih hidup. Menuliskan Al-
qur’an dalam riwayat disebutkan bahwa nabi selalu menyuruh sahabatnya menulis Al-qur’an
segera setelah ayat yang diturunkan. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa mereka yang
terlibat dalam penulisan wahyu tersebut berjumlah 40 orang.[4] Para penulis wahyu waktu itu
sangat berkonsentrasi dalam penulisan wahyu, hal ini dikarenakan sabda Rasulullah:
‫ ال تكتب{{وا ع{{نى‬: ‫عن ابي سعيد الخدرى رض{{ى هللا عن{{ه ق{{ال رس{{ول هللا ص م‬
‫غير القران فليمحه‬
Artinya: “ Janganlah kamu menulis dariku selain Al-qur’an, barang siapa menulis selain
Al-qur’an maka hapuskanlah.”
Dengan demikian melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Rasulullah. Mereka
menuliskan al-qur’an pada benda-benda yang sederhana seperti: pelepah kurma, batu putih
yang tipis, tulang belulang, kulit binatang dan lain-lain. Setelah Rasulullah wafat Al-qur’an
kembali ditulis oleh abu Bakar hal ini atas desakan Umar bin khattab, karena umar khawatir
dengan banyaknya sahabat nabi yang gugur dalam perang yamamah melawan musailamah
Al-kazzab. Diceritakan para penghafal Al-qur’an yang meninggal diperkirakan 70 orang.
Pada zaman abu bakar lah dimulainya pengumpulan Al-qur’an dalam satu mushaf, pada
awalnya Abu bakar enggan untuk melaksanakan tugas itu, karena Rasulullah tidak pernah
melakukan pengumpulan Al-qur’an dalam satu mushaf. Dengan desakan terus menerus maka
terbukalah hati abu bakar untuk merealisasikan tugas itu. Dengan demikian abu bakar
menyuruh zaid bin tsabit untuk melakukan tugas tersebut dengan merujuk kepada ayat-ayat
yang telah ditulis pada benda-benda serta merujuk kepada hafalan sahabat. Setelah selesai
tugas tersebut maka mereka menamakannya tulisan tersebut dengan “Mushaf”.
Waktu terus berlalu kepemimpinan islam pun telah berganti dan penyebaran islam pun
semakin luas. Pada zaman usman untuk ketiga kalinya Al-qur’an ditulis, penyebabnya tidak
lain tidak bukan adalah adanya perbedaan cara bacaan mereka disaat berperang melawan
orang kafir dikawasan Armenia dan Azerbaijan (uni soviet). Ketika mereka berperang
tersebut prajurit yang ikut berasal dari negara yang berbeda seperti dari irak dan syiria.
Ditempat mereka ada sahabat yang mengajarkan bacaan tersebut sesuai dengan yang
diajarkan nabi. Akan tetapi mereka para tabi’in yang berbeda bacaan tersebut mereka saling
bertikai membenarkan masing-masing argumennya. Akhirnya pertikaian itu sampai kepada
khalifah usman bin Affan.
Akhirnya usman kembali memprakarsai penulisan kembali Al-qur’an dengan tujuan
kaum muslimin mempunyai rujukan tulisan yang benar. Dengan artian usman ingin
mempersatukan mushaf yang ada atau disebut dengan “tauhidul masahif.” Usman kembali
membentuk panitia empat yang bertugas menuliskan Al-qur’an, mereka adalah:
1.      Abdullah bin ‘Amr bin As
2.      Abdullah bin zubair
3.      Abdurrahman bin haris bin hisyam
4.      Zaid bin tsabit
Dan untuk diketahui bahwasanya Al-qur’an dicetak pertamakali pada tahun 1694 M pada
abad kedua belas dari hijriah dikota hamburg (jerman).
3.      Pengertian Rasm Al-Qur’an Menurut etimologi dan terminology
Rasm ( ‫ )الرسم‬artinya (‫ )اال ثر‬atau bekas, peninggalan. Kata lain yang sama artinya adalah :
(‫ )الرقم( )السطر( )الزبر( )الكتابة( )الخط‬dan (‫)الرشم‬   semuanya berarti tulisan. Dengan demikian
bahwa seorang penulis yang telah menggoreskan penanya, maka ia akan meninggalkan bekas
pada tulisan itu.
4.      Aturan dalam Rasm al-qur’an
Didalam rasm Alqur’an terdapat aturan yang telah dibuat oleh para ulama diantaranya:
1.      Membuang Huruf (‫)حذف الحرف‬
Macam-macam hazf, hazf terbagi tiga:
a.       Hazf isyarah yaitu membuang huruf dengan tujuan mengisyaratkan adanya bacaan lain.
Contoh (‫ )اسرى تفدوهم‬lafaz (‫رى‬R‫ )اس‬ditulis demikian karena bacaan lain terdapat perbedaan
yaitu bacaannya imam hamzah yang membaca (‫ )اسرى‬begitu juga dengan lafaz (‫ )تفدوهم‬ditulis
demikian karena ada bacaan lain (‫ )تفدوهم‬yaitu bacaan ibnu katsir
b.      Hazf iktisar yaitu membuang huruf denga tujuan meringkas tulisan seperti membuang alif
dari setiap jama’ muzakkar salim atau semisalnya jika setelah alif bukan hamzah atau tasdid.
Contoh (‫)الحفظون( )العلمين‬
c.       Hazf iqtisar yaitu membuang huruf pada kalimat tertentu saja, contoh membuang alif pada
lafaz (‫)المعيد‬  yang terletak pada surat al-anfal ayat 42, sedangkan (‫ )الميعاد‬selain ditempat
tersebut ditulis dengan alif.

Didalam rasm usmani huruf yang dibuang ada 5 huruf:


1.      Membuang alif
a.       Jama’ muzakkar salim ada 3 keadaan
1.      Membuang alif
Syarat membuang alif diantaranya lafaz tidak berulang dua kali didalam al-qur’an. Kemudian
setelah alif tidak terdapat tasdid atau hamzah:
Contoh: (‫ )بالكفرين()الفسقين()الورثون()خلدون()صدقين‬dan lain-lain
Menurut abu Daud membuang alif juga berlaku pada lafaz-lafaz yang tidak berulang dalam
Al-qur’an, seperti : (‫ )وردون()كلحون()سفلين()الغفرين()الفتحين‬dan lain-lain
2.      Menetapkan Alif
Jika setelah alif ada tasdid seperti: (‫)الضالون()الصافون()الضالين‬
3.      Menetapkan Alif lebih masyhur
Jika setelah alif ada hamzah maka menetapkan alif lebih masyhur, seperti: (‫()القائمين()خائفين‬
‫)قائلون‬
b.      Jama’ Muannas salim
Alif pada muannas salim mempunyai dua permasalahan;
a.       Yang mempunyai satu alif seperti: (‫)واولت()ظلمت()بينت‬
b.      Yang mempunyai dua alif seperti: (‫)وجلتكم()قنتت()حفظت‬

c.       Jama’ muannas salim yang mengikuti wazan ‫ فعالين‬dan ‫ فعالون‬ dan mufradnya ikut wazan ‫فعا ل‬
contohnya : (‫)سمعون()طوفون()قومين‬

d.      Jama’ Manqush


Setiap isim yang pada akhirnya Ya lazimah dan sebelumnya kasrah menurut Abu daud alif
dihapuskan selain pada surat ashaffat: ‫ الغاوين‬dan  ‫الغاوون‬
2.      Tambahan Huruf (‫)زيادةالحرف‬
Pada bagian ini ziadah huruf terbagi menjadi 3 permasalahan:
A.    Ziadah Alif
Pada bagian ini akan menghadapi 4 masalah pokok:
1.      Ziadah alif sesuadh waw jama’ contoh: (‫)والتفسدوا()فاسعوا()اعدلوا‬
2.      Ziadah alif sesudah waw jama’ mufrad contoh: (‫)اشكوابثى()ماتتلوا()لن تدعوا‬
3.      Ziadah alif yang tidak terletak sesudah waw jama’ atau waw mufrad contoh (‫()مائة مائتين‬
‫)والوضعوا()الاذبحنة‬
4.      Ziadah alif sesudah lafaz ‫ لؤال‬menjadi ‫لؤلؤا‬
B.     Ziadah Ya
Pembahasan ini memiliki beberapa  karakter:
1.      Sebelum ya ziadah, hamzah yang berharakat kasrah dan tidak didahului Alif contoh (‫من‬
‫)افائين()ومالئه()نباءى‬
2.      Sebelum ya ziadah hamzah yang berharakat kasrah dan didahului alif contoh: (‫()من تل قاءى‬
‫)اناءى اليل()وايتاءى ذىالقربى‬
C.     Ziadah Waw
Para ulama perawi rasm usamani empat kalimat berikut ada ziadah waw: (‫()اولت()الوا()اولي‬
‫)اوالء‬
3.      Mengenai Hamzah (‫)الهمزة‬
Arti hamzah menurut bahasa adalah dorongan atau tekanan, sebagian ulam
mengatakan hamzah termasuk huruf tanda baca ada yang mengatakan hanya sebagai huruf.
Tegasnya bahwa rasm hamzah pada mushaf-mushaf usmani adalah sebagai berikut:
1.      Terkadang tertulis dalam bentuk alif, misalnya: (‫ )اول‬apabila diberi harakat dan tanda kepala
‘ain kecil(‫ )ء‬menjadi(‫)أول‬
2.      Terkadang tertulis dengan bentuk waw, misalnya: (‫ )يومنون‬apabila diberi tanda baca dan
tanda kepala ‘ain kecil menjadi (‫)يؤمنون‬
Adapun kaidah hamzah yang terletak diawal kalimat:
a.       Hamzah berbaris fathah misalnya (‫ )أنعمت‬sebelum diberi tanda baca tertulis (‫)انعمت‬
b.      Hamzah berbaris kasrah misalnya (،‫)اياك‬sebelum diberi tanda baca tertulis (‫)اياك‬
c.       Hamzah berbaris dhammah misalnya (‫)أنزل‬sebelum diberi tanda baca tertulis (‫)انزل‬
d.      Hamzah wasal misalny (‫)الحمد‬
4.      Penggantian Huruf (‫)ابدل الحرف‬
1.      Penulisan alif yang berasal dari ya
Yang dimaksud disini adalah alif yang menjadi lam kalimah seperti ‫ طغى‬dan ‫ فتى‬dari mana
mengetahui alif berasal dari isim tasniya, misalnya ‫ فتى‬menjadi ‫فتيان‬
Contoh lain adalah:‫ ياسفى‬ asalnya‫يااسفى‬
 ‫يويلتي‬asalnya‫ياويلتى‬
2.      Alif yang berasal dari ya musyabbah yaitu alif ta’nis
Hal ini dapat diketahui dari wazan berikut:
‫ فعالى‬Seperti ‫كسالى‬
‫ فعلى‬Seperti ‫مرضى‬
‫ فعلى‬seperti ‫قربى‬
3.      Penulisan alif yang tidak diketahui asalnya, alif ditulis dengan ya misalnya: (‫)حتى( )متى‬
5.      Penyambungan Huruf (‫)وصل الحرف‬
Kata-kata yang bersambung ditulis seluruhnya ada 17 kata baik disepakati maupun
diperselisihkan. Seperti;
‫ اينما‬didalam alqur’an   ‫فاينما تولّوافثم وجه هللا‬    
‫ بئسما‬didalam alqur’an        ‫بئسما اشتروا به انفسهم‬
‫ كيال‬didalam alqur’an        ‫لكيال يعلم من بعد علم شئا‬
‫ ع ّم‬didalam alqur’an‫ع ّم يتساءلون‬       
‫ نع ّما‬didalam alqur’an        ‫انّ هللا نع ّما يعظكم به‬

6.      Pemisahan Huruf (‫)فصل الحرف‬


Yang dimaksud dengan pemisahan adalah penulisan suatu kata dipisahkan dengan kata yang
lain. Hal itu terdapat 17 macam kata:
(‫ )ان ال‬didalam alqur’an        ‫ان ال اقول على هللا االّ الحق‬
(‫ )من ما‬didalam alqur’an‫هل لكم من ما ملكت أيمانكم‬
(‫ )انّ ما‬didalam alqur’an‫انّ ما عند هللا هو خير لكم‬
(‫)عن من‬didalam alqur’an‫ويصرفه عن من يشاء‬
(‫ )عن ما‬didalam alqur’an‫فلما عتوا عن ما نهوا عنه‬
(‫)ان ما‬
ِّ ِ didalam alqur’an‫وانّ ما نرينك بعض الذى نعدهم‬
Dan lainnya.

5.      Penetapan Rasm Al-qur’an


Melihat dari spesifikasi cara penulisan aklimat-kalimat arab rasm alqur’an dibagi menjadi
tiga macam:
1.      Rasm Qiyasi (‫)الرسم القياسى‬
2.      Rasm A’rudi (‫)الرسم العروضي‬
3.      Rasm Usman  (‫)الرسم العثمان‬
Berikut penjelasan dari masing-masing ungkapan diatas:
1.      Rasm Qiyasi ialah menuliskan kalimat sesuai dengan memperhatikan waktu memulai dan
berhenti pada kalimat tersebut. Kecuali haruf hijaiyah seperti huruf (‫ )ق‬tidak ditulis (‫)قاف‬   
tapi dengan (‫ )ق‬saja.
Contoh dari Rasm Qiyasi adalah lafaz (‫ )انا‬ditulis dengan (‫ )انا‬walaupun jika dilanjutkan
alifnya hilang seperti (‫ )انا نذير‬seperti hamzah washal seperti (‫ )جاء الحق‬hamzah pada lafaz (
‫ )الحق‬tetap harus ditulis, walaupun tidak diucapkan pada waktu ia berada ditengah kalimat
sebab jika dimulai dari awal kalimat maka diucapkan (‫ )الحق جاء‬.
Rasm ‘Arudi ialah cara menuliskan kalimat-kalimat arab disesuaikan dengan wazan
sya’ir-sya’ir arab. Hal itu dilakukan untuk mengetahui “bahr” (nama macam sya’ir) dari
sya’ir tersebut contohnya sepert: ‫دو له‬RR‫ر ار خي س‬RR‫وج البح‬RR‫ل كم‬RR‫ ولي‬ sepotong sya’ir Imri’il qais
tersebut jika ditulis akan berbentuk: ‫ وليلن كموج البح ر ار خي سدو لهو‬sesuai dengan ‫فعو لن مفا عيلن‬
‫ فعولن مفا عيلن‬ sebagai timbangan  sya’ir yang mempunyai “ bahar tawil.”
Rasm usmani ialah cara penulisan Al-qur’an yang telah disetujui oleh sahabat usman bin
affan pada waktu penulisan mushaf penulisan mushaf. Rasm usmani menjadi salah satu
cabang ilmu pengetahuan yang bernama Ilmu Rasm Usmani. Ilmu ini didefinisikan sebagai
ilmu untuk mengetahui segi-segi perbedaan antara Rasm usmani dan untuk mengetahui segi-
segi perbedaan antara rasm usmani dan kaidah-kaidah rasm istilahi (rasm yang biasa selalu
memperhatikan kecocokan antara tulisan dan ucapan) sebagai berikut contoh antara rasm
usmani dengan rasm istilahi.
Dalam rasm usmani lafaz (‫ )اليستوون‬ditulis (‫)اليستون‬
Lafaz (‫ )الصالة‬ditulis (‫)الصلوة‬
Lafaz (‫ )الزكاة‬ditulis (‫)الزكوة‬
Lafaz (‫ )الحياة‬ditulis (‫)الحيوة‬
Dengan demikian perlu kita amati adalah bahwa rasm atau tulisan Al-qur’an yang telah
dipergunakan pada masa sahabat usman mempunyai beberapa nilai diantaranya:
1.      Rasm usmani memberikan kontribusi yang sangat besar karena rasm usmani merupakan
sejarah dan kebudayaan arab masa lalu
2.      Dengan adanya rasm usmani maka erat sekali persamaan kita saat ini dengan para sahabat
yang hidup pada kurun abad pertama hijriyah
3.      Salah satu syarat bacaan yang diterima qiraat qur’an dari berbagai versi bacaan adalah jika
sesuai dengan rasm usmani
4.      Terjaganya kemurnian Alqur’an

6.      Pandangan Ulama tentang Rasm Al-qur’an


Para ulama berbeda pendapat mengenai status rasm usmani atau rasm Alqur’an, diantara
pendapat tersebut sebagai berikut:
a.       Sebagian ulama berbeda pendapat bahwa rasm uAl-qur’an itu bersifat tauqifi, sehingga wajib
oleh siapa saja ketika menulis Al-quran. Al-Qattan dalam bukunya berpendapat bahwa tidak
ada suatu riwayat dari Nabi yang dijadikan alasan untuk menjadikan Rasm Utsmani sebagai
tauqifi. Rasm Utsmani merupakan kreatif panitia yang telah di bentuk Utsman sendiri atas
persetujuannya. Jika di antara panitia itu ada berbeda pendapat dalam menulis mushaf, maka
hendaknya di tulis dengan lisan Quraisy karena dengan lisan itu Al-Qur’an turun.[5]
b.      Sebagian besar Ulama berpendapat bahwa Rasm Utsmani bukan tauqifi, tetapi merupakan
kesepakatan cara penulisan (ishtilahi) yang di setujui Utsman dan diterima ummat, sehingga
wajib di ikuti dan ditaati siapapun ketika menulis Al-Qur`an.[6] Banyak Ulama terkemuka
menyatakan perlunya konsistensi menggunakan Rasm Utsmani. Asyhab berkata ketika
ditanya tentang penulisan Al-qur`an, apkah perlu menulisnya seperti yang di pakai banyak
orang sekarang, Malik menjawab, “Aku tidak berpendapat demikian. Seseorang hendaklah
menulisnya sesuai dengan tulisan pertama.”[7] Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata,

‫تحرم مخالفة خط مصحف عثمان فى واو او الف او ياء اوغيرذالك‬


Artinya:“Haram hukumnya menyalahi khot Utsmani dalam soal wawu, alif, ya` atau huruf
lainnya.”
c.       Sebagian dari mereka berpendapat bahwa Rasm Utsmani bukanlah tauqifi. Tidak ada
halangan untuk menyalahinya tatkala suatu generasi sepakat menggunakan cara untuk
menuliskan Al-qur’an yang berlainan dengan Rasm Utsmani.[8] Berkaitan dengan ketiga
pendapat diatas, Al-Qattan memilih pendapat yang kedua karena lebih memungkinkan untuk
memelihara Al-qur’an dari perubahan dan penggantian hurufnya. Seandainya setiap masa
diperbolehkan menulis Al-qur’an sesuai dengan trend tulisan pada masanya, perubahan
tulisan Al-qur’an terbuka lebar pada setiap masa. Padahal, setiap kurun waktu memiliki trend
tulisan yang berbeda-beda. Al-qattan menegaskan bahwa perbedaan Khot pada mushaf-
mushaf yang ada merupakan hal lain. Yang pertama berkaitan dengan huruf , sedangkan yang
kedua berkaitan dengan cara penulisan huruf. Untuk memperkuat pendapatnya, Al-qattan
mengutip ucapan Al-Baihaqi di dalam kitab Syu’b Al-Iman,”Siapa saja yang hendak menulis
mushaf hendaknya memperhatikan cara mereka yang pertama kali menulisnya. Janganlah
berbeda dengannya tidak boleh mengubah sedikitpun apa-apa yang telah mereka tulis karena
mereka lebih banyak pengetahuannya, ucapan dan kebenarannya lebih dipercaya serta
memegang amanah daripada kita. Jangan ada diantara kita yang merasa dapat menyamai
mereka.

7.      Problematika Rasm Al-qur’an


Ada beberapa riwayat menerangkan bahwa usman tidak mensita mushaf-mushaf yang
ditulis oleh sahabat-sahabat besar, seperti mushaf ali bin abi thalib, mushaf Abdullah bin
mas’ud, dan mushaf ubay bin ka’ab, walaupun mushaf-mushaf itu sedikit berbeda dari
mushaf usmani. Ada riwayat mengatakan Abdullah bin mas’ud tidak memasukkan
mu’awwidzatain. Dengan demikian jumlah surat al-qur’an pada mushaf ibnu mas’ud
berjumlah 112 surat bukan 114 surat.
Mengenai riwayat yang menukilkan dari ibnu mas’ud ini ulama memberikan ulasan. Ada
yang mengatakan ibnu mas’ud berkata demikian, lalu menyalahkan ibnu mas’ud. An-nawawy
dalam syarah Al-muhadzab berkata: “ segala umat islam telah sepakat menetapkan bahwa
mu’awwidzatain dan al-fatihah, bagian dari al-qur’an dan yang mengingkarinya kufur. Jadi
nukilan yang dinukilkan dari ibnu mas’ud tidaklah benar. Diantar kritik terhadap rasm
usmani/rasm al-qur’an adalah sebagai berikut:
Kaum syi’ah menganggap bahwa mushaf utsmani ada kekurangan dua surat. Pertama
mereka mengatakan surat Al-khal’u yang kedua mereka katakana surat al-hafdu. Mereka
berkata bahwasanya ubay bin ka’ab berqunut dengan kedua surat itu. Hal itu pula menurut
kata mereka yang dibenarkan oleh ibnu abbas dan abu musa al- asy’ary. Dengan demikian
mushaf ubay 116 surat, atau 115 surat karena beliau menjadikan surat alfil dan surat al-
quraisy jadi satu.
Surat yang mereka dakwakan itu adalah[9]

‫اللهم انا نستعينك ونستغفرك ونثنى عليك وال نكفرك ونخلع من يفجرك‬
Artinya: “ wahai Tuhan kami, bahwasanya kami memohon pertolongan kepadaMu dan
memohon ampunan kepada Mu dan kami menyanjung akan diriMu dan tiada kami
mengingkarMu dan kami tinggalkan orang yang berlaku curang kepadaMu.

‫اللهم اياك نعبد ولك نصلي ونسجد واليك نسعى ونحفد نرج{{و رحمت{{ك ونخش{{ى‬
‫عذابك ان عذابك بالكفار ملحق‬
Artinya: “ Wahai Tuhan kami, kami menyembahMu dan karena Engkau kami
bersembahyang dan sujud dan kepada engakau kami berjalan bergegas. Kami mengharap
rahmat Engkau kami takut azabMu. Bahwasanya azab Mu menimpa orang-orang kafir.
8.      Mengenal Mushaf Al-qur’an
Rasm qur’an yaitu penulisan mushaf Al-qur’an yang dilakukan dengan cara khusus, baik
dalam penulisan lafal-lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakannya. Penulisan
Al-qur’an pada masa Nabi SAW dilakukan oleh para sahabat-sahabatnya. Nabi juga
membentuk tim khusus untuk sekretaris (juru tulis) Al-qur’an guna mencatat setiap kali turun
wahyu. Diantaranya zaid binTsabit, Pada waktu itu mereka menulis Al-qur’an berdasarkan
petunjuk Nabi SAW. Baik dalam penulisannya maupun dalam urutannya. Pada masa khalifah
Abu Bakar sedikitnya ada 70 hafidz Al-qur’an yang mati syahid dalam suatu peperangan
meluruskan orang-orang yang murtad dari agama Islam. Kemudian ketika itu Umar bin
Khattab mengajukan usul kepada khalifah untuk mengumpulkan catatan-catatan Al-qur’an
menjadi satu. Dengan berbagai pertimbangan Abu Bakar menerima usulan Umar, sehingga
dibentuklah tim penulis Al-qur’an yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Tim menulis ayat-ayat
Al-qur’an dengan berpegangan dengan ayat-ayat Al-qur’an yang disimpan oleh Nabi SAW.
dan ayat-ayat yang dihapal oleh para sahabat yang masih hidup. Sesudah Abu Bakar wafat,
tulisan tersebut diserahkan kepada Umar bin Khattab lalu diserahkan lagi kepada khafsoh.

DAFTAR PUSTAKA
Syadali, Ahmad dan Rofii, Ahmad. 2000. Ulumul Qur’an II. Bandung: Pustaka setia
Al-A’zami,M.M. 2005. The History Of Qur’anic Text. Terj. Sohirin Solihin dkk. Jakarta:
Gema Insani Press
As-Shalih, Subhi. 1988. Mabahis Fi Ulum Al-Quran. Beirut: Darul Ilmi
Sya’roni, mazmur.1999. pedoman Umum Pentashihan Mushaf Al-qur’an dengan Rasm
Usmani. Jakarta: Deperteman Agama
Ash-shiddiq,Hasbi.1954-1977. Sejarah Pengantar Ilmu Al-qur’an dan Tafsir. Jakarta: Bulan
bintang
Al-qhattan, Manna’.1993.Pembahasan Ilmu Al-qur’an.Jakarta: Rineka Cipta
Khalil, Manna’ al-Qattan. Studi Ilmu-Ilmu Al-qur’an. Bogor: litera Antar Nusa

[1] M. yudhi haryono, Krits Terhadap Al-qur’an. H 105


[2] M.Dawam Rahardjo, Metodologi Studi Al-qur’an. H 5
[3] Lihat google
[4] Mazmul sya’roni, pedoman umum penulisan dan pentashihan Mushaf Al-qur’an dengan
Rasm Usmani. H 3
[5] Manna alkhattan Khalil. Studi Ilmu Ilmu Al-Qur’an. H 215
[6] Ibid H 216
[7] Jalaluddin as-suyuti, Al-Itqoan Fi Ulum Al-Qur’an. H167
[8] Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an. H 55
[9] Hasbi Ashiddiq, Sejarah Pengantar Ilmu Al-qur’an dan Tafsir. H 105

http://ats-tsiqah.blogspot.com/2011/10/sejarah-penulisan-al-quran-kitabah-rasm.html

Anda mungkin juga menyukai