SITOHISTOPATOLOG
SITOHISTOPATOLOG
Hafizah P07134114232
Khairunnisa P07134114236
Lisa P07134114237
Lita Pramaswari P07134114238
M. Makkie Azhari P07134114243
Noor Jannah P07134114246
Nor Arifin P07134114247
Raimunah P07134114251
Siti Mahmudah P07134114244
Wetania Balqis P07134114256
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
ISI
1. Pemeriksaan Sitopalogi
Pemeriksaan sitopatologi terbagi dalam 3 pemeriksaan, yaitu :
a. Pap Smear
b. Fine Needle Aspiration – Biopsy (FNA-B) / Aspirasi Jarum Halus
(AJH)
c. Core Biopsy
Pada sediaan sitopatologi, sampel dilakukan dua jenis cara fiksasi,
yaitu :
a. Fiksasi Basah
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar,
sediaan dimasukkan segera kedalam alkohol 95%. Setelah difiksasi
selama 30 menit, sediaan dapat diangkat dan dikeringkan serta
dikirim dalam keadaan kering terfiksasi atau dapat pula dikirim
dalam keadaan terendam cairan fiksassi di dalam botol.
b. Fiksasi Kering
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar,
semprot segera dengan hair spray pada objeck glass yang
mengandung secret tersebut, dengan jarak kurang lebih 10 – 15 cm
dari objeck glass, sebanyak 2 – 3x semprotan. Kemudian sediaan
dikeringkan di udara terbuka selama 5 – 10 menit. Setelah kering,
sediaan siap dikirim ke laboratorium sitologi.
Adapun proses pengerjaan pemeriksaan sitopatologi adalah sebagai
berikut :
a. Pap Smear
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
Sampel beserta blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim diterima oleh petugas administrasi kemudiaan
diserahkan kepada analis dilaboratorium.
5
2) Persiapan Sampel
- Dicocokkan nomer sampel pada slide yang diterima dengan
blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim.
- Disusun sampel sesuai blanko permintaan pemeriksaan (jika
sampel yang diterima dalam jumlah yang banyak).
- Sampel siap untuk tahap selanjutnya
3) Proses Pengolahan Sediaan
- Diberi tanggal pemeriksaan pada blanko permintaan
pemeriksaan.
- Diskripsikan keadaan makroskopis sampel pada slide.
- Diberi nomer pada slide dengan menggunakan pensil 2B.
- Sampel siap dilakukan proses pewarnaan.
Catatan : sebelum dilakukan pewarnaan sediaan harus
difiksasi terlebih dahulu.
4) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2,
yaitu :
a) Pewarnaan Diffquick
- Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan
hairdryer.
- Dicelupkan dalam pewarna :
(1) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(2) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(3) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci
dengan air sampai bersih lalu keringkan dengan
hairdryer.
- Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
- Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi
label.
- Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
6
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses
pewarnaan dengan teknik Papaniculou adalah sebagai
berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 15 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 3-5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2
celup, dibilas dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5
menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
- Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan
diberi label.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses
pewarnaan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
7
3) Pelaksanaan FNA-B
- Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptik.
- Dilakukan pembiusan lokal jika diperlukan.
- Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan spuit
oleh dokter PA.
- Dilakukan penutupan bekas FNA-B
- Diproses sampel hasil FNA-B
4) Pengolahan Sediaan
- Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau kista
diolah di cyto scan terlebih dahulu.
- Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
- Siap dilakukan pewarnaan
5) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2,
yaitu :
a) Pewarnaan Diffquick
- Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan
hairdryer.
- Dicelupkan dalam pewarna :
(7) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(8) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(9) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci
dengan air sampai bersih lalu keringkan dengan
hairdryer.
- Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
- Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi
label.
- Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses
pewarnaan dengan teknik Papaniculou adalah sebagai
berikut :
13
c) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan
kembali ke bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan
ditandatangani oleh dokter PA kemudian diarsipkan. Bagian
administrasi menghubungi kontak pasien untuk mengambil hasil
dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum hasil
diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan blanko hasil
dengan blanko pengambilan hasil.
c. Core Biopsy
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
- Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim beserta sampel ke bagian administrasi
- Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
- Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
- Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan
dilakukan Core Biopsy.
- Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
- Pasien siap untuk dilakukakan Core Biopsy.
3) Pelaksanaan Core Biopsy
- Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptic
- Dilakukan pembiusan local jika diperlukan
- Dilakukan pembedahan menggunakan pisau bedah sebesar
0,5-1 cm, bekas pembedahan ditutup sementara
- Sampel jaringan dimasukkan kedalam Buffer Formalin 10%
- Bekas pembedahan disterilisasi dan ditutup permanen
- Sampel jaringan diletakkan dikertas saring, lalu di
masukkan kedalam kaset dan diberi nomor sampel.
- Sampel siap dilakukan proses berikutnya.
19
9) Administrasi
Hasil yang telahdi diagnose oleh dokter PA diserahkan
kembali kebagian administrasi untuk diketik hasilnya dan
ditanda tangani oleh dokter PA kemudian di arsipkan. Bagian
administrasi menghubungi keluarga pasien untuk mengambil
hasil dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum
hasil diserahkan kepadakeluarga pasien, petugas mencocokkan
blanko pengambilan hasil dengan blanko hasil pemeriksaan dan
diserahkan kepada pasien.
2. Pemeriksaan Histologi
Teknik pemeriksaa nhistopatologi berguna untuk mendeteksi
adanya komponen pathogen yang bersifat infektif melalui pengamatan
secara mikroanatomi. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan
diagnosis penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan
diagnosis adalah melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang di
duga terganggu. Oleh karena itu, dengan proses diagnosis yang benar
akan dapat ditentukan jenis penyakitnya sehingga dapat dipilih tindakan
perventif dan kuratif.
Pemeriksaan histopatologi dilakukan melalui pemeriksaan terhadap
perubahan-perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Histopaltologi
dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya seperti
dalam penentuan kanker payudara) atau dengan mengamati jaringan
setelah kematian terjadi. Pemeriksaan histopatologi bertujuan untuk
memeriksa penyakit berdasarkan pada reaksi perubahan jaringan.
Pemeriksaan ini hendaknya disertai dengan pengetahuan tentang
gambaran histologi normal jaringan sehingga dapat dilakukan
perbandingan antara kondisi jaringan normal terhadap jaringan sampel
(abnormal). Dengan membandingkan kondisi jaringan tersebut maka
dapat diketahui apakah suatu penyakit yang diduga benar-benar
menyerang atau tidak.
Perlengkapan yang digunakan dalam teknik histopatologi :
Alas dari bahan kayu / plastic untuk memotong jaringan
22
e. Embedding
Embedding adalah proses memasukkan jaringan kadalam
parafin cair untuk di buat blok yang padat meliputi :
- Impregnation : Proses penggantian larutan toluen dengan
larutan cair
- Blocking : memasukkan jaringan kedalam parafin
cair-dipadatkan (menurunkan suhu parafin)-dicetak
- Trimming : Meratakan atau merapikan jaringan yang
telah di block parafin dengan menggunakan pisau atau langsung
dengan microtome, sehingga pada saat pemotongan didapatkan
potongan bentuk yang baik.
Tahap Embedding
- Setelah autoprosessing selesai, keset di keluarkan dan di
masukkan kedalam mesin embedding dan di block
- Sampel di keluarkan dari kaset
- Diletakkan kedalam disc mol yang berisi parafin, kemudian di
tutup dengan kaset yang ada nomernya tadi
- Didinginkan hingga membeku pada mesin pendingin
- Block parafin yang berisi sampel dilepaskan dari disc mol
- Sampel siap dilakukan proses selanjutnya.
f. Proses pemotongan
- Letakkan block parafin pada microtome
- Potong perlahan dengan ketebalan 2-5 mikron
- Diapungkan diatas air hangat di waterbath dengan suhu 40-60
derajat celsius
- Ditempelkan jaringan pada objek glass
- Objek glass diberi nomor sesuai dengan nomor yang ada di blok
parafin dengan menggunakan pensil 2B atau menggunakan label
dan ditulis dengan pensil 2B.
- Ditiriskan sebentar agar air dari jaringan
26
g. Pewarnaan
h. Finishing
4. Imunohistokimia
Imunohistokimia adalah suatu metode kombinasi dari anatomi,
imunologi dan biokimia untuk mengidentifikasi komponen jaringan yang
memiliki ciri tertentu dengan menggunakan interaksi antara antigen
target dan antibodi spesifik yang diberi label. Imunohistokimia
merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau
kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan.
Nama imunohistokimia diambil dari nama immune yang
menunjukkan bahwa prinsip dasar dalam proses ini ialah penggunaan
antibodi dan histo menunjukkan jaringan secara mikroskopis. Dengan
kata lain, imunohistokimia adalah metode untuk mendeteksi keberadaan
antigen spesifik di dalam sel suatu jaringan dengan menggunakan prinsip
pengikatan antara antibodi (Ab) dan antigen (Ag) pada jaringan hidup.
29
b. Pemulasan
1. Deparafinisasi tujuannya berfungsi melarutkan / melepaskan
parafin yang melekat pada preparat
Xylol selama 5 menit untuk menghilangkan paraffin
Xylol selama 5 menit
Xylol selama 5 menit
2. Rehidrasi (alcohol absolute, 96%,80%, 70%) masing-masing
selama 5 menit
3. Cuci air mengalir selama 5 menit (ER/PR----tep6)*
4. Blocking endogen peroksidae( dual endogenus enzim block)
selama 30 menit dengan H2O2 untuk mengikat sel-sel yang
tidak diperlukan, maka sel yang tidak terikat akan muncul.
5. Cuci dengan air mengalir selama 5 menit
30
Prosedur kerja :
a. Administrasi
- Mencocokkan data pasien serta ampel yang dibawa dengan surat
pengantar dari dokter.
- Pemberian nomor urut sampel
- Pencatatan pada buku arsip laboraturium patologi anatomi
- Pemberian bukti pengambilan hasil, yang biasanya selesai dalam
waktu 10 hari kedepan
- Setelah proses administrasi selesai, sampel dan blanko
diserahkan ke petugas laboraturium
b. persiapan sampel
- Cocokkan sampel dengan blanko
- Dicek apakah sampel sudah difiksasi dengan formalin atau
buffer formalin 10% PH netral
- Sampel disusun sesuai urutan nomor blanko
- Sampel siap dilakukan diproses selanjutnya
c. pemotongan sampel jaringan
- Sebelum dilakukan pemotongan, tanggal pemotongan
dicantumkan
- Sampel dideskripsikan secara makroskopis sebelum dan sesudah
pemotongan
- Potong sampel pada massa yang dicurigai sesuai dengan kaset
- Diletakkan kedalam kaset, dan kaset diberi nomor sesuai blanko
- Sampel dimasukkan kedalam wadah / mesin autoprocessing
- Sisa sampel dimasukkan kewadah dan diberi tanggal
pemotongan
d. Aotoprocessing (proses pematangan jaringan)
- Masukkan sampel kedalam mesin autoprocessing dengan :
1) Buffer formalin 10% PH netral selama 2 jam
2) Buffer formalin 10 % PH netral slama 1,5 jam
3) Alkohol 70% selama 1,5 jam
4) Alkohol 80% selama 1,5 jam
32
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Patologi Anatomi (PA) berasal dari kata “Pato” yang artinya kelainan,
“logi” artinya ilmu, dan Anatomi artinya susunan organ tubuh. Sehingga
Patologi anatomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
kelainan pada susunan atau bagian dari organ-organ tubuh.
2. Ada 3 pemeriksaan patologi anatomi, yaitu :
1) Sitopatologi : Pap Smear, FNA-B, Core Biopsi
2) Histopatologi : jaringan dengan pengawet dan jaringan dengan tanpa
pengawet atau segar (PC)
3) Imunohistokimia
B. Saran
Disarankan untuk lebih menyempurnakan makalah ini agar
kedepannnya memiliki manfaat yang besar untuk akademik mahasiswa dan
masyarakat yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA