Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH SITOHISTOTEKNOLOGI

LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Sitohistoteknologi
Oleh :

Hafizah P07134114232
Khairunnisa P07134114236
Lisa P07134114237
Lita Pramaswari P07134114238
M. Makkie Azhari P07134114243
Noor Jannah P07134114246
Nor Arifin P07134114247
Raimunah P07134114251
Siti Mahmudah P07134114244
Wetania Balqis P07134114256

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Patologi Anatomi berasal dari kata “ Pato “ yang artinya kelainan,


“Logi” artinya ilmu dan “Anatomi” artinya susunan atau bagian dari organ-
organ tubuh. Sehingga Patologi Anatomi dapat di artikan ilmu yang
mempelajari tentang kelainan pada susunan atau bagian organ-organ tubuh.
Patologi Anatomi merupakan ilmu kedokteran dimana bidang ini sangat
membantu dalam menegakkan diagnosis ( termasuk stadium ) dan penentuan
pengobatan yang tepat bagi kanker.
Dalam bidang Patologi Anatomi, tumor atau kanker dapat diketahui
dengan melihat penampakan suatu sel jaringan dibawah mikroskop. Kanker
adalah pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvasi jaringan
disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat yang jauh.
Dalam penunjang menentukan membebaskan masyarakat dari penyakit
yang membahayakan maka perlu adanya ahli Patologi Anatomi yang
membantu proses pengobatan bagi pasien yang terponis kanker atau tumor.
Yang menentukan ganas tidaknya adalah dokter patologi dan yang
mengerjakan prosessing adalah analisnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Patologi Anatomi ?


2. Apa saja jenis pemeriksaan Patologi Anatomi ?
3. Bagaimana pemeriksaan Patologi Anatomi ?
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan dalam pemeriksaan laboratorium
Patologi Anatomi ?
2

C. Tujuan

Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaan Patologi Anatomi, cara


pemeriksaan Patologi Anatomi, prosedur pelaksanaan dalam pemeriksaan
laboratorium Patologi Anatomi.
BAB II

ISI

A. Pengertian Patologi Anatomi

Patologi Anatomi ialah spesialis medis yang berurusan dengan


diagnosis penyakit berdasarkan paada pemeriksaan
makroskopik,mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di
berbagai negeri,dokter yang berpraktik patologi dilatih dalam patologi
anatomi dan patologi klinik,diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium
pada cairan tubuh.
Patologi Anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi
yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan makroskopis dan
mikroskopis pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia
yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada
sekeliling sel. Kini, Patologi Anatomi mulai menggunakan biologi molekuler
untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama.
Secara garis besar ada 2 macam pemeriksaan dasar yang dilakukan
yaitu pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi. Pemeriksaan Histopatologi
adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh manusia, dimana jaringan dilakukan
pemeriksaan dan pemotongan makroskopis, diproses sampai siap menjadi
slide atau preparat yang kemudian dilakukan pembacaan secara mikroskopis
untuk penentuan diagnosis. Pemeriksaan Sitopatologi adalah pemeriksaan
cairan tubuh manusia yang kemudian diproses, yaitu dilakukan fiksasi dan
pemberian pigmen kemudian dilakukan pembacaan dengan mikroskop.
Perbedaan utama antara pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi adalah
dimana pemeriksaan Histopatologi akan tampak struktur jaringan, sedangkan
pada pemeriksaan Sitopatologi hanya tampak gambaran sel-selnya tanpa
terlihat struktur jaringannya.
4

B. Pemeriksaan Patologi Anatomi

1. Pemeriksaan Sitopalogi
Pemeriksaan sitopatologi terbagi dalam 3 pemeriksaan, yaitu :
a. Pap Smear
b. Fine Needle Aspiration – Biopsy (FNA-B) / Aspirasi Jarum Halus
(AJH)
c. Core Biopsy
Pada sediaan sitopatologi, sampel dilakukan dua jenis cara fiksasi,
yaitu :
a. Fiksasi Basah
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar,
sediaan dimasukkan segera kedalam alkohol 95%. Setelah difiksasi
selama 30 menit, sediaan dapat diangkat dan dikeringkan serta
dikirim dalam keadaan kering terfiksasi atau dapat pula dikirim
dalam keadaan terendam cairan fiksassi di dalam botol.
b. Fiksasi Kering
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar,
semprot segera dengan hair spray pada objeck glass yang
mengandung secret tersebut, dengan jarak kurang lebih 10 – 15 cm
dari objeck glass, sebanyak 2 – 3x semprotan. Kemudian sediaan
dikeringkan di udara terbuka selama 5 – 10 menit. Setelah kering,
sediaan siap dikirim ke laboratorium sitologi.
Adapun proses pengerjaan pemeriksaan sitopatologi adalah sebagai
berikut :
a. Pap Smear
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
Sampel beserta blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim diterima oleh petugas administrasi kemudiaan
diserahkan kepada analis dilaboratorium.
5

2) Persiapan Sampel
- Dicocokkan nomer sampel pada slide yang diterima dengan
blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim.
- Disusun sampel sesuai blanko permintaan pemeriksaan (jika
sampel yang diterima dalam jumlah yang banyak).
- Sampel siap untuk tahap selanjutnya
3) Proses Pengolahan Sediaan
- Diberi tanggal pemeriksaan pada blanko permintaan
pemeriksaan.
- Diskripsikan keadaan makroskopis sampel pada slide.
- Diberi nomer pada slide dengan menggunakan pensil 2B.
- Sampel siap dilakukan proses pewarnaan.
Catatan : sebelum dilakukan pewarnaan sediaan harus
difiksasi terlebih dahulu.
4) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2,
yaitu :
a) Pewarnaan Diffquick
- Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan
hairdryer.
- Dicelupkan dalam pewarna :
(1) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(2) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(3) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci
dengan air sampai bersih lalu keringkan dengan
hairdryer.
- Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
- Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi
label.
- Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
6

b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses
pewarnaan dengan teknik Papaniculou adalah sebagai
berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 15 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 3-5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2
celup, dibilas dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5
menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
- Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan
diberi label.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses
pewarnaan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
7

- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan


alkohol 50-70% selama 10 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, kemudian
dikeringkan dengan hairdryer.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai
dengan teori yaitu :
- Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide
akan terlihat lebih bagus pewarnaannya.
- Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol
karena dapat menghilangkan sediaan pada slide
5) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan
kembali ke bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan
ditandatangani oleh dokter PA kemudian diarsipkan. Bagian
administrasi menghubungi kontak pasien untuk mengambil hasil
dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum hasil
8

diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan blanko hasil


dengan blanko pengambilan hasil
b. FNA-B / AJH
FNA-B Biasa
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
- Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim beserta sampel ke bagian administrasi
- Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
- Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
- Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan
dilakukan FNA-B
- Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
- Pasien siap untuk dilakukakan FNA-B
3) Pelaksanaan FNA-B
- Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptik.
- Dilakukan pembiusan lokal jika diperlukan.
- Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan spuit
oleh dokter PA.
- Dilakukan penutupan bekas FNA-B
- Diproses sampel hasil FNA-B
4) Pengolahan Sediaan
- Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau kista
diolah di cyto scan terlebih dahulu.
- Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
- Siap dilakukan pewarnaan
5) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2,
yaitu :
a) Pewarnaan Diffquick
9

- Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan


hairdryer.
- Dicelupkan dalam pewarna :
(4) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(5) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(6) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci
dengan air sampai bersih lalu keringkan dengan
hairdryer.
- Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
- Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi
label.
- Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses
pewarnaan dengan teknik Papaniculou adalah sebagai
berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 15 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 3-5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2
celup, dibilas dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5
menit.
10

- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,


80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
- Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan
diberi label.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses
pewarnaan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 10 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, kemudian
dikeringkan dengan hairdryer.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
11

Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai


dengan teori yaitu :
- Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide
akan terlihat lebih bagus pewarnaannya.
- Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol
karena dapat menghilangkan sediaan pada slide
6) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan
kembali ke bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan
ditandatangani oleh dokter PA kemudian diarsipkan. Bagian
administrasi menghubungi kontak pasien untuk mengambil hasil
dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum hasil
diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan blanko hasil
dengan blanko pengambilan hasil.

FNA-B USG Guiding


Dilakukan diruangan radiologi bagian USG, dilakukan
kerjasama dengan beberapa dokter (min. 3 dokter), biasanya
menggunakan jarum spinal dengan alat USG. Biasanya di daerah
abdomen.
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
- Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim beserta sampel ke bagian administrasi
- Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
- Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
- Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan
dilakukan FNA-B
- Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
- Pasien siap untuk dilakukakan FNA-B
12

3) Pelaksanaan FNA-B
- Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptik.
- Dilakukan pembiusan lokal jika diperlukan.
- Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan spuit
oleh dokter PA.
- Dilakukan penutupan bekas FNA-B
- Diproses sampel hasil FNA-B
4) Pengolahan Sediaan
- Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau kista
diolah di cyto scan terlebih dahulu.
- Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
- Siap dilakukan pewarnaan
5) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2,
yaitu :
a) Pewarnaan Diffquick
- Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan
hairdryer.
- Dicelupkan dalam pewarna :
(7) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(8) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(9) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci
dengan air sampai bersih lalu keringkan dengan
hairdryer.
- Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
- Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi
label.
- Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses
pewarnaan dengan teknik Papaniculou adalah sebagai
berikut :
13

- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan


alkohol 50-70% selama 15 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 3-5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2
celup, dibilas dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5
menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
- Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan
diberi label.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses
pewarnaan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 10 menit.
14

- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,


80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, kemudian
dikeringkan dengan hairdryer.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai
dengan teori yaitu :
- Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide
akan terlihat lebih bagus pewarnaannya.
- Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol
karena dapat menghilangkan sediaan pada slide
c) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan
kembali ke bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan
ditandatangani oleh dokter PA kemudian diarsipkan. Bagian
administrasi menghubungi kontak pasien untuk mengambil hasil
dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum hasil
diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan blanko hasil
dengan blanko pengambilan hasil.
15

FNA-B Cyto Scan


Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
- Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim beserta sampel ke bagian administrasi
- Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
- Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
- Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan
dilakukan FNA-B
- Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
- Pasien siap untuk dilakukakan FNA-B
3) Pelaksanaan FNA-B
- Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptik
- Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan alat cyto
scan oleh dokter PA
- Dilakukan penutupan bekas FNA-B
- Sampel siap diproses
4) Pengolahan Sediaan
- Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau kista
diolah di cyto scan terlebih dahulu.
- Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
- Siap dilakukan pewarnaan
5) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2,
yaitu :
a) Pewarnaan Diffquick
- Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan
hairdryer.
- Dicelupkan dalam pewarna :
(10) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
(11) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
16

(12) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci


dengan air sampai bersih lalu keringkan dengan
hairdryer.
- Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
- Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi
label.
- Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses
pewarnaan dengan teknik Papaniculou adalah sebagai
berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 15 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 3-5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2
celup, dibilas dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5
menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
17

- Dimasukkan kedalam alkohol absolut.


- Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan
diberi label.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses
pewarnaan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 10 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, kemudian
dikeringkan dengan hairdryer.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai
dengan teori yaitu :
- Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide
akan terlihat lebih bagus pewarnaannya.
- Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol
karena dapat menghilangkan sediaan pada slide
18

c) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan
kembali ke bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan
ditandatangani oleh dokter PA kemudian diarsipkan. Bagian
administrasi menghubungi kontak pasien untuk mengambil hasil
dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum hasil
diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan blanko hasil
dengan blanko pengambilan hasil.
c. Core Biopsy
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
- Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim beserta sampel ke bagian administrasi
- Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
- Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
- Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan
dilakukan Core Biopsy.
- Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
- Pasien siap untuk dilakukakan Core Biopsy.
3) Pelaksanaan Core Biopsy
- Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptic
- Dilakukan pembiusan local jika diperlukan
- Dilakukan pembedahan menggunakan pisau bedah sebesar
0,5-1 cm, bekas pembedahan ditutup sementara
- Sampel jaringan dimasukkan kedalam Buffer Formalin 10%
- Bekas pembedahan disterilisasi dan ditutup permanen
- Sampel jaringan diletakkan dikertas saring, lalu di
masukkan kedalam kaset dan diberi nomor sampel.
- Sampel siap dilakukan proses berikutnya.
19

4) Autoprocessing (Proses pemasakan jaringan)


- Sampel yang siap diproses dimasukkan kedalam mesin
autoprocessing. Mesin akan bekerja sendiri selama 24 jam
- Sampel akan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Buffer Formalin 10% pH netral (2 jam)
2. Buffer Formalin 10% pH netral (1,5 jam)
3. Alkohol bertingkat 70% (1,5 jam)
4. Alkohol bertingkat 80% (1,5 jam)
5. Alkohol bertingkat 96% (1,5 jam)
6. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
7. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
8. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
9. Xylol (1,5 jam)
10. Xylol (1,5 jam)
11. Paraffin (2 jam)
12. Paraffin (2 jam)
5) Embeding
- Setelah semua selesai kaset yang berisi sampel diangkat
dari mesin autoprocessing lalu dimasukkan kedalam mesin
embedding dan dibuat blok paraffin.
- Keluarkan sampel jaringan dari kaset histo PA, diletakkan
di dalam disk more yang berisi paraffin cair
- Tutup dengan kaset yang ada nomer jaringan
- Dinginkan hingga membeku di mesin pendingin
- Setelah membeku sampel di lepas dari disk
- Blok siap dilakukan pemotongan.
6) Pemotongan blok Paraffin
- Letakkan blok paraffin pada microtome
- Potong secara perlahan hingga didapatkan ketebalan 2-5
mikron
- Potongan jaringan di apungkan di dalam air hangat di
waterbath (suhu 400-600 C)
20

- Potongan jaringan harus di templekan pada objek glass


- Pada objek glass diberi nomor sampel sesuai pada blok
paraffin dengan pulpen kaca atau pensil 2B.
- Ditiriskan sebentar lalu letakkan pada lempeng pemanas
7) Pewarnaan
- Slide sample disusun pada rak pewarnaan dan melalui
tahap-tahap sebagai berikut :
1. Xylol (5 menit)
2. Xylol (5 menit)
3. Xylol (5 menit)
4. Etanol (10-20 celup)
5. Alcohol 96% (10-20 celup)
6. Alkohol 80% (10-20 celup)
7. Alkohol 70% (10-20 celup)
8. Bilas dengan air mengalir, tiriskan sebentar
9. Harris hematoksilin (10-15 menit)
10. Bilas dengan air sampai bersih
11. Alkohol bertingkat 70%
12. Alkohol bertingkat 80%
13. Alkohol bertingkat 96%
14. Eosin 1 celup
15. Alkohol bertingkat 50%
16. Alkohol bertingkat 70%
17. Alkohol bertingkat 80%
18. Alkohol bertingkat 96%
19. Xylol
8) Finishing
- Sediaan dikeringkan dan dibersihkan
- Tetesi dengan entelan
- Ditutupi dengan cover glass
- Diberi label
- Diserahkan kedokter PA untuk diperiksa
21

9) Administrasi
Hasil yang telahdi diagnose oleh dokter PA diserahkan
kembali kebagian administrasi untuk diketik hasilnya dan
ditanda tangani oleh dokter PA kemudian di arsipkan. Bagian
administrasi menghubungi keluarga pasien untuk mengambil
hasil dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum
hasil diserahkan kepadakeluarga pasien, petugas mencocokkan
blanko pengambilan hasil dengan blanko hasil pemeriksaan dan
diserahkan kepada pasien.
2. Pemeriksaan Histologi
Teknik pemeriksaa nhistopatologi berguna untuk mendeteksi
adanya komponen pathogen yang bersifat infektif melalui pengamatan
secara mikroanatomi. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan
diagnosis penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan
diagnosis adalah melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang di
duga terganggu. Oleh karena itu, dengan proses diagnosis yang benar
akan dapat ditentukan jenis penyakitnya sehingga dapat dipilih tindakan
perventif dan kuratif.
Pemeriksaan histopatologi dilakukan melalui pemeriksaan terhadap
perubahan-perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Histopaltologi
dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya seperti
dalam penentuan kanker payudara) atau dengan mengamati jaringan
setelah kematian terjadi. Pemeriksaan histopatologi bertujuan untuk
memeriksa penyakit berdasarkan pada reaksi perubahan jaringan.
Pemeriksaan ini hendaknya disertai dengan pengetahuan tentang
gambaran histologi normal jaringan sehingga dapat dilakukan
perbandingan antara kondisi jaringan normal terhadap jaringan sampel
(abnormal). Dengan membandingkan kondisi jaringan tersebut maka
dapat diketahui apakah suatu penyakit yang diduga benar-benar
menyerang atau tidak.
Perlengkapan yang digunakan dalam teknik histopatologi :
 Alas dari bahan kayu / plastic untuk memotong jaringan
22

 Scalpel untuk memotong jaringan menjadi ukuran yang lebih kecil.


 Pensil dan kertas untuk memberi tanda/kode jaringan
 Cassate berukuran kurang lebih 3 x 4 x 1 cm untuk menaruh
jaringan setelah di potong kecil-kecil
 Tabung gelas berukuran 500-1000 cc sebanyak kurang lebih 10 buah
untuk proses dehidrasi, clearing dan bloking dengan parafin
 Microtom untuk memotong jaringan setebal 4-7
 Waterbath untuk mengambangkan hasil potongan jaringan yang di
taruh di objek glass
 Mesin pemanas (Incubator temp 56 C – 60 C) untuk mencairkan
parafin selama proses blocking
 Kulkas untuk menyimpan bahan kimia dan hasil blocking
 Gelas objek dan gelas penutup (cover)

Prosedur mendapatkan jaringan dalam histologi adalah sebagai


berikut :

 Jaringan harus di duga tumor atau kelainan


 Jaringan harus sudah di fiksasi sebelum 6 jam setelah kemudian, bisa
terjadi maserasi
 Pemotongan menggunakan pisau tajam biasanya ( 1,5 x 1 x 0,5 ) m3
 Mendapatkan jaringan
 Harus segera di masukkan kedalam larutan fiksasi (Volume 40x)
selama 1 malam
 Tidak boleh di cuci dengan air (terjadi perubahan tekanan osmotik)
 Tidak boleh di simpan dalam NaCl 0,9 %
 Tidak boleh di bekukan-pembentukan kristal es dalam sitoplasma
 Jaringan berbentuk tulang harus didekalifikasi agar lunak dengan
HCL 0,5 %
Fiksasi jaringan adalah proses melunakkan jaringan agar awet dan
kondisinya sama seperti hidup. Dilakukan dengan merendam jaringan
dilarutan fiksasi (volume minimal 20x lebih besar dari jaringan) selama
24 jam.
23

Fiksasi jaringan dilakukan dengan menggunakan formalin 10 %,


manfaat fiksasi :
 Sel dan jaringan keadaannya seperti hidup
 Membunuh bakteri
 Mematikan sel secara serentak
 Mengeraskan jaringan
 Melindungi sel dari proses selanjutnya
 Mempermudah pengecatan
 Melindungi sel atau jaringan dari autolysis atau putrefaction.
Tahap-tahap dalam pemeriksaan pemeriksaan histopatologi adalah
sebagao berikut :
a. Administrasi
Administrasi merupakan bagian penting dalam pemeriksaan
pada laboratorium patologi anatomi, karena pada Administrasi setiap
sampel yang datang akan di berikan nomor urut sampel, dan apabila
ada kekeliruan dalam pemberian nomor sampel maka akan berakibat
fatal,. Oleh karena itu komunikasi anatara pasien/pembawa sampel
dengan bagian Administrator harus terjalin dengan baik dan benar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat Administrasi :
 Menococokkan data pasien serta sampel yang di bawa dengan
surat pengantar dari dokter
 Pemberian nomor urut sampel
 Contoh : PA14106 untuk sampel dari RSUD Ulin Banjarmasin
dan H1412009 untuk sampel rujukan dari rumah sakit lain
 Pencactatan pada buku arsip laboratorium patologi anatomi
 Pemberian bukti pengembalian hasil, yang biasanya selesai
dalam waktu 10 hari kedepan
 Setelah proses administrasi selesai, sampel dan blanko
diserahkan kepetugas laboratorium
b. Persiapan sampel
- Cocokkan sampel dengan blanko
24

- Dicek apakah sampel sudah difiksasi dengan formalin atau


buffer formalin 10 % pH netral
- Sampel di susun sesuai urutan nomor blanko
- Sampel siap dilakukan di proses selanjutnya
c. Pemotongan sampel jaringan
- Sebelum dilakukan pemotongan, tanggal pemotongan di
cantumkan
- Sampel dideskripsikan secara mikroskopis sebelum dan sesudah
pemotongan Contoh : Sampel mame
Sebelum pemotongan : sebuah jaringan mame dengan ukuran
15 cm x 12 cm x 3 cm, berkulit, berputing dan berlemak.
Sesudah pemotongan : didapat 2 buah KGB (kelenjar getah
bening) 1 massa tumor
- Potong sampel pada massa yang dicurigai sesuai dengan kaset
- Diletakkan di dalam kaset dan kaset diberi nomer sesuai blanko
- Sampel di masukkan kedalam wadah atau mesin autoprocessing
- Sisa sampel dimasukkan kewadah dan di beri tanggal
pemotongan.
d. Autoprocessing ( proses pematangan jaringan )
- Masukkan sampel kedalam mesin autoprocessing dengan :
1) Buffer formalin 10 % pH netral selama 2 jam
2) Buffer formalin 10 5 pH netral 1,5 jam
3) Alkohol 70 % selama 1,5 jam
4) Alkohol 80 % selama 1,5 jam
5) Alkohol 96 % selama 1,5 jam
6) Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
7) Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
8) Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
9) Xylol selama 1,5 jam
10) Xylol selama 1,5 jam
11) Parafin selama 2 jam
12) Parafin selama 2 jam
25

e. Embedding
Embedding adalah proses memasukkan jaringan kadalam
parafin cair untuk di buat blok yang padat meliputi :
- Impregnation : Proses penggantian larutan toluen dengan
larutan cair
- Blocking : memasukkan jaringan kedalam parafin
cair-dipadatkan (menurunkan suhu parafin)-dicetak
- Trimming : Meratakan atau merapikan jaringan yang
telah di block parafin dengan menggunakan pisau atau langsung
dengan microtome, sehingga pada saat pemotongan didapatkan
potongan bentuk yang baik.

Tahap Embedding
- Setelah autoprosessing selesai, keset di keluarkan dan di
masukkan kedalam mesin embedding dan di block
- Sampel di keluarkan dari kaset
- Diletakkan kedalam disc mol yang berisi parafin, kemudian di
tutup dengan kaset yang ada nomernya tadi
- Didinginkan hingga membeku pada mesin pendingin
- Block parafin yang berisi sampel dilepaskan dari disc mol
- Sampel siap dilakukan proses selanjutnya.
f. Proses pemotongan
- Letakkan block parafin pada microtome
- Potong perlahan dengan ketebalan 2-5 mikron
- Diapungkan diatas air hangat di waterbath dengan suhu 40-60
derajat celsius
- Ditempelkan jaringan pada objek glass
- Objek glass diberi nomor sesuai dengan nomor yang ada di blok
parafin dengan menggunakan pensil 2B atau menggunakan label
dan ditulis dengan pensil 2B.
- Ditiriskan sebentar agar air dari jaringan
26

- Kemudian objek glass tersebut di letakkan diatas lempeng


pemanas untuk melelehkan lilinnya
- Dan siap untuk proses selanjutnya

g. Pewarnaan

- Letakkan slide pada rak pewarnaan


- Diwarnai dengan pewarnaan sebagai berikut
1) Xylol 10-20 celup selama 5 menit
2) Xylol 10-20 celup selama 5 menit
3) Xylol 10-20 celup selama 5 menit
4) Etanol 20 celup
5) Alcohol 96% 20 celup
6) Alcohol 80% 20 celup
7) Alcohol 70% 20 celup
8) Bilas dengan air mengalir sampai bersih
9) Ditiriskan sebentar di masukkan kedalam harris
hematoksilin 10-13 menit
10) Bilas dengan air mengalir sampai bersih
11) Celupkan dengan alcohol bertingkat 70% , 80% dan 96%
12) Celupkan dengan eosin 1 celup
13) Alcohol 70 %
14) Alcohol 80%
15) Alcohol 96%
16) Xylol selama 10 detik

h. Finishing

- Sediaan dikeringkan dibagian bawah dan sisi-sisinya dilap


dengan tisu
- Tetesi entelan (xylol dan ez-mounting)
- Tutup dengan deck glass
- Objek glass di beri nomor sesuai dengan nomor pada blanko
pemeriksaan.
27

- Sampel siap diserahkan pada dokter PA untuk didiagnosa


i. Administrasi
- Setelah sampel didiagnosa oleh dokter PA blanko dan hasil
diserahkan ke bagian administrasi
- Hasil diketik oleh bagian administrasi
- Kemudian ditanda tangani oleh dokter PA
- Bagian administrasi menghubungi pasien
- Hasil diambil oleh pasien , sebelumnya nomor hasil dicocokkan
dengan nomor dokumen.
- Hasil diserahkan pada pasien

3. Potong Beku / Press Cuve (PC)


Potong beku ialah pemeriksaan patologi anatomi pada bagian
histopatology yang mana sampel yang diperiksa dilakukan saat operasi
berlangsung dan pasien dalam keadaan tidak sadar. Sampel yang
dicurigai kanker dikirim dalam keadaan segar ke laboratorium PA atau
tim dari teknisi PC yang berada diruang operasi dan biasanya dilakukan
dalam 15-20 menit. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk ganas atau
tidaknyamassa kanker sehingga dapat ditentukan tindakan operasi
selanjutnya.
Cara kerja potong beku adalah sebagai berikut.
a. Sampel yang datang tanpa pengawet atau fiksasi , didata di
administrasi diberi kode atau nama sampel
b. Dilakukan pemotongan oleh dokter PA
c. Pada bagian yang dicurigai ganas diambil dan dikenali , dibuat
hapusan buat dokter PA dan Histopatology
d. Jaringan ditempelkan pada alat PC dan dibekukan kurang lebih
5 menit
e. Dipotong dalam alat PC dengan ketebalan 3-5 mikron
f. Dibuat slide dan dikeringkan dengan hair dryer atau hot plate
g. Dimasukkan dalam harris hematoksilin selama 4 menit
h. Bilas dengan air mengalir sampai bersih
28

i. Bilas dengan alcohol bertingkat 70%,80% dan 90% 10-20


celup
j. Dimasukkan dalam eosin 1 celup
k. Dibilas dengan alcohol bertingkat 50%, 70% , 80% dan 90%
10-20 celup
l. Dibersihkan dan dikeringkan bagian bawah dan sisi-sisinya
m. Diberi label dan entelan
n. Ditutup dengan deck glass
o. Diserahkan kedokter PA
p. Hasilnya ditelpon kedokter bedah

Catatan : waktu pewarnaan dengan harris hematoksilin waktunya pada


PC lebih cepat dibandingkan dengan pewarnaan harris hematoksilin
pada histoPA. Hal ini dikarenakan sampel yang digunakan pada PC
masih segar tanpa pengawet atau fiksasi sehingga kandungan protein
pada jaringan masih banyak maka zat warna mudah diserap oleh
jaringan.

4. Imunohistokimia
Imunohistokimia adalah suatu metode kombinasi dari anatomi,
imunologi dan biokimia untuk mengidentifikasi komponen jaringan yang
memiliki ciri tertentu dengan menggunakan interaksi antara antigen
target dan antibodi spesifik yang diberi label. Imunohistokimia
merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau
kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan.
Nama imunohistokimia diambil dari nama immune yang
menunjukkan bahwa prinsip dasar dalam proses ini ialah penggunaan
antibodi dan histo menunjukkan jaringan secara mikroskopis. Dengan
kata lain, imunohistokimia adalah metode untuk mendeteksi keberadaan
antigen spesifik di dalam sel suatu jaringan dengan menggunakan prinsip
pengikatan antara antibodi (Ab) dan antigen (Ag) pada jaringan hidup.
29

Pemeriksaan ini membutuhkan jaringan dengan jumlah dan ketebalan


yang bervariasi tergantung dari tujuan pemeriksaan.
Teknik imunohistokimia bermanfaat untuk identifikasi, lokalisasi,
dan karakterisasi suatu antigen tertentu, serta menentukan diagnosis,
therapi, dan prognosis kanker.Teknik ini diawali dengan pembuatan
irisan jaringan (histologi) untuk diamati dibawah mikroskop. Interaksi
antara antigen-antibodi adalah reaksi yang tidak kasap mata.Tempat
pengikatan antara antibodi dengan protein spesifik diidentifikasi dengan
marker yang biasanya dilekatkan pada antibodi dan bisa divisualisasi
secara langsung atau dengan reaksi untuk mengidentifikasi marker.
Adapun beberapa marker yang berupa senyawa berwarna antara
lain :
- Luminescence
- Zat berfluoresensi : fluorescein, umbelliferon, tetrametil
rodhamin
- Logam berat : colloidal, microsphere, gold, silver, label
radioaktif
- Enzim: HorseRadish Peroxidase(HRP) dan alkaline
phosphatase
Tahapan pengerjaan Imunohistokimia adalah sebgai berikut.
a. Pembuatan slide
1. Slide coatod-----inkubasi suhu kamar
2. Parafinasi pada hot plate 56 – 60 ºC------jam

b. Pemulasan
1. Deparafinisasi tujuannya berfungsi melarutkan / melepaskan
parafin yang melekat pada preparat
 Xylol selama 5 menit untuk menghilangkan paraffin
 Xylol selama 5 menit
 Xylol selama 5 menit
2. Rehidrasi (alcohol absolute, 96%,80%, 70%) masing-masing
selama 5 menit
3. Cuci air mengalir selama 5 menit (ER/PR----tep6)*
4. Blocking endogen peroksidae( dual endogenus enzim block)
selama 30 menit dengan H2O2 untuk mengikat sel-sel yang
tidak diperlukan, maka sel yang tidak terikat akan muncul.
5. Cuci dengan air mengalir selama 5 menit
30

6. Pretreatment dengan TE (Working citrate untuk ER/PR pH 6)


7. Cook I, level 8 selama 5 menit (hampir mendidih)
8. Cook II, level 1 selama 5 menit
9. Dinginkan 45 menit / sampai benar-benar dingin
10. Cuci PBS pH 7,4 (tanpa tween 20) selama 3 kali 5 menit
11. Blocking NHS (NHS pekat + PBS pH 7,4 RTU) selama 30
menit
12. Antibody primer (Ab + Ab Diluent) sesuai penol, selama 30 –
60 menit
13. Cuci dalam PBS pH 7,4 (tanpa tween 20) 3x masing-masing 5
menit
14. Envision (Ab sekunder + Streptavidin/labelled Polymer-HRP)
selama 30 m3nit
15. Cuci dalam PBS pH 7,4 (tanpa tween 20) 3x maing-masing 5
menit
16. DAB En Vision ( DAB + substrate Buffer dan DAB
Choomogen) selama 5-10 menit
17. Cuci dengan air mengalir/aquades selama 10 menit
18. Hematoxylin selama 1-2 menit (warna biru cukup) ER/PR
warna di inti selama 15-20 detik
19. Cuci dengan air mengalir/ aquades selama 5 menit
20. Lithium carbonat jenuh 5% dalam aquades
21. Cuci dengan air mengalir, cek warna biru slide dibawah
mikroskop
22. Dehidrasi (alkohol 70%, 80%, 96%, Absolut, Absolut) masing-
masing selama 5 menit
23. Clearing (Xylol I,II,III) masing-masing selama 5 menit
24. Mounting dengan menggunakan cover glass
Adapun pewarnaan lain yang dapat digunakan dalam pemeriksaan
imonohistokimia, yaitu pewarnan brown staining.
31

Prosedur kerja :
a. Administrasi
- Mencocokkan data pasien serta ampel yang dibawa dengan surat
pengantar dari dokter.
- Pemberian nomor urut sampel
- Pencatatan pada buku arsip laboraturium patologi anatomi
- Pemberian bukti pengambilan hasil, yang biasanya selesai dalam
waktu 10 hari kedepan
- Setelah proses administrasi selesai, sampel dan blanko
diserahkan ke petugas laboraturium
b. persiapan sampel
- Cocokkan sampel dengan blanko
- Dicek apakah sampel sudah difiksasi dengan formalin atau
buffer formalin 10% PH netral
- Sampel disusun sesuai urutan nomor blanko
- Sampel siap dilakukan diproses selanjutnya
c. pemotongan sampel jaringan
- Sebelum dilakukan pemotongan, tanggal pemotongan
dicantumkan
- Sampel dideskripsikan secara makroskopis sebelum dan sesudah
pemotongan
- Potong sampel pada massa yang dicurigai sesuai dengan kaset
- Diletakkan kedalam kaset, dan kaset diberi nomor sesuai blanko
- Sampel dimasukkan kedalam wadah / mesin autoprocessing
- Sisa sampel dimasukkan kewadah dan diberi tanggal
pemotongan
d. Aotoprocessing (proses pematangan jaringan)
- Masukkan sampel kedalam mesin autoprocessing dengan :
1) Buffer formalin 10% PH netral selama 2 jam
2) Buffer formalin 10 % PH netral slama 1,5 jam
3) Alkohol 70% selama 1,5 jam
4) Alkohol 80% selama 1,5 jam
32

5) Alkohol 96% selama 1,5 jam


6) Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
7) Alkohol absolite (Etanol) selama 1 jam
8) alkohol absolute (Etanil) selama 1 jam
9) Xylol selama 1,5 jam
10) Xylol selama 1,5 jam
11) Parafin selama 2 jam
12) Parafin selama 2 jam
e. Embedding
- Setelah autoprosessing selesai,kaset dikeluarkan dan
dimasukkan ke mesin embedding dan dibuat blok
- Sampel dikeluarkan dari kaset
- Diletakkan kedalam disc mol yang berisi parafin, kemudian
Ditutup dengan kaset yang ada nomornya tadi
- Didinginkan hingga membeku pada mesin pendingin
- Blok parafin yang berisi sampael dilepaskan dari disc mol
- Sampel siap dilakukan proses selanjutnya
f. Pembuatan slide
- Blok parafin dipotong 2-5 mikron
- Diapungkan di airwaterbath dengan suhu 40-60
- Diambil atau ditempelkan pada objek glass lapis polycin
(perekat jaringan ke slide)
- Ditiriskan selama 1 malam
g. Pewarnaan
- Diletakkan slide pada rak pewarnaan
- Diwarnai dengan pewarnaan sebagai berikut
1. Xylol 10-20 celup atau 5 menit
2. Xylol 10-20 celup atau 5 menit
3. Xylol 10-20 celup atau 5 menit
4. Etanol 20 celup
5. Alkohol bertingkat dari 96%, 80%, 70%, (20 celup)
6. Bilas dengan air mengalir sampai bersih
33

7. Ditiriskan sebentar, dimasukkan kedalam haris hematoksilin


10-13 menit
8. Bilas dengan ai mengalir sampai bersih
9. Celupkan dalam alkohol bertingkat 70,80,96%
10. Celupkan dalam eosin 1 celup
11. Alkohol bertingkat 70%, 80%, 96%, (10 – 20 celup)
12. Xylol selama 10 detik
h. Finishing
- Sediaan dikeringkan, bagian bawah dan sisi-sisinya dilap
dengan tissu
- Ditetesi entelan (xylol dan ez-mounting)
- Ditutup dengan deck glass
- Objek glass diberi nama sesuai dengan no sesuai dengan no
pada blanko pemeriksaan
- Sampel siap diserahkan ke dokter PA untuk didiagnosa
i. Administrasi
- Setelah sampel didiagnosa oleh dokter PA blanko dan hasil
diserahkan ke bagian administrasi
- Hasil diketik oleh bagian administrasi
- Kemudian ditanda tangani oleh dokter PA
- Bagian administrasi menghubungi pasien
- Hasil diambil oleh pasien, sebelumnya nomor hasil dicocokkan
dengan nomor dokumen
- Hasil diserahkan ke pasian
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Patologi Anatomi (PA) berasal dari kata “Pato” yang artinya kelainan,
“logi” artinya ilmu, dan Anatomi artinya susunan organ tubuh. Sehingga
Patologi anatomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
kelainan pada susunan atau bagian dari organ-organ tubuh.
2. Ada 3 pemeriksaan patologi anatomi, yaitu :
1) Sitopatologi : Pap Smear, FNA-B, Core Biopsi
2) Histopatologi : jaringan dengan pengawet dan jaringan dengan tanpa
pengawet atau segar (PC)
3) Imunohistokimia
B. Saran
Disarankan untuk lebih menyempurnakan makalah ini agar
kedepannnya memiliki manfaat yang besar untuk akademik mahasiswa dan
masyarakat yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Disusun berdasarkan pengamatan di Lapangan berupa praktikum di Laboratorium


Patologi Anatomi RSUD Ulin Banjarmasin. November 2015
http://jaringankomputer.org/pengertian-patologi-dan-pembagian-patologi/
http://labcito.co.id/patologi-anatomi/
http://n1nt1.blogspot.com/2010/12/teknik-pembuatan-sediaan-pemeriksaan.html

Anda mungkin juga menyukai