Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan
hidupmasyarakat,kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi
terutama padasarana transportasi darat. Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan
bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang (potholes), bergelombang (rutting),
retak-retak dan pelepasan butiran (ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan
kinerja jalan menjadi menurun. Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu
wilayah mulai dari tahapan prasurvey, perencanaan dan perancangan teknis,
pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus integral dan tidak
terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur pelayanannya di masa
mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah
dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
transportasi dimanadiharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang
berarti. Maka dari itu sudahkewajiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab
kerusakan dan cara pemeliharaan jalan tersebut. Agar tercipta jalan yang aman,nyaman
dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesinambungan dan keberlangsungan
hidup masyarakat luas dan menjadi salah satu factor menjadikannya peningkatan
kehidupan masyarakat dari beberapa aspek – aspek kehidupan.
Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam
pembangunan jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan lebih mendetail dan teliti
baik itu dari perencanaan jalan itu sendiri maupun pelaksanaan tentunya. Kita sebagai
pengguna jalan pastinya menginginkan jalan yang kita pakai itu aman, nyaman, bersih
dll. Maka dari itu kerusakan yang terjadi dijalan tersebut harus ditanggulangi dan
diperbaiki dengan sungguh-sungguh.
1.2.Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perkerasan jalan ?
2. Sebutkan jenis-jenis perkerasan jalan ?
3. Apa yang dimaksud dengan jalan aspal dan Material apa yang perlu dibutuhan
dalam pembuatan aspal jalan ?
4. Bagaimana standart bahan material untuk jalan ?
1.2. Tujuan Dan Manfaat
1. Untuk menjelaskan definisi perkerasan jalan
2. Untuk menjelaskan jenis-jenis perkerasan jalan
3. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud jalan aspal dan Material apa yang perlu
dibutuhan dalam pembuatan aspal jalan
4. Untuk menjelaskan bagaimana standart bahan material untuk jalan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah atau batu
belah ataupun bahan lainnya. Bahan ikat ang dipakai adalah aspal, semen ataupun
tanah liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi sejumlah
pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa jasa angkutan
manusia, atau berupa jasa angkutan barang berupa seluruh komoditas yang diijinkan
untuk berlalu lalang disitu. Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan
barangnya, akan memberikan variasi beban ringan, sedang sampai berat. Jenis
kendaraan penumpang akan memberikan pula sejumlah variasi.Dan hal itu harus
didukung oleh perkerasan jalan, daya dukung perkerasan jalan raya ini akan
menentukan kelas jalan yang bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan menerima
beban besar dibanding jalan kelas 2. Maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah
jelas berbeda. Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan
lapisan permukaan yang selalu rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi
untuk masa hidup yang cukup lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang
sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca. Tingkatan sampai dimana kita akan
memenuhi persyaratan tersebut tergantung dari imbangan antara tingkat kebutuhan
lalu lintas, keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana telah dipahami
bahwa yang dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas dari badan jalan yang
dibuat dari bahan-bahan khusus yang bersifat baik/konstruktif dari badan jalannya
sendiri. Berdasarkan bahan pengikat yang menyusunnya, konstruksi perkerasan jalan
dibedakan atas beberapa jenis antara lain:
a. Konstruksi perkerasan lentur
(Flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagi bahan
pengikat di mana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku
(Rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen (Portland
Cement) sebagai bahan pengikat dimana pelat beton dengan atau tanpa
tulangandiletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah
sehingga beban lalulintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
c. Konstruksi perkerasan komposit
(Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yangdikombinasikan dengan
perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau
perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.
2.2 Jenis-jenis perkerasan jalan
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang
tersusundari bawah ke atas,sebagai berikut :
a. Lapisan tanah dasar (sub grade)
b. Lapisan pondasi bawah (subbase course)
c. Lapisan pondasi atas (base course)
d. Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Gambar 1. Lapisan perkerasan jalan lenturTerdapat beberapa jenis / tipe perkerasan
terdiri :
a. Flexible pavement (perkerasan lentur).
b. Rigid pavement (perkerasan kaku).
c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).
2.1.1 Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur (Flexible pavement)
a) Jenis dan fungsi lapisan perkerasan.
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan
menyebarkannya kelapisan di bawahnya terus ke tanah dasar
b) Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan
lapisperkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut
Spesifikasi, tanahdasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal
30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan
dengan kepadatan dan dayadukungnya (CBR)
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik,
atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi
dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas:
- Lapisan tanah dasar, tanah galian.
- Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
- Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-
sifat dan dayadukung tanah dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut tanah
dasar adalah sebagai berikut :
- Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
- Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
- Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah
pada lokasiyang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya
kepadatan yang kurang baik.
c) Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah
dasar dan dibawah lapis pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
- Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah
dasar.
- Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
- Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas.
- Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat
lemahnya dayadukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
- Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah
danlapis permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
• Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan
beban kelapisan di bawahnya.
• Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat
menahanbeban-beban roda.Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan
beberapa hal antara lain,kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak
angkut bahan ke lapangan.
d) Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan.Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
- Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
- Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus)
- Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
- Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh
lapisan dibawahnya.Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup /
lapis aus (wearing course) di ataslapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini
adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah
masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan
jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas
2.1.2 Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku (Rigid pavement)
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas
plat(slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak
ada) di atastanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut
sebagai lapis pondasikarena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di
atasnya yang berfungsi sebagai lapispermukaan. Perkerasan beton yang kaku dan
memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akanmendistribusikan beban ke bidang
tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar darikapasitas struktur
perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri.
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari
teballapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan. Karena yang paling
penting adalahmengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor
yang paling diperhatikandalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah
kekuatan beton itu sendiri. Adanyaberagam kekuatan dari tanah dasar dan atau
pondasi hanya berpengaruh kecil terhadapkapasitas struktural perkerasannya.Lapis
pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan,
yaituantara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem
drainase, kendaliterhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk
menyediakan lantai kerja(working platform) untuk pekerjaan konstruksi. Secara lebih
spesifik, fungsi dari lapis pondasibawah adalah
- Menyediakan lapisan yang seragam stabil dan permanen
- Menaikan harga modulus reaksi tanah dasar menjadi modulus reaksi gabungan
- Mengurangi kemungkinan terjadinya retak–retak pada plat beton
- Menyediakan lantai kerja bagi alat –alat berat selama masa kostruksi
Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah
bersama air padadaerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan,
akibat lendutan atau gerakanvertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah
adanya air bebas terakumulasi di bawahpelat. Pemilihan penggunaan jenis
perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lenturyang sudah lama dikenal
dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan keuntungan dankerugiannya.
Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku dibangun langsung di
atas tanahdasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah dasar dan kondisi
drainasenya. Pada umumnya dibangun plat beton setebal 6–7 inch. Dengan
bertambahnya beban lalu-lintas, khususnya setelah Perang Dunia ke II, mulai
disadari bahwa jenis tanah dasar berperan pentingterhadap unjuk kerja
perkerasan, terutama sangat pengaruh terhadap terjadinya pumping
padaperkerasan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya usaha-usaha untuk mengatasi
pumping sangatpenting untuk diperhitungkan dalam perencanaan.Pada periode
sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan penebalan di bagian ujung/
pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi akibat
beban truk yangsering lewat di bagian pinggir perkerasan. Kemudian setelah efek
pumping sering terjadi pada kebanyakan jalan raya dan jalan bebas hambatan,
banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku yang lebih tebal yaitu antara 9 –10
inch. Guna mempelajari hubungan antara beban lalu-lintas dan perkerasan kaku,
pada tahun 1949 di Maryland USA telah dibangun Test Roads atau JalanUji
dengan arahan dari Highway Research Board, yaitu untuk mempelajari dan
mencarihubungan antara beragam beban sumbu kendaraan terhadap unjuk kerja
perkerasan kaku. Perkerasan beton pada jalan uji dibangun setebal potongan
melintang 9 – 7 –9 inch, jarak antara siar susut 40 kaki, sedangkan jarak antara
siar muai 120 kaki. Untuk sambungan memanjang digunakan dowel berdiameter
3/4 inch dan berjarak 15 inch di bagian tengah. Perkerasan beton uji ini diperkuat
dengan wire mesh. Tujuan dari program jalan uji ini adalahuntuk mengetahui
efek pembebanan relatif dan konfigurasi tegangan pada perkerasan kaku.Beban
yang digunakan adalah 18.000 lbs dan 22.400 pounds untuk sumbu tunggal dan
32.000serta 44.000 pounds pada sumbu ganda.
Hasil yang paling penting dari program uji ini adalah bahwa perkembangan retak
pada pelatbeton adalah karena terjadinya gejala pumping. Tegangan dan lendutan
yang diukur pada jalan uji adalah akibat adanya pumping. Selain itu dikenal juga
AASHO Road Test yang dibangun di Ottawa, Illinois pada tahun 1950. Salah
satu hasil yang paling penting dari penelitian pada jalanuji AASHO ini adalah
mengenai indeks pelayanan. Penemuan yang paling signifikan adalah adanya
hubungan antara perubahan repetisi beban terhadap perubahan tingkat pelayanan
jalan. Pada jalan uji AASHO, tingkat pelayanan akhir diasumsikan dengan angka
1,5 (ter gantung juga kinerja perkerasan yang diharapkan), sedangkan tingkat
pelayanan awal selalu kurang dan5,0.Berdasarkan adanya sambungan dan
tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasanbeton semen dapat
diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :
- Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali
retak.
- Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk
kendaliretak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan
penggunaannyaindependen terhadap adanya tulangan dowel.
- Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri
daribaja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari
luaspenampang beton).Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer
dan banyak digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton
bertulang menerus.
2.3 Pengertian Aspal Jalan
Aspal adalah merupakan bahan bitumen yang telah digunakan sejak dulu, hingga saat
sekarang aspal dipakai untuk jenis-jenis pekerjaan perkerasan, atap, pipa dan lain-
lain. Macam-macam aspal antara lain :
1. Aspal Alam
Aspal ini terdapat di alam antara lain
 lake asphalt ( danau aspal )
 rock asphalt di pulau Buton
 sand asphalt
Yang akan di bahas adalah rock asphalt, yang terdapat di puau Buton. Jenis aspal itu
juga sering disebut BUTAS ( Buton Aspal ), terdapat pada batu-batu karang sehingga
bercampur dengan kapur (CaCo). Umumnya berupa susunan bahan 35 % bitumen,
60% bahan mineral, dan 5% bahan lainnya.
Proses terjadinya rock asphalt adalah terjadi pada daerah yang mengandung minyak
bumi dan aspal.Akibat terjadinya gerakan-gerakan pada lapisan kulit bumi
menyebabkan terjadinya penurunan atau retak-retak pada permukaan bumi.Dengan
adanya tekanan dari bawah lapisan kulit bumi menyebabkan keluarnya minyak
bumi.Apabila tekanan yang tejadi besar, maka minyak bumi akan keluar dengan
aspal yang dikandungnya, akan tetapi sebaliknya, apabila tekanan itu lemah maka
minyak bumi akan merembes melalui retakan-retakan dan aaspal itu tertinggal. Pada
proses perjalanan minyak bumi tadi, akan melalui batuan-batuan yang sifatnya
p[orous sehingga minyak bumi yang mengandung aspal akan meresap pada lapisan
batuan porous tersebut dan terjadilah rock asphalt.
2 jenis aspal dari pulau Buton berdasarkan kadar bitumennya :
1. Kadar bitumen aspal > 20 %, = bisa langsung dipakai untuk mengaspal jalan
2. Kadar bitumen aspal < 20 %
Sifat Butas Aspal
aspal apabila kena panas akan berubah keadaannya dari keadaan keras menjadi
keadaan plastis. Sampai suhu 30 derajat Celcius. Batu aspal masih bersifat rapuh /
getas dan mudah pecah. Sehingga apabila dibutuhkan butiran batu aspal yang
berukuran kecil, maka pemecahan bungkah-bungkah batuan aspal dilakukan pada
suhu rendah.Suhu diantara 40 – 50 derajat Celcius akan bersifat plastis dan jika
dipukul akan sukar pecah. Diatas suhu 60 derajat Celcius maka batu aspal sudah
bersifat sangat plastis.
Aspal Buatan
Aspal ini diperoleh dari proses destilasi/penyulingan minyak tanah mentah.
Aspal minyak dengan bahan dasar aspal dapat dibedakan atas :
1. Aspal keras/ panas (asphalt cement, AC), adalah aspal yang digunakan dalam
keadaan cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan
(temperatur ruang).
2. Aspal emulsi (emulsion asphalt) adalah aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi,
dapat digunakan dalam keadaan dingin ataupun panas. Aspal emulsi dan cutback
aspal umum digunakan pada campuran dingin atau pada penyemprotan dingin.
3. Aspal dingin/ cair (cut back asphalt) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan
cair dan dingin
Aspal Keras / Aspal Cement
Aspal cement pada temperatur ruang (25oC – 30oC) berbentuk padat. Aspal semen terdiri
dari beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya.
Pengelompokkan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi pada temperatur
25oC ataupun berdasarkan nilai viskositanya. Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan
berdasarkan nilai penetrasinya,yaitu :
1. AC pen 40/50, yaitu AC dengan penetrasi antara 40-502.
2. AC pen 60/70, yaitu AC dengan penetrasi antara 60-703.
3. AC pen 85/100, yaitu AC dengan penetrasi antara 85-1004.
4. AC pen 120/150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120-1505.
5. AC pen 200-300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200-300Persyaratan Aspal
Keras / Aspal Cement
Aspal Emulsi
Aspal cement dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas  atau lalu lintas
dengan volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk
daerah bercuaca dingin atau lalu lintas dengan volume rendah. Di Indonesia pada umumnya
dipergunakan aspal semen dengan penetrasi 60-70 dan 80-100.

Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dalam bahan pengemulsi.
Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya, aspal emulsi dapat dibedakan atas :

1. Kationik, disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatan
arus listrik positif.
2. Anionik, disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan
negatif.c.    Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti
tidak mengantarkan listrik.
3. Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak
mengantarkan listrik.
Aspal Cair (Curback asphalt)
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil
penyulingan minyak bumi. Dengan demikian cut back asphalt berbentuk cair dalam
temperatur ruang. Berdasarkan bahan cairnya dan kemudahan menguap bahan pelarutnya,
aspal cair dibedakan atas :

1.    RC (Rapid Curing Cut Back):Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bensin
atau premium.RC merupakan cut back aspal yang paling cepat menguap.

2.    MC (Medium Curing Cut  Back):Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan
bahan pencair yang lebih kental seperti minyak tanah

3.    SC (Slow Curing Cut Back)

4.    Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan yang lebih kental seperti solar.
Aspal jenis ini merupakan cutback aspal yang paling lama  menguap.

Berdasarkan nilai viskositas pada temperatur 60oC, cutback aspat dapat dibedakan atas :

RC 30 – 60              MC 30 – 60              SC 30 – 60

RC 70 – 40              MC 70 – 140             SC 70 – 140

RC 250 – 500           MC 250 – 500           SC 250 – 500

RC 800 – 1600         MC 800 – 1600          SC 800 – 1600

RC 3000 – 6000        MC 3000 – 6000        SC 3000 – 6000


2.3 1 Penggunaan aspal secara umum
Aspal digunakan umumnya dengan kombinasi material lain di
banyak bidang teknik. Beberapa contoh ditunjukkan di bawah ini:
1. Pemanfaatan Untuk Industri Listrik. Aspal kualitas tinggi digunakan
dalam industri listrik untuk pencampuran dengan tar, pitch, karet
dan resin. Wadah baterai adalah contoh terbaik dari produk yang
menggunakan aspal sebagai bahan bakunya.
2. Konstruksi Jalan Aspal yang berkualitas ditandai dengan
serangkaian sifat seperti: tahan cuaca, tahan air, kapasitas
mengikat yang kuat dan kemampuan untuk memberikan
permukaan yang fleksibel.Untuk kualitas aspal yang satu ini,
jenisnya banyak digunakan dalam pembangunan jalan raya baik
besar maupun kecil.
2.3 2 Jenis campuran aspal yang digunakan di jalanan.
 Rolled aspal
 Aspal mastik
 Batu Asphalt yang Dipadatkan.
2.3 3 Beton aspal
Beberapa jenis aspal memiliki spesifikasi yang memberikan sifat
pengikatan yang sangat baik. Penggunaan aspal umumnya ialah
untuk proyek pembangunan  jalan tol dan paving bandara, yang
memberi keleluasaan dan fleksibilitas yang diinginkan pada waktu
bersamaan. Inilah fungsi aspal yang paling umum ditemui dalam
pengerjaan konstruksi.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanpa pemeliharaan dan
perbaikan jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala, akan dapat mengakibatkan
kerusakan yang lebih parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan
fungsinya baik perkerasan jalan lentur maupun perkerasan jalan. Apabila perkerasan jalan
dipelihara dengan baik dan tetap dalam kondisi yang baik, maka kedua jenis perkerasan
jalan tersebutakan mempunyai umur lebih lama dari. Tetapi sekali jalan itu mulai rusak dan
dibiarkan begitu saja tanpa perbaikan , maka kerusakan yang lebih parah akan berlangsung
sangat cepat.
Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pemeliharaan yang bersifat
pencegahanseperti menutup sambungan atau retak-retak dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan, yangtimbul, dan menemukan penyebab-penyebabnya dengan melakukan
pemeriksaan (inspeksi)secara rutin. Adapun penyebab-penyebab kerusakan perkerasan
jalan bias di simpulkan pulasebagai berikut :
- Karena pengaruh bahan perkerasan jalan yang tidak memenuhi spesifikasi
yangseharusnya digunakan saat melakukan pekerjaan konstruksi jalan
- Jalan mengalami kelebihan beban volume lalu lintas yang berulang-ulang
- Sistem drainase yang kurang baik
- Keadaan topografi dan faktor alam seperti cuaca yang buruk
- Kurangnya kesadaran pemerintah daerah dna masyarakat untuk melakukan
perawatan jalan.
4.2. Saran
a) Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka rancangan
pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih akurat dengan melibatkan
sejumlah instansi terkait.
b) Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih parah, maka perlu
segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/kadekku/d/59838593-Kerusakan-pada-perkerasan-aspal-
UniversitasGunadarma http://balai8.net/sipp/manual-a2/113-geoteknik-jalan-retak
http://civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/jenis-jenis-perkerasan-jalan/
http://sanggapramana.wordpress.com/category/jalan-raya/?
blogsub=confirming#blog_subscription-2 http://cibelebupbup.blogspot.com/2011/07/jenis-
kerusakan-pada-perkerasan-lentur.html http://www.scribd.com/ibokir/d/86234175-P-
Perkerasan-Jalanhttp://keteknik-sipilan.blogspot.com/2011/05/perkerasan-jalan.html
http://wiryanto.wordpress.com/2010/09/19/jalan-beton-dan-tulangannya/
http://civilandstructure.wordpress.com/2009/06/10/perbaikan-retakan-struktur-di-slab-
beton/ http://ilustri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=161:penyebab-
keretakan-beton&catid=36:dunia-teknik-sipil&Itemid=2

Anda mungkin juga menyukai