Anda di halaman 1dari 12

LECTURE NOTES

LANG6031
Indonesian

Minggu 10
Sesi 14

Berbicara untuk Keperluan


Akademik

LANG6031 - Indonesian
LEARNING OUTCOMES

LO 3: Menyusun karangan ilmiah dengan teknik notasi ilmiah

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):


 Penyusunan Bahan Berbicara
 Berbicara untuk Presentasi
 Berbicara untuk Seminar

LANG6031 - Indonesian
ISI MATERI

A. PENYUSUNAN BAHAN BERBICARA


Penyusunan bahan-bahan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
mengumpulkan bahan, membuat kerangka paparan, dan menguraikan bahan
secara mendetail. Dalam bagian ini, kita tidak akan membahas ketiga tahap
tersebut secara lebih lanjut karena prosedur dan teknik yang digunakan sama
dengan penyusunan bahan dalam komposisi tertulis. Pada bagian ini, akan
dikemukakan beberapa aspek tambahan yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan paparan untuk disampaikan secara lisan.

1. Teknik Penyusunan Bahan


Bila diadakan perbandingan mengenai sikap pembaca pada komposisi
tertulis dan sikap pendengar pada komposisi lisan, maka setiap pembaca biasanya
akan terus membaca suatu komposisi tertulis selama ia masih tertarik dengan isi
bacaannya, atau mereka akan memilih bagian-bagian tertentu saja yang
dianggapnya baik. Bila sama sekali tidak menarik, maka mereka akan segera
meninggalkannya. Sebaliknya, para pendengar bagaimanapun harus tetap
mendengar uraian lisan sampai selesai. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa sikap
yang ada pada setiap pendengar akan berlainan.
Kecenderungan psikologis umum yang dapat dicatat ialah para pendengar
biasanya tertarik pada apa yang dikatakan pada awal pembicaraan. Setelah itu,
konsentrasi mereka akan menurun secara perlahan, walaupun mungkin subjek
pembicaraan sebenarnya semakin menarik. Ketika pembicaraan mendekati titik
akhir, minat mereka akan kembali meningkat sedikit.
Pembicara yang baik dan berpengalaman akan memanfaatkan aspek
psikologis ini dengan sebaik-baiknya. Bila pembicara memulai pembicaraan
dengan ucapan-ucapan yang tidak menarik atau dengan menyampaikan topik yang
tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendengar, maka ia sebenarnya telah
menggugurkan perhatian pendengar sebelum bersemi. Pembicara harus memulai

LANG6031 - Indonesian
uraiannya dengan sesuatu yang betul-betul menarik dan merangsang
keingintahuan pendengar. Cara ini harus diperbarui setiap kali dari waktu ke
waktu selama menyampaikan uraiannya. Teknik penyusunan ini sebenarnya
memanfaatkan kecenderungan alamiah yang ada pada diri setiap manusia, yaitu
apa yang dikatakan pertama kali akan menggugah hati dan apa yang diucapkan
terakhir akan lebih berkesan dari pada bagian lainnya.

Menyiapkan Catatan
Terdapat beberapa metode dalam menyampaikan uraian lisan, yaitu
metode impromptu (spontan), menghafal, membaca naskah, dan metode
ekstemporan. Dari keempat metode penyampaian uraian lisan tersebut, metode
ekstemporanlah yang paling baik. Metode membaca dari naskah hanya akan baik
jika sifat penyajian uraian sangat resmi. Metode ekstemporan ialah pembicara
menyiapkan sebuah naskah lengkap untuk penyajian lisannya. tetapi naskah
tersebut hanya berfungsi sebagai catatan atau pemandu dalam menyampaikan
uraian lisan. Pembicara akan berbicara secara bebas tanpa membaca dari naskah.
Berikut akan dijelaskan pembuatan catatan sebagai suatu cara untuk
menyiapkan penyajian lisan dengan metode ekstemporan. Perlu ditegaskan bahwa
yang dimaksud dengan catatan tidak sama dengan kerangka karangan. Kerangka
karangan hanya berfungsi untuk menyusun informasi dan bukan merupakan cara
yang baik sebagai catatan untuk metode ekstemporan. Di sisi lain, pembicara yang
menggunakan kerangka karangan sebagai pengganti catatan cenderung berbicara
terlalu cepat sehingga penyajiannya akan terlihat tidak disampaikan secara
spontan.
Berapa banyak catatan atau perincian yang diperlukan tergantung dari
penguasaan pembicara terhadap bahan yang ingin disampaikannya. Semakin baik
penguasaan pembicara terhadap topik pembicaraannya, semakin sedikit catatan
yang diperlukan. Sebaliknya, semakin sedikit penguasaan pembicara terhadap
topik pembicaraan, semakin rinci catatan yang diperlukannya. Namun, sebuah
catatan yang sangat terperinci selalu menggoda pembicara untuk selalu melihat
catatan yang telah dibuatnya. jika pembicara terus-menerus melihat catatan, maka

LANG6031 - Indonesian
terdapat dua kesan yang disimpulkan. Pertama, pembicara tidak menguasai topik
yang dibawakannya, dan kedua, komunikasi atau kontak langsung dengan para
pendengar akan terganggu. Catatan yang dibuat pembicara hanya berfungsi untuk
mengingatkan pembicara akan urutan materi pembicaraannya agar pembicara
dapat menggunakan kutipan-kutipan yang tepat, mengemukakan angka atau data
yang benar sehingga uraiannya dapat lebih meyakinkan.
Catatan dapat pula dibuat dalam beberapa tahap. Bila waktunya cukup,
maka pembicara mula-mula menyiapkan suatu catatan yang mendetail atau
berisikan suatu uraian yang lengkap. Bahan inilah yang akan dipelajarinya lebih
lanjut sehingga dapat menguasai materi pembicaraannya. Bila materi sudah
dikuasai, maka ia dapat membuat catatan-catatan baru yang lebih singkat sebagai
pemandu urutan materi pembicaraan. Cara lain yang dapat digunakan ialah
pembicara tetap menggunakan catatan atau naskah lengkap yang telah dibuatnya,
tetapi garis bawahi bagian-bagian kunci yang akan digunakan sebagai catatan
dalam pembicaraan.

Dikarenakan waktu pembicaraan biasanya dibatasi, maka pembicara akan lebih


mudah menyesuaikan diri dengan bantuan catatan tersebut. Bagian-bagian yang
kurang penting dapat diabaikan. Jika waktunya mencukupi, maka pembicara dapat
memanfaatkan semua bahan yang telah dipersiapkannya. Bagian yang kurang
penting mungkin masih akan berguna bagi pembicara jika disinggung oleh para
pendengar dalam diskusi.

B. BERBICARA UNTUK PRESENTASI


Dalam memberikan suatu presentasi, pembicara hendaknya memerhatikan
beberapa hal, yaitu:
a. Perkenalkan diri (kelompok) Anda saat membuka presentasi.
b. Bacakan judul presentasi Anda.
c. Bukalah presentasi sembari berkonsentrasi pada pesan atau informasi yang
akan disampaikan.

LANG6031 - Indonesian
d. Mulai presentasi secara perlahan, berikan permulaan yang telah dipersiapkan
dengan baik dan penuh percaya diri.
e. Miliki alasan atau argumen yang tepat untuk setiap lembar presentasi yang
ditampilkan.
f. Jangan pernah menghalangi pandangan audiensi, atur posisi badan agar tidak
menghalangi audiensi.
g. Komunikasi yang kurang baik selalu dihadapkan pada permasalahan yang
kompleks. Pembahasan masalah tersebut tidak dapat diselesaikan hanya dalam
satu buku yang membahas tentang komunikasi, satu term kursus, apalagi
dalam buku yang sedang Anda baca ini. Buku ini hanya memberikan elemen-
elemen dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan sebelum
memberikan uraian lisan, dalam hal ini presentasi. Pendekatan yang dipakai
dalam buku ini didasarkan pada asumsi bahwa terdapat suatu proses
pembentukan presentasi yang melibatkan beberapa langkah dasar yang telah
dijabarkan sebelumnya.

 Penggunaan Alat Bantu


Sebuah presentasi yang baik tidak akan berjalan dengan baik tanpa
dipersiapkan dengan matang. Untuk mencapai kesuksesan dalam presentasi,
diperlukan alat bantu, seperti proyektor, laptop, dan layar. Alat bantu tersebut
harus dipastikan berfungsi dengan baik dan dapat digunakan untuk mendapatkan
hasil yang berkualitas. Kehadiran alat bantu visual harus dapat memperkaya,
bukan merusak, pesan yang disampaikan. Distribusi salinan outline presentasi
membantu audiensi mengikuti jalannya presentasi Anda. Gunakan variasi untuk
menarik perhatian audiensi (ingat kembali manfaat gambar, grafik, dan objek).
Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat
bantu:
 Hindari pemakaian slide dengan huruf yang relatif kecil (standard).
 Gunakan huruf datar (misalnya, Times New Roman atau Arial) dengan ukuran
substansial (misalnya, 18 atau lebih).
 Jika memakai warna, hindari pemakaian warna yang berlebihan.

LANG6031 - Indonesian
 Rancang Powerpoint/transparansi secara wajar, gunakan kualitas huruf yang
baik dan jelas.
 Hindari pemakaian lembar presentasi yang ditulis tangan atau yang memiliki
resolusi rendah.
 Batasi jumlah lembar presentasi/transparansi yang dipakai.
 Pastikan diagram atau chart dirancang dengan baik agar dapat menjelaskan
poin-poin penting secara lebih cepat dan jelas.
 jangan gunakan grafik yang sulit dipahami atau tidak relevan dengan topik
yang dibahas.
 Pastikan bahwa Anda tahu cara memakai aiat bantu, praktikkan sebelum Anda
memulai presentasi, persiapkan kabel, bohlam, adaptor, atau kelengkapan lain
sebagai cadangan, dan buat persiapan untuk menghadapi hal terburuk.
 Kondisikan suasana ruangan dengan kehntuhan Anda.

 Teknik Presentasi yang Efektif


Presentasi formal biasanya dibagi ke dalam dua kategori, yaitu presentasi
yang tujuannya menjual atau meyakinkan dan presentasi yang tujuannya
memberitahukan. Presentasi merupakan suatu cara untuk mengomunikasikan
informasi. Perencanaan presentasi yang efektif memerlukan suatu pemahaman
mendasar tentang bagaimana proses komunikasi. Pemahaman tersebut biasanya
terdiri dari lima elemen.
Kelima elemen tersebut, yaitu:
a. Pengirim atau pembicara.
b. Pesan atau isi.
c. Bahasa, baik oral atau visual.
d. Media atau sistem penyampaian.
e. Penerima atau audiensi (dan konteks).

Pembicara dituntut agar selalu melakukan persiapan sebelum melakukan


presentasi. Diperlukan penelitian yang menyeluruh dan menjadi terbiasa dengan
topik yang akan disampaikan. Pembicara yang baik selalu menjaga kontak mata

LANG6031 - Indonesian
dengan audiensi dan kadang kala bertanya kepada individu atau memakai nama
audiensi. Hindari memberikan perhatian kepada andiensi tertentu.

C. BERBICARA UNTUK SEMINAR


Seminar merupakan suatu bentuk tukar pikiran, serta pembicaraan yang
teratur dan terarah. Seminar dapat pula diartikan sebagai suatu proses bahasa tutur
dalam bentuk yang diawali dengan penyampaian materi oleh si pembicara dan
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Sejalan dengan itu, seminar dapat dimaknai
sebagai suatu cara untuk memecahkan suatu masalah atau topik yang sedang
hangat dibicarakan dalam suatu masa atau waktu (Tarigan, 1986: 36). Secara
khusus, seminar dapat dimaknai sebagai pembicaraan antara pembicara dengan
peserta (pendengar) dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pcngertian,
kesepakatan, atau keputusan bersama mengenai suatu masalah. Selain itu, seminar
dapat dimaknai dengan pertemuan ilmiah untuk membahas suatu masalah
(Depdikbud, 1996). Peserta adalah beberapa individu yang berkumpul dengan satu
tujuan atau dapat pula diartikan sebagai kumpulan orang yang memiliki hubungan
dengan pihak yang sama (Depdikbud, 1996). Iadi, secara umum, seminar sering
diartikan sebagai bentuk tukar pikiran dalam musyawarah yang direncanakan atau
dipersiapkan antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang
pemimpin. (Tarigan, 1987: 128)
Seminar sering juga disebut sebagai percakapan terpimpin (istilah yang
terdapat dalam kelompok besar). Perlu diingat bahwa kelompok bukan hanya
merupakan penjumlahan individu yang berada di dalam suatu ruangan. Setiap
individu dalam kelompok biasanya menyadari ketergantungan mereka dalam
usaha mencapai tujuan bersama. Oleh sebab itu, dalam seminar kelompok, setiap
individu hendaknya menyadari adanya tujuan bersama tersebut sehingga timbul
kesadaran untuk saling menghargai, menghormati pendapat orang lain, dan
menjaga kctertiban bersama. Setiap peserta seminar hendaknya memiliki sikap
kerja sama dan menyadari bahwa dirinya merupakan anggota atau bagian dari
peserta seminar sehingga permusuhan yang tidak sehat dapat dihindari. Selain itu,

LANG6031 - Indonesian
setiap peserta bebas mengemukakan pendapat sehingga masalah seminar menjadi
lebih menarik.
Seminar formal memiliki unsur-unsur sebagai berikut (Parera, 1984: 190):
1. Manusia
a. Pemimpin atau moderator, regulator, dan koordinator
b. Peserta pengambil bagian wicara atau pembicara atau pemasaran, dan
c. Pendengar atau publik atau umum atau audiensi.
2. Materi: Harus ada masalah atau topik atau tema pembicaraan.
3. Fasilitas: Ruangan, mcja dan kursi, pcrangkat audiovisual, papan Lulis, kerlas,
dan yang terpenting ialah menciptakan suasana seminar.

Pembicara yang efektif akan menyadari bahwa komunikasi merupakan sesuatu


yang intelektual dan emosional. Menyusun ide merupakan bagian dari kegiatan
tersebut.
Kegiatan yang lainnya ialah memperoleh dan mempertahankan perhatian:
 Sampaikan “antusiasme yang terkontrol”: Audiensi akan memahami jika
pembicara memberikan perhatian secara antusias.
 Postur, tekanan: Jangan bersandar. ' Audiensi akan mencexminkan sikap
pembicara. Oleh karena itu, tebarkan rasa percaya diri, tetapi tidak terkesan
menasihati.
 jangan salah menilai antara antusiasme dan kebisingan, sampaikan tingkat
emosi dan perhatian, antisipasi, kesenangan, dan kecemasan.
 Seminarkan peluang dan tantangan secara terbuka: Terangkan tentang
keuntungan dari topik seminar yang Anda bawakan kemudian jelaskan tentang
risiko atau tantangannya.

Berikut beberapa contoh inovasi dan variasi yang dapat digunakan dalam
memberikan presentasi atau seminar:
 Perpindahan alternatif dan tetap berdiri, berbicara dan mendengarkan,
melakukan dan berpikir; pakai ruang yang bersifat tisik dan libatkan gerakan
tubuh untuk memperkaya pesan.

LANG6031 - Indonesian
 Coba untuk menambahkan cerita, anekdot, tanda penghargaan, analogi, dan
demonstrasi yang relevan dan dapat memperkuat topik yang Anda bawakan.
 Gunakan lelucon secara wajar, buat secara baik. Presentasi merupakan gambar
hidup bukan foto; persiapkan tempat untuk melakukan gerakan. Posisikan diri
Anda untuk memperluas hubungan dengan audiensi.
 Kontak mata merupakan alat utama untuk membangun keterlibatan audiensi,
berikan perhatian pada audiensi secara acak dan bergiliran.
 Gunakan gerakan tubuh secara alami. Beberapa gerakan tubuh yang tidak
disarankan untuk digunakan, di antaranya menggerinjingkan saku, memainkan
catatan, dan meletakkan satu kaki di atas kaki yang lainnya. Pembicara
hendaknya tidak melakukan gerakan tubuh yang berulang. Ketika Anda telah
memperoleh perhatian audiensi, Anda harus mempertahankannya. Audiensi
biasanya keluar masuk ruangan tanpa memberikan perhatian penuh terus-
menerus. Oleh karena itu, Anda perlu membantu mereka agar dapat kembali
fokus terhadap apa yang sedang dibicarakan secara periodik.

LANG6031 - Indonesian
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberap hal berikut:
1. Penyusunan bahan-bahan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu mengumpulkan
bahan, membuat kerangka paparan, dan menguraikan bahan secara mendetail.
2. Langkah-langkah presentasi akademik meliputi:
 Perkenalkan diri (kelompok) Anda saat membuka presentasi.
 Bacakan judul presentasi Anda.
 Bukalah presentasi sembari berkonsentrasi pada pesan atau informasi yang
akan disampaikan.
 Mulai presentasi secara perlahan, berikan permulaan yang telah
dipersiapkan dengan baik dan penuh percaya diri.
 Miliki alasan atau argumen yang tepat untuk setiap lembar presentasi yang
ditampilkan.
 Jangan pernah menghalangi pandangan audiensi, atur posisi badan agar
tidak menghalangi audiensi.
 Komunikasi yang kurang baik selalu dihadapkan pada permasalahan yang
kompleks.
3. Tips berbicara dalam seminar:
 Sampaikan “antusiasme yang terkontrol”: Audiensi akan memahami jika
pembicara memberikan perhatian secara antusias.
 Postur, tekanan: Jangan bersandar. ' Audiensi akan mencexminkan sikap
pembicara. Oleh karena itu, tebarkan rasa percaya diri, tetapi tidak
terkesan menasihati.
 Jangan salah menilai antara antusiasme dan kebisingan, sampaikan tingkat
emosi dan perhatian, antisipasi, kesenangan, dan kecemasan.
 Seminarkan peluang dan tantangan secara terbuka: Terangkan tentang
keuntungan dari topik seminar yang Anda bawakan kemudian jelaskan
tentang risiko atau tantangannya.

LANG6031 - Indonesian
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E.Z. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Presindo.
H.P. Achmad dan Alex. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Hs., Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
.

LANG6031 - Indonesian

Anda mungkin juga menyukai