Anda di halaman 1dari 17

Rubella dalam kehamilan

DISUSUN OLEH :

Rahma Nur Azizah A. (1810081)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) dalam keperawatan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan K3.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenya
kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. serta semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengembangkan atau meningkatkan prestasi di masa yang
akan datang.

Surabaya, 08 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN :

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Makalah............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN :

2.1 Pengertian K3................................................................................................. 3

2.2 Cabang keilmuan K3....................................................................................... 4

2.4 Tujuan K3........................................................................................................ 4

BAB III PENUTUP :

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 6
3.2 Saran................................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 7

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi virus Rubella merupakan penyakit ringan pada anak dan dewasa,
tetapi apabila terjadi pada ibu yang sedang mengandung virus ini dapat menembus
dinding plasenta dan langsung menyerang janin. “Rubella” atau dikenal juuga
dengan nama campak jerman adlah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubh melalui pernapasan seperti hidung dan
tenggorokan.

Anak-Anak Biasanya Sembuh Lebih Cepat Dibandingkan Orang Dewasa.


Virus ini dapat menular lewat udara. Selain itu, Virus Rubella dapat ditularkan
melalui urin, kontak pernafasan, dan memiliki masa inkubasi 2-3 minggu.
Penderita dapat menularkan virus selama seminggu sebelum dan sesudah
timbulnya “rash”(bercak merah) pada kulit. “Rash Rubella”berwarna merha
jambu, akan menghilang dalam 2-3 hari, dan tidak selalu muncul untuk semua
kasus infeksi.

Sindroma Rubella kongenital terjadi pada 25% atau lebih bayi yang lahir
dari ibu yang menderita rubella pada trimester pertama. Jika ibu menderita infeksi
ini setelah kehamilan berusia lebih dari 20 minggu, jarang terjadi kelaninan
bawaan pada bayi. Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada bayi batu lahir
adalah tuli, katarak, mikrosefalus, keterbelakangan mental, kelainan jantung
bawaan, dan kelainan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit rubella ?
2. Bagaimanakah dampak penyakit rubella pada kehamilan ?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit rubella

1
2. Untuk mengetahui dampak penyakit rubella pada kehamilan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 RUBELLA

2.1.1 Pengertian

2
Rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan
suatu virus RNA dari golongan Togavirus. Penyakit ini relatif tidak
berbahaya dengan morbiditas dan mortalitas yang rendah pada manusia
normal. Tetapi jika infeksi didapat saat kehamilan, dapat menyebabkan
gangguan pada pembentukan organ dan dapat mengakibatkan kecacatan.

Untuk wanita hamil yang usia kehamilannya belum 5 bulan, jika


terserang rubella harus diwaspadai. Hal tersebut karena rubella berpotensi
untuk menimbulkan sindrom rubella kongenital yang bisa berdampak pada
bayi setelah kelahiran. Yang terjadi pada bayi dengan ibu yang terinfeksi
rubella Kondisi-kondisi berikut ini yang bisa terjadi adalah tidak
mendengar atau tuli, katarak, penyakit jantung kongenital, paru-paru,
organ hati, hingga otak tidak dapat berfungsi secara normal.

Virus penyebab rubella atau campak Jerman ini bekerja dengan


aktif khususnya selama masa hamil. Akibat yang paling penting diingat
adalah keguguran, lahir mati, kelainan pada janin, dan aborsi terapeutik,
yang terjadi jika infeksi rubella ini muncul pada awal kehamilan,
khususnya pada trimester pertama, ia memiliki kemungkinan kurang lebih
52% melahirkan bayi dengan sindrom rubella kongenital (CRS,
Congenital Rubella Syndrome).

Angka tersebut akan meningkat menjadi 85%, jika ibu terinfeksi


rubella pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu. Kelainan CRS yang
paling sering muncul adalah katarak, kelainan jantung, otak, dan sistem
saraf pusat. Janin dengan CRS sering kali mengalami retardasi
pertumbuhan intrauteri dan pascanatal. Infeksi rubella yang terjadi pada
usia kehamilan lebih dari 12 minggu jarang menyebabkan kelainan.

2.1.2 Tanda dan gejala

3
` Tanda-tanda dan gejala rubella, terutama pada anak-anak, sering
begitu ringan sehingga sulit untuk dilihat. Jika tanda-tanda dan gejala yang
terjadi, mereka biasanya muncul antara dua dan tiga minggu setelah terpapar
virus. Rubella biasanya berlangsung sekitar dua sampai tiga hari dan
gejalanya sebagai berikut:

1. Demam ringan dengan suhu 38,9 derajat Celcius atau lebih


rendah Mengantuk

2. Sakit tenggorok

3. Ruam-berwarna merah terang atau pucat pada hari pertama


atau kedua, menyebar dengan cepat dari wajah ke seluruh
tubuh, dan menghilang dengan cepat pula.

4. Pembengkakan kelenjar leher.

5. Sakit kepala

6. Hidung tersumbat atau pilek.

7. Radang, mata merah

Saat terinfeksi virus rubella, ada beragam gejala yang dapat muncul, antara lain
munculnya ruam merah di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, sakit
kepala, demam yang ringan (di bawah 38°C), hidung tersumbat, mata merah, dan
nyeri sendi.

1. Flu

Gejala rubella yang pertama ini sebenarnya mirip dengan gejala flu biasa. Akan
tetapi selain hidung tersumbat dan rentang waktu yang cukup lama, cairan hidung
atau ingus yang yang relatif cair juga dapat menjadi indikator untuk segera
berkonsultasi dengan dokter.

Jika hidung mampet disertai rasa sakit kepala dan berlangsung selama kurang
lebih 14-21 hari, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang
cepat.

2. Kulit ruam

4
Ciri infeksi rubella yang paling mudah dikenali adalah munculnya ruam berbentuk
bercak pada kulit. Ruam ini umumnya dimulai di sekitar kelenjar getah bening di
sekitar telinga yang menjadi pusat serangan virus, dan akan menjalar ke wajah dan
bagian tubuh lainnya.

Ruam yang muncul mudah dibedakan karena bukan disebabkan oleh biang
keringat ataupun gatal (karena bakteri). Tanpa dipicu oleh faktor-faktor tertentu,
ruam dapat muncul secara tiba-tiba setelah 48-60 jam setelah terinfeksi, dan dapat
menyebar ke bagian tubuh lain kurang lebih 4 hari.

3. Demam

Karakter demam yang muncul mirip dengan demam pada umumnya. Hanya saja
demam yang terjadi hanyalah demam ringan yang tidak melebihi suhu 39 derajat
celcius. Perbedaan lainnya adalah demam akan berlangsung cukup lama, yaitu
antara 4-7 hari.

4. Iritasi mata

Gangguan debu dan polusi udara bisa menyebabkan gangguan iritasi pada mata.
Namun ibu hamil yang terinfeksi rubella, biasanya mengalami iritasi yang
berlangsung selama 3 hari hingga lebih.

5. Rasa mual berlebih

Mual yang terjadi pada ibu hamil memang hal yang biasa, khususnya pada masa
awal kehamilan. Hal ini dapat ditangani dengan minuman hangat untuk
meredakan rasa mual.

Akan tetapi, jika mual terjadi dalam waktu yang cukup lama selama masa
kehamilan, hal itu adalah sesuatu tidak wajar. Ini bisa menjadi tanda bahwa ibu
hamil terkena rubella. Bagi para ibu hamil yang sering mengalami mual berlebih,
sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang
tepat.

6. Mudah lelah

5
Orang yang terinfeksi rubella akan merasa mudah lelah dan lemas. Kondisi ini
dikarenakan efek kombinasi gejala-gejala yang telah muncul sebelumnya.
Dampak lanjutan dari turunnya kondisi imunitas adalah nyeri sendi.

2.1.3 Penyebab

Virus yang ditularkan melalui kontak udara maupun kontak badan. Virus
ini bisa menyerang usia anak dan dewasa muda. Pada ibu hamil bisa
mengakibatkan bayi lahir tuli. Penularan virus rubella adalah melalui udara
dengan tempat masuk awal melalui nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan
mengalami masa inkubasi antara 11 sampai 14 hari sampai timbulnya gejala.
Hampir 60 % pasien akan timbul ruam. Penyebaran virus rubella pada hasil
konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi kongenital biasanya terdiri dari 2
bagian : viremia maternal dan viremia fetal. Viremia maternal terjadi saat replikasi
virus dalam sel trofoblas. Kemudian tergantung kemampuan virus untuk masuk
dalam barier bayi-bayi lain, disamping bagi orang dewasa yang rentan dan
berhubungan dengan bayi tersebut.

Rubella disebabkan oleh infeksi virus yang menular dari satu orang ke
orang lain. Seseorang bisa terserang rubella ketika menghirup percikan air liur
yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin. Kontak langsung dengan benda
yang terkontaminasi air liur penderita juga memungkinkan seseorang mengalami
rubella. Selain melalui beberapa cara di atas, virus rubella juga dapat menular dari
ibu hamil ke janin yang dikandungnya, melalui aliran darah.

Penyebab Rubella

Rubella berasal dari virus rubella yang bisa menyebar dengan begitu
mudah dan biasanya melalui saluran pernapasan. Prosesnya adalah
ketika pengidap rubella bersin atau batuk, kemudian percikan liurnya
tanpa sengaja terhirup oleh orang-orang di dekatnya, sehingga menjadi
jalan penyebaran rubella.

6
Rubella juga bisa ditularkan melalui berbagi makanan atau minuman
dengan pengidap. Menyentuh beberapa bagian tubuh, seperti mata,
hidung, atau mulut juga seharusnya jangan dilakukan setelah memegang
benda yang sudah terkena virus rubella.

Selain proses yang sudah dijelaskan di atas, rubella juga bisa menyebar
dari ibu hamil ke anak dalam kandungan melalui aliran darah.

Masa inkubasi pengidap rubella berlangsung satu atau dua minggu


sebelum timbulnya ruam sampai sekitar satu atau dua minggu setelah
ruam menghilang. Orang yang terinfeksi dapat menularkan penyakitnya
sebelum orang tersebut mengalami gejala rubella.

Era sekarang penyakit rubella sudah jarang sekali ditemui, kecuali jika
seseorang tidak mendapatkan vaksinasi. Ibu hamil menjadi orang yang
paling berisiko terinfeksi rubella.

2.1.4 Diagnosa
Diagnosis Ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang timbul, dan dari
pemeriksaan darah di laboratorium dengan melihat kadar antibodi IgG dan IgM-
nya terhadap rubela. Diagnosa ditegakkan melalui pemeriksaan serologi. IgM
akan cepat memberi respon setelah keluar ruam dan kemudian akan menurun dan
hilang dalam waktu 4 – 8 minggu, IgG juga memberikan respon setelah keluar
ruam dan tetap tinggi selama hidup.

Diagnosa ditegakkan dengan adanya peningkatan titer 4 kali lipat dari


hemagglutination-inhibiting (HAI) antibody dari dua serum yang diperoleh dua
kali selang waktu 2 minggu atau setelah adanya IgM. Diagnosa Rubella juga dapat
ditegakkan melalui biakan dan isolasi virus pada fase akut. Ditemukannya IgM
dalam darah talipusat atau IgG pada neonatus atau bayi 6 bulan mendukung
diagnosa infeksi Rubella.

2.2 Rubella pada kehamilan

2.2.1 DEFINISI

7
Untuk wanita hamil yang usia kehamilannya belum 5 bulan, jika
terserang rubella harus diwaspadai. Hal tersebut karena rubella berpotensi
untuk menimbulkan sindrom rubella kongenital yang bisa berdampak pada
bayi setelah kelahiran. Yang terjadi pada bayi dengan ibu yang terinfeksi
rubella Kondisi-kondisi berikut ini yang bisa terjadi adalah tidak
mendengar atau tuli, katarak, penyakit jantung kongenital, paru-paru,
organ hati, hingga otak tidak dapat berfungsi secara normal.

10 – 15% wanita dewasa rentan terhadap infeksi Rubella. Perjalanan


penyakit tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan ibu hamil dapat atau tidak
memperlihatkan adanya gejala penyakit. Derajat penyakit terhadap ibu tidak
berdampak terhadap resiko infeksi janin. Infeksi yang terjadi pada trimester I
memberikan dampak besar terhadap janin. Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi
pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika
infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelainan
adalah 50%, sedangkan jika infeksi tejadi trimester pertama maka risikonya
menjadi 25% (menurut America College of Obstatrician and Gynecologists,
1981).

Bila ibu hamil yang belum kebal terserang virus Rubella saat hamil kurang
dari 4 bulan, akan terjadi berbagai cacat berat pada janin. Sebagian besar bayi
akan mengalami katarak pada lensa mata, gangguan pendengaran, bocor jantung,
bahkan kerusakan otak. Infeksi Rubella pada kehamilan dapat menyebabkan
keguguran, bayi lahir mati atau gangguan terhadap janin Susahnya, sebanyak 50%
lebih ibu yang mengalami Rubella tidak merasa apa-apa. Sebagian lain mengalami
demam, tulang ngilu, kelenjar belakang telinga membesar dan agak nyeri. Setelah
1-2 hari muncul bercak-bercak merah seluruh tubuh yang hilang dengan
sendirinya setelah beberapa hari. Tidak semua janin akan tertular. Jika ibu hamil
terinfeksi saat usia kehamilannya < 12 minggu maka risiko janin tertular 80-90
persen. Jika infeksi dialami ibu saat usia kehamilan 15-30 minggu, maka risiko
janin terinfeksi turun yaitu 10-20 persen.

8
Namun, risiko janin tertular meningkat hingga 100 persen jika ibu
terinfeksi saat usia kehamilan > 36 minggu. Untungnya, Sindrom Rubella
Kongenital biasanya terjadi hanya bila ibu terinfeksi pada saat umur kehamilan
masih kurang dari 4 bulan. Bila sudah lewat 5 bulan, jarang sekali terjadi infeksi.
Di samping itu, bayi juga berisiko lebih besar untuk terkena diabetes melitus,
gangguan tiroid, gangguan pencernaan dan gangguan syaraf.

2.2.1 PENCEGAHAN
Vaksinasi sejak kecil atau sebelum hamil. Untuk perlindungan terhadap
serangan virus Rubella telah tersedia vaksin dalam bentuk vaksin kombinasi yang
sekaligus digunakan untuk mencegah infeksi campak dan gondongan, dikenal
sebagai vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella). Wanita yang berencana untuk
memiliki bayi dapat meminta dokter mereka untuk dilakukan tes kekebalan
rubella. Mereka yang tidak memiliki atau sedikit memiliki antibodi rubella akan
ditawarkan vaksin MMR. Vaksin ini dapat diberikan setiap saat hingga satu bulan
sebelum mendapatkan kehamilan agar ibu kebal terhadap virus rubella. National
Health Service (NHS) mengatakan bahwa ibu menyusui aman untuk
mendapatkan vaksin MMR.Vaksin Rubella diberikan pada usia 15 bulan. Setelah
itu harus mendapat ulangan pada umur 4-6 tahun. Bila belum mendapat ulangan
pada umur 4-6 tahun, harus tetap diberikan umur 11-12 tahun, bahkan sampai
remaja. Vaksin tidak dapat diberikan pada ibu yang sudah hamil.
Deteksi status kekebalan tubuh sebelum hamil. Sebelum hamil sebaiknya
memeriksa kekebalan tubuh terhadap Rubella, seperti juga terhadap infeksi
TORCH lainnya.
Jika anti-Rubella IgG saja yang positif, berarti Anda pernah terinfeksi atau sudah
divaksinasi terhadap Rubella. Anda tidak mungkin terkena Rubella lagi, dan janin
100% aman. Jika anti-Rubella IgM saja yang positif atau anti-Rubella IgM dan
anti-Rubella IgG positif, berarti anda baru terinfeksi Rubella atau baru divaksinasi
terhadap Rubella. Dokter akan menyarankan Anda untuk menunda kehamilan
sampai IgM menjadi negatif, yaitu selama 3-6 bulan.
Jika anti-Rubella IgG dan anti-Rubella IgM negatif berarti anda tidak mempunyai
kekebalan terhadap Rubella. Bila anda belum hamil, dokter akan memberikan
vaksin Rubella dan menunda kehamilan selama 3-6 bulan. Bila anda tidak bisa

9
mendapat vaksin, tidak mau menunda kehamilan atau sudah hamil, yang dapat
dikerjakan adalah mencegah anda terkena Rubella. Bila sudah hamil padahal
belum kebal, terpaksa berusaha menghindari tertular Rubella dengan cara berikut:
Jangan mendekati orang sakit demam Jangan pergi ke tempat banyak anak
berkumpul, misalnya Playgroup sekolah TK dan SD. Jangan pergi ke tempat
penitipan anak Sayangnya, hal ini tidak dapat 100% dilaksanakan karena situasi
atau karena orang lain yang terjangkit Rubella belum tentu menunjukkan gejala
demam. Kekebalan terhadap Rubella diperiksa ulang lagi umur 17-20 minggu.
Bila ibu hamil mengalami Rubella, periksalah darah apa benar terkena Rubella.
Bila ibu sedang hamil mengalami demam disertai bintik-bintik merah, pastikan
apakah benar Rubella dengan memeriksa IgG danIgM Rubella setelah 1 minggu.
Bila IgM positif, berarti benar infeksi Rubella baru. Bila ibu hamil mengalami
Rubella, pastikan apakah janin tertular atau tidak Untuk memastikan apakah janin
terinfeksi atau tidak maka dilakukan pendeteksian virus Rubella dengan teknik
PCR (Polymerase Chain Reaction). Bahan pemeriksaan diambil dari air ketuban
(cairan amnion). Pengambilan sampel air ketuban harus dilakukan oleh dokter ahli
kandungan & kebidanan, dan baru dapat dilakukan setelah usia kehamilan lebih
dari 22 minggu.

2.2.2 PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan darah, yaitu pemeriksaan serologi rubella meliputi IgG dan IgM
rubella.
Pemeriksaan rubella harus dikerjakan pada semua pasien hamil dengan
mengukur IgG . Mereka yang non-imune harus memperoleh vaksinasi pada masa
pasca persalinan. Tindak lanjut pemeriksaan kadar rubella harus dilakukan oleh
karena 20% yang memperoleh vaksinasi ternyata tidak memperlihatkan adanya
respon pembentukan antibodi dengan baik. Infeksi rubella tidak merupakan kontra

10
indikasi pemberian ASI
Tidak ada terapi khusus terhadap infeksi Rubella dan pemberian
profilaksis dengan gamma globulin pasca paparan tidak dianjurkan oleh karena
tidak memberi perlindungan terhadap janin.Pemeriksaan Laboratorium yang
dilakukan meliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG dana IgM. Pemeriksaan Anti-
rubella IgG dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat
sebelum hamil. Jika ternyata belum memiliki kekebalan, dianjurkan untuk
divaksinasi. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM terutama sangat berguna
untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan < 18 minggu dan risiko infeksi
rubella bawaan.

2. pemeriksaan TORCH

2.2.3 TERAPI ANTIVIRUS


1. Acyclovir adalah anti virus yang digunakan secara luas dalam kehamilan
2. Acyclovir diperlukan untuk terapi infkesi primer herpes simplek atau virus
varicella zoster yang terjadi pada ibu hamil
3. Selama kehamilan dosis pengobatan tidak perlu disesuaikan
4. Obat antivirus lain yang masih belum diketahui keamanannya selama
kehamilan : Amantadine dan Ribavirin

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Infeksi Rubella pada kehamilan dapaT menyebabkan keguguran, bayi lahir


mati atau gangguan terhadap janin.Susahnya, sebanyak 50% lebih ibu yang
mengalami Rubella tidak merasa apa-apa. Sebagian lain mengalami demam,
tulang ngilu, kelenjar belakang telinga membesar dan agak nyeri. Setelah 1-2 hari
muncul bercak-bercak merah seluruh tubuh yang hilang dengan sendirinya setelah
beberapa hari.

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

https://doktersehat.com/gejala-rubella-pada-ibu-hamil/ diakses tanggal 10 Maret 2020

12
https://www.halodoc.com/kesehatan/rubella diakses tanggal 06 Maret 2020
https://doktersehat.com/rubella-campak-jerman/ diakses tanggal 10 Maret 2020

13

Anda mungkin juga menyukai