Anda di halaman 1dari 5

4. Penganggaran a. Menghitung investasi yang optimal dari capital rationing.

modal lanjutan 4.1. Capital rationing b. Menganalsis investasi yang dilakukan oleh investor asing.
4.2. Investasi internasional c. Memahami dan menerapkan real option.
4.3. Real option d. Proyeksi berdasarkan triple bottom line dan isu keberlanjutan.
4.4. Isu keberlanjutan e. Memahami dan mengevaluasi etika dan tata kelola dalam
(sustainability issues) pelaksanaan anggaran.
4.5. Etika dan tata kelola f. Mendiskusikan bagaimana perkiraan investasi dapat dipengaruhi
4.6. Risiko oleh penilaian risiko.

PENGERTIAN PENCATUAN MODAL (CAPITAL RATIONING)


Dana investasi yang tersedia untuk suatu tahun sering dibatasi oleh ceiling atau batas tertinggi (plafond) tertentu sehingga
sebagian usul investasi terpaksa tidak dapat dilaksanakan meskipun sebenarnya usul – usul investasi tersebut dapat
diterima. Adanya batasan dana investasi tersebut dalam suatu tahun ialah apa yang disebut adanya“pencatuan
modal” atau “capital rationing
Contoh pemilihan investasi berkaitan dengan keterbatasan dana yang tersedia:
Suatu perusahaan pengolahan kayu menghadapi 6 tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan cukup besar. Dana
yang tersedia sebanyak Rp 500 juta. Keenam tawaran investasi tersebut mempunyai profitability index (benefit cost ratio)
sebagai berikut:
Usulan Investasi Nilai Investasi yang diperlukan Profitability Index Rangking
A Rp. 160.000.000 1,12 4
B Rp. 100.000.000 1,01 5
C Rp. 140.000.000 1,22 3
D Rp. 120.000.000 1,24 2
E Rp. 80.000.000 1,34 1
F Rp. 170.000.000 0,98 6

Untuk memilih usulan investasi yang ditawarkan kita perlu memperhatikan hubungan masing-masing usulan investasi
yang satu dengan lainnya. Apabila keenam usulan investasi tersebut bersifat independent (tidak saling tergantung). Maka
kita memilih usulan investasi yang memberikan present value aliran kas masuk yang tertinggi. Kita membuat rangking
usulan investasi yang dimulai dari usulan investasi yang memiliki profitability index tertinggi hingga seluruh dana yang
tersedia dapat digunakan. Dengan demikian kita membuat suato portofolio (penganekaragaman) investasi dari dana yang
tersedia. Dari rangking berdasarkan profitability index tersebut, maka kita akan memilih usulan investasi dengan urutan
investasi E, D, C, A, B, dan F. Namun karena dana yang tersedia hanya Rp 500 juta, maka akan dipilih berdasarkan
urutan profitability index-nya yaitu investasi E, D, C, dan A dengan total nilai investasinya sebesar : Rp 80.000.000 + Rp
120.000.000 + Rp 140.000.000 + Rp 160.000.000 = Rp 500.000.000. 1
Dalam praktek pelaksanaan anggaran dimungkinkan adanya fleksibilitas. Lagi pula biaya dari suatu usul investasi
tertentu mungkin disebar selama beberapa tahun. Berhubung dengan itu kita harus mempertimbangkan lebih dari hanya
kendala satu waktu saja. Ini, berarti bahwa kita tidak hanya mengadakan analisis waktu tunggal saja, tetapi kita perlu
juga untuk mengadakan analisis waktu ganda (multi- period -analysis).
Dengan analisis waktu ganda, penundaan dari usul investasi adalah dimungkinkan. Usulan investasi dalam tahun ini,
sedangkan ada batasan anggaran, maka usul-usul investasi yang mempunyai profitabilitas yang lebih kecil dapat ditunda
sampai periode berikutnya kalau anggaran memungkinkan.
Yang dianggap sebagai biaya atau korban dari pencatuan modal adalah profitabilitas yang dikorbankan karena proyek
tersebut tidak dilaksanakan pada tahun ini. Kemungkinan terjadi kalau suatu unsur investasi tidak dilaksakan pada tahun
ini, dan ditunda sampai tahun depan, proyek tersebut akan mempunyai profitabilitas yang lebih rendah dibandingkan
kalau dilaksanakan tahun ini.

INVESTASI INTERNASIONAL
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Penanaman modal
asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan

1
oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam
modal dalam negeri.
Dari pengertian di atas Penanaman Modal Asing, mengandung 3 unsur pokok yaitu:
1. Penanaman secara langsung
2. Penggunaan modal untuk menjalankan perusahaan
3. Resiko yang langsung ditanggung oleh pemilik modal.

Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu (Pandji Anoraga, 1995: 46) :
1. Investasi Portofolio Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham
dan obligasi. Dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten),
belum tentu membuka lapangan kerja baru. Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar modal untuk
memperluas usahanya atau membuka usaha baru, hal ini berarti pula membuka lapangan kerja. Tidak sedikit pula dana
yang masuk ke emiten hanya untuk memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar hutang bank.
Selain itu, dalam proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih keterampilan manajemen

2. Investasi Langsung Investasi langsung atau disebut juga dengan penanaman modal asing (PMA) merupakan bentuk
investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman modal asing (PMA) atau
Foreign direct investment (FDI) lebih banyak mempunyai kelebihan. Selain sifatnya yang permanen/ jangka panjang,
penanaman modal asing memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja
baru. Lapangan kerja ini penting diperhatikan, mengingat bahwa masalah menyediakan lapangan kerja merupakan
masalah yang cukup memusingkan pemerintah.
Menurut Kurniati (2007:24), secara garis besar terdapat 3 bagian besar faktor yang mempengaruhi perkembangan
investasi asing langsung (FDI) di suatu negara, yaitu:
1. Kondisi ekonomi meliputi pertumbuhan ekonomi (GDP), biaya tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, debt service
ratio, defisit anggaran terhadap GDP, transportasi dan komunikasi listrik, bunga kredit, real effective exchange rate, dan
volatilitas nilai tukar.
2. Kebijakan pemerintah setempat yang diwakili dengan variabel rata-rata impor tarif yang berlaku dan perjanjian
bilateral negara tersebut dengan negara lain.
3. Strategi dari perushaan multinasional.

PENGERTIAN REAL OPTIONS


Metodologi Real options merupakan pendekatan sistematis dan solusi terintegrasi yang menggabungkan teori financial,
analisis ekonomi, ilmu manajemen, teori keputusan, statistic, pemodelan ekonomi dan teori opsi dalam melakukan
penilaian terhadap asset non financial, dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan memiliki ketidakpastian, dimana
keputusan-keputusan bisnis bersifat fleksibel dalam konteks pengambilan keputusan investasi strategis dan dalam menilai
kesempatan investasi dan pembiayaan modal. 7 Pendekatan real options ditinjau sebagai penyempurnaan dari metode
perhitungan NPV dengan DCF, bagi mereka yang nyaman menggunakan metode DCF, real options menawarkan aspek
substansial, dengan menambahkan dimensi penting dari fleksibilitas suatu analisa investasi, real options memberikan
pandangan yang lebih terhadap intuisi strategi dan analisa fleksibilitas. Lebih jauh lagi metode penilaian dengan real
options bergantung padd data keadaan financial pasar, dan framework yang digunakan sangat berhubungan dengan
keadaan nyata di dunia bisnis 8 . Menurut Thimas J. Hand (2001) real options merupakan suatu metode untuk menghitung
nilai opsi yang ada pada masa yang akan datang dalam keadaan yang tidak pasti.
Keunggulan dari real options adalah karena metode ini menyediakan suatu jalan untuk penelitian dan proyek dalam
bentuk keuntungan dimasa yang akan datang. Opsi-opsi yang ada memberikan cara lain untuk mengestimasi keuntungan
dari proyek yang mungkin saja di masa mendatang tidak memungkinkan secara ekonomi, namun menguntungkan seperti
halnya apabila dianalogikan dengan proteksi asuransi terhadap pemiliknya. Real options juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi proyek yang sedang berjalan dengan memberikan analisa berupa opsi-opsi untuk dimodifikasi,
ditinggalkan, atau diteruskan pengembangannya9 . Real options sangat berguna pada penerapannya dalam : § Identifikasi
pola atau jalur investasi korporasi yang berbeda atau proyekproyek yang dijalankan dalam kondisi bisnis yang tidak pasti.
§ Menilai setiap opsi strategi investasi dan memberikan pandangan secara keuntungan financial dan kelayakannya. §
Memberikan prioritas atas opsi-opsi investasi yang ada berdasarkan metrik-metrik kuantitatif dan kualitatif. §
Mengoptimalkan nilai dari keputusan investasi strategi dengan mengevaluasi opsi-opsi berbeda dalam kondisi tertentu
dengan urutan evaluasi yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang optimal. § Menentukan waktu yang paling tepat
dalam melakukan eksekusi investasi dan menemukan nilai optimal dari variable-variabel biaya dan pendapatan. §
Mengatur dan mengembangkan opsi-opsi yang ada dan menentukan keputusan yang strategis untuk keuntungan di masa
yang akan datang.

Real options merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian terhadap proyek investasi yg memiliki
opsi-opsi yang timbul karena adanya ketidakpastian dalam variable-variabel pembentuk nilai investasi tersebut sehingga
diperoleh nilai yang optimal untuk waktu yang berbeda dimasa yang akan datang, dengan penilaian dititikberatkan pada
fleksibilitas dari investasi tersebut. Real options merupakan hak (tetapi bukan kewajiban) yang diberikan kepada pemilik
atau pemegangnya ( option buyer; option holders ) untuk mengambil suatu tindakan terbaik dari berbagai alternatif
peluang investasi berlangsung dimasa mendatang. Sebagai contoh adanya fleksibilitas untuk memutuskan tindakan
dimasa depan adalah menunda investasi, mempercepat, mengembangkan, mengecilkan, atau bahkan untuk keluar atau
meninggalkan / menutup suatu proyek investasi. Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa keputusan yang bersifat
kondisional merupakan bagian yang melekat dalam real options. Adanya fleksibilitas merupakan bagian / strategi yang
penting dari pendekatan real options yang kemudian dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menciptakan dan
memaksimalkan “v alue” dari suatu peluang investasi melalui “flexibility strategy”. Dengan demikian flexibility strategy
adalah fleksibilitas dari pengambil keputusan untuk mencari dan mengambil keputusan (opportunity) pada saat “good
times ” (“market’s upside ”) dan meminimalkan risiko pada saat “bad time” (“market’s downside”). Hal ini lazim disebut
juga sebagai economic value of flexibility 10 . Munculnya economic value of flexibility tersebut kemudian mendorong
konsep penilaian suatu proyek investasi berkembang dari metode discounted cash flow (net present value ) berkembang
ke Real options value. Perkembangan menuju Real options valuation diperlukan karena metode DCF dirasakan tidak
mencukupi dan pendekatannya terbatas net present value ) berkembang ke Real options value. Perkembangan menuju
Real options valuation diperlukan karena metode discounted cash flow (DCF) dirasakan tidak mencukupi dan
pendekatannya terbatas / bersifat sangat static 11 . Adanya decision tress analysis untuk membuat fleksibilitas dari
pendekatan discounted cash flow (DCF) juga tidak mencukupi dikarenakan tidak terakomodasinya fleksibilitas dalam
suatu keputusan investasi. Namun Real options valuation bukanlah merupakan bagian yang terpisah dari metode NPV,
karena Real options juga merupakan bagian dari adjusting NPV to control for optionality atau expanded NPV
Jenis-jenis Real options Dalam perkembangannya, Real options dapat dibagi menjadi delapan jenis (Turvey, 2001) yaitu
timing options, growth options, flexibility options, exit options/abandonment options, learning options, hybrid options,
compound options, dan rainbow options. a. Timing Options Options ini terjadi apabila terdapt kesempatan utuk
melakukan ekspansi. Karena terdapat ketidakpstian dalam cashflow di masa depan, maka para manajer dapat melakukan
penundaan investasi hingga ketidakpastian tersebut dapat diselesaiakan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam kasus ini para investor diberikan suatu hak namun bukan kewajiban untuk melakukan investasi dimasa yang akan
datang. Jika investasi dilakukan dengan segera, nilai options tersebut berarti di- exercise dibawah nilai sebenarnya dan
para manajer akan menghadapi seluruh ketidakpstian dari proyek yang sedang dijalankan. b. Growth options Growth
options timbul akibat dari melakukan investasi yang menyediakan payoff dalam uncertain markets yang belum terjadi.
Options ini juga dapat timbul dari berbagi kebijakan, sebagian besar akibat dari hasil exercise timing options. c. flexibility
options Fleksibilitas dapat berasal dari ketidakpastian mengenai multiple markets, produk, dan bahkan human resources.
Dalam suatu kondisi yang berisiko, sangat dimungkinkan untuk mengalokasikan sumber daya dari satu produk ke produk
lainnya atau dari suatu market ke market lainnya. Dengan demikian flexibility options akan memiliki nilai tinggi dalam
keadaan ini. d. Exit options/abandonment options Exit options merupakan keadaan dimana pihak pemegang options
memiliki hak untuk melakukan pembatalan proyek atau penutupan suatu usaha
akibat dari ketidakpastian dimasa yang akan datang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerugian lebih lanjut apabila
terdapat penurunan nilai asset sepanjang proyek atau usaha tersebut dijalankan. e. Larning options Larning options timbul
akibat dari pelaksanaan investasi yang tidak terlalu besar untuk melakukan uji coba terhadap nilai investasi yang lebih
besar lagi. Nilai options ini akan menjadi tinggi untuk suatu produk baru dan tahapan awal inovasi daripada suatu produk
yang sudah dala tahapan mature karena masih sedikit informasi mengenai new market tersebut. Solusi dari permasalah ini
adalah membentuk suatu options melalui tahapan-tahapan incremental dari produk baru tersebut. Sebagai contoh, pada
tahapan awal riset pemasaran mungkin mengindikasikan adanya kekurangan dalam penerimaan produk tersebut di
masyarakat. Dengan demikian terdapat dua macam kebijakan yaitu menurunkan biaya advertising untuk menghindari
kerugian lebih jauh lagi atau mungkin saja pasar yang ada terlalu besar dari asumsi awal yang diharakan. Dua kebijakan
tersebut merupakan penggabungan dari option to abandon (jika ternyata pasar tidak menerima produk baru tersebut) serta
growth options (jika ternyata pasar tersebut lebih besar dan dapat menghasilkan keuntungan). f. Hybrid options Hybrid
options merupakan options yang memiliki banyak jenis. Alasan terdapat adanya Hybrid options karena setiap proyek
memiliki ciri khas dalam hal options yang digunakan. Apabila tiap-tiap proyek menggunakan options yang berbeda maka
nilai dari proyek tersebut menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan jika beberapa proyek hanya memiliki satu
jenis options. g. Compound options Compound options terjadi apabila hasil exercise dari suatu options menghasilkan
suatu options lainnya. Sebagai contoh, dalam R&D yang banyak menghabiskan dana untuk melakukan perkembangan
proyek (learning options) dapat menghasilkanjenis growth options pada tahapan selanjutnya. h. Rainbow options
Rainbow options terjadi apabila suatu investasi menghadapi berbagai macam sumber dari ketidakpastian secara
bersamaan. Ketidakpastian ini dapat menghasilkan konflik satu sama lainnya, membuat options yang dapat menghasilkan
mutually exclusive.
Parameter Real options Copeland, Thomas E. (2002 : 5) menerangkan bahwa nilai dari sebuah real options bergantung
pad a lima hal yaitu : a. Nilai underlying risky asset . Dalam real options yang dimaksud dengan nilai underlying risky
asset adalah nilai sebuah proyek atau investasi. b. Harga exercise/strike. Adalah jumlah uang yang diinvestasikan untuk
meng-exercise suatu options apabila seseorang membeli sebuah options atau sebaliknya yaitu jumlah uang yang diterima
ketika seseorang menjual sebuah options. c. Waktu jatuh tempo. Nilai options akan meningkat apabila tanggal jatuh
tempo sebuah options semakin panjang. d. Standar deviasi underlying risky asset. Nilai suatu options akan bertambah
seiring dengan bertambahnya risiko dari asset tersebut karena payoff suatu options ditentukan oleh seberapa besar nilai
asset tersebut melebihi exercise price-nya. e. Tingkat bunga risk free. Nilai options semakin tinggi apabila tingkat bunga
risk free semakin tinggi

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip yang dikenal dengan
triple bottom lines

1. Profit
Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Perusahaan tetap harus
berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. Aktivitas
yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi
biaya, sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan nilai tambah semaksimal
mungkin.
2. People
Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Menyadari bahwa masyarakat sekitar perusahaan
merupakan salah satu stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan masyarakat sekitar sangat diperlukan bagi
keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan
masyarakat lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat. Misalnya, pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan,
serta penguatan kapasitas ekonomi lokal.
3. Planet
Hubungan perusahaan dengan lingkungan adalah hubungan sebab akibat, dimana jika perusahaan merawat lingkungan
maka lingkungan akan memberikan manfaat kepada perusahaan. Sudah kewajiban perusahaan untuk peduli terhadap
lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Misalnya, penghijauan lingkungan hidup, perbaikan pemukiman,
serta pengembangan pariwisata (ekoturisme).
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi diharapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line,
yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi financial-nya saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial
dan lingkungannya. Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak hanya pada single bottle lines
yaitu, nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja, tetapi tanggung
jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, yaitu berupa: finansial, sosial dan lingkungan. Kondisi
keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan (sustainable
development).

Triple Bottom Line dalam Praktek

Meskipun Anda mungkin atau mungkin tidak mempertimbangkan Triple Bottom Line yang tepat untuk bisnis Anda,
masuk akal untuk mengenali cara di mana tempat kerja berubah, dan mempertimbangkan apakah Anda perlu
menyesuaikan pendekatan Anda untuk bisnis untuk mencerminkan ini.
Jika Anda memutuskan untuk menjelajahi konsep lebih lanjut, mulai dengan meneliti apa yang perusahaan lain lakukan
untuk membuat perubahan positif dalam cara mereka melakukan bisnis. Melihat langkah-langkah mereka telah diambil
akan menghemat waktu Anda brainstorming tentang cara-cara untuk meningkatkan bisnis Anda sendiri. Beberapa contoh
dari industri yang berbeda termasuk:
Sebuah deliverable internasional dan perusahaan kemasan telah mengambil langkah-langkah drastis untuk mengurangi
jejak ekologi, dan saat ini memiliki sekitar 30% dari toko dengan menggunakan energi terbarukan.
Sebuah bisnis es krim telah menetapkan tujuan untuk mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 10% selama beberapa
tahun mendatang. Hal ini juga telah mulai menyelidiki cara yang lebih ramah lingkungan untuk paket es krim, dan
berencana untuk mengurangi limbah oleh setidaknya 1.000 ton.
Sebuah perusahaan hanya membeli biji kopi dari petani yang menanam kopi dengan cara yang ramah lingkungan, dan
dibutuhkan sakit untuk memastikan bahwa semua pekerja yang diperlakukan dengan adil, dan menerima upah
keterampilan hidup bagi mereka.
Sebuah perusahaan komputer berfokus banyak upaya masyarakat ke arah program pelatihan dan pendidikan. Ini
membantu anak-anak yang kurang mampu dengan memberikan mereka akses ke teknologi, dan memiliki tujuan untuk
mendaur ulang 60% limbah tahunan.
Dengan mengambil waktu untuk mulai menggunakan pendekatan triple bottom line, Anda mungkin akan terkejut betapa
positif reaksi akan berasal dari kolega Anda dan pelanggan Anda.

Kapan Menggunakan Triple Bottom Line


The Triple Bottom Line pada dasarnya adalah sebuah sistem pelaporan. Dari dirinya sendiri, tidak benar-benar
meningkatkan dampak perusahaan pada orang atau lingkungan, lebih dari tindakan memproduksi satu set akun
manajemen akan mempengaruhi laba.
Namun, dapat digunakan untuk mendorong perbaikan dalam cara organisasi dampak masyarakat dan lingkungan dengan
membantu manajer fokus pada apa yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki semua garis bawah, dan menjaga
pekerjaan ini tinggi pada agenda mereka. Dalam kasus ini, Triple Bottom Line digunakan sebagai jenis Balanced
Scorecard .
Seperti semua sistem pengukuran, meskipun, biaya monitoring dan menghitung tiga garis bawah dapat cukup besar. Dan
Anda hanya bisa membenarkan biaya ini jika Anda dapat melakukan beberapa kebaikan yang lebih besar sebagai akibat
dari memiliki angka. Apa lagi, Anda tentu tidak harus memiliki laporan Bottom Line Triple tempat untuk memperlakukan
orang dengan baik, atau teliti tentang pengaruh Anda pada lingkungan. Dalam banyak kasus, uang yang dapat dihabiskan
pada pemantauan Triple Bottom Line yang lebih baik dapat digunakan pada orang-atau planet-ramah inisiatif.

Beberapa perusahaan menemukan bahwa menggunakan itu untuk memantau lebih dari sekedar garis keuangan membantu
mereka memperbaiki cara bahwa mereka memperlakukan orang-orang baik di dalam dan di luar organisasi, dan
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai