Anda di halaman 1dari 13

REVIEW JURNAL NASIONAL

DOSEN : NI NYOMAN WULAN ANTARI,S.E.,M.M

OLEH :

NI KOMANG MEGA RAMAYANTI 170030530

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER

(S T M I K) STIKOM BALI

2019
Nama : Ni Komang Mega Ramayanti

NIM : 170030530

Kelas : VV153

Prodi : Sistem Informasi

Tema Jurnal : Komputer forensics

No Aspek Uraian

1. Judul Jurnal Forensik Digital Metode Regex (Regular Expression) Dari Grab
Google Search Api Dalam Proses Pelacakan Terhadap Kejahatan
Online

2. Jurnal Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan

3. Volume Vol 3

4. Tahun 2018

5. Subjek Metode Digital Forensik


penelitian

6. Penulis Nur Rochmah Dyah Puji Astuti,

Fiftin Noviyanto,

Dewi Soyusiawati

7. Institusi Asal Teknik Informatika, Tegnologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan

8. Reviewer Ni Komang Mega Ramayanti

9. Tanggal 15 November 2019


10. Sumber link https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/infotekjar/article/view/672/pdf

jurnal

11. Ringkasan Penipuan yang dilakukan melalui website dan blog merupakan kejahatan

abstrak online yang marak terjadi. Saat ini proses pelaporan masyarakat masih
dilakukan dengan mengisi form laporan, sedangkan untuk proses
pelacakan dari data laporan masih menggunakan cara mengunjungi
website secara satupersatu, sehingga tidak efektif, maka dilakukan
penelitian yang menghasilkan proses dan alur sistem pelacakan kejahatan
online dengan memanfaatkan Metode Regex (Regular Expression) Dari
Grab Google Search Api. Proses pelacakan menggunakan metode RegEx
(Regular Expression) yang merupakan suatu notasi fleksibel dan ringkas
untuk mencari dan menggantikan pola teks. Metode pengumpulan data
dengan metode observasi dan wawancara. Tahap analisa proses pelacakan
dilanjukan perancangan alur proses pelaporan dan perancangan alur
sistem. Dirancang Prototyping halaman pelaporan yang menggunakan
metode regex. Hasil penelitan berupa alur sistem pelacakan dengan
menerapkan metode RegEx dari grab google search untuk melacak website
dan blog dengan keyword berupa alamat website dan nomor handphone.
Alur sistem baru lebih mengefektifkan sisi waktu proses pencarian situs
penipuan yang di-index oleh google. Masyarakat dapat mengetahui antara
website terpercaya dengan website yang dibuat oleh penipu, sehingga
masyarakat akan lebih berhati-hati terhadap penipuan.

12. Konsep Konsep pemikiran jurnal ini adalah untuk menemukan proses dan alur

pemikiran system pelacakan kejahatan online dengan memanfaatkan Metode Regex


(Regular Expression) dari Grab Googll Search Api.

13. Metodelogi yang  Metode Observasi

digunakan Metode observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran proses


pelaporan tindak kejahatan dan gambaran proses pelacakan yang
saat ini yang dilakukan POLDA DIY. Untuk mendapatkan data
bentuk-bentuk penipuan online maka metode interview dilakukan
terhadap masyarakat yag pernah mendapatkan pesan penipuan.
Variabel penelitian
 Metode RegEX dari Google Search API
RegEX digunakan sebagai metode pelacakan kejahatan online yang
terindeks oleh google. Dengan ditemukannya metode dan sistem
yang tepat dalam penanganan penipuan online berarti akan lebih
mempercepat pemberantasan situs-situs yang digunakan untuk
melakukan penipuan. Bagi masyarakat. metode pelacakan hasil
lapor kejahatan online yang dilaporkan bisa secepatnya ditangani
dan dapat mengetahui antara website terpercaya dengan website
yang dibuat oleh penipu, sehingga masyarakat akan lebih berhati-
hati terhadap penipuan

14. Ringkasan hasil Dari analisis proses bisnis saat ini, untuk kemudahan pelacakan maka

penelitian dikembangkan proses pelacakan dengan menggunkan metode regex dan


google api, alur sistem menggunakan metode regex (regular expression)
dari grab google search api untuk sistem pelacakannya digambarkan
sebagai berikut : Masyarakat melaporkan secara langsung pesan penipuan
yang diterima melalui sistem pelaporan yang ada di kepolisian, pesan
penipuan yang diterima sistem oleh penyidik kepolisian akan diproses
pemecahan menurut pola yang telah ditentukan dengan menggunakan
RegEx. Dengan pola data hasil regex, dari contoh ditemukan adalah pola
nomor handphone dan website maka sistem akan melakukan request
kepada server google melalui api, yang kemudian data tersebut digunakan
untuk pelacakan secara otomatis berdasarkan pola yang telah ditentukan
yaitu terhadap website, nomor handphone atau email sesuai dengan hasil
pola yang ditemukan di SMS. Pelacakan akan menghasilkan data dimana
saja website atau nomor telepon tersebut digunakan oleh penipu.
Pelacakan Otomatis merupakan alur kerja sebuah proses request data
pelacakan yang telah diinput pada server google untuk mendapatkan data
pencarian sesuai dengan data inputan yang telah dikirim, yang kemudian
data hasil request dari server google dapat ditampilkan dalam sistem
pelacakan. Untuk membantu proses pelacakan maka dibangun sistem
sebagai alat bantu masyarakat untuk proses pelaporan. Hasil pelaporan
dari masyarakat dengan sistem akan diproses secara forensik digital untuk
menemukan situs yang digunakan untuk penipuan. Pelacakan dilakukan
dengan berdasarkan keyword, alamat website, nomor handphone dari
hasil laporan yang dikirimkan oleh masyrakat. Laporan inilah yang akan
menjadi data awal proses digital forensik kejahatan melalui online. Hasil
dari pelacakan otomatis yang dilakukan oleh sistem akan di simpan oleh
kepolisian dalam daftar situs sebagai bahan untuk proses penyelidikan.
Yang akhirnya situs-situs penipuan akan dipublikasikan oleh kepolisian
kepada masyarakat. Data yang akan ditampilkan bersangkutan dengan
situs antara lain jumlah data laporan yang masuk berkaitan dengan alamat
situs yang dimaksud.

15. Ringkasan Dengan sistem pelacakan dengan menerapkan grab google search

simpulan menggunakan metode RegEx pada website dan blog dengan keyword,
website, nomor handphone yang digunakan untuk melakukan penipuan
dari hasil laporan yang dikirimkan oleh masyarakat dapat mempercepat
proses pencarian situs penipuan yang di-index oleh google. Dan
mempercepat pemberantasan situs-situs yang digunakan untuk melakukan
penipuan. Dari informasi dari kepolisian tentang hasil pelacakan situs-situs
yang digunakan untuk penipuan, masyarakat dapat mengetahui antara
website terpercaya dengan website yang dibuat oleh penipu, sehingga
masyarakat akan lebih berhati-hati terhadap penipuan.

16. Komentar  Proses system baik secara manual, maupun setelah meggunakan
system dalam jurnal ini dipaparkan secara jelas melalui activity
diagram dan bagan yang mendetail, sehingga tidak
membingungkan pembaca.
 Penelitian ini sangatlah bermanfaat baik baik bagi pihak kepolisian
maupun pihak masyarakat untuk memerangi tindak kejahatan
online.

Nama : Ni Komang Mega Ramayanti

NIM : 170030530

Kelas : VV153

Prodi : Sistem Informasi

Tema Jurnal : Komputer forensics

No Aspek Uraian

1. Judul Jurnal Analisa Dan Perbandingan Bukti Forensik Aplikasi Media Sosial Facebook
Dan Twitter Pada Smartphone Android

2. Jurnal Jurnal Teknik Informatika

3. Volume Vol 10

4. Tahun 2017

5. Subjek Aplikasi Media Sosial Facebook dan Twitter


penelitian

6. Penulis Wisnu Ari Mukti,

Siti Ummi Masruroh,

Dewi Khairani

7. Institusi Asal Teknik Informatika, Tegnologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan


8. Reviewer Ni Komang Mega Ramayanti

9. Tanggal 15 November 2019

10. Sumber link https://www.neliti.com/publications/133751/analisa-dan-perbandingan-

jurnal bukti-forensik-aplikasi-media-sosial-facebook-dan-twitt

11. Ringkasan Perkembangan teknologi internet dan smartphone yang semakin pesat

abstrak diikuti pula oleh meningkatnya pengguna media sosial yang mengakses
menggunakan smartphone khususnya Android. Salah satu permasalahan
yang tak luput dari media sosial adalah tindak kejahatan dunia maya yang
memanfaatkan media sosial. Karena pada dasarnya tidak ada kejahatan
yang tidak meninggalkan jejak. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan
dan membandingkan bukti-bukti forensik tersebut pada aplikasi media
sosial Facebook dan Twitter yang diakses pada smartphone Android.
Facebook dan Twitter dipilih karena memiliki beberapa fitur yang mirip.
Pada penelitian ini, metode simulasi digunakan dalam penelitian dengan
menjalankan 11 skenario diantaranya adalah pengembalian file yang
dihapus, pencarian bukti forensik berupa nama akun, lokasi, nomor telpon,
tanggal lahir, photo profile, cover photo, posting berupa teks, posting
berupa gambar, isi private message berupa teks dan isi private message
berupa gambar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua bukti
forensik pada aplikasi media sosial Facebook berhasil ditemukan semua.
Sedangkan pada aplikasi media sosial Twitter hanya berhasil ditemukan
berupa nama akun, data lokasi, photo profile, cover photo, posting berupa
teks dan posting berupa gambar.

12. Konsep Konsep pemikiran jurnal ini adalah untuk menemukan perbandingan bukti-

pemikiran bukti forensic pada aplikasi media social Facebook dan Twitter yang
diakses pada smartphone Android.

13. Metodelogi yang Metode Simulasi, metode ini terdiri dari beberapa tahap :
digunakan  Problem Simulation
Permasalahan utama dengan meningkatnya akses media sosial
dengan menggunakan smartphone adalah maraknya tindak
kejahatan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
dengan memanfaatkan media sosial yang diakses melalui
smartphone. Maka diperlukan upaya pencarian bukti forensik dan
analisa untuk membantu pihak berwenang dalam menyelidiki kasus
kejahatan yang melibatkan media sosial dan smartphone.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis akan melakukan analisis
dan pencarian bukti forensik terhadap aplikasi media sosial
Facebook dan Twitter yang diakses pada smartphone Android.
Penelitian tersebut bertujuan untuk menemukan dan
membandingkan bukti forensik yang ditemukan pada smartphone
yang digunakan untuk mengakses media sosial.
 Conceptual Model
Dalam penelitian ini, tahap membuat konsep model merupakan
tahap dilakukannya penggambaran dari input, proses dan output
yang dihasilkan. Gambaran arsitektur proses pencarian bukti
forensik pada aplikasi media sosial Facebook dan Twitter.
 Input/Output Data
Pada tahap ini merupakan proses penentuan input yang akan
digunakan dalam penelitian. Input pada penelitian yang akan
digunakan pada aplikasi media sosial Facebook dan Twitter adalah
sama yang berupa teks dan gambar diantaranya adalah: Nama akun,
Lokasi, Nomor telepon, Tanggal lahir, Photo profile, Cover photo,
posting berupa teks, posting berupa gambar, isi private message
berupa teks, isi private message berupa gambar. Semua data yang
di-input adalah sama.
 Modelling
Pembuatan skenario-skenario yang akan digunakan untuk proses
simulasi. Pada penelitian ini terdapat 11 skenario, masingmasing
skenario dilakukan 2 kali percobaan. Skenario tersebut adalah
sebagai berikut: Skenario 1 adalah melakukan recovery data pada
aplikasi Facebook dan Twitter yang sebelumnya telah dihapus pada
smartphone. Selanjutnya skenario 2-11 adalah tahap pencarian
bukti forensik terhadap aplikasi Facebook dan Twitter. Bukti forensik
yang dicari adalah sebagai berikut: Nama akun, Lokasi, Nomor
telepon, Tanggal lahir, Photo profile, Cover photo, posting berupa
teks, posting berupa gambar, isi private message berupa teks, isi
private message berupa gambar.
 Simulation
Proses simulasi akan dijalankan menggunakan skenario yang telah
ditentukan pada tahap sebelumnya pada tahap ini. Selain itu,
pengujian dilakukan sesuai dengan parameter yang telah ditentukan
juga pada tahap sebelumnya. Sebelum simulasi dijalankan dilakukan
beberapa persiapan seperti rooting perangkat Android, pembuatan
akun palsu, pemasangan aplikasi recovery file dan pemasangan
aplikasi database browser.
 Verification and Validation
Verifikasi dan validasi dari tahap-tahap sebelumnya dilakukan pada
tahap ini. Jika terjadi kesalahan pada masing-masing tahap metode
simulasi maka akan dilakukan koreksi atau perbaikan pada tahap
tersebut.Verifikasi dilakukan dengan menguji apakah proses root
pada smartphone berhasil dilakukan atau tidak dan menguji apakah
aplikasi recovery file (Wondershare Dr. Fone for Android) dan
database browser (SQLite Manager dan DB Browser for SQLite)
dapat berjalan. Sedangkan validasi dilakukan dengan dengan cara
mengecek kembali apakah akses root pada smartphone berjalan
lancar tanpa terdapat kesalahan dan mengecek kembali aplikasi
recovery file (Wondershare Dr. Fone for Android) dan database
browser (SQLite Manager dan DB Browser for SQLite) telah sesuai
dengan ketentuan pada conceptual model, input output data, dan
modelling.
 Experimentation
Setelah proses root pada smartphone berhasil dilakukan tanpa ada
kesalahan dan aplikasi recovery file (Wondershare Dr. Fone for
Android) dan database browser (SQLite Manager dan DB Browser
for SQLite) telah terpasang, maka akan dilakukan proses simulasi
pencarian bukti forensik pada aplikasi media sosial yang diakses
menggunakan smartphone berbasis Android sesuai dengan konsep,
model dan flowchart simulasi yang telah dijelaskan sebelumnya.
Setelah proses pencarian bukti forensik selesai, maka akan
dilakukan analisa terhadap bukti-bukti forensik tersebut.
 Output Analysis
Analisa hasil yang didapat setelah selesai menjalankan semua
skenario yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

14. Ringkasan hasil Hasl yang didapatkan dari beberapa proses simulasi dengan menggunakan

penelitian SQLite Manager dan DB Browser for SQLite pada smartphone Android:

 Simulasi 1
Pada skenario 1 simulasi dilakukan untuk mengembalikan file dan
data-data aplikasi media sosial yang sebelumnya telah dihapus
pada smartphone. Dan dihasilkan data-data pada aplikasi media
sosial Facebook dan Twitter yang sebelumnya telah dihapus telah
berhasil dikembalikan.
 Simulasi 2
Pada skenario 2 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti
forensik berupa nama akun dari pengguna aplikasi media sosial
Facebook dan Twitter, pada kedua aplikasi media sosial Twitter
dan Bacebook bukti forensik berupa nama akun berhasil
ditemukan.
 Simulasi 3
Pada skenario 3 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti
forensik berupa data lokasi dari pengguna aplikasi media sosial
Facebook dan Twitter. Dan dihasilkan pada kedua aplikasi media
sosial tersebut bukti forensik berupa data lokasi berhasil
ditemukan.
 Simulasi 4
Pada skenario 4 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti
forensik berupa data nomor telepon dari pengguna aplikasi media
sosial Facebook dan Twitter. Dan dihasilkan pada aplikasi media
sosial Facebook, bukti forensik berupa nomor telepon pada
berhasil ditemukan. Sedangkan pada aplikasi media sosial Twitter,
bukti forensik berupa nomor telepon pada akun tidak berhasil
ditemukan.
 Simulasi 5
Pada skenario 5 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti
forensik berupa data tanggal lahir dari pengguna aplikasi media
sosial Facebook dan Twitter. Dan dihasilkan pada aplikasi media
sosial Facebook, bukti forensik berupa data tanggal lahir akun
berhasil ditemukan. Sedangkan, pada aplikasi media sosial Twitter,
bukti forensik berupa tanggal lahir akun tidak berhasil ditemukan.
 Simulasi 6
Pada skenario 6 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti
forensik berupa profile picture dari pengguna aplikasi media sosial
Facebook dan Twitter. Dan dihasilkan pada aplikasi media sosial
Facebook dan Twitter, bukti forensik berupa profil picture akun
berhasil ditemukan.
 Simulasi 7
Pada skenario 7 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti
forensik berupa cover photo dari pengguna aplikasi media sosial
Facebook dan Twitter. Dan dihasilkan pada aplikasi media sosial
Facebook dan Twitter, bukti forensik berupa cover photo berhasil
ditemukan.
 Simulasi 8
Pada skenario 8 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti
forensik berupa posting atau tweet (bentuk teks) dari pengguna
aplikasi media sosial Facebook dan Twitter. Pada aplikasi media
sosial Facebook, bukti forensik berupa posting (bentuk teks) pada
akun berhasil ditemukan. Kemudian pada aplikasi media sosial
Twitter, bukti forensik berupa tweet (bentuk teks) pada akun juga
berhasil ditemukan.
 Simulasi 9
Pada skenario 9 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti
forensik berupa posting atau tweet (bentuk gambar) dari
pengguna aplikasi media sosial Facebook dan Twitter. Pada aplikasi
media sosial Facebook dan Twitter, bukti forensik berupa posting
(berupa gambar) pada akun berhasil ditemukan. Kemudian pada
aplikasi media sosial Twitter, bukti forensik berupa tweet (berupa
gambar) pada akun juga berhasil ditemukan.
 Simulasi 10
Pada skenario 10 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti
forensik berupa private message atau direct message (bentuk teks)
dari pengguna aplikasi media sosial Facebook dan Twitter. Pada
aplikasi media sosial Facebook, bukti forensik berupa private
message (bentuk teks) pada akun berhasil ditemukan. Sedangkan
pada aplikasi media sosial Twitter, bukti forensik berupa direct
message (bentuk teks) pada akun tidak berhasil ditemukan. Penulis
berasumsi bahwa bukti forensik yang tidak berhasil ditemukan
tersebut disebabkan karena data tersebut tidak disimpan
 Simulasi 11
Pada skenario 11 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti
forensik berupa private message atau direct message (bentuk
gambar) dari pengguna aplikasi media sosial Facebook dan Twitter.
Pada aplikasi media sosial Facebook, bukti forensik berupa private
message (bentuk gambar) pada akun berhasil ditemukan.
Sedangkan pada aplikasi media sosial Twitter, bukti forensik
berupa direct message (bentuk gambar) pada akun tidak berhasil
ditemukan.

15. Ringkasan Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa bukti forensik

simpulan lebih banyak ditemukan pada media sosial Facebook dan tidak ada
perbedaan hasil pencarian bukti forensik dengan menggunakan aplikasi
SQLite Manager maupun DB Browser for SQLite.

16. Komentar  Penelitian di dalam jurnal ini dipaparkan secara jelas oleh penulis
mulai dari metode yang digunakan hingga hasil yang diberikan
dengan simulasi- simulasi yang dilakukan, sehingga tidak
membingungkan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai