A. 1, 1, 3-trimetilpentana
B. 2-etil-4-metilpentana
C. 2-metil-4-etilpentana
D. 2,2,4,4-tetrametilheksana
E. 3,5-dimetilheksana
Pemkerjakanan
Karena tidak ada ikatan rangkap maka senyawa tersebut yaitu alkana.
Tentukan terutama dahulu rantai terpanjang kemudian beri nomor ibarat dibawah ini:
Nomor 2
Maka nama Alkana: 2, 4 dimetilheksana
Jawaban: B
Nomor 3
Pemkerjakanan
Tentukan rantai terpanjang dan beri nomor dari atom C yang terdekat dengan atom C yang
mengikat gugus cabang:
Makara nama alkana: 4 etil, 3,5 dimetilheptana.
Jawaban: A
Nomor 4
Nama yang sempurna untuk senyawa berikut adalah....
A. 2,5-dimetil-5-etil-2-pentena
B. 2-metil-5metil-2-heksena
C. 2-etil-5-metil-2-heksena
D. 2,5-dimetil-2-heptena
E. 3,6-dimetil-5-heptena
Pemkerjakanan
Karena ada ikatan rangkap dua maka dapat dipastikan golongan alkena.
Tentukan rantai terpanjang kemudian beri nomor dimulai dari rantai rangkap terdekat ibarat
dibawah ini.
Rantai terpanjang ada 7 sehingga berjulukan Heptena sehingga senyawa itu memiliki nama
2,5-dimetil-2-heptena.
Jawaban: D
Nomor 5
Nomor 6
Pemkerjakanan
Tentukan rantai terpanjang yang melalui ikatan rangkap.
Nomor 7
Penamaan senyawa kimia harus benar semetode IUPAC dan Trivial. Penamaan berikut yang
tidak benar berdasarkan hukum penamaan IUPAC adalah...
A. 2,2-dimetilbutana
B. 2-etilbutana
C. 2,2-dimetilpropana
D. 3-etilpentana
E. isobutana
Pemkerjakanan
Penamaan yang tidak benar semetode IUPAC yaitu Isobutana alasannya termasuk penamaan
semetode Trivial.
Jawaban: E
Nomor 8
Diketahui struktur senyawa sebagai berikut:
A. 2,4,5-metil-3-oktena
B. 2,4,5-trimetil-3-oktena
C. 2-metil-4,5-dmetil-3-oktena
D. 2,5,6-trimetil-3-oktena
E. 3,4,6-trimetil-3-oktena
Pemkerjakanan
Senyawa tersebut memiliki rangkap 2 sehingga termasuk golongan alkena.
Rantai terpanjang yang horizontoal berjumlah 8 sehingga berjulukan Oktena.
Penomoran dimulai dari kiri alasannya terdekat dengan rangkap 2.
Metil ada 3 yaitu pada nomor 2, 5, 6.
Sehingga nama senyawa 2,5,6-trimetil-3-oktena
Jawaban: D
Nomor 9
Pemkerjakanan
Tentukan terutama dahulu rantai terpanjang yang melalui rangkap tiga.
Pemkerjakanan
Tentukan terutama dahulu rantai terpanjang yang melalui C rangkap tiga.
Nomor 1
Beri nama senyawa yang memiliki rumus struktur sebagai berikut:
A. 1, 1, 3-trimetilpentana
B. 2-etil-4-metilpentana
C. 2-metil-4-etilpentana
D. 2,2,4,4-tetrametilheksana
E. 3,5-dimetilheksana
Pembahasan
Karena tidak ada ikatan rangkap maka senyawa tersebut adalah alkana.
Tentukan terlebih dahulu rantai terpanjang lalu beri nomor seperti dibawah ini:
Rantai terpanjang ada 6 sehingga bernama heksanasehingga nama senyawa tersebut 2,2,4,4-
tetrametilheksana.
Jawaban: D
Nomor 2
Nama yang tepat untuk senyawa berikut adalah....
A. 2,5-dimetil-5-etil-2-pentena
B. 2-metil-5metil-2-heksena
C. 2-etil-5-metil-2-heksena
D. 2,5-dimetil-2-heptena
E. 3,6-dimetil-5-heptena
Pembahasan
Karena ada ikatan rangkap dua maka bisa dipastikan golongan alkena.
Tentukan rantai terpanjang lalu beri nomor dimulai dari rantai rangkap terdekat seperti dibawah ini.
Rantai terpanjang ada 7 sehingga bernama Heptena sehingga senyawa itu mempunyai nama 2,5-
dimetil-2-heptena.
Jawaban: D
Nomor 3
Penamaan senyawa kimia harus benar secara IUPAC dan Trivial. Penamaan berikut yang tidak benar
menurut aturan penamaan IUPAC adalah...
A. 2,2-dimetilbutana
B. 2-etilbutana
C. 2,2-dimetilpropana
D. 3-etilpentana
E. isobutana
Pembahasan
Penamaan yang tidak benar secara IUPAC adalah Isobutana karena termasuk penamaan secara
Trivial.
Jawaban: E
Nomor 4
Diketahui struktur senyawa sebagai berikut:
A. 2,4,5-metil-3-oktena
B. 2,4,5-trimetil-3-oktena
C. 2-metil-4,5-dmetil-3-oktena
D. 2,5,6-trimetil-3-oktena
E. 3,4,6-trimetil-3-oktena
Pembahasan
Senyawa tersebut mempunyai rangkap 2 sehingga termasuk golongan alkena.
Rantai terpanjang yang horizontoal berjumlah 8 sehingga bernama Oktena.
Penomoran dimulai dari kiri karena terdekat dengan rangkap 2.
Metil ada 3 yaitu pada nomor 2, 5, 6.
Sehingga nama senyawa 2,5,6-trimetil-3-oktena
Jawaban: D
Penyelesaian:
Keterangan:
Penyelesaian:
Keterangan:
Penyelesaian:
Keterangan:
4. Buatlah rantai atom dari nama senyawa berikut ini (5-etil, 3,3-dimetil heptana)
Penyelesaian:
Keterangan:
5. Buatlah rantai atom dari nama senyawa berikut ini (4,5-dietil, 2,3,6-trimetil oktana)
Penyelesaian:
Keterangan:
Penyelesaian:
Keterangan:
Keterangan:
Penyelesaian:
Keterangan:
Penyelesaian:
Keterangan:
Penyelesaian:
Keterangan:
Penyelesaian:
Keterangan:
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus hidroksil (−OH). Senyawa alkohol
dengan satu gugus −OH mempunyai rumus umum CnH2n+2O.
Berdasarkan jumlah atom C yang terikat pada atom C yang mengikat gugus −OH, alkohol
dibedakan menjadi:
alkohol primer, yaitu alkohol dengan gugus −OH terikat pada atom C primer (atom C yang
hanya terikat langsung dengan 1 atom C lainnya)
alkohol sekunder, yaitu alkohol dengan gugus −OH terikat pada atom C sekunder (atom C
yang terikat langsung dengan 2 atom C lainnya)
alkohol tersier, yaitu alkohol dengan gugus −OH terikat pada atom C tersier (atom C yang
terikat langsung dengan 3 atom C lainnya)
1. Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −OH
ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan
mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-ol”. Misalnya, etana menjadi etanol.
2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat gugus −OH diprioritaskan
mempunyai nomor yang sekecil mungkin.
Rumus alkohol dapat ditulis sebagai R−OH atau CnH2n+1OH di mana R adalah gugus alkil
CnH2n+1. Nama trivial alkohol yaitu alkil alkohol, diambil dari nama gugus alkil yang
mengikat gugus −OH.
2. Eter (alkoksialkana),
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus alkoksi (−OR′). Senyawa eter dengan
satu gugus −OR′ mempunyai rumus umum CnH2n+2O. Eter dapat dilihat sebagai dua gugus
alkil, yakni R dan R′ yang terikat pada satu atom O.
1. Gugus alkil yang lebih panjang ditetapkan sebagai rantai induk alkana. Sedangkan, gugus alkil
yang lebih pendek sebagai gugus alkoksi.
2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat gugus −OR′ diprioritaskan
mempunyai nomor yang sekecil mungkin.
Rumus eter dapat ditulis sebagai R−O−R′ di mana R dan R′ adalah gugus alkil CnH2n+1. Nama
trivial eter diambil dari nama kedua gugus alkil R dan R′ yang terikat pada atom O. Eter yang
kedua gugus alkilnya sama diberi nama dialkil eter. Eter yang kedua gugus alkilnya berbeda
diberi nama alkil alkil eter, di mana urutan penulisan nama gugus alkil tidak harus secara
alfabetik.
3. Aldehida (alkanal),
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus −CHO, yaitu gugus karbonil (−CO−)
pada ujung rantai. Gugus −CO− pada aldehida terikat dengan satu atom H dan satu gugus
alkil R. Senyawa aldehida dengan satu gugus −CO− mempunyai rumus umum CnH2nO.
Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −CHO
ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan
mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-al”. Misalnya, propana menjadi propanal.
Gugus fungsi −CHO selalu ditetapkan sebagai atom C nomor satu pada rantai induk,
sehingga tidak perlu dinyatakan nomor posisinya.
4. Keton (alkanon),
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karbonil (−CO−) pada tengah rantai.
Gugus −CO− pada keton terikat dengan dua gugus alkil R dan R′. Senyawa keton dengan
satu gugus −CO− mempunyai rumus umum CnH2nO.
1. Rantai terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −CO− ditetapkan
sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan mengganti
akhiran “-a” pada alkana menjadi “-on”. Misalnya, propana menjadi propanon.
2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga posisi gugus −CO− diprioritaskan mempunyai
nomor yang sekecil mungkin.
Rumus keton dapat ditulis sebagai R−CO−R′ di mana R dan R′ adalah gugus alkil CnH2n+1.
Nama trivial keton diambil dari nama kedua gugus alkil R dan R′ yang terikat pada atom O.
Keton yang kedua gugus alkilnya sama diberi nama dialkil keton. Keton yang kedua gugus
alkilnya berbeda diberi nama alkil alkil keton, di mana urutan penulisan nama gugus alkil
tidak harus secara alfabetik.
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karboksil (−COOH). Gugus −COOH
merupakan gugus yang terdiri dari gugus karbonil (−CO−) dan gugus hidroksil (−OH).
Senyawa asam karboksilat dengan satu gugus −COOH mempunyai rumus umum CnH2nO2.
1. Rantai terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −COOH ditetapkan
sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan awalan kata
“asam” dan akhiran “-a” pada alkana diganti menjadi “-oat”. Misalnya, butana menjadi asam
butanoat.
2. Penomoran selalu dimulai dari atom C gugus −COOH sebagai atom C nomor 1.
Nama trivial asam karboksilat secara umum diambil dari nama Latin sumber alami asam
karboksilat terkait. Misalnya, asam metanoat (HCOOH) disebut asam format karena dapat
ditemukan pada semut (Latin: formica). Asam butanoat disebut asam butirat karena dapat
ditemukan di dalam mentega (Latin: butyrum).
Posisi cabang-cabang pada rantai induk dinyatakan dengan huruf Yunani (α, β, γ, dan
seterusnya hingga ω). Penomoran dimulai dari atom C-α (alfa), yaitu atom C nomor 2 yang
terikat langsung dengan gugus −COOH, kemudian β (beta), γ (gamma), dan seterusnya.
Atom C yang berada di ujung rantai biasanya ditandai dengan ω (omega).
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karboalkoksi (−COOR′). Gugus −COOR′
merupakan gugus yang terdiri dari gugus karbonil (−CO−) dan gugus alkoksi (−OR′).
Senyawa ester dengan satu gugus −COOR′ mempunyai rumus umum CnH2nO2.
Rumus ester dapat ditulis sebagai RCOOR′ dan nama IUPAC ester adalah alkil alkanoat.
Nama gugus alkil berasal dari nama gugus R′ yang terikat pada atom O. Sedangkan, nama
alkanoat diambil dari nama gugus RCOO.
Tata nama trivial:
Nama trivial ester hampir sama dengan nama IUPAC-nya. Perbedaannya hanya nama gugus
alkanoat ester mengikuti nama trivial asam karboksilat.
yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki atom halogen −X (F, Cl, Br, atau I). Senyawa
haloalkana dengan satu atom halogen X mempunyai rumus umum CnH2n+1X.
1. Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung atom halogen
ditetapkan sebagai rantai induk.
2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat atom halogen
diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.
3. Atom halogen diberi nama bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F), dan iodo (I). Nama atom halogen
ditulis terlebih dahulu sebelum nama cabang alkil.
4. Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis, maka nama dinyatakan dengan awalan
“di-”, “tri-”, “tetra-”, dan seterusnya. Misalnya, difluoro, trikloro, dan sebagainya.
5. Jika terdapat lebih dari satu jenis atom halogen, maka prioritas penomoran didasarkan pada
kereaktifan atom halogen mulai dari F, Cl, Br, kemudian I. Akan tetapi, penulisan nama tetap
secara alfabetik, yaitu dari bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F), lalu iodo (I).
Pada monohaloalkana (haloalkana dengan hanya satu atom halogen), nama trivialnya adalah
alkil halida. Hal ini didasarkan pada rumus monohaloalkana yang dapat ditulis sebagai R−X
di mana R adalah gugus alkil.
Contoh Soal Senyawa Turunan Alkana dan Pembahasan
Tulislah nama IUPAC dan nama trivial dari senyawa-senyawa turunan alkana berikut:
Pembahasan: