Anda di halaman 1dari 3

117040220

Abdu Fadhlillah
3H Akuntansi
KASUS PELANGGARAN BISNIS TERHADAP LINGKUNGAN
PADA PT. JIWARSAYA

1. Romo Beny: Kasus Asuransi Jiwasraya Adalah Pelanggaran Berat Dari Etika Bisnis
Sumber: https://inakoran.com/romo-beny-kasus-asuransi-jiwasraya-adalah-pelanggaran-
berat-dari-etika-bisnis/p18721

Praktik manajemen buruk yang dilakukan oleh manajemen PT Asuransi Jiwasraya


menghancurkan keuangan negara mencapai Rp13,7 triliun. Kasus ini menarik perhatian
publik oleh karena perusahaan plat merah itu menanamkan uangnya pada harta tak berwujud
(Saham) yang menurut Romo Beny Susetyo  sangat  membutuhkan kejujuran, kehati-hatian,
transparansi dan tanggung jawab moral. Persoalan mendasar ketidak patuhan pengolah
investasi dengan memberi harapan semu ke pembeli dan investasi pada saham tidak kredibel
dan kemudian dengan komplotan menggoreng sehingga harga saham menjadi tinggi.

 Analisis Pelanggaran Kasus:


1) Prinsip Kejujuran
2) Prinsip Saling Keuntungan
3) Prinsip Loyallitas
4) Prinsip Integritas Moral

2. Kasus Jiwasraya Tergolong Pelanggaran Moralitas Berat


Sumber: http://www.koran-jakarta.com/kasus-jiwasraya-tergolong-pelanggaran-moralitas-
berat/
Pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengatakan, kegagalan manajemen Jiwasraya yang tak
mampu memenuhi kewajiban polis jatuh tempo kepada nasabah ini berakar dari
ketidakmampuan korporasi dan pemerintah selaku regulator yang seolah membiarkan
masalah jadi berlarut. "Ini soal Tata Kelola dan integritas, baik manajemen pelaku pasar
dan regulator. Ada pembiaran oleh regulator dan ketidak hatian dan moral hazard
manajemen," jelas Irvan kepada Liputan6.com. Senin (23/12/2019).
 Analisis Pelanggaran Kasus:
1) Prinsip Integritas
2) Prinsip Otonomi
3) Prinsip Saling Menguntungkan

3. Moralitas Hilang di Kasus Jiwasraya


Sumber: https://www.jawapos.com/opini/12/02/2020/moralitas-hilang-di-kasus-jiwasraya/
Kasus ini menyebabkan kepercayaan publik hancur dalam sekejap. perusahaan pelat
merah yang melanggar etika dalam berbisnis ini sudah mengabaikan tanggung jawab dan
mengabaikan nilai serta norma-norma moral yang seharusnya dipegang teguh tanpa
terkecuali.
Diketahui bahwa Jiwasraya yang merupakan perusahaan asuransi jiwa tertua di
Indonesia mengalami tekanan likuiditas sehingga ekuitas perseroan tercatat negatif Rp
23,92 triliun pada September 2019. Selain itu, Jiwasraya membutuhkan uang Rp 32,89
triliun untuk kembali sehat. Ternyata, kasus gagal bayar terhadap nasabah Asuransi
Jiwasraya merupakan puncak gunung es yang baru mencuat. Jika dirunut, permasalahan
Jiwasraya terjadi sejak 2000-an. Kementerian BUMN juga menduga investasi Jiwasraya
banyak ditaruh di saham-saham gorengan. Hal ini yang menjadi satu dari sekian masalah
gagal bayar klaim Asuransi Jiwasraya.
 Analisis Pelanggaran Kasus:
1) Prinsip Kejujuran
2) Prinsip Integritas Moral
3) Prinsip Loyalitas

4. Prahara Jiwasraya Main Saham Gorengan


Sumber: https://www.asumsi.co/post/prahara-jiwasraya-main-saham-gorengan
Kasus Jiwasraya disebut-sebut berawal pada tahun 2002 silam di mana Jiwasraya saat
itu dikabarkan sudah mengalami kesulitan. Namun, berdasarkan catatan BPK, Jiwasraya
telah membukukan laba semu sejak 2006 sebagai akibat dari rekayasa akuntansi, di mana
perusahaan telah mengalami kerugian. Saat itu, laporan keuangan Jiwasraya terlihat baik-
baik saja namun sudah dipoles sedemikian rupa.
Pihak yang diajak berinvestasi saham oleh manajemen terkait transaksi ini adalah
grup yang sama sehingga ada dugaan dana perusahaan dikeluarkan melalui grup tersebut.
Tak hanya itu saja, selain investasi pada saham gorengan, kepemilikan saham tertentu
melebihi batas maksimal di atas 2,5 persen.  Saham-saham gorengan yang kerap dibelinya,
antara lain saham Bank BJB (BJBR), Semen Baturaja (SMBR), dan PT PP Properti Tbk.
Saham-saham gorengan tersebut berindikasi merugikan negara sebesar Rp4 triliun. Jadi
pembelian dilakukan dengan negoisasi bersama pihak-pihak tertentu agar bisa
memperoleh harga yang diinginkan. 
Agung mengatakan bahwa investasi langsung pada saham yang tidak likuid dengan
harga tak wajar juga disembunyikan pada beberapa produk reksadana. Pada posisi per 30
Juni 2018, Jiwasraya diketahui memiliki 28 produk reksadana dengan 20 reksadana di
antaranya memiliki porsi di atas 90 persen. Namun, terkait hal itu, Agung tak
menyebutkan 20 nama reksadana tersebut. Yang jelas, sebagian besar reksadana
berkualitas rendah dan tidak likuid.
 Analisis Pelanggaran Kasus:
1) Prinsip Kejujuran
2) Prinsip Saling Keuntungan
3) Prinsip Loyallitas
4) Prinsip Integritas Moral

5. Penyebab Asuransi Jiwasraya Gagal Bayar


Sumber: https://www.simulasikredit.com/penyebab-asuransi-jiwasraya-gagal-bayar/
Pada Oktober 2018, publik dikejutkan dengan berita tentang asuransi Jiwasraya yang
gagal bayar klaim nasabah total senilai Rp 802 miliar yang diantaranya disebabkan karena,
imbal hasil atau bunga yang terlalu tinggi, adanya fraud pada laporan keuangan dan
serampangan dalam berinvestasi.
 Analisis Pelanggaran Kasus:
1) Prinsip Kejujuran
2) Prinsip Saling Keuntungan
3) Prinsip Loyallitas
4) Prinsip Integritas Moral
5) Prinsip Keadilan

Anda mungkin juga menyukai