Anda di halaman 1dari 36

Fraud

Pendahuluan
Skandal kecurangan dalam pelaporan keuangan di awal
abad ke-21 telah membuka mata dunia tentang betapa
besarnya kerugian yang diderita para investor yang selama
ini mengandalkan keputusan yang diambil berdasarkan
informasi dalam laporan keuangan auditan.

Tanggapan

SOX SA Khusus SA 240


(Congress AS) (AICPA) (ISA)
Definisi
• Dalam arti luas, kecurangan adalah semua
ketidakjujuran yang disengaja untuk
merampas milik atau hak orang atau pihak
lain.
• Dalam konteks pengauditan laporan
keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai
pelaporan keuangan yang disengaja
mengandung kesalahan penyajian.
Jenis-jenis Kecurangan*

Pelaporan keuangan yang


mengandung kecurangan

Perlakuan tidak
semestinya terhadap aset

*Dua jenis kecurangan yang utama


Penyebab Kecurangan
Fraud triangle
Insentif/Tekanan

Peluang Perilaku/Pembenaran
Fraud Triangle
Manajemen atau
Insentif
(Tekanan) karyawan yang lain
memiliki insentif atau
tekanan untuk
Peluang melakukan pelaporan
keuangan yang
mengandung
Perilaku kecurangan secara
(Pembenaran) material.
Fraud Triangle

Insentif
(Tekanan)
Keadaan menciptakan
suatu peluang bagi
Peluang
manajemen atau
karyawan untuk
Perilaku
membuat laporan
(Pembenaran) keuangan yang
mengandung
kecurangan.
Fraud Triangle

Insentif
(Tekanan) Suatu perilaku, karakter, atau
ada perangkat nilai etis yang
memungkinkan manajemen atau
Peluang karyawan dengan sengaja
melakukan perbuatan tidak jujur,
atau mereka berada dalam
Perilaku lingkungan yang memberi cukup
(Pembenaran)
tekanan yang menyebabkan
mereka membenarkan tindakan
tidak jujur.
Faktor Risiko
untuk pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan

Insentif/Tekanan Contoh Faktor Risiko


• Kestabilan atau profitabilitas keuangan
terancam oleh kondisi ekonomi,
industri, atau operasi entitas.
• Tekanan yang besar terhadap
manajemen untuk melunasi utang atau
untuk memenuhi persyaratan pinjaman
lainnya.
• Kesejahteraan pribadi manajemen atau
Dewan Komisaris terancam secara
material oleh kinerja keuangan entitas.
Faktor Risiko
untuk pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan

Peluang Contoh Faktor Risiko


• Estimasi akuntansi signifikan yang
menyangkut pertimbangan dan
ketidakpastian yang sulit diverifikasi.
• Tidak efektifnya dewan komisaris dan
komite audit mengawasi pelaporan
keuangan.
• Turnover yang tinggi atau tidak
efektifnya staf akuntansi, audit internal,
atau teknologi informasi.
• Pengendalian internal lemah
• Transaksi dengan pihak berelasi
signifikan
Faktor Risiko
untuk pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan

Perilaku/Pembenaran Contoh Faktor Risiko


• Komunikasi yang tidak efektif atau tidak
tepat dan dukungan nilai entitas
• Mengetahui sejarah pelanggaran atas
UU sekuritas atau UU dan peraturan
lainnya
• Manajemen melakukan peramalan yang
sangat agresif atau tidak realistis kepada
analis, kreditur, dan pihak ketiga lainnya.
Faktor Risiko
untuk perlakuan tidak semestinya terhadap aset

Insentif/Tekanan Contoh Faktor Risiko


• Kewajiban keuangan pribadi
menciptakan tekanan kepada mereka
yang memiliki akses atas aset yang
rentan terhadap pencurian
• Hubungan yang tidak harmonis antara
manajemen dan karyawan yang
memiliki akses atas aset yang rentan
memotivasi karyawan untuk
menggelapkan aset tersebut. Contoh:
promosi, kompensasi, atau penghargaan
lain yang tidak sesuai dengan harapan
Faktor Risiko
untuk perlakuan tidak semestinya terhadap aset

Peluang Contoh Faktor Risiko


• Adanya kas dalam jumlah besar atau
persediaan yang kecil bentuknya tapi
mahal harganya, atau banyak diminta.
• Lemahnya pengendalian internal atas
aset karena adanya kelemahan dalam
beberapa hal yaitu: (a) pemisahan tugas
atau pemeriksaan independen; (2)
daftar pemasok untuk mendeteksi
pemasok yang tidak terotorisasi; (3)
penyaringan calon pegawai yang
memiliki akses terhadap aset
Faktor Risiko
untuk perlakuan tidak semestinya terhadap aset

Perilaku/Pembenaran Contoh Faktor Risiko


• Tidak peduli dengan kebutuhan untuk
memonitor atau mengurangi risiko
pencurian aset
• Tidak peduli dengan pengendalian
internal dengan melanggar
pengendalian yang ada atau gagal untuk
memperbaiki defisiensi pengendalian
internal yang telah diketahui
Menilai Risiko Kecuangan
Skeptisisme Profesional

Penilaian Kritis atas


Bukti Audit

• Cermat dalam menanggapi permasalahan


• Meminta tambahan bukti yang diperlukan
• Berkonsultasi dengan anggota tim yang lain
• Mengonfirmasi secara langsung kepada pihak ketiga
• Menggunakan tenaga ahli untuk menilai keaslian
dokumen
Sumber Informasi
• Pembahasan di antara tim perikatan (tim
audit)
• Meminta keterangan dari manajemen
• Meminta keterangan dari pihak-pihak dalam
entitas
• Meminta keterangan dari auditor internal
• Pemahaman tentang pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola
Risiko Kecurangan
• Penilaian apakah terdapat faktor risiko
kecurangan dan apakah faktor tersebut
dipertimbangkan dengan penentuan risiko
kesalahan penyajian material laporan
keuangan yang disebabkan oleh
kecurangan, menuntut penggunaan
pertimbangan profesional.
• Ukuran, kerumitan, dan karakteristik
kepemilikan entitas berdampak signifikan
terhadap pertimbangan atas faktor-faktor
risiko kecurangan relevan.
Merespon
Risiko Kecurangan
• Menentukan respon keseluruhan
• Merancang dan melaksanakan prosedur audit
yang responsif terhadap penilaian risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan
oleh kecurangan
• Merancang dan melaksanakan prosedur audit
yang responsif terhadap risiko yang terkait
dengan pengabaian pengendalian oleh
manajemen
Memutakhirkan Proses
Penilaian Risiko

• Jika auditor mengidentifikasi suatu kesalahan


penyajian, auditor harus mengevaluasi apakah
kesalahan penyajian tersebut mengindikasikan suatu
kecurangan.
• Jika ada indikasi kecurangan, auditor harus
mengevaluasi dampak kesalahan penyajian tersebut
dalam kaitannya dengan aspek-aspek audit lainnya,
terutama terhadap keandalan representasi
manajemen, dengan menyadari bahwa kecurangan
tidak mungkin merupakan suatu kejadian yang
berdiri sendiri.
Auditor Tidak Dapat
Melanjutkan Perikatan
Jika sebagai akibat kesalahan penyajian yang diakibatkan oleh
kecurangan atau dugaan kecurangan, auditor menghadapi
keadaan luar biasa yang menyebabkan kemampuan auditor
untuk melanjutkan pelaksanaan audit dipertanyakan, maka
auditor harus:
• Menentukan tanggung jawab profesional dan hukum yang
dapat berlaku dalam kondisi tersebut, termasuk apakah ada
kententuan bagi auditor untuk melapor kepada individu
atau kelompok individu yang membuat perjanjian audit
atau, dalam beberapa kasus, kepada badan pengatur
Auditor Tidak Dapat
Melanjutkan Perikatan
• Mempertimbangkan apakah sudah tepat menarik diri dari
perikatan, jika penarikan diri dimungkinkan oleh perundang-
undangan yang berlaku; dan
• Jika auditor menarik diri dari perikatan, auditor harus: (i)
membahas dengan tingkat manajemen yang tepat dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola tentang penarikan diri auditor
dari perikatan dan alasannya; dan (ii) menentukan apakah ada
ketentuan profesional atau hukum untuk melapor kepada individu
atau kelompok individu yang membuat perjanjian audit atau,
dalam beberapa kasus kepada badan pengatur tentang penarikan
diri auditor dari perikatan dan alasannya.
Komunikasi kepada
Manajemen
• Komunikasi kepada manajemen bertujuan untuk
menginformasikan kepada pihak yang memiliki
tanggung jawab utama untuk mencegah dan
mendeteksi kecurangan tentang hal-hal relevan
dengan tanggung jawab mereka (material maupun
tidak material)
• Pada umumnya, tingkatan manajemen yang tepat
paling tidak adalah satu tingkat di atas individu
yang tampak terlibat dalam kecurangan yang
diduga.
Komunikasi dengan
TCWG
Kecuali semua TCWG terlibat dalam pengelolaan entitas,
dalam hal auditor telah mengidentifikasi atau menduga
adanya kecurangan yang melibatkan:
• manajemen;
• karyawan yang memiliki peran penting dalam
pengendalian internal;
• karyawan lainnya yang bisa membuat kecurangan
mungkin berdampak material terhadap laporan
keuangan;
maka auditor harus mengomunikasikan secara tepat
waktu hal tersebut kepada TCWG.
Komunikasi dengan
TCWG
Dalam kondisi luar biasa, yaitu ketika
auditor memiliki keraguan atas integritas
atau kejujuran manajemen atau pihak
bertanggung jawab atas tata kelola, auditor
dapat menganggap tepat untuk meminta
advis hukum untuk membantunya dalam
menentukan tindakan yang tepat.
Komunikasi kepada Badan Pengatur
dan Penegak Hukum

• Jika auditor telah mengidentifikasi atau menduga


adanya suatu kecurangan, maka auditor harus
menentukan apakah ada tanggung jawab auditor
untuk melaporkan kejadian atau dugaan tersebut
kepada pihak di luar entitas.
• Meskipun tugas profesional auditor menjaga
kerahasiaan informasi klien mungkin menghalangi
pelaporan tersebut, tanggung jawab hukum auditor
dalam mengabaikan tugas menjaga kerahasiaan
tersebut dalam beberapa kondisi.
Dokumentasi
SA 240. Para. 44-47 mengatur tentang dokumentasi
yang harus dilakukan auditor sehubungan dengan
kecurangan.
• Berkaitan dengan pemahaman auditor atas
entitas dan lingkungannya
• Berkaitan dengan respon auditor atas risiko (risiko
salah saji akibat kecurangan dan risiko
pengabaian pengendalian oleh manajemen)
• Berkaitan dengan pengomunikasian kecurangan
Area Risiko
Kecurangan Spesifik
• Risiko kecurangan pendapatan dan piutang
usaha
• Risiko kecurangan persediaan
• Risiko kecurangan pembelian dan utang usaha
• Area lain risiko kecurangan
Risiko Kecurangan Pendapatan
dan Piutang Usaha

Terdapat tiga tipe utama manipulasi


pendapatan:
• Pendapatan fiktif
• Pengakuan pendapatan prematur
• Manipulasi penyesuaian terhadap pendapatan
Risiko Kecurangan Pendapatan
dan Piutang Usaha
Tanda peringatan untuk Kecurangan Pendapatan
• Prosedur analitis
Pendapatan fiktif meningkatkan laba kotor,
menurunkan kecepatan perputaran piutang usaha
Pengakuan pendapatan prematur akan
meningkatkan laba kotor apabila HPP yang
bersangkutan tidak diakui
• Ketidakcocokan dokumen
Penggelapan Penerimaan
Menyangkut Pendapatan
Tidak mencatat penjualan
Penjualan tidak dicatat, kas dicuri
Penelurusan dokumen pengiriman barang ke jurnal
penjualan dan penghitungan semua dokumen
pengiriman dapat digunakan untuk memeriksa apakah
semua penjualan telah dicatat (penjualan kredit)
Penjualan menurut catatan dibandingkan dengan
penjualan yang tercatat pada pita register kas
(penjualan eceran tunai)
Pencurian Penerimaan Kas
Setelah Penjualan Dicatat
Apabila pembayaran dari konsumen dicuri, bagian
penagihan akan dengan cepat menemukan adanya
kecurangan. Akibatnya, untuk menyembunyikan
pencurian, pelaku kecurangan harus menurunkan
jumlah dalam akun pelanggan dengan salah satu dari
tiga cara berikut:
• Mencatat suatu retur atau pengurangan harga
penjualan
• Menghapus akun pada pelanggan
• Menerapkan pembayaran dari pelanggan yang satu
ke akun pelanggan yang lain
Risiko Kecurangan
Persediaan
Risiko pelaporan keuangan mengandung
kecurangan untuk persediaan
Banyak perusahaan besar memiliki aneka ragam
persediaan berada di lokasi yang tersebar, sehingga
membuat perusahaan seperti itu menjadi mudah
untuk menambahkan persediaan fiktif pada catatan
akuntansinya
Tanda peringatan
Persediaan fiktif membuat HPP menjadi lebih
rendah, akibatnya laba kotor menjadi lebih tinggi
Risiko Kecurangan Pembelian
dan Utang Usaha
Risiko Pelaporan Keuangan yang Mengandung
Kecurangan untuk Utang Usaha
Pengurangan utang usaha dengan tidak mencatat utang
usaha hingga periode berikutnya atau dengan mencatat
pengurangan fiktif atas utang usaha
Kesepakatan kompleks dengan pemasok yang
mengakibatkan pengurangan utang usaha. Pengaturan
ini seringkali tidak didokumentasikan dengan baik.
Risiko Kecurangan Pembelian
dan Utang Usaha
Kecurangan dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
Pembayaran kepada pemasok fiktif dan menyetorkan
kas ke akun fiktif
Pegawai bagian utang usaha mencuri check yang akan
dikirimkan ke pemasok yang sah. Hal ini bisa dicegah
dengan memberikan tanda pada dokumen pendukung
agar tidak dapat digunakan kembali untuk pembayaran
ulang.
Area Lain
Risiko Kecurangan
Aset Tetap
Aset tetap sering didasarkan pada penilaian
subjektif, akibatnya aset tetap sering dijadikan
target manipulasi
Karena nilainya yang tinggi dan mudah untuk
dijual, aset tetap sering menjadi target
pencurian
Area Lain
Risiko Kecurangan
Beban Gaji
Menciptakan karyawan fiktif (dapat dicegah
dengan memisahkan fungsi SDM dan payroll)
Menggelembungkan jam kerja karyawan (dapat
dicegah dengan menggunakan mesin pencatat
jam kerja atau pemberian persetujuan atas jam
kerja)

Anda mungkin juga menyukai