RISIKO FRAUD
KELOMPOK 5:
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Risiko
Fraud”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.
Penulis
Kata Pengantar…………………………………………………………… i
Daftar Isi…………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 25
B. Saran…………………………………………………………........ 25
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : 504172076
No.Telp : 0895704198037
Motto : Selagi masih ada usaha pasti ada jalan keluar untuk
setiap kesulitan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : 504172126
No.Telp : 089622229762
tangga
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : 504172084
NO Telp : 08153862352
NIM : 504172094
No.Telp : 085267868142
Nama : ERLIYANA
NIM : 504172088
No.Telp : 085267655716
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fraud dapat diistilahkan sebagai kecurangan yang mengandung makna
suatu penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum (illegal act). Yang
dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu misalnya menipu atau
memberikan gambaran keliru (mislead) kepada pihak-pihak lain, yang
dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari luar orgamisasi.
Kecurangan dirancang untuk dimanfaatkan peluang-peluang secara tidak
jujur, yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain.
Fraud merupakan suatu kondisi yang mungkin akan ditemukan oleh
auditor dalam sebuah audit. Auditor mungkin akan menemui berbagai temuan
dan bentuk yang terjadi di lapangan. Bukan hanya itu mungkin auditor juga
akan melihat berbagai cara yang dilakukan oleh pelaku dalam melakukan
fraud serta siapa saja pelaku yang memungkinkan untuk melakukan fraud.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi dan risiko fraud
2. Bentuk-bentuk fraud
3. Pencegahan fraud
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami risiko fraud dalam manajemen risiko dan
bagaimana cara mencegah terjadi nya tindakan fraud itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
Kecurangan
Kebohongan
Penipuan
Kejahatan
Penggelapan barang-barang
Manipulasi data-data
Rekayasa informasi
Mengubah opini public dengan pemutarbalikan fakta yang ada
Menghilangkan barang bukti secara sengaja
Ada beberapa pendapat para ahli yang telah mendefinisikan tenang fraud ini.
Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim bahwa:
Fraud is a generic term embracing all the multifarious means which human
ingenuity can devise, shich are resorted to by one individual, to get an
advantage over another by false representation. No definite and invariable
rule can be laid down as a general proposition in defining fraud, as it
includes surprise, trick, cunning and unfair ways by which limit human
knavery.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan fraud (kecurangan)
tersebut merupakan sesuatu yang disebabkan oleh keinginan seseorang yang
teraplikasi dalam bentuk prilakunya untuk melakukan suatu tindakan yang
menyalahi aturan.
Risiko fraud adalah risiko yang dialami oleh suatu perusahaan atau institusi
karena faktor terjadinya tindakan fraud atau kecurangan yang disengaja, baik
kerugian yang bersifat materi maupun non materi, dimana kerugian materi diukur
dari segi nilai financial dengan mengacu pada mata uang yang dipakai (rupiah,
dollar, ringgit, yen, euro, dan sebagainya) dan kerugian non material menyangkut
dengan kerugian yang bersifat non keuangan seperti menurunnya kepercayaan
public pada perusahaan.1
Dalam konsep keilmuan digariskan bahwa sebuah tindak kejahatan dalam skala yang
kecil akan perlahan menjadi besar pada saat orang mulai melihat itu sebagai bagian
pencari nilai tambah yang wajar dan itu terjadi tanpa ada yang bisa
mengungkapkannya. Perbuatan kecurangan itu akan terus berlangsung dengan aman
kecuali ada control dan tindakan tegas dari pimpinan. Maka dari itu bentuk
kecurangan atau tanda-tanda timbulnya fraud akan dapat di minimalisir dengan cara
menerapkan sebuah sistem pengendalian intern yang kuat, dimana diberikan bentuk-
1
Irham Fahmi, Manajemen Risiko (Bandung: ALFABETA, 2015) Hal. 134-135
bentuk penjelasan komperehensif kepada para karyawan tentang bagaimana
pentingnya penerapan sistem pengendalian intern guna menemukan atau menghindari
timbulnya kecurangan-kecurangan.
2
Irham Fahmi, Etika Bisnis (Bandung: ALFABETA, 2015) Hal.164-167
C. Bentuk-Bentuk Fraud
Sukrisno Agoes mengatakan bahwa kekeliruan dan kecurangan bisa terjadi dalam
berbagai bentuk, yaitu:
Intentional error
Kekeliruan bisa disengaja dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri
dalam bentuk window dressing (merekayasa laporan keuangan supaya terlihat
lebih baik agar lebih mudah mendapat kredit dari bank) dan check kiting
(saldo rekening bank ditampilkan lebih besar sehingga rasio lancar terlihat
lebih baik.
Unintentional error
Kecurangan yang terjadi secara tidak disengaja (kesalahan manusiawi),
misalnya salah menjumlah atau penerapan standar akuntasi yang salah karena
kitidaktahuan.
Collusion
Kecurangan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan cara bekerja
sama dengan tujuan untuk menguntungkan orang-orang tersebut, biasanya
merugikan perusahaan atau pihak ketiga. Misalnya, disuatu perusahaan terjadi
kolusi antara bagian pembelian, bagian gudang, bagian keuangan, dan
pemasok dalam pembelian bahan atau barang. Kolusi merupakan bentuk
kecurangan yang sulit dideteksi, walaupun pengendalian intern perusahaan
cukup baik.
Intentional misrepresentation
Memberi saran bahwa sesuatu itu benar, padahal itu salah, oleh seseorang
yang mengetahui bahwa itu salah.
Negligent misrepresentation
Pernyataan bahwa sesuatu itu salah oleh seseorang yang tidak mempunyai
dasar yang kuat untuk menyatakan bahwa itu betul.
Faise promises.
Sesuatu janji yang diberikan tanpa keinginan untuk memenuhi janji tersebut.
Employee fraud
Kecurangan yang dilakukan pegawai untuk menguntungkan dirinya sendiri.
Hal ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari office boy
yang memainkan bon pembelian makanan sampai pegawai yang memasukan
pengeluaran pribadi untuk keluarganya sebagai biaya perusahaan.
Management farud
Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen sehingga merugikan pihak lain,
termasuk pemerintah. Misalnya manipulasi pajak, manipulasi kredit bank,
kontraktor yang menggunakan cost plus fee
Organized crime
Kejahatan yang terorganisasi, misalnya pemalsuan kartu kredit, pengiriman
barang melebihi atau kurang dari yang seharusnya dimana si pelaksana akan
mendapat bagian 10%.
Computer crime
Kejahatan dengan memanfaatkan teknologi komputer, sehingga si pelaku bisa
mentransfer dana dari rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
White collar crime
Kejahatan yang dilakukan orang-orang berdasi (kalangan atas), misalnya
mafia tanah, paksaan secara halus untuk merger, dan lain-lain.3
3
Irham Fahmi, Manajemen Risiko (Bandung: ALFABETA, 2015) Hal. 135-137
D. Fraud pada Bagian Marketing
Untuk bagian marketing tindakan fraud bisa terjadi dalam beberapa bentuk
yang secara umum seperti mengubah biaya advertising dengan harga yang berbada
dari yang berlaku umum dengan alasan-alasan tertentu,membuat event dan ajang
promosi dengan mengundang selebritis,secara berlebihan sehingga terkesan lebih
pada keinginan mempopularutaskan diri dari manajer marketing tersebut bukan pada
usaha untuk menaikan angka penjualan produk.Dalam konteks ini bisa saja si manajer
marketing ingin pindah pada perusahaan lain dan ia menginginkan media masa
khususnya pihak infotaiment berfokus khusus pada dirinya. Atau kadangkala bagian
marketing mengatakan bahwa bagian marketing,tetapi pada bagian produksi yang
tidak mempunyai standar produk terhadap hasil produksinya.
Pada bagian produksi fraud itu bisa terjadi dalam berbagai hal seperti tingkat
ketelitian pada standar produk yang seharusnya.Memproduksi dalam jumlah yang
lebih namun melaporkannya dalam jumlah yang tidak sebenarnya,dan kelebihan
produksi itu ia simpan dan pasarkan secara bawah tangan atau sembunyi-
sembunyi.tindakan lainya seperti melaporkan kerusakan mesin pabrik dalm bentuk
habisnya umur ekonomis onderdil atau mesin dan harus diganti dengan yang
baru.Usulan ini bisa saja terjadi karena faktor sudah adanya deal(kesepakatan) dengan
pihak rekanan bisnis dan ada jumlah fee atau pun bonus yang akan ia terima nantinya.
Dalam berbagai tindakan yang sifatnya fraud seperti itu,maka sudah menjadi
kewajiban seorang auditor untuk melaporkan keadaan yang sebenarnya kepada pihak
yang berkepentingan.Namun mewujudkan tersampainya sebuah informasi yang
akurat dan detail bukan suatu urusan yang mudah , karena sisi independensi dari
seorang auditor akan diuji.
Karena itu Baridwan (1992) mengatakan agar laporan keuangan yang sudah
diperiksa oleh akuntan publik dapat menjadi dasar yang berguna bagi pengambilan
keputusan salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat kriteria
perlunya disclosure (pengungkapan) tertentu yang dapat mencakup semua perusahaan
publik. Tindakan disclosure pada prinsipnya adalah tindakan yang mengedepankan
kejujuran dalam menginformasikan tentang kondisi perusahaan.
Adapun tujuan pihak manajemen melakukan fraud dibidang keuangan antara lain
seperti sebagai berikut:
Dalam pasar modal (capital market ) yang terjadi adalah walaupun investor
mempunyai informasi yang cukup mengenai perusahaan namun asimentri
informasi(information asimmetry) tetap terjadi dalam penawaran . Kebijakan
perusahan melakukan manipulasi terhadap kinerja terutama menjelang Seasoned
equity Offering (SEO) merupakan penjelasan yang logis mengapa perusahan tidak
mampu mempertahakan kinerjanya.
Tindakan fruad pada bagian sumber daya manusia sering juga terjadi,namun kadang
kalah itu terjadi karena melibatkan orang dalam sebagai oreang yang telah
mengetahui kondisi di lapangan.Kejadian lain juga bisa terjadi karena adanya tekanan
oleh pihak dari luar perusahan.4
4
Irham Fahmi, Etika Bisnis ( Bandung: ALFABETA, 2015) Hal. 149-157
H. Bentuk Fraud pada Earning Management
Adapun pengertian manajemen laba menurut healy dan wahlen (19992) adalah,
“Earnings management occurs when managers Use judgement In finansial reporting
and In structuring transactions alter Financial report to either mislead some
stockholder about underlying economic performance of the Company or to influence
contractual that depend on reported accounting numbers.
Ada istilah yang berlaku di kalangan pebisnis untuk selalu bisa menjaga
rahasia perusahaan. Rahasia perusahaan menyangkut berbagai kebijakan perusahaan
baik yang berhubungan dengan masalah keuangan atau non-keuangan.
5
Ibid, Hal. 158-159
itu akan memberi dampak pada perusahaan khususnya pengaruhnya pada harga
saham.
Beberapa pihak menyebutkan bahwa semakin baik suatu perusahaan dapat dilihat
pada tindakan perusahaan yang begitu “care “atau perhatian untuk menyampaikan
berbagai informasi yang berhubungan dengan perusahaan kepada publik, atau dalam
akuntansi biasa dikenal dengan tindakan disclosure. Semakin disclosure-nya suatu
perusahaan maka semakin menunjukkan bahwa perusahaan tersebut semakin
qualified mempunyai keeratan yang kuat. Tapi jika mengaji hubungan dari disclosure
and Trus (keterbukaan dan kepercayaan) maka mungkin sudah banyak penulis dan
peneliti yang memberikan rekomendasi tentang hal tersebut.
Namun, sebelum kita mengkaji lebih jauh tentang disclosure dalam konteks
Insider traiding ini maka perlulah dipahami terlebih dahulu pengertian dari disclosure
itu sendiri. Menurut R. J. Shook disclosure (pengungkapan) adalah perusahaan harus
melaporkan semua praktik manajemen, situasi keuangan, dan keterlibatannya secara
hukum , bila hal tersebut dapat mempengaruhi suatu keputusan investasi. Adapun
menurut Joel G. Siegel dan Jea K. Shim disclosure adalah informasi yang di berikan
sebagai lampiran pada laporan keuangan dalam bentuk catatan kaki atau tambahan.
Lebih jauh mereka mengatakan bahwa informasi ini menyediakan penjelasan posisi
keuntungan dan hasil operasi perusahaan.
Terciptanya suatu kondisi perusahaan dengan jauh dari nuansa Insider traiding
tidak bisa dilepaskan dari peranan pemerintah khususnya dalam hal ini adalah
Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan).untuk membuat
suatu bentuk peraturan yang lebih ketat dan lebih modern. Kejadian yang sifatnya
insider traiding ini pada dasarnya memang bisa dihilangkan sebagai tindakan Fraud
atau kecurangan karena telah menyebabkan kerugian pada pihak lain yaitu monopoli
informasi ataupun melakukan pengontrolan informasi itu dengan tujuan kemudian
menarik keuntungan atas suatu kejadian yang tidak normal Karena itu berlangsung
secara tidak normal atau bukan karena terbentuk dalam konsep perfect market maka
itu adalah suatu kesalahan.
Untuk memperoleh data-data dan informasi yang akurat dan tepat, maka
ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam interview, yaitu:
a. Gunakan cara interogasi yang halus dan sopan, hindari kekerasan dan
intimidasi, yaitu:
b. Gunakan asas penduga tak bersalah terhadap tersangka.
c. Kemukakan fakta, bukan opini.
d. Tugaskan dua orang intervewer, satu mengajukan pertanyaan dan satu lagi
mendengarkan, memperhatikan (menyaksikan) dan mencatat.
e. Gunakan alat perekam.
f. Dengarkan jawaban tersangka dengan penuh kesabaran, lakukan interupsi
hanya untuk memperjelas jawaban tersangka.
g. Ajukan pertanyaan-pertanyaan atau kalimat-kalimat untuk menumbuhkan
kepercayaan diri dan keberanian tersangka untuk menceritakan dengan kata-
katanya sendiri kejadian yang sebenarnya.
h. Walaupun sulit (hanya bisa dilakukan oleh interogator yang terlatih dan
berpengalaman). Coba untuk mengetahui apakah tersangka berbohong atau
menjawab dengan jujur.
i. Jangan perbolehkan tersangka kembali ke ruang kerjanya, untuk menghindari
lenyapnya bukti-bukti yang diperlukan.
j. Perhatikan “Boby languange”.
k. Jangan mengajukan pertanyaan yang bersifat memancing emosi harga dirinya,
karena jika itu terjadi maka pertanyaan yang diajukan tidak akan terjawab
karena yang bersangkutan merasa harga dirinya Diremehkan
l. Jelaskan padanya bahwa hasil interview ini akan membawa pengaruh pada
kemajuan perusahaan, yaitu sesuai dengan yang dicita-citakan oleh banyak
pihak tidak terkecuali bagi dirinya sendiri.
m. Penjelasan secara tegas dan jelas bahwa secara agama manapun tindakan dan
perbuatan Fraud adalah tidak dibenarkan dan dapat dikategorikan berdosa,
sehingga yang bersangkutan perlu secepatnya mengakui perbuatan salah
tersebut. 6
6
Ibid, Hal. 158-163
f. Lakukan pembinaan rohani.
g. Berikan saksi yang tegas kepada mereka yang melakukan kecurangan dan
berikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi.
h. Tumbuhan iklim keterbukaan di dalam perusahaan
i. Manajemen harus memberikan contoh dengan bertindak jujur, adil, dan
bersih.
j. Buat kebijakan tertulis mengenai Fair dealing.
Jika perusahaan menemukan adanya fraud maka hal yang harus dilakukan oleh
perusahaan adalah:
1) Mengamankan barang bukti
2) Mengamankan asset-aset yang telah ada
3) Melaporkan terjadinya fraud kepada pihak yang berwenang dan shareholders
4) Menjalankan rencana public relation untuk menyelamatkan image
perusahaan.7
7
Dewi Hanggraeni, Pengelolaan Risiko Usaha ( Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2010) Hal. 156
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Risiko fraud adalah risiko yang dialami oleh suatu perusahaan atau
institusi karena faktor terjadinya tindakan fraud atau kecurangan yang
disengaja, baik kerugian yang bersifat materi maupun non materi, dimana
kerugian materi diukur dari segi nilai financial dengan mengacu pada mata
uang yang dipakai (rupiah, dollar, ringgit, yen, euro, dan sebagainya) dan
kerugian non material menyangkut dengan kerugian yang bersifat non
keuangan seperti menurunnya kepercayaan public pada perusahaan.
Timbulnya fraud dapat disebabkan oleh banyak hal terutama dari
individu itu sendiri seperti faktor ketidakstabilan emosional atau kurangnya
kemampuan control yang mendalam dari pihak yang bersangkutang. Salah
satu cara mengatasi tindakan fraud adalah dengan melakukan seleksi
kepegawaian secara ketat dengan cara menggunakan jasa psikolog dan
meningkatkan pengendalian intern yang terdapat di perusahaan.
B. Saran
Untuk penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya, penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari teman-teman
terutama pada dosen pengampu, karena penulis menyadari banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah
( Jakarta: Bumi Aksara, 2008)