Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTIKUM KOMUNIKASI DATA


(TKF 3410)

PENGENALAN SISTEM KOMUNIKASI DATA BERBASIS


FREKUENSI RADIO DAN ALAT-ALAT UKUR PENDUKUNG
SISTEM KOMUNIKASI BERBASIS FREKUENSI RADIO

Kelas/Kelompok : B/B1
Ridho Aristu Illahi (NIM: 16/395002/TK/44294)
Eka Agusta Fathun Ni'am (NIM: 17/410173/TK/45530)
Mahmud Fauzi (NIM: 17/410183/TK/45540)
Muhammad Ario Bagus Prakusa (NIM: 17/410187/TK/45544)
Bagus Triandika Saputra (NIM: 17/413543/TK/45983)
Hamdan Romadhona (NIM: 17/413553/TK/45993)
Rifdahlia Salma (NIM: 17/415128/TK/46417)

Tgl. Praktikum: Selasa, 10 Februari 2020


Asisten:
Febry Dhiya Ulhaq Fauzi (NIM: 16/394983/TK/44275)

LAB. SENSOR DAN SISTEM TELEKONTROL (SSTK)

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengenal Karakteristik Gelombang RF.

2. Mengenal Karakteristik Antenna.

3. Merancang dan menguji sistem antenna.

4. Mengenal Tranceiver Devices.

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, terdapat 3 kegiatan, yaitu Radio Rig, HT & Repeater, dan
Matching Kabel

a. Radio RIG

Gambar 2. Radio RIG

Radio RIG adalah alat komunikasi yang dapat dijadikan sebagai base station dan
dapat juga dijadikan sebagai alat komunikasi bergerak (mobile station) dengan
daya mulai 25 watt sampai dengan 75 watt pada frekuensi VHF maupun UHF dan
Dual Band[1] Rentang frekuensi radio VHF adalah 30 – 300 MHz, sedangkan UHF
adalah 300 – 3 GHz.
Percobaan : Menyimpan Frekuensi Menggunakan Radio Rig
1. Menyalakan Radio Rig yang akan digunakan.

2. Melakukan pengaturan frekuensi yang ingin disimpan.

3. Melakukan penyimpanan pada memori Radio Rig dengan menekan tombol


S.MW sekali hingga muncul huruf M dan nomor di pojok kanan atas, kemudian
pilih nomoer yang ingin menjadi alamat penyimpanan.
4. Menekan tombol S.MW selama beberapa saat hingga digit nomor berubah.

5. Menekan tombol M/CALL, lalu pilih memori chanel yang ingin diberi nama.
6. Menekan tombol MONI selama 2 detik dan menekan SET untuk memunculkan
pilihan abjad kemudian isikan abjadnya melalui putaran potensiometer.
7. Menekan tombol V/MHz untuk keluar dari pengaturan.

Tabel 1. Hasil Penamaan Frekuensi


Frekuensi Tone T.SQL Duplex Memory No Name
Memory
146.920 88.5 69.3 0.600 1 ADF
146.960 71.9 100 0.650 2 H3P
146.980 69.3 88.5 0.500 3 UYE
146.970 67.0 254.1 0.450 4 RIF
146.950 79.7 77.0 0.400 5 YZU
146.930 71.9 74.4 0.350 6 CWZ
147.000 69.3 67.0 0.300 7 ZUS
147.010 250.3 254.1 0.250 8 BUJ
147.020 241.8 233.6 0.200 9 BTG
147.030 229.1 225.7 0.550 10 QET
147.040 218.1 210.7 0.650 11 CRO
147.050 206.5 203.5 0.700 12 M0S
147.060 199.5 196.6 0.750 13 0T0
147.070 192.8 189.9 0.800 14 UZO
147.080 186.2 183.5 0.850 15 OZP

b. Hand Transceiver (HT)


Hand Transceiver adalah alat komunikasi genggam yang dapat
mengkomunikasikan dua orang atau lebih dengan menggunakan gelombang radio.
Hand Transceiver adalah pesawat penerima (receiver) dan pemancar (transceiver)
yang bekerja pada frekuensi VHF ataupun UHF yang ditandai dengan bentuk dan
kemampuan daya pancar yang paling kecil dibandingkan dengan perangkat
lainnya. Hand Transceiver mudah dibawa kemana-mana dan dapat digunakan
sebagai alat komunikasi di lapangan. Hand Transceiver menggunakan baterai
sebagai sumber tenaganya dan dilengkapi dengan single charger untuk pengisian
ulang baterai.

Hand Transceiver dikenal sebagai alat komunikasi dua arah (two way radio)
sehingga dapat melakukan pembicaraan dua arah. Namun, si pengirim pesan dan si
penerima pesan tidak dapat melakukan komunikasi (berbicara) pada saat yang
bersamaan. Half-duplex merupakan sebuah mode komunikasi di mana data dapat
ditransmisikan atau diterima secara dua arah tetapi tidak dapat secara bersama-
sama. Jika ada dua orang yang mengirimkan sinyal secara bersamaan, maka sinyal
yang lebih kuat akan menutup sinyal yang lebih lemah. Atau jika dua sinyal itu sama
kuat, maka justru kedua sinyal tidak akan terdengar oleh orang lain. Hal inilah yang
dilakukan oleh orang yang nge-jam. Dia akan terus-menerus memencet tombol
PTT (Push To Talk) sehingga orang lain tidak punya kesempatan untuk berbicara.

Hand Transceiver juga membutuhkan izin untuk menggunakannya baik untuk


keperluan amatir radio, KRAP maupun konsesi. Kelebihan dari Hand Transceiver
VHF adalah sinyal di udara bebas akan merambat lebih jauh daripada Hand
Transceiver UHF dengan daya yang sama, tetapi HT UHF akan lebih mampu
menembus hambatan fisik (gedung, beton, tembok, pohon, tebing) daripada HT
VHF.

Jarak jangkauan dari suatu Handy Transceiver juga dipengaruhi oleh kondisi
halangan fisik (faktor external) seperti posisi dan lokasi dari HT si pemancar dan
si penerima, misalnya apakah ada pohon, tebing, tembok, dll). Pancaran dari HT
VHF akan lebih jauh daripada pancaran HT UHF karena semakin tinggi
frekuensinya, maka akan semakin kecil kemampuan gelombang radio mengikuti
lengkungan bumi sehingga pancaran pada UHF akan mendekati garis lurus.
Hand Transceiver terdiri atas HT single band dan HT dual band dimana single band
berarti HT tersebut hanya bisa beroperasi di satu band frekuensi (UHF saja atau
VHF saja), sedangkan dual band frekuensi berarti HT tersebut bisa beroperasi di
dua band frekuensi (VHF dan UHF).

Pada tombol MENU di HT terdapat beberapa settingan yang memiliki fungsi


masing-masing seperti :
a. R-CTCS yang berfungsi untuk mengatur T SQL penerimaan.

b. T-DCS yang berfungsi untuk mengatur menu DCS untuk transmit.

c. T-CTCS yang berfungsi untuk mengatur tone transmit HT.

c. Repeater dan Cross Band


Repeater pada dasarnya berasal dari Bahasa Inggris ’repeat’. Jika diartikan dari
suku kata, maka repeater dapat diartikan sebagai pengulang kembali, ataupun jika
disempurnakan dalam sebuah bahasa, maka repeater merupakan alat yang berguna
untuk mengulang dan meneruskan kembali signal ke daerah sekitar perangkat ini.
Jika dikaji secara bahasa teknis, maka pengertian repeater adalah alat yang berguna
untuk menguatkan signal. Dengan alat ini, signal yang lemah dapat ditingkatkan
daya jangkaunya sehingga dapat digunakan untuk cakupan wilayah yang lebih luas.

Fungsi Repeater :
1. Memperluas daya jangkau signal server
Fungsi yang pertama dari alat ini adalah untuk memperluas daya jangkau
singnal. Jika signal lemah, maka daya jangkaunya akan lebih sempit, sedangkan
ketika signal kuat maka daya jangkaunya akan lebih luas.

2. Mengcover berbagai wilayah minim signal


Dengan menggunakan repeater, maka daerah yang minim signal dapat dapat
lebih mudah untuk mendapatkan signal. Hal ini dikarenakan, signal yang lemah
dibuat menjadi lebih kuat oleh alat ini.

3. Memudahkan akses signal


Dengan signal yang lebih kuat tentunya para pengguna perangkat yang
membutuhkan signal dapat lebih mudah mengakses signal tersebut.

4. Meneruskan dan memaksimalkan signal


Fungsi yang keempat adalah meneruskan dan memaksimalkan signal. Dalam
fungsi ini, repeater bekerja dengan cara menangkap, mengelola, memperbesar,
dan meneruskan signal ke berbagai arah sejauh daya kekuatan repeater.

5. Memudahkan proses pengiriman dan penerimaan data


Dengan signal yang lebih kuat proses pengiriman dan penerimaan data antar
sesama pengguna perangkat jaringan ataupun yang melalui jaringan dapat
dilakukan dengan lebih cepat. Hal ini dapat diibaratkan seperti halnya ketika
mobil melaju di jalan tol (ketika menggunakan repeater).

6. Meminimalisir penggunaan kabel jaringan

Sistem kerja dari repeater adalah melalui signal wireless. Dengan menggunakan
alat ini, maka penggunaan kabel yang ribet dan semrawut dapat dihindari.

karena repeater terdiri dari Transmitter dan Receiver sekaligus sehingga transmisi
yang masuk dapat diterima sekaligus dikirimkan. Analoginya jika sebuah stasiun
mengirimkan transmisi dengan melewati repeater, maka transmisi tersebut akan
dikirimkan kembali ke stasiun tujuan yang masih berada dalam jangkauan (range)
repeater. Untuk menambah range tersebut, itulah sebabnya repeater selalu
diletakkan di areal yang cukup tinggi, misalnya di areal menara, ataupun
perbukitan, dengan ketinggian antena-nya disarankan lebih dari 25 meter dari
permukaan tanah.
a b

Gambar 3. Repeater

Perhatikan perbedaan kedua gambar diatas, gambar pertama menunjukkan ketika


dua stasiun saling melakukan transmisi, tetapi tidak dapat menjangkau stasiun
lainnya. Sedangkan pada gambar kedua, dengan menggunakan repeater, kedua
stasiun dapat berhubungan karena berada dalam jangkauan repeater. Secara teori,
jika tidak menggunakan repeater, jangkauan transmisi frekwensi VHF hanya
sekitar 2 km 20 km, tetapi dengan menggunakan repeater bisa mencapai sekitar
40 km 100 km.

Gambar 4. Cross Band

Cross band adalah module yang berfungsi untuk menghubungan 2 radio atau 2
band frekuensi, dimana :
a. Jika inputnya (RX) adalah VHF, maka outputnya (TX) adalah UHF.

b. Jika inputnya (RX) adalah UHF, maka outputnya (TX) adalah VHF.

Oleh karena itu, jika dua pengguna crossband ingin berkomunikasi, maka satu
harus standby di frekuensi VHF dan satu lagi standby di frekuensi UHF.

d. Matching Kabel

Percobaan mengenai matching kabel dilakukan dengan menggunakan


RIGEXPERT. Percobaan ini ditujukan untuk melakukan matching dan mengetahui
frekuensi kerja dari kabel yang sedang diuji coba.
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa dalam melakukan matching kabel, hal
pertama yang perlu diidentifikasi adalah karakteristik hambatan pada kabel itu
sendiri. Idetifikasi karakteristik tersebut dilakukan dengan bantuan alat seperti MFJ
dan RIGEXPERT. Hal yang perlu diidentifikasi adalah nilai RS, XS.

Tabel 2. Hasil Pengukuran


Jenis Kabel Freq XS RS
89.300 1.7 3.8
200.000 6.3 6.3
1
447.255 3.6 7.8
515.775 3.0 7.7
160.434 5.4 3.6
160.903 10.3 3.9
2
404.328 6.3 5.5
586.416 3.3 5.7
145.230 2.0 3.8
144.130 11.5 4.12
3
445.200 0.9 5.4
440.800 5.7 7,1

Reaktansi (XS) jika semakin besar nilainya akan semakin besar juga menghambat
pancaran radio pemancar, maka usahakan sekecil mungkin nilai XS, mendekati
atau sama dengan nilai 0 paling baik.

Untuk nilai hambatan (RS) yang baik adalah sebesar 50 ohm


Lalu, pertanyaan selanjutnya, mengapa 50 ohm? Jawabannya dapat dijelaskan
sebagai berikut. Besar hambatan 50 ohm berawal dari pengalaman empiris pada
saat pengembangan kabel coaxial untuk transmisi radio kilo watt pada tahun 1930.
Besar 50 ohm ditemukan sebagai kompromi yang paling sesuai antara power
handling dan low loss untuk airdielectric coax. Kompromi ini didapatkan dari
identifikasi terhadap dua grafik, yaitu grafik impedansi dan power handling
sebagai berikut.
Penggunaan RIG EXPERT sebagai berikut, ketika RIG EXPERT nyala, maka pada
layar RIG EXPERT akan ditampilkan karakteristik kabel atau antenna yang lebih
lengkap daripada yang ada pada MFJ seperti setting, help, set freq, set range, SCAN
SWR, SCAN R,X (R = resistansi yang diukur dan X = reaktansi yang diukur),
SWR, dan Show All. Layar RIG EXPERT juga lebih bagus dan tersedia dalam
bentuk grafik.

C. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum, maka kami dapat mengenal karakteristik


gelombang RF, mengenal karakteristik antenna, merancang dan menguji sistem
antenna, dan mengenal transceiver devices.

D. DAFTAR PUSTAKA

[1] Modul Praktikum Komunikasi Data PKD 01 : Pengenalan Sistem Komunikasi Data
Berbasis Frekuensi Radio dan Alat-Alat Ukur Pendukung Sistem Komunikasi Berbasis
Frekuensi Radio. Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika. UGM.

Anda mungkin juga menyukai