RESUME SKENARIO 2
OLEH
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2020
1. Mahasiswa mampu menjelaskan metode dalam penyimpanan dan
distribusi di RS
Jawaban:
a) Penyimpanan
Menurut Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi,
bentuk sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai dan disusun secara alfabetis dengan
menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First
Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike)
tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus
untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat.
Menurut Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Rumah
Sakit, 2010
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi,
menurut bentuk sediaan san alfabetis dengan menerapkan prinsip
FEFO dan FIFO, dan disertai sistem informasi yang selalu menjamin
ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Penyimpanan
sebaiknya dilakukan dengan memperpendek jarak gudang dan
pemakai dengan cara ini maka secara tidak langsung terjadi efisiensi.
Menurut Jurnal Evaluasi Penyimpanan Dan Pendistribusian Obat
Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam Manado
Prosedur Sistem Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Siloam Manado Berdasarkan Ketentuan dalam standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Permenkes No. 58 tahun,
2014
1. Penyimpanan obat sesuai metode FEFO
2. Penyimpanan obat sesuai metode FIFO
3. Penyimpanan obata disimpan dalam gudang/ruangan khusus untuk
obat, tidak tercampur dengan peralatan lain
4. Obat diletakkan diatas rak/lemari
5. Obat tidak diletakkan langsung di lantai
6. Penyimpanan obat LASA (Look a like sound a like) tidak
ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusu
7. Obat tidak diletakkan menempel di dinding
8. Penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaan
9. Penyimpanan obat berdasarkan abjad
10.Penyimpanan obat berdasarkan jenis obat
11.Obat yang rusak di letakkan terpisah dengan obat yang yang masih
baik
12.Obat yang kadaluarsa diletakkan terpisah dengan obat yang masih
baik
13.Obat-obatan Narkotika dan Pisikotropika diletakkan dilemari yang
terpisah
14.Lemari obat-obatan Narkotika dan Pisikotropika selalu terkunci
15.Diberikan pelabelan (nama obat) pada rak/lemari.
Menurut Modul Farmasi Rumah Sakit dan Farmasi Klinik Tahun
2016
Macam-macam sistem penyimpanan tersebut adalah:
1) Fixed Location
Sistem ini sangat mudah di dalam mengatur barang, karena
masing-masing item persediaan selalu di simpan dalam tempat
yang sama dan di simpan dalam rak yang spesifik, rak tertutup
atau dalam rak bertingkat. Sistem ini diibaratkan seperti rumah, di
mana seluruh penghuni dapat mengetahui semua letak barang.
2) Fluid Location
Dalam sistem ini, penyimpanan di bagi menjadi beberapa tempat
yang dirancang. Masing-masing tempat ditandai sebuah kode.
Setiap item disimpan dalam suatu tempat yang disukai pada waktu
pengiriman. Sistem ini dirancang seperti hotel. Ruangan ditandai
hanya ketika barang datang. Administrasi sistem fluid location
berdasarkan pada:
a. Unit pengadaan memberikan informasi mengenai tipe, volume,
dan jumlah barang yang datang.
b. Staf gudang menganalisis di mana lokasi barang yang akan
digunakan untuk barang yang akan datang dan dapat memilih
tempat yang tepat. Data ini dapat dilaporkan di dalam sistem
pengontrolan stok.
c. Jika tempat sudah tidak cukup lagi, maka barang-barang lain
dapat dipindah untuk menciptakan ruangan yang baru lagi.
d. Pelaporan sistem pengontrolan stok harus diperbaharui.
3) Semi Fluid Location
Sistem ini merupakan kombinasi dari sistem kedua di atas. Sistem
ini diibaratkan seperti hotel yang digunakan oleh tamu. Setiap
barang selalu mendapatkan tempat yang sama. Barang yang
khusus diberikan tempat tersendiri. Dalam sistem ini, setiap item
ditandai dengan penempatan barang yang cocok supaya
mempermudah dalam mengambil stok. Saat menyediakan
pesanan karyawan harus mengetahui di mana letak setiap item,
untuk memudahkan dalam mengingat setiap item. Untuk barang
yang slow moving perlu dilakukan pemilihan lokasi dan penataan
ulang.
Kesimpulan:
Metode-metode penyimpanan yang luas digunakan saat ini di Rumah
Sakit adalah dengan menerapkan prinsip FIFO dan FEFO. Adapun
metode-metode penyimpanan lain dengan berdasarkan kelas terapi,
menurut bentuk sediaan dan jenis sediaan kemudian disusun secara
alfabetis. Obat yang rusak atau kadaluarsa diletakkan terpisah dengan
obat yang masih baik. Obat-obatan narkotika dan psikotropika
diletakkan di lemari yang terpisah dari obat-obat lain. Dalam
penyipanan juga menggunakan system Fixed Location, Fuid Location
dan Semi Fluid Location.
Penyimpanan Obat-Obat LASA
Menurut Guide On Handling Look Alike, Sound Alike Medications,
2012
Obat Look Alike Sound Alike (LASA) melibatkan obat-obatan yang secara
visual mirip dalam penampilan fisik atau kemasan dan nama-nama obat
yang memiliki kesamaan ejaan dan / atau fonetik yang serupa.
Penyimpanan obat LASA
c. Untuk obat-obatan yang sama suara di mana huruf Tall Man tidak
berlaku nama kepemilikan (merek atau merek dagang) dapat
ditambahkan untuk membedakan antara obat-obatan.
Kesimpulan:
Adapun faktor penyebab medication errors adalah kurangnya
pengetahuan tentang obat, kurangnya informasi tentang pasien,
kesalahan dan kehilangan arsip, kesalahan pada tulisan, kesalahan
interaksi dengan pemberi pelayanan yang lain, kesalahan dalam
perhitungan dosis, pengontrolan yang kurang, kesalahan dalam
preparasi, masalah dalam penyimpanan dan pengantaran obat, dan
yang sering terjadi adalah kesalahan dalam skrining resep. Biasanya
terjadi pada tahap prescribing, transcribing, dispensing, dan
administering. Berdasarkan scenario, medications errors yang terjadi
diakibatkan adanya masalah dlam penyimpanan dan pengantaran,
serta dalam skrining resep. Adapun penanganannya adalah dengan
melakukan pemeriksaan kembali mengenai jenis obat yang akan
diberikan.
3. Mahasiswa mampu memahai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penyimpanan dan distribusi obat di RS
Jawaban:
Menurut Modul Farmasi Rumah Sakit dan Farmasi Klinik Tahun 2016
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah:
1) Masalah keamanan dan bahaya kebakaran merupakan risiko terbesar
dari penyimpanan, apalagi barang-barang farmasi sebagian adalah
mudah terbakar.
2) Pergunakan tenaga manusia seefektif mungkin, jangan berlebih
jumlah karyawannya sehingga banyak waktu menganggur yang
merupakan biaya, demikian juga sebaliknya, kekurangan tenaga akan
menimbulkan antrian di pusat pelayanan yang akan merugikan kedua
belah pihak.
3) Pergunakan ruangan yang tersedia seefisien mungkin, baik dari segi
besarnya ruangan dan pembagian ruangan.
4) Memelihara gudang dan peralatannya sebaik mungkin.
5) Menciptakan suatu sistem penataan yang lebih efektif untuk lebih
memperlancar arus barang.
b) Distribusi
1) Sistem Resep Perorangan
Keuntungan resep perorangan, yaitu:
a. Semua resep/order dikaji langsung oleh apoteker, yang
kemudian memberikan keterangan atau informasi kepada
pasien secara langsung.
b. Memberikan kesempatan interaksi profesional antara apoteker,
dokter, perawat, dan pasien.
c. Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat.
d. Mempermudah penagihan biaya perbekalan farmasi bagi
pasien.
Kelemahan/Kerugian sistem resep perorangan, yaitu:
a. Memerlukan waktu yang lebih lama
b. Pasien membayar obat yang kemungkinan tidak digunakan
2) Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)
Keuntungan persediaan lengkap di ruang, yaitu:
a. Pelayanan lebih cepat
b. Menghindari pengembalian perbekalan farmasi yang tidak
terpakai ke IFRS.
c. Mengurangi penyalinan order perbekalan farmasi.
Kelemahan persediaan lengkap di ruang, yaitu:
a. Kesalahan perbekalan farmasi sangat meningkat karena order
perbekalan farmasi tidak dikaji oleh apoteker.
b. Persediaan perbekalan farmasi di unit pelayanan meningkat,
dengan fasilitas ruangan yang sangat terbatas. Pengendalian
persediaan dan mutu, kurang diperhatikan oleh perawat.
c. Kemungkinan hilangnya perbekalan farmasi tinggi.
d. Penambahan modal investasi, untuk menyediakan fasilitas
penyimpanan perbekalan farmasi yang sesuai di setiap ruangan
perawatan pasien.
e. Diperlukan waktu tambahan lagi bagi perawat untuk menangani
perbekalan farmasi. Meningkatnya kerugian dan bahaya karena
kerusakan perbekalan farmasi.
3) Sistem Unit Dosis
Keuntungan Beberapa keuntungan sistem distribusi dosis unit yang
lebih rinci sebagai berikut:
a. Pasien hanya membayar perbekalan farmasi yang
dikonsumsinya saja.
b. Semua dosis yang diperlukan pada unit perawatan telah
disiapkan oleh IFRS.
c. Mengurangi kesalahan pemberian perbekalan farmasi.
d. Menghindari duplikasi order perbekalan farmasi yang
berlebihan.
e. Meningkatkan pemberdayaan petugas profesional dan non
profesional yang lebih efisien.
f. Mengurangi risiko kehilangan dan pemborosan perbekalan
farmasi.
g. Memperluas cakupan dan pengendalian IFRS di rumah sakit
secara keseluruhan sejak dari dokter menulis resep/order
sampai pasien menerima dosis unit.
h. Sistem komunikasi pengorderan dan distribusi perbekalan
farmasi bertambah baik.
i. Apoteker dapat datang ke unit perawatan/ruang pasien, untuk
melakukan konsultasi perbekalan farmasi, membantu
memberikan masukan kepada tim, sebagai upaya yang
diperlukan untuk perawatan psaien yang lebih baik.
j. Peningkatan dan pengendalian dan pemantauan penggunaan
perbekalan farmasi menyeluruh.
k. Memberikan peluang yang lebih besar untuk prosedur
komputerisasi.
Kelemahan:
a. Meningkatnya kebutuhan tenaga farmasi.
b. Meningkatnya biaya operasional
4) Sistem Kombinasi
Keuntungan sistem distribusi kombinasi yaitu:
a. Semua resep/order perorangan dikaji langsung oleh apoteker.
b. Adanya kesempatan berinteraksi dengan profesional antara
apoteker, dokter, perawat dan pasien/keluarga pasien.
c. Perbekalan farmasi yang diperlukan dapat segera tersedia bagi
pasien.
5. Mahasiswa mampu memahami syarat-syarat penyimpanan dan distribusi
di RS
Jawaban:
Menurut Modul Farmasi Rumah Sakit dan Farmasi Klinik Tahun 2016
Persyaratan dalam penyimpanan obat meliputi:
1) Stabilitas dan keamanan,
2) Sanitasi,
3) Cahaya,
4) Kelembaban,
5) Ventilasi, dan
6) Penggolongan jenis sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
Kesimpulan:
Berdasarkan skenario, sebaiknya perlu memperhatikan syarat-syarat
dalam penyimpanan khususnya dari segi stabilitas. Karena pada
skenario, obat Novolog yang disiapkan ternyata telah berubah warna
karena penyimpanannya tidak memperhatikan kestabilan (suhu) dari
obat Novolog tersebut.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujuan penyimpanan dan
distribusi obat di RS
Jawaban:
a. Penyimpanan
Menurut Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Rumah
Sakit, 2010
a) Memelihara mutu sediaan farmasi
b) Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
c) Menjaga ketersediaan
d) Memudahkan pencarian dan pengawasan
Menurut Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Rumah Sakit, 2019
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan
farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab,
menghindari kehilangan dan pencurian, serta memudahkan pencarian
dan pengawasan.
Menurut Manajemen Farmasi : lingkup apotek, farmasi rumah
sakit, industri farmasi, pedagang besar farmasi, 2016
Tujuan penyimpanan adalah :
a) Dapat mengoptimalkan penggunaan ruangan
b) Dapat meminimalisasi waktu dan tenaga yang diperlukan
c) Dapat memudahkan dalam pengambilan obat dan menghindari
kemungkinan salah ambil obat
d) Menjamin kualitas dan stabilitas obat
e) Memberi kenyamanan bagi karyawan yang mana akan berdampak
pada konsumen karena menyediakan stok obat dengan 5T (5
tepat) yaitu :
- Tepat jenis/item
- Tepat kuantitas
- Tepat kualitas
- Tepat waktu
- Tepat biaya
Menurut Farmasi Rumah Sakit, 2004
Prosedur dan kondisi penyimpanan bertujuan agar dapat
melindungi bahan baku, produk antara dan produk akhir dari
lingkungan dan bahaya keamanan.
Kesimpulan:
Adapun tujuan dari penyimpanan adalah untuk melindungi bahan
baku, memelihara mutu sediaan farmasi, mengoptimalkan
penggunaan ruang, memudahkan dalam pengambilan obat,
menghindari kesalahan dalam pengambilan obat, menghindari
penggunaan yang tidak bertanggung jawab, dan menghindari
kehilangan atau kecurian.
b. Distribusi
Menurut Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Rumah
Sakit, 2010
Tujuan pendistribusian: Tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit
pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis dan jumlah
Menurut Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Rumah Sakit, 2019
Tujuan pendistribusian adalah tersedianya sediaan farmasi dan BMHP
di unit-unit pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis dan jumlah.
Menurut Mutu Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas, 2019
Tujuan pendistribusian adalah :
a) Terlaksananya distribusi obat yang berdaya guna dan berhasil
dengan penyebaran yang merata, teratur serta mudah diperoleh
pada saat diperlukan.
b) Terjaminnya mutu obat serta ketepatan, kerasionalan dan
efensiensi penggunaan obat
c) Pemerataan pelayanan obat kepada masyarakat
Menurut Administrasi Farmasi 3, 2015
Tujuan distribusi adalah :
a) Terlaksananya pengiriman obat secara teratur dan merata
sehingga dapat diperoleh pada saat dibutuhkan
b) Terjamin kecukupan dan terpelihara efisiensi penggunaan obat di
unit pelayanan kesehatan
c) Terlaksana pemerataan kecukupan obat sesuai kebutuhan
pelayanan dan program kesehatan
Kesimpulan:
Adapun tujuan dari distribusi adalah terlaksananya distribusi obat yang
berdaya guna dan berhasil dengan penyebaran yang merata, teratur
serta mudah diperoleh pada saat diperlukan, tersedianya sediaan
farmasi dan BMHP di unit-unit pelayanan secara tepat waktu, tepat
jenis dan jumlah.
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan metode penyimpanan
dalam skenario
Jawaban:
Dalam skenario, metode penyimpanannya belum menerapkan sistem
LASA dengan metode Tall Lettering. Oleh karena itu, sebaiknya
menggunakan metode Tall Lettering agar dapat meminimalisir kesalahan
pengambilan obat.
c. Untuk obat-obatan yang sama suara di mana huruf Tall Man tidak
berlaku nama kepemilikan (merek atau merek dagang) dapat
ditambahkan untuk membedakan antara obat-obatan.
Pelayanan Farmasi
pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pasien,
yang meliputi nama barang, jumlah barang, tanggal kadaluarsa, nomor batch,
sertifikat yang diperlukan untuk bahan kimia maupun alat kesehatan, tanggal
Penyimpanan Obat
bangsal-bangsal-emergency kit).
Resiko Sedang
Tinggi Rendah
kebocoran
Struktur organisasi
Diperlukan pengaturan tugas yang jelas serta siapa yang bertanggung
jawab pada tiap tahapan
Pengeluaran barang
1. Sistem FIFO (First in First out)
2. Sistem FEFO (First Expired First Out)
3. Administratif
Peningkatan efisiensi
Suasana kerja : kebersihan ruangan, ventilasi
Petunjuk pelaksanaan alur kerja
Supervisi
Kontrol penyimpanan
1. Stock opname
2. Memantau stock dengan kartu stock
3. Pengelolaan obat yang me merlukan suhu tertentu
PENGENDALIAN APOTEK/FARMASI RUMAH SAKIT
Pengendalian dapat berupa pengendalian uang (baik uang tunai ataupun
piutang) dan pengendalian barang (yang terdiri dari barang regular dan
khusus).
Pengendalian Barang Reguler
Cek stock
Pengendalian Harga
Pengendalian Barang Macet
Pengendalian Barang Kadaluarsa
Pengendalian Barang Khusus
Narkotika & Psikotropika dengan cara Standarisasi
Pengendalian Barang Macet
Kriteria barang macet : tidak masuk dalam transakasi penjualan selama 3
bulan terakhir dan tidak ada pengeluaran dari gudang sejak 3 bulan.]
Tata cara pengendalian barang macet
1) Setiap bulan, petugas gudang menerima Data Barang Macet dari SIM
2) Petugas Gudang memeriksa kembali : apakah barang tsb masuk kriteria
barang macet, kesesuaian Jumlah dan jenis barang
3) Barang macet disimpan berdasarkan produsen/ vendor
4) Lalu Membuat kesepakatan dengan vendor, Apakah barang dapat
dikembalikan / tidak yang mana :
a. Jika dapat dikembalikan maka :
- Barang macet & faktur Diserahkan ke Bagian Pembelian untuk
diretur
- Dibuat Berita Acara Retur Barang
- Lalu diarsipkan
b. Jika tidak dapat dikembalikan maka :
- Untuk barang layak jual, dapat dijual dan tanpa R/ dokter maka
barang tersebut Disimpan di etalase dan diusahakan terjual
- Untuk barang tidak layak jual dan tidak dapat dijual tanpa R/ dokter
maka barang tersebut Dikumpulkan & dimusnahkan (kerugian
apotik)
Pengendalian Barang Kadaluarsa
Tata cara pengendalian barang kadaluarsa
1) Setiap Bulan, SIM mengeluarkan data berupa Daftar Barang Kadaluarsa 6
bulan ke depan Untuk Petugas Gudang
2) Petugas Gudang cek ke etalase dan gudang
3) Barang ditarik ke gudang & ditandai
4) Disiapkan faktur pembelian
5) Barang & faktur diserahkan ke Bag. Pembelian
6) Proses retur ke vendor
Pengendalian Narkotika Dan Psikotropika
Pelayanan di apotek :
Ketika ada Resep masuk yang mana mengandung narkotika dan psikotropika
maka Petugas (AA) menerima dan menyiapkan obat yang dibutuhkan lalu Isi
kartu stock dan form kendali pemakaian narkotika dan psikotropika kemudian
barulah obat tersebut dapat diserahkan.
Adapun istilah dalam pengendalian obat narkotika dan psikotropika adalah
Kartu stok obat berisi nama, dosis, sediaan obat, satuan, tanggal dan jam
pemakaian, keterangan, jumlah obat masuk, keluar dan sisa serta paraf
petugas.
Form kendali pemakaian narkotika / psikotropika berisi tanggal, jam obat
dipakai, nama dokter yang meresepkan, nama dan alamat pasien yang
memerlukan, nama, jumlah obat yang digunakan, sisa stok obat serta acc
apoteker ybs.
Form serah terima narkotika / psikotropika antar shift berisi tanggal, jam
serah terima, nama dan jumlah sisa obat, serta nama dan paraf petugas yang
menyerahkan dan menerima.
Struktur Organisasi Dalam Pelayanan Farmasi Satu Pintu
Seto, S., Nita, Y. dan Triana, L., 2012. Manajemen Farmasi : Lingkup Apotek,
Farmasi Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi, Industri Farmasi, ed.
4, Penerbit Universitas Airlangga, Surabaya.
Siregar, CJP., Amalia, L., 2003, Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan,
EGC : Jakarta.
Ulfah, Siti Sahirah dan Soraya R. W., Review Artikel: Medication Errors Pada
Tahap Prescribing, Transcribing, Dispensing, dan Administering.,
Jurnal Farmaka Volue 15 Nomor 2.