IFRS
Proses Pembentukan Standar
Topik diidentifikasi dan diletakkan pada agenda dewan => Dilakukan riset dan analisis
terhadap topik terkait => Penjelasan standar yang diajukan kepada publik => Dewan
mengevaluasi riset dan respon publik dan menerbitkan rancangan sementara (Draft
Exposure) => Dewan mengevaluasi respon dan perubahan rancangan sementara =>
Standar diterbitkan.
Karakteristik IASB
1. Keanggotaan: 16 anggota, dikontrak 5 tahun, berasal dari negara berbeda
2. Otonomi: Bukan merupakan bagian organisasi profesional manapun, hanya
bertanggung jawab kepada IFRS Foundation
3. Independen: Anggotanya harus benar-benar bersih dari profesi sebelumnya, ditunjuk
berdasar keahlian.
4. Voting: 9 dari 16 suara dibutuhkan untuk mengesahkan dan menerbitkan IFRS.
Tiga bentuk pernyataan standar
1. International Financial Reporting Standards (IFRS)
2. Conceptual Framework for Financial Reporting (berisi tujuan dasar dan konsep
sebagai pedoman dewan dalam mengembangkan standar dan menyelesaikan masalah
praktis)
3. International Fiancial Reporting Standards Interpretations
Dibuat IFRS Interpretation Committe
Isi:
a. Identifikasi isu pelaporan keuangan terbaru yang tidak dapat diselesaikan sengan
IFRS
b. Isu yang berlawanan dengan interpretasi yang dikembangkan
Hierarki IFRS
Sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran di antara
kedua belah pihak.
Dua faktor yang dapat memperumit pengukuran harga pertukaran adalah adanya
1. diskon dagang – digunakan untuk mengutip harga yang berbeda dari pembelian dalam
kuantitas yang berbeda pula atau untuk menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya.
2. diskon tunai – diberikan sebagai stimulus sehingga pembeli membayar hutang secepatnya.
Menggunakan ‘terms’ ; 1/10 , n/30 ; 2/10 , n/60
Kas 6000
Piutang usaha 6000
Penilaian Piutang
Piutang tak tertagih = hilangnya potensi pendapatan, penurunan aset piutang, dan
penurunan terkait dengan pendapatan dan ekuitas.
Pelaporan piutang melibatkan:
1. Klasifikasi = melibatkan penentuan lamanya waktu setiap piutang akan beredar.
Piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi
diklasifikasikan sebagai piutang lancar.
Piutang lainnya diklasifikasikan sebagai Piutang jagka panjang
2. Valuasi = Piutang jangka pendek dinilai dan juga dilaporkan pada nilai realisasi bersih/
jumlah bersih yang akan diterima sebagai kas.
Penentuan nilai realisasi bersih memerlukan perhitungan atas piutang yang tak
tertagih dan juga retur penjualan serta pengurangan harga yang diberikan.
Metode dalam valuasi piutang
1. Metode Penghapusan langsung = hanya boleh digunakan jika jumlah tidak material
Ketika terdapat piutang yang kira-kira dapat tertagih
BKP
Piutang
Kelemahan dari metode ini : gagal menandingkan biaya terhadap pendapatan pada periode
yang bersangkutan, piutang tidak dinyatakan pada nilai realisasi kas, dan tidak dapat
diterima untuk pelaporan keuangan
2. Metode Penyisihan = estimasi yang dibuat terkait dengan estimasi piutang tak tertagih
dari penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar.
Terdapat tiga esensi :
1. perusahaan mengestimasi piutang usaha yang tidak tertagih
2. perusahaan mendebet estimasi tersebut ke BKP dengan kredit CKP
3. Ketika ingin menghapus , maka mendebet CKP dan mengkredit Piutang
Perusahaan menilai penurunan terhadap piutang di setiap periode pelaporan. Peristiwa yang
memungkinkan terjadinya penurunan antara lain:
2. kegagalan pembayaran
3. negoisasi ulang persyaratan piutang karena kesulitan keuangan pelanggan
4. penurunan estimasi arus kas masa depan dari kelompok piutang sejak pengakuan awal,
meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi dengan aset dalam kelompok perusahaan
tersebut.
Kalau gain :
Piutang
Unrealized holding gain or loss-income
Kalau Loss :
Unrealized holding gain or loss-income
Piutang
Pengukuran :
Rumus :
Face value (nilai nominal) xxx
PV Pokok (nilai nominal x PVFn,ip) xxx
PV Bunga (nilai nominal x n x iw x PVF-OAn,ip) xxx
PV Wesel xxx
1
PVF =
(1+ip)n
1
1− n
PVF-OA = (1+ip)
ip
1. Ketika mencatat penerbitan piutang wesel
Piutang Wesel
Kas