Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN JURNAL

Judul jurnal : Evaluasi Implementasi Sistem Referral Di Pusat Kesehatan Masyarakat Abeli ,
Kendari, Indonesia
Tahun : 2017
Penulis : Sartini Risky dan Ari Novitasari

A. Ringkasan abstrak

Tingkat rujukan di Sulawesi Tenggara pada fasilitas kesehatan tingkat pertama masih
tinggi, yang mencapai 17% pada 2016. Idealnya, tingkat rujukan maksimum pada fasilitas
tingkat pertama tidak boleh lebih dari 5%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
implementasi sistem rujukan tingkat pertama dalam hal ketersediaan tenaga kesehatan, fasilitas
dan obat-obatan, dan pemahaman petugas kesehatan tentang sistem rujukan di Pusat Kesehatan
Masyarakat Abeli. Metode: Wawancara mendalam dilakukan dengan total 5 manajer fasilitas
kesehatan. Semua bahan dianalisis menggunakan pendekatan analisis tematis kualitatif. Hasil:
Tiga tema muncul dari data; yaitu sumber daya manusia (Kurangnya tanggung jawab bidan,
Kurangnya komunikasi antara staf, Kurangnya jumlah dokter, Pemahaman petugas kesehatan
tentang sistem rujukan), ketersediaan fasilitas, dan ketersediaan obat-obatan.

B. Latar Belakang

Rujukan dalam perawatan kesehatan didefinisikan sebagai proses di mana seorang


petugas kesehatan pada satu tingkat sistem kesehatan, memiliki sumber daya yang tidak
mencukupi (obat-obatan, peralatan, keterampilan) untuk mengelola kondisi klinis , mencari
bantuan dari fasilitas sumber daya yang lebih baik atau berbeda pada tingkat yang sama atau
lebih tinggi untuk membantu, atau mengambil alih pengelolaan, kasus klien. Alasan utama untuk
memutuskan merujuk kasus darurat atau rutin meliputi: untuk mencari pendapat ahli tentang
klien, layanan tambahan atau berbeda untuk klien, mencari penerimaan dan manajemen klien,
dan penggunaan alat diagnostik dan terapeutik. Namun, sebagian besar orang di negara
berkembang sering melewatkan fasilitas kesehatan tingkat pertama, dan langsung pergi ke
fasilitas tingkat lanjut. Sebagai akibatnya, tingkat rujukan dalam fasilitas tingkat lanjut lebih
tinggi karena kurangnya pemanfaatan dan kualitas fasilitas kesehatan tingkat pertama

C. Metode Penelitian
Desain ini menggunakan desain deskriptif kualitatif, yang melibatkan wawancara
mendalam dan observasi partisipatif untuk mengeksplorasi implementasi sistem rujukan tingkat
pertama dalam hal ketersediaan tenaga kesehatan, fasilitas dan obat-obatan, dan pemahaman
petugas kesehatan tentang sistem rujukan di Pusat Kesehatan Masyarakat Abeli. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari - Maret 2017 di Pusat Kesehatan Masyarakat Abeli. Subjek
penelitian Dalam penelitian ini, lima peserta direkrut melalui purposive sampling, yang terdiri
dari seorang dokter, seorang perawat kepala IGD, seorang bidan, kepala CEmONC, dan seorang
apoteker.

D. Hasil

1. Sumber Daya Manusia Kurangnya tanggung jawab bidan Dari wawancara, peserta
(bidan) menyatakan bahwa ketersediaan tenaga kesehatan di Puskesmas Abeli tidak
memadai. . Meskipun memiliki jumlah bidan yang cukup, tetapi hanya ada satu pegawai
pemerintah (bidan), dan yang lainnya tidak. Peserta berpendapat bahwa pusat kesehatan
ini harus memiliki lebih banyak pegawai negeri sipil bidan yang bertindak sebagai orang
yang bertanggung jawab. Dengan kata lain, mereka yang bukan pegawai pemerintah
mungkin tidak cukup bertanggung jawab dengan pekerjaan yang ditugaskan. Kurangnya
komunikasi antar staf Di sisi lain, departemen CEmONC juga merasa kewalahan dengan
kurangnya sumber daya dan komunikasi untuk melakukan proses rujukan.
2. Ketersediaan fasilitas Peserta melaporkan bahwa fasilitas di puskesmas ini memadai,
tetapi masih kekurangan peralatan, terutama alat untuk pemeriksaan bidan dan dokter.
Pusat kesehatan ini masih dalam proses akreditasi, sehingga setiap fasilitas dalam
pengaturan.
3. Ketersediaan obat Semua peserta melaporkan bahwa ketersediaan obat di pusat
kesehatan ini cukup. Dokter meresepkan pasien berobat, kemudian pasien minum obat di
apotek di dalam puskesmas. Namun, ada kondisi tertentu bahwa obat tidak diresepkan di
pusat, karena pasien sendiri mengajukan permohonan penukaran di apotek selain di pusat
kesehatan. Jika obat itu kurang, maka dokter meresepkan obat lain dengan dosis yang
sama. Namun, itu tidak praktis. Beberapa obat tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan
dan perlu ditemukan di tempat lain.

Pemasalahan :
Permasalahannya yaitu masalah yang mempengaruhi proses rujukan di layanan kesehatan tingkat
pertama yaitu puskesmas Abeli karena kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan seperti dokter
dan bidan, serta kurangnya fasilitas kesehatan dan obat obatan.

Solusi :
Sebaiknya di puskesmas Abeli bisa meningkatkan adanya ketersediaan tenaga kesehatan yang
profesional, serta adanya fasilitas kesehatan yang cukup dan ketersediaan obat-obatan sehingga
dapat mengurangi adanya rujukan dari puskesmas abeli.

TUGAS
SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

KELAS L2

KELOMPOK :

EGY FAHRIAR (P201801065)


HELDA NATASYA J.H (P201801049)
NIRSAN (P201801043)
ASTINEDILA (P201801064)
YUSNI (P201801059)

PROGRAM STUDI SI-ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA

KENDARI 2019

Anda mungkin juga menyukai