Anda di halaman 1dari 24

POKOK POKOK MATERI

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah


segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik
individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan
batasan ini tersirat unsure-unsur input (sasaran dan pendidik dari
pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang
diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku
kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan. (Notoadmojo, 2012).
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi, dan menurut WHO yang
paling baru ini memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan
batasan sebelumnya yang mengatakan, bahwa kesehatan adalah
keadaan sempurna, baik fisik maupun mental dan tidak hanya bebas
dari penyakit dan cacat (Notoatmodjo, 2012).
Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan
dalam bidang kesehatan. Secara opearasional pendidikan kesehatan
adalah semua kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan
pengetahuan, sikap, praktek baik individu, kelompok atau masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2012). A. Peranan Pendidikan Kesehatan

Ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan

mengacu kepada H.L.Blum. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan

mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan. Disusul

oleh perilaku mempunyai andil nomor dua. Pelayanan kesehatan, dan

keturunan mempunyai andil kecil terhadap status kesehatan.

Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar


belakangi atau dipengaruhi 3 faktor pokok yakni :

152
1) Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)
2) Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)
3) Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing
factors)
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan

pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku

sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan

nila-nilai kesehatan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah suatu

usaha ntuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka

berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.

B. Proses Pendidikan Kesehatan

Pokok dari pendidikan kesehatan adalah proses belajar.


Kegiatan belajar terdapat tiga persalan pokok, yakni :
1) Persoalan masukan (input)
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan
adalah menyangkut sasaran belajar (sasaran didik)
yaitu individu, kelompok atau masyarakat yang sedang
belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya.
2) Persoalan proses

Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya


perubahan kemampuan (prilaku) pada diri subjek belajar
tersebut. Di dalam proses ini terjadi pengaruh timbale balik
antara berbagai faktor, antara lain : subjek belajar, pengajar
(pendidik atau fasilitator) metode dan teknik belajar, alat
bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.
3) Keluaran (output)
Keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa

kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar. Faktor-

faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam 4 kelompok

besar, yakni: Faktor materi (bahan mengajar), lingkungan,

instrumental, dan subjek belajar. Faktor instrumental ini terdiri dari

perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan

153
belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti

fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan sebagainya.

C. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat


sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya:
Pendidikan Kesehatan di Keluarga
1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah
dengan sasaran guru dan murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya
kesehatan sekolah (UKS)
2) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat

kesehatan masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun khusus dengan sasaran pasien

dan keluarga pasien

3) Pendidikan kesehatan di tempat – tempat kerja dengan


sasaran buruh atau karyawan
4) Pendidikan Kesehatan di tempat umum ,misalnya
pasar,terminal,bandar udara,tempat-tempat pembelanjaan,tempat tempat olah raga,
taman kota, dsb.
D. Aspek Sosial Budaya Dalam Pendidikan Kesehatan Aspek Budaya yang

Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

1) Persepsi masyarakat terhadap sehat dan sakit


Masyarakat mempunyai batasan sehat atau sakit yang berbeda

dengan konsep sehat dan sakit versi sistem medis modern

(penyakit disebabkan oleh makhluk halus, guna-guna, dan dosa

2) Kepercayaan
Kepercayaan dalam masyarakat sangat dipengaruhi tingkah laku

kesehatan, beberapa pandangan yang berasal dari agama tertentu

kadang-kadang memberi pengaruh negatif terhadap program

kesehatan. Sifat fatalistik atau Fatalisme adalah ajaran atau paham

bahwa manusia dikuasai oleh nasib. Seperti contoh, orang-orang

Islam di pedesaan menganggap bahwa penyakit adalah cobaan dari

Tuhan, dan kematian adalah kehendak Allah. Jadi, sulit

menyadarkan masyarakat untuk melakukan pengobatan saat sakit.

154
3) PendidikanMasih banyaknya penduduk yang berpendidikan
rendah, petunjuk-petunjuk kesehatan sering sulit ditangkap apabila cara
menyampaikannya tidak disesuaikan dengan tingkat pendidikan khayalaknya.
4) Nilai Kebudayaan
Masyarakat Indonesia terdiri dari macam-macam suku
bangsa yang mempunyai perbedaan dalam memberikan nilai
pada satu obyek tertentu. Nilai kebudayaan ini memberikan
arti dan arah pada cara hidup, persepsi masyarakat terhadap
kebutuhan dan pilihan mereka untuk bertindak.

2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan

Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan secara umum


yaitu untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam
bidang kesehatan. Selain hal tersebut, tujuan dan manfaat
pendidikan kesehatan ialah:
a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat


sarana pelayanan kesehatan yang ada.
d. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang
lebih besar pada kesehatan (dirinya).
e. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan mencegah
penyakit menular.
f. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga
dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap derajat
kesehatan masyarakat.
g. Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan terhadap

berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup

155
dan perilaku sehat sehingga angka kesakitan terhadap pnyakit
tersebut berkurang (Notoatmodjo, 2007, Suliha, 2005).

Menurut Susilo (2011) tujuan pendidikan kesehatan terdiri dari :


1) Tujuan kaitannya dengan batasan sehat
Menurut WHO (1954) pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah

perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi

perilaku sehat. Seperti kita ketahui bila perilaku tidak sesuai dengan

prinsip kesehatan maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan

terhadap kesehatan. Masalah ini harus benar-benar dikuasai oleh

semua kader kesehatan di semua tingkat dan jajaran, sebab istilah

sehat, bukan sekedar apa yang terlihat oleh mata yakni tampak

badannya besar dan kekar. Mungkin saja sebenarnya ia menderita

batin atau menderita gangguan jiwa yang menyebabkan ia tidak stabil,

tingkah laku dan sikapnya. Untuk menapai sehat seperti definisi

diatas, maka orang harus mengikuti berbagai latihan atau mengetahui

apa saja yang harus dilakukan agar orang benar-benar menjadi sehat.

2) Mengubah perilaku kaitannya dengan budaya


Sikap dan perilaku adalah bagian dari budaya. Kebiasaan, adat
istiadat, tata nilai atau norma, adalah kebudayaan. Mengubah
kebiasaan, apalagi adat kepercayaan yang telah menjadi norma
atau nilai di suatu kelompok masyarakat, tidak segampang itu
untuk mengubahnya. Hal itu melalui proses yang sangat panjang
karena kebudayaan adalah suatu sikap dan perilaku serta cara
berpikir orang yang terjadinya melalui proses belajar.
Meskipun secara garis besar tujuan dari pendidikan kesehatan
mengubah perilaku belum sehat menjadi perilaku sehat, namun
perilaku tersebut ternyata mencakup hal yang luas, sehingga
perlu perilaku tersebut dikategorikan secara mendasar. Susilo
membagi perilaku kesehatan sebagai tujuan pendidikan
kesehatan menjadi 3 macam yaitu :

156
a) Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di
masyarakat. Dengan demikian kader kesehatan mempunyai tanggung jawab di dalam
penyuluhannya mengarahkan pada keadaan bahwa cara-cara hidup sehat menjadi kebiasaan
hidup masyarakat sehari-hari.
b) Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya
sendiri maupun menciptakan perilaku sehat di dalam kelompok. Itulah sebabnya dalam hal ini
Pelayanan Kesehatan Dasar (PHC = Primary Health Care) diarahkan agar dikelola sendiri oleh
masyarakat, dalam hal bentuk yang nyata adalah PKMD. Contoh PKMD adalah Posyandu.
Seterusnya dalam kegiatan ini diharapkan adanya langkah-langkah mencegah timbulnya penyakit.
c) Mendorong berkembangnya dan penggunaan sarana pelayanan
kesehatan yang ada secara tepat. Ada kalanya masyarakat memanfaatkan sarana kesehatan
yang ada
secara berlebihan. Sebaliknya sudah sakit belum pula
menggunakan sarana kesehatan yang ada
sebagaimana

mestinya.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan yaitu:


a. Dimensi Sasaran
1) Pendididkan kesehatan individual dengan sasaran individu.
2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat.
b. Dimensi Tempat Pelaksanaannya
1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan
sasaran murid yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan Upaya Kesehatan
Sekolah (UKS).

157
2) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat

Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun khusus dengan sasaran pasien

dan keluarga pasien.

3) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran


buruh atau karyawan.
c. Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan
1) Promosi kesehatan (Health Promotion) Misal : peningkatan gizi,
perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
2) Perlindungan khusus (Specific Protection) Misal : Imunisasi
3) Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt
Treatment) Misal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko
kecacatan.
4) Rehabilitasi (Rehabilitation) Misal : dengan memulihkan
kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.
4. Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat menurut Kus Irianto (2004: 22). Praktek


kebiasaan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari baik saat
siswa berada di kelas maupun di luar kelas. Sesangkan menurut
Soekidjo (1993: 59). Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon
seseorang (Organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit
dan penyakit sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
Jadi pola hidup sehat disini dapat disebut juga suatu kebiasaan yang

baik tentang memelihara kesehatan, dimana kebiasaan tersebut sudah

berjalan dalam waktu yang cukup lama, sehingga seolah-olah telah menjadi

kebiasaan yang tidak terpisahkan dari orang tersebut.Sehingga pola atau

kebiasaan hidup sehat harus ditanamkan sedini mungkin.

Lebih rinci lagi tentang pembinaan serta pemeliharaan hidup


sehat yaitu meliputi, menjaga kesehatan kulit, memelihara kebersihan
kuku, memelihara kebersihan rambut, memelihara kebersihan dan
kesehatan mata, memelihara kebersihan mulut dan gigi, serta
memakai pakaian yang bersih dan serasi.

158
Tidak kalah pentingnya yaitu makan makanan yang bergizi,
adapun menurut Slamet & Edy. S.M, (2010: 10) zat gizi dapat
dikelompokkan dalam beberapa golongan sebagai berikut. (1) Zat
tenaga (hidrat arang/zat tepung, lemak), (2) Zat pembangun (protein,
mineral, air), (3) Zat pengatur (vitamin, mineral, air), zat tersebut
sangat baik karena sangat dibutuhkan tubuh, khususnya anak-anak
karena sangat membantu dalam masa pertumbuhan.
Pola hidup sehat yaitu segala upaya unuk menerapkan
kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindari kebiasaan buruk yang dapat menggangu kesehatan
(Soenarjo R.J, 2002: 17). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
pola hidup sehat yaitu: (1) pola kebersihan diri, (2) pola makanan dan
minuman yang sehat, (3) pola gerak badan atau olahraga, (4) pola
keseimbangan kegiatan, (5) pola pencegahan dan kesehatan diri.
5. Kesehatan Pribadi

Kesehatan pribadi adalah segala usaha atau tindakan yang


dilakukan setiap orang sehingga kesehatan badan dan rohani akan
terpelihara, dan merupakan kebutuhan sehari- hari, (Slamet SR, 1994:4).
Jadi kesehatan pribadi merupakan usaha atau perilaku manusia untuk
menjaga kesehatannya sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhi ada 8
aspek yaitu : kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan, makanan, hidup
teratur, daya tahan tubuh, pencegahan terhadap penyakit, fasilitas
penunjang kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan.
Masyarakat adalah terbentuk dari pribadi-pribadi sebagai anggota
masyarakat. Untuk membentuk masyarakat yang sehat jasmani maka
dibina terlebih dahulu kesehatan perorangan dengan sebaik- baiknya.
Dalam kesehatan pribadi selalu ada kaitannya dengan makanan,
kesehatan dan mengenai kehidupan keluarga. Untuk dapat hidup sesuai
dengan aturan-aturan kesehatan tetapi juga dimengerti benar tentang
penting besarnya arti kesehatan bagi kehidupan, maka tidak akan susah
untuk dapat terhindar dari penyakit. Kesenangan hidup hanya dapat
terlaksana dengan bekal kesehatan (Engkos Kosasih, 1993:148).

159
Masa pertumbuhan pada anak adalah pada saat anak berusia antara 6

- 12 tahun dan ini merupakan usia yang rawan terhadap penyakit. Pola
pembinaan menuju terbentuknya perilaku hidup sehat merupakan
bagian penting dari pembinaan usia sekolah dasar. Mencegah selalu lebih

mudah dari pada mengobati, sebab itu penting sekali mengusahakan agar

pada anak usia 6 - 12 tahun supaya orang tua dan guru dapat berbuat dan

melakukan usaha pencegahan.


Hidup sehat sangat didambakan oleh umat manusia
karena

bila kesehatannya terganggu akan berakibat pada dirinya sendiri.


Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan
kebahagiaan. Oleh karena itu sangat bijaksana bila kesehatan
pribadi selalu dipelihara dan ditingkatkan.
Kesehatan pribadi adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan

(Depdikbud, 1983 :1). Sjarifudin (1979 :2), berpendapat bahwa kesehatan pribadi

yaitu usaha untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Kesehatan pribadi berkenaan

dengan pribadi masing-masing yang bersifat individu.

Setiap manusia dapat tetap hidup sehat apabila kesehatan pribadi

selalu diperhatikan dan perlu berbagai usaha secara aktif. Selanjutnya yang

dimaksud sehat pribadi seutuhnya merupakan sehat fisik, mental dan sosial

yang ketiga- tiganya tidak dapat dipisahkan (Mu’rifah, 1992 :1).

Segala sesuatu seperti kesehatan pribadi pasti ada sebab dan

akibatnya. Begitu pula dengan penyakit. Sebagian besar dari penyakit telah

diketahui apa penyebabnya, cara penularannya, cara perawatan, dan cara

pengobatannya bagi penderita. Pengetahuan tersebut telah menyelamatkan

dan memperpanjang hidup berjuta- juta manusia diseluruh dunia. Namun

keberhasilan itu tidak selalu dicapai dengan mudah.

a. Pola Kebersihan Diri

Menurut Soenarjo R.J, (2002: 20) menjaga kebersihan diri


bukanlah hal yang mudah, namun bukan pula hal yang sulit
untuk dilaksanakan. Memelihara kebersihan diri secara optimal
tak mungkin akan terwujud tanpa ada penanaman sikap hidup
bersih dan contoh teladan dari orang tua atau masyarakat.

160
Kebersihan diri meliputi:

1) Kebersihan Kulit
Kulit merupakan bagian terluar dari badan, berbagai rangsangan

dari luar akan diterima oleh kulit terlebih dahulu, terhindarnya dari

gangguan kulit akan menimbulkan perasaan senang, tidak ada gatal,

cacat kulit, dan percaya diri. Untuk menjaga kebersihan kulit salah

satunya dengan mandi, mandi adalah membersihkan kotoran yang

menempel pada badan dengan menggunakan air bersih dan sabun (Kus

Irianto, 2004: 85). Mandi yang baik minimal 2 kali dalam sehari, maka

kita tidak mengalami bau badan.

2) Kebersihan Hidung
Hidung sebaiknya dibersihkan padawaktu mandi, bila
bersin tutuplah dengan sapu tnagan karena ingus dapat
mengandung berbagai macam penyakit.
3) Kebersihan Telinga
Telinga merupakan bagian tubuh yang menerima rangsangan

berupa suara/getaran udara (Soenarjo R.J, 2002: 54-61). Dalam

membersihkan telingga digunakan alat pembersih yang lunakdan bersih

misalnya dengan kain, sedangkan yang dibersihkan bagian luarnya saja,

jangan membersihkan telingan dengan benda-benda keras dan tajam

karena akan mengakibatkan luka paa telinga bagian dalam.

4) Kebersihan Gigi
Menurut (Djonet Soetomo, 1979: 94). Mulut dan gigi
sangat berguna dalam pencernaan makanan, waktu berbicara,
membentuk paras muka, dan perkembangan jiwa seseorang.
Adapun unutk menjaga kebersihan mulut dan gigi adalah:
a) Menggosok gigi paling sedikit 3 kali sehari.
b) Jangan makan atau minum yang terlalu panas.
c) Jangan membiasakan menggigit yang terlalu keras.
d) Periksakan gigi kedokter secara teratur.

5) Kebersihan tangan dan kuku.

161
Tangan dan kuku merupakan bagiantubuh yang sering

berhubungan langsung dengan benda lain, dengan kotoran, dan

dengan makanan. Dengan deminkian seseorang harus membersihkan

tangan apabila akan makan. Cara membersihkan dengan menyiram

tangan dengan air bersih dan sabun. Kuku sebaiknya dipotong pendek

agar mudah dalam membersihkan sehingga tidak menjadi sarang bibit

penyakit (Kus Irianto, 2007: 86).

6) Kebersihan Rambut
Menurut Djonet soetatmo, (1979: 30) rambut merupakan
bagian dari badan yang berfungsi pelindung kepala dan
member keindahan.pencucian rambut atau karmas usaha untuk
memelihara rambut agar terlihat bersih, frekuensi pencucian
sangat tergantung pada tebal tipisnya rambut, pada umumnya
pencucian rambut dengan menggunakan sampo.
7) Kebersihan Kaki
Menurut Kus Irianto, (2007: 86) kaki adalah salah satu anggota

badan manusia yang merupakan anggota gerak bawah manusia yang

banyak berhubungan dengan apa saja (Soenarjo, R.J. 2002: 54-61).

Menjaga kebersihan kaki bias dilakukan dengan cara mencuci kaki

dengan menggunakan sabun dan memotong kuku kaki.

b. Pola makanan dan minuman sehat

Dengan adanya pengetahuan nutrisi maka seseorang akan

mampu dalam menyediakan dan menghidangkan makanan secara

seimbang, dalamarti kompesisi antara kalori, protein, vitamin dan

mineral,komposisi ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Pemenuhan unsure-unsur dalam kompesisi makanan menunjang

tercapainya kondisi yubuh yang sehat, adapun fungsi makanan bagi

tubuh: mengurangi dan mencegah rasa lapar, mengganti sel-sel yang

rusak, untuk pertumbuhan badan, sebagai sumber tenaga, membantu

menyembuhkan penyakit.

162
Menurut Sumintarsih, (2008: 14) pola makanan yang sehat
adalah pola makan yang seimbang antara karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, air, dan serat makanan.
Criteria makanan yang sehat adalah 4 sehat 5 sempurna. Pola

tersebut perlu dilengkapi dengan criteria makanan sehat berimbang

meliputi: (1) Cukup Kuantitas, (2) Proporsional, (3) Cukup kualitas, (4)

Sehat, (5) Makanan segar alami, (6) Makanan nabati, (7) Cara memasak,

(8) Teratur dalam penyajian, (9) Minum air 8 gelas sehari


(DJoko Pekik. I, 2007: 25).
Secara umum ada 3 kegunaan makanan bagi tubuh
(triguna makanan), yaitu sumber tenaga (karbohidrat,
lemak, pootein), sumber zat pembangun (protein, air), dan
sumber zat pengatur (vitamin dan mineral).
c. Pola kegiatan seimbang

Terus menerus melakukan kegiatan fisik tanpa istirahat akan

menggangu kesehatan. Sebaliknya terlalu banyak istirah dan kurang

bergerak juga akan membuat kesegaran tubuh menurun, oleh karena

itu harus ada keseimbangan antara aktifitas dan istirahat.

Aktivitas kehidupan mengakibatkan kelelahan, agar


sembuh dari keletihan maka perlu adanya rekreasi,
istirahat dan tidur (Slamet & Edy, S.M, 2010: 10).
1) Rekreasi
Menurut Djonet Soetatmo, (1979: 4) rekreasi atau “re-creation”
berarti kesu kaan atau kesenangan penegrtian lain adalah
menciptakan kembali, mengembalikan sesuatu yang keluar/hilang.

Banyak macam olahraga yang dijadikan rekreasi misalnya:

berburu dan memancing. Kegiatan-kegiatan itu mengembalikan

energi yang hilang atau menyegarkan pikiran dan menjernihkan

perasaan yang kalut. Hubungan dengan kesehatan pribadi akan

didapat kesegaran jasmani maupun kesehatan mental kembali,

sehingga dapat mengerjakan pekerjaan atau tugas sehari-hari

dengan tenaga baru dan pikiran yang jernih.

163
2) Istirahat
Istirahat adalah suatu keadaan tanpa kegiatan baik dalam tubh

atau pikiran. Istirahat tidak ahanya mengurangi aktivitas otot, akan

tetapi juga meringankan ketegangan pikiran, dan menentramkan

rohani. Istirahat dapat dipenuhi dengan berbagai cara, misalnya:

mendengarkan radio, menonton televisi, melihat perlombaan,

membaca buku (Kus Irianto, 2004: 88).

3) Tidur
Menurut Kus Irianto, (2004: 88) tidur adalah suatu periode waktu

dimana kegiatan dan tubuh serta pikiran tenggelam kedalam keadaan

sangat damai, dan kemudian bangun dalam keadaan segar dan

kuatkembali untuk meneruskan tugas-tugas rutin kehidupan.

d. Pola gerak badan dan olahraga

Olah raga adalah aktivitas gerak yang menggunakan otot-


otot sadar, kegagalan untuk menggunakan atau menggerakanya
secara cukup akan membuatnya lemah dan kendur, secara
otomatis akan mengakibatkan kelemahan pada organ-organ
tubuh dan sistem yang dibentuk otot-otot tak sadar.
Manfaat gerak badan atau olahraga, antara lain:
1) Mengatur tonus dan menguatkan setiap organ tubuh serta
sistem dalam tubuh.
2) Membantu menenangkan ketegangan, membuat tidur
lebih nyinyak.
3) Menguatkan pengendalian diri, meningkatkan mutu kerja
pikiran dan meningkatkan rasa segar.
4) Mengurangi rasa tertekan dan cemas.
5) Menurunkan steres emosional.
6) Menurunkan lemak darah (meningkatkan kolestrol baik)
menghindarkan dari penyakit jantung dan stroke.

164
7) Mengurangi resistensi insulin, membantu mengendalikan kadar gula

darah, dan bermanfaat pada pengobatan diabetes.

8) Membantu menghilangkan sembelit.


9) Melindungi terhadap ostioporisis atau pengeroposan tulang.

10) Meningkatkan daya tahan untuk


bekerja dan bermain.
11) Memperpanjang usia harapan hidup (Djoko
Pekik. I, 2007: 27).

e. Pola pencegahan dan penanganan penyakit

Menurut Indan Entjang, (2000: 26) dalam garis besar usaha-


usaha kesehatan, dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu: (1)
Usaha pencegahan (usaha preventif), (2) Usaha pengobatan
(Usaha Kuratif), (3) Usaha rehabilitasi (usaha Pemulihan).

Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan


penyakit mendapat tempat yang utama karena dalam
usaha pencegahanakan diperoleh hasil yang lebih baik
serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan
dengan usaha pencegahan dan rehabilitasi.
Menurut Indan Entjang, (2000: 26) bahwa usaha pencegahan

penyakit dibagi menjadi lima tingkat yang dapat dilakukan pada masa

sebelum sakit dan pada masa sakit, usaha-usaha itu adalah:

1) Mempertinggi nilai kesehatan.


2) Member perlindungan khusus terhadap suatu pebyakit.
3) Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada awal, serta
mengadakan pengobatan yang tepat dan segera.
4) Pembatasan kecacatandan berusaha untuk menghilangkan
gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan gangguan suatu penyakit.
5) Rehabilitasi.
Hal-hal yang perlu dihindari untuk tahap usaha
pencegahan, antara lain:

165
a) Menghindari Rokok
Kebiasaan merokok sudah menjangkit diberbagai
kalangan baik itu tua, muda bahkan anak-anak. Merokok
dapat menggangu kesehatan seseorang, adapun bahaya
merokok dapat menyebabkan penyakit jantung,
hipertensi, impotensi, kesehatan janin, dan masalah
kesehatan yang lain. b) Narkotika
Menurut Slamet & Edy, S.M, (2010: 10), narkotika
adalah zat yang jika dimakan, dimunum, atau
disuntikan ke dalam tubuh manusia dapat mengubah
satu atau lebih fungsi badan manusia.
Pada era sekarang ini pergaulan yang tidak sehat yang

menjadi salah satu pintu masuk narkotika pada anak muda,

jenis-jenis narkotika sangatlah banyak, seperti: ganja, morfin,

putauw, sabu-sabu, heroin, dan pil ekstasi. Pemakaian narkotika

secara terus-menerus dapat mengakibatkan pemakainya

mengalami ketergantungan pada narkotika, baik fisik maupun

mental dan pada umumnya mengalami kematian apabila terus

menerus dikonsumsi (Slamet & Edy, S.M, 2010:

Untuk menghindari bahaya narkotika yang perlu


diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Jangan pernah kita sekali-kali mencoba atau
menggunakan narkotika.
2) Menjauhkan diri dari pemakai atau pengguna
narkotika.
3) Jauhkan narkotika untuk menghilangkan kecewa
karena itu hanya sesaat.
4) Untuk menghindari bahaya narkotika sebaiknya banyak-
banyak mendekatkan diri pada Tuhan YME.
c) Menghindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein
Pengaruh minuman beralkohol pada individu dan
masyarakat benar-benar serius, kecanduan alcohol ditemukan

166
pada semua tingkat sosial, baik orang kaya maupun orang
miskin.Alkohol berpengaruh pada sistem pencernaan,
sistem saraf, jantung dan pembuluh darah.Dan akibatnya
adalah kerugian yang meminumnya baik dari segi
kesehatan maupun ekonomi (Mervyn, 2001: 306-309).

6. Kesehatan Lingkungan

Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation

(WHO): Those aspects of human health and disease that are determined by

factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing

and controlling factors in the environment that can potentially affect health. Atau

bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia

dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)

“Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi

yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung

tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.”

Jika disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan


adalah “ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi
lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada
tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”
A. Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan

ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia

2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-


sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajad kesehatan dan kesejahteraan
hidup manusia
3. Melakukan kerjasama dan menerapkan program terpadu diantara masyarakat,

dan institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah

penyakit menular

167
Gambar: Diagram hubungan ekologi dan ilmu
kesehatan lingkungan

B. Permasalahan Kesehatan lingkungan Indonesia

1) Urbanisasi Penduduk

2) Tempat pembuangan sampah

3) Penyediaan sarana air bersih

4) Pencemaran udara

5) Pembuangan limbah industri dan rumah tannga

6) Bencana alam/pengungsian

7) Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

7. Kesehatan Sekolah

Kesehatan Sekolah adalah usaha yang di lakukan untuk


meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis
dan jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMA/SMK/MA. (Tim
pembina UKS,2010: 7) UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang
di jalankan di sekolah – sekolah,dengan sasaran utama adalah anak-
anak sekolah dan lingkunganya, (Soenarjo,2002: 1).

168
Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik

sedini mungkin, selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah mendapat tempat

dan perhatian yang baik di dalam lingkungan pendidikan. Secara garis besar

UKS dapat dikelompokan dalam tiga bidang atau di sebut dengan 3 program

UKS atau yang dikenal sebagai Trias UKS yaitu: a. pendidikan kesehatan, b.

pemeliharaan atau pelayanan kesehatan c. kehidupan lingkungan yang sehat.

Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar sampai sekolah lanjutan,

sekarang pelaksanaanya diutamakan di sekolah Dasar. Hal ini disebabkan

karena Sekolah merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan

terhadap berbagai penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan

selanjutnya. Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan

selanjutnya di sekolah sekolah lanjutan,(Mu’rifah,1991: 251).

Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan UKS adalah


usaha kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun
yang di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta
didik beserta masyarakat sekolah yang lainya yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis
serta optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

A. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah

UKS ialah upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah yang

bertujuan menangani anak didik yang mengalami kecelakaan ringan, melayani

kesehatan dasar bagi anak didik selama sekolah (pemberian imunisasi),

memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik (Drajat Martianto, 2005 : 1).

Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai

sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan

dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai sasaran

sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai dari

tingkat pra sekolah/TK sampai SLTA, termasuk satuan pendidikan luar

sekolah dan perguruan tinggi agama

169
serta pondok pesantren beserta lingkungannya (Depkes, 2008). Sasaran

lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan

pelayanan kesehatan. sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang

meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah.

Sekolah sebagai lembaga (institusi) pendidikan merupakan media yang

penting untuk menyalurkan segala bentuk pembaharuan tata cara dan

kebiasaan hidup sehat, agar lebih mudah tertanam pada anak-anak.

Dengan demikian, akan dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan

keluarga, masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat yang lebih luas lagi.

Anak didik dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap dan

kebiasaan hidup dangan norma-norma kesehatan.

Pendidikan kesehatan di sekolah dasar melalui program UKS


mempunyai peranan yang sangat efektif sebab Sekolah Dasar,
sebagai lembaga pendidikan yang tersebar luas di daerah pelosok
tanah air, dari pedesaan hingga kota-kota besar. Di pandang dari segi
pembiayaan pemerintah dan harapan untuk masa depan, pelaksanaan
UKS di sekolah dasar adalah ekonomis. Apalagi untuk kepentingan ini
masyarakat (orang tua murid) selalu dilibatkan dalam berbagai bentuk,
melalui PGOM (persatuan guru dan orang tua murid). Menurut Depkes
RI (1982: 7) bahwa peserta didik dari tingkat sekolah dasar sampai
tingkat menengah termasuk perguruan tinggi beserta lingkungannya
merupakan sasaran utama dari pembinaan UKS.

Didalam pembangunan nasional, perhatian terhadap dunia anak-anak

tidak dapat diabaikan. Anak-anak merupakan penerus dalam bidang tenaga

kerja, sehingga pembinaan terhadap golongan ini perlu dimulai sedini

mungkin. Sehubungan dengan ini bidang pendidikan dan kesehatan

mempunyai peranan yang besar karena secara organisasai sekolah berada

dibawah departemen pendidikan nasional, Secara fungsional


departemen kesehatan bertanggung jawab atas kesehatan
anak didik. Mengingat hal tersebut, UKS dijalankan atas
dasar titik tolak pemikiran bahwa :

170
1) Sekolah merupakan lembaga yang sengaja dihidupkan untuk
mempertinggi derajat bangsa dalam segala aspek,
2) Usaha kesehatan melalui masyarakat sekolah mempunyai kemungkinan yang

lebih efektif diantara beberapa usaha yang ada, untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari

masyarakat pada umumnya, karena masyarakat sekolah: a) mempunyai prosentase yang tinggi, b)

merupakan masyarakat yang telah terorganisir, sehingga mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan

usaha-usaha kesehatan masyarakat, c) peka terhadap pendidikan pada umumnya, dapat menyebarkan

modernisasi (sebagai agent of change), karena dalam usia ini anak-anak sekolah berada dalam taraf

perkembangan dan pertumbuhan, mudah dibimbing dan dibina. Pada masa ini adalah masa yang tepat

untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan hidup sehat dengan harapan agar mereka dapat meneruskan

serta mempengaruhi lingkungannya sekarang dan dimasa yang akan datang. Masyarakat sehat yang

akan datang merupakan salah satu hasil dari sikap dan kebiasaan hidup sehat yang dimiliki anak-anak

pada waktu sekarang. (Soenaryo, 2002: 148).

B. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah

Menurut Suliha dkk (2002: 36) Tujuan UKS secara umum adalah untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik

sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan

optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia yang berkualitas.

Menurut Suliha dkk (2002: 57-58) Secara khusus tujuan usaha kesehatan sekolah

adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat

kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan

ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di

dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun

lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,

penyalahgunaan narkoba, alkohol dan

171
kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan
masalah pornografi dan masalah sosial lainnya.

Jadi tujuan UKS yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan


kemampuan hidup sehat peserta didik agar dapat menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, baik fisik,
mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya.

C. Sarana dan Prasarana UKS

Mengenai sarana dan prasarana UKS dijelaskan oleh Djonet


Soetatmo (1982, 122 – 123) meliputi : 1) ruang UKS atau klinik sekolah,

2) alat-alat pemeriksaan yang diperlukan, 3) alat- alat P3K, 4) Obat-


obatan sehari-hari yang diperlukan. Berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi
menjadi :

a. Sarana dan Prasarana Sederhana meliputi :


1. Tempat tidur
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.

3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).

4. Minimal melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan


Kesehatan.
5. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 5% dari jumlah
siswa.
b. Sarana dan Prasarana Lengkap meliputi :
1. Tempat tidur.
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.

3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).

172
4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster,
struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan,
data kesakitan murid.
5. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan dan
pelayanan kesehatan.

RANGKUMAN
Pendidikan kesehatan adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan.
Pokok dari pendidikan kesehatan adalah proses belajar.
Kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok, yakni :
1) Persoalan masukan (input)
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran

belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok atau masyarakat yang sedang

belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya.

2) Persoalan proses
Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan

kemampuan (prilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Di dalam proses ini

terjadi pengaruh timbale balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek

belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator) metode dan teknik belajar, alat

bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.

3) Keluaran (output)
Keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa
kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam
4 kelompok besar, yakni : Faktor materi (bahan mengajar),
lingkungan, instrumental, dan subjek belajar. Faktor instrumental
ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan
belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti
fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan sebagainya.

173
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat
sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya:
- Pendidikan Kesehatan di sekolah
- Pendidikan Kesehatan di pelayanan kesehatan
- Pelayanan Kesehetan di tempat kerja dengan sasaran karyawan
atau buruh
- Pelayanan Kesehatan di tempat umum.

Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan secara umum


yaitu untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam
bidang kesehatan. Selain hal tersebut, tujuan dan manfaat
pendidikan kesehatan ialah:

a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.


b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
d. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih
besar pada kesehatan (dirinya).
e. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan mencegah
penyakit menular.
f. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga
dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap derajat
kesehatan masyarakat.
g. Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan
terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan perilaku sehat
sehingga angka kesakitan terhadap pnyakit tersebut berkurang (Notoatmodjo, 2007, Suliha,
2005).

Adapun ruang lingkup pendidikan kesehatan yaitu:


a. Dimensi Sasaran
b. Dimensi Tempat Pelaksanaannya

174
c. Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan.

Pola hidup sehat disini dapat disebut juga suatu kebiasaan yang
baik tentang memelihara kesehatan, dimana kebiasaan tersebut sudah
berjalan dalam waktu yang cukup lama, sehingga seolah-olah telah
menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari orang tersebut.Sehingga
pola atau kebiasaan hidup sehat harus ditanamkan sedini mungkin.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola hidup sehat yaitu:


(1) pola kebersihan diri, (2) pola makanan dan minuman yang sehat,

(3) pola gerak badan atau olahraga, (4) pola keseimbangan kegiatan,
(5) pola pencegahan dan kesehatan diri.

Pola hidup sehat harus disertai dengan kesehatan pribadi dan

kesehatan lingkungan. Kesehatan pribadi merupakan usaha atau perilaku

manusia untuk menjaga kesehatannya sendiri. Adapun faktor yang

mempengaruhi ada 8 aspek yaitu : kebersihan pribadi, kebersihan

lingkungan, makanan, hidup teratur, daya tahan tubuh, pencegahan terhadap

penyakit, fasilitas penunjang kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan.

Kesehatan pribadi harus selau diperhatikan. Adapun pola dari


kesehatan pribadi meliputi : pola kebersihan diri, pola makanan dan
minuman sehat, pola kegiatan seimbang, pola gerak badan dan
olahraga, serta pola pencegahan dan penanganan penyakit.

175

Anda mungkin juga menyukai